Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Diskusi Tasawuf, Mengungkap Jatidiri 'AKU'

Pengantar : Rangkaian diskusi ini sengaja dihantarkan kembali. Diskusi yang sudah lama terpendam. Entah kenapa ingin dituangkan kembali. Agar diri ini kembali mengulang pengajaran Allah. Mohon maaf karena diposting apa adanya, maka rangkaian diskusi dimulai dari bagian bawah tulisan ini, berdasarkan waktunya. Salam From:   Arif Budi utomo <budiutomoarif@rocketmail.com> To:   IMAM SARJONO <imam.sarjono@yahoo.com.au>   Sent:   Friday, 14 May 2010 7:36 PM Subject:   Bls: Bls: Bls: Bls: Kondisi jiwa: zero mind Pada saatnya sang AKU harus kembali jua,  INALILAHI WAINAILAHI ROJIUN, janganlah sang AKU , mengaku aku lagi. Dari Allah kembali ke Allah. maka selesai sudah tugas sang AKU. Meski Raga kita masih mengikuti takd i rnya namun sang AKU, telah kembali dalam dekapan TUHANNYA. Maka yang tampak adalah pujian  Alhamdulillah . Sebab semuanya adalah hanya Allah adanya. SEGALA PUJI BAGI ALLAH. segala daya yang menggerakan adalah ALLAH adanya LAHAULA WALA KUWATA ILLA

Dualitas Alam Semesta, Menuju Kearifan Puncak

“Yang mulia dapat memerintahkan para sarjana untuk menelaah- (disunting)-Penelaahan seperti ini akan membuktikan bahwa hukum kausalitas , yang menjadi sandaran semua pengetahuan, didasarkan pada pengetahuan rasional , bukan pengetahuan inderawi . Pemahaman universal dan hukum-hukum umum, yang menjadi dasar semua argumentasi, juga rasional dan tidak inderawi. (disunting) –Kenyataan bahwa materi dan setiap objek material memerlukan ‘cahaya’ murni , yang benar-benar bebas dari sensibilitas, dan bahwa konsepsi esensi manusia yang intuitif secara pasti akan mengatasi indra manusia itu sendiri -(disunting) – Hingga jelaslah bagi Yang Mulia bahwa pengetahuan hakekatnya benar-benar terpisah dari materi dan karenanya itu, tidak terikat oleh hukum-hukum materi.” B egitulah  sepenggal surat  Imam Khomeini  kepada  Michael Gorbachev . (saya sunting sebagian tanpa mengurangi muatannya). Sebuah surat yang menyarankan kepada pemimpin besar Rusia saat itu agar mampu menyikapi kemelut Internasio

KIsah Spiritual, Perjalanan ke Barat 2 (Butterfly Effect)

P erjalanan ini/Trasa sangat menyedihkan/Sayang engkau tak duduk/Disampingku kawan/Banyak cerita/Yang mestinya kau saksikan/Di tanah kering bebatuan Tubuhku terguncang/Dihempas batu jalanan/Hati tergetar menatapkering rerumputan/Perjalanan ini pun/Seperti jadi saksi/Gembala kecil/Menangis sedih ... Kawan coba dengar apa jawabnya/Ketika di kutanya mengapa/Bapak ibunya tlah lama mati/Ditelan bencana tanah ini/Sesampainya di laut/Kukabarkan semuanya/Kepada karang kepada ombak/Kepada matahari/Tetapi semua diam/Tetapi semua bisu/Tinggal aku sendiri/Terpaku menatap langit.. Barangkali di sana ada jawabnya/Mengapa di tanahku terjadi bencana Mungkin Tuhan mulai bosan/ Melihat tingkah kita/Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa/Atau alam mulai enggan/Bersahabat dengan kita/Coba kita bertanya pada/Rumput yang bergoyang. (Berita Kepada Kawan by Ebiet G.ADE) R omansa dan romantika apakah yang terus berlintasan dalam batin Mas Thole. Mendengar sebuah keputusan ghaib atas keberangka