Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Kajian Mahabbah, Bahayanya CINTA Tersembunyi

Ketika manusia mencintai kepada  selain  Allah, hekaketnya dia sedang memintal  bara dendam rindu, yang semakin lama menekan jiwa  dan raganya. Dia tak sadar jika dirinya sedang memintal kegelisahannya menjadi  semakin lebar dan melebar lagi,  sebagaimana perumpamaan  laba-laba yang sedang memintal rumahnya. Begitu rapuhnya kontruksi rumah laba-laba, jika kita mengetahuinya.  Rahsa tak berkesudahan Bukankah begitu pelik kisah  cinta, semisal kerinduannya Zulaikha kepada nabi Yusuf as, semisal kerinduan Majenun kepada Laela, serupa pula kisah Romeo dan Juliet, begitu pula sepilu kisah cintanya Raden Panji Inu Kertapati dengan Dewi Sekar Taji (Dewi Candra Kirana) . Masih ada lagi kisahnya Cleopatra,  siapakah yang terlintas dalam pikirannya jika seorang ratu rela bunuh diri bersama kekasihnya, karena sang ratu akan di pinang oleh raja Romawi. Sungguh kisah yang sulit dipahami. Masih ada lagi kisahnya Rojali dan Juleha, dan masih banyak kisah lainnya yang tersebar, terserak 

Kajian Syahadat, Yang Saling Menyaksikan

A ku bukanlah Aku sebagaimana kau tahu, sebab Aku sendiri tidak pernah bertemu dengan diriku. Aku menjadi ada setelah bertemu dengan Engkau. Engkau yang memberitahuku tentang bagaimana keberadaanku. Kemudian Aku menjadi yakin atas keberadaanku. Semua saling menunggu, menunggu Engkau mengenali AKU, dan begitu juga sebaliknya. Jika tiada yang mengenali, maka Aku juga akan hilang di telan masa. Sebab tiada sesuatu yang mengenali Aku. Apakah menjadi berarti jika tiada yang mengenali Aku, ataukah sebaliknya untuk apakah Aku mesti dikenali. Atau perlukah Aku mengenali Engkau ?. Saling mengenal dan saling menunggu menyatakan keber-artian dan keterikatan, agar keberadaan dalam kesadaran tetap terjaga. Maka Aku dan Engkau saling menjadi saksi atas satu sama lainnya.  Jika mengerti keberadaan adalah dalam bentuk berpasangan maka kesadaran pun demikian juga.  Keberadaan adalah sebuah pernyataan adanya kesaksian. Kesadaran yang menyaksikan, akan menyebabkan (hakekat) suatu ke

Kisah Spiritual, Menyingkap Misteri Sang Titisan

L e m bayung jingga masih menggayut di sudut kota. Nampak seperti butiran pelangi semburat diatas langit Jakarta. Hujan baru saja turun seharian hingga sore hari ini, rintiknya masih turun satu-satu. Membasahi jalan dari ujung kota  hingga menyusuri pinggirannya. Menyebabkan kemacetan disana sini.  Seorang pemuda nampak bergegas turun dari angkutan kota. Berjalan sesaat menuju pangkalan ojek, diujung seberang jalan. Terlihat dia berkata sepatah dua patah kata, seperti menunjukan suatu tempat tujuan. Kemudian bersama ojek yang ditumpanginya, zig-zag kesana kemari, dan sebentar sudah hilang di batas jalan. Di tempat lain, nampak sebuah rumah di  pinggiran Jakarta. Tak jauh dari jalan tol Jakarta-Cikampek. Rumah yang biasa, sebagaimana perumahan di kota-kota lainnya.  Tidak ada yang istimewa. Dua buah rumah type 45 yang di renovasi dan di gabungkan menjadi satu. Nampaknya rumah inilah, tujuan pemuda tadi. Betul juga, tak beberapa lama terdengar deru suara motor. Dan sesaat