Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Kalian Dengar Keluhanku

Pengantar : Tulisan ini menanggapi pertanyaan sdr. Kadis-kadis yang mengusung pertanyaan, t olak ukurnya apa?. Berbuat sesuatu itu yang bekerja karena daya nafsu atau daya dari Allah?. Sekaligus juga menyambung pembicaraan dengan Bpk. Riano Putra per telpon. Di hantarkan dengan gaya ber cerita.  Mengapa Begini Mengapa Begitu..?. BLARR…RR…RR..!.  Bagai gelombang Tsunami yang menggilas kota Sindai di Jepang. Ketika air bah menerjang apa saja di hadapannya, menjungkir balikan yang menghadangnya;  mobil-mobil terlempar kesana kemari, tak berdaya berada dalam genggaman,   ‘Tangan-tangan Tuhan!’. Begitulah kejadiannya; ketika sekelompok manusia bagai air bah menjungkir balikan apa saja di hadapannya, dengan tongkat di tangan dan teriakan ‘Allahu Akbar..!’; menghancurkan apa saja yang menghadang; meja, kursi, botol-botol minuman, dan lain sebagainya.  Manusia berlarian kesana kemari, seperti laron-laron berterbangan, dengan teriakan putus asa dan papa. Sebagian bersembunyi

Meditasi Dalam Gerak

Pengantar : Kajian ini mengakhiri  rentetan kajian sebelumnya yang dihantarkan untuk  menanggapi tulisan Bpk. Riano Putra, yang mencoba mengusung tema;  problematika umat Islam dalam menyikapi kondisi Islam terkini, yang  nampak di layar kaca  hanya penuh dengan kekerasan dan kekerasan lagi. Maju kena mundur kena Islam sesungguhnya adalah agama kasih sayang. Islam mengecam dengan keras  segala bentuk aksi kekerasan, kemudian  bahkan Islam tidak tanggung-tanggung;  mengancam para pelakunya dengan siksa dunia dan akherat. Hukum ini adalah hukum kepastian yang akan bekerja kepada para aktor ; para pelaku kekerasan. Kemana lagi mereka akan berlindung..?. Allah sangat keras hukumannya. Mestinya kita tenang dengan kepastian ini. Serahkanlah segala urusan hanya kepada Allah. Namun… Apakah dengan demikian, selanjutnya kita berdiam diri saja melihat anak kita tidak sholat ?. . Apakah kita tidak boleh memukulnya..?. Apakah juga dengan demikian;  lantas akan kita biarkan

Postulat Kehendak Diatas Gerak

Pengantar :   Telah dikupas dalam kajian sebelumnya, Islam memberikan nilai  atas setiap aktifitas yang ditujukan hanya karena Allah, sebagai  aksi yang bernilai ‘kebenaran’.  Inilah ibadah dalam konsepsi Islam. Selebihnya akan tertolak. Mengapa begitu..?. Bagaimana kemudian dengan lainnya. Bagaimana menjelaskannya..?. Untuk itulah kajian ini dihantarkan. Apakah ada bedanya..? Sungguh sulit  merangkai kejadian yang secara kasat mata merupakan  fakta kekerasan. Bagaimanakah  memaknai  perangnya Muawiyah dan anaknya Yazid. Bagaimana dengan perangnya  Ali bin Abu Tholib ra ?, Bagaimana dengan perangnya Siti Aisyah ra..?. Bagaimana menjelaskan posisi ‘kebenaran’ kedua pihak..?. Bagaimana menjelaskan bahwa perang diantara mereka  bernilai  ibadah bagi mereka ?. Lebih jauh lagi,  bagaimana dengan  perang Salib ?. Juga dengan perang nya Arjuna dalam kisah Mahabarata?. Terus bagaimana keadaannya dengan perang-perang lainnya..?.  Perang Dunia I dan II misaln

Kebaikan Diantara Kebenaran

Konsepsi Kebenaran Masih melanjutkan bahasan pada Kajian 2; Hampir semua golongan menyatakan kebenaran akan ajarannya. Kebenaran akan tindakannya. Islam sendiri dengan tegas menyatakan  kebenaran atas dien-nya. Pernyataan ini membuat gerah sebagian penganut agama lainnya. Pernyataan dalam al qur’an yang meng-kafir-kan orang dan juga sebagian golongan atas golongan lainnya; di klaim sebagai pernyataan yang memicu perselisihan dalam memperebutkan klaim kebenaran. Siapa benar dan siapa salah. Siapa kafir dan siapa muslim. Kemudian berkembang menjadi siapa kuat dan siapa lemah. Kebenaran kemudian menjadi identik dengan kekuatan. Akhirnya dengan ‘kebenaran’ model seperti ini , setiap kelompok menyusun kekuatan untuk mendukung produk ‘kebenaran’ tersebut. Maka munculah pemerintahan dan kelompok-kelompok ‘egaliter’ dengan kekuasaan model seperti ini. Benarkah sejauh itu..?. Kebenaran hakekatnya berada dalam dimensi keyakinan kita, sementara hakekat   keyakinan dapat bertumbuh seiring