Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Kesadaran Yang Cerdas

Gambar
S eringkali kita tidak mengetahui ‘value’ hidup kita sendiri. Apakah tujuan hidup kita ?, mengapakah kita ada di dunia ini ? Apakah peran saya di dunia ? Kenapakah saya tidak bisa seperti si A atau si B, dan lain sebagainya, banyak sekali pertanyaan yang menggayuti dan mengganggu kita, sehari-hari, keadaan ini lambat laun akan menerpa hati, membuat suasana hati kita tidak nyaman. Tanpa memiliki  ‘value’  atas hidup ini  maka kita tidak akan memiliki keyakinan. Keyakinan inilah yang akan menjadi tiang pancang diri kita untuk menjalani kehidupan kita sehari-hari, tanpa keyakinan itu, kita hanyalah sebuah kapal yang  terombang-ambing di lautan. Bagaimanakah kita menemukan ‘value’ ini. Menambahkan  ‘value added’  lagi, dan lagi, melalui sebuah proses ‘improvement’. Adalah  Sebuah proses  ‘Continuous Improvement’.  Yaitu metode bagaimana memasuki kebermaknaan hidup yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Melalui eksplorasi dan pengkajian diri sendiri. Perilaku manusia akan dikontrol

Sebab DIA Sibuk Dengan Kekasih-NYA

Gambar
Ku sadari aku hanyalah kilatan rahsa Tak perlu waktu lama kumelupakan Mu Pada kelokan pertama, blam..hilang Aku tertawa dalam suka-suka Adakah aku pernah berdoa pada Mu? Ha...ha... ... Ha..ha... Rahsanya akan lebih banyak terbahak karena kuasa dan harta, juga wanita sibuknya mengurus semua itu karena aku mampu tanpa Mu tiada empaty penuh alibi ... Pada tikungan kedua aku jatuh dan luka Wajah-wajah  menatap iba Kusadari setelahnya Aku hanyalah sepenggal kenangan kesedihan Dengan gampang ku bersimpuh, pada Mu rahsanya tiada malu, "Ya Allah, Engkau Tuhanku...!" Pintaku merintih, menangis Hu...hu... ... Hu...hu... " Dengarlah dukaku, adakah orang yang lebih menderita dari padaku?" Tanyaku menjejak bumi dan menggebrak langit Seakan diriku sendiri lupa, bahwasanya aku pernah jumawa.. ha..ha.. ... Cobalah tanyakan pada serbuksari yang jatuh di kayu pada perawan yang  tak pernah dirayu pada kumbang yang kehilangan ratu pad

Prasangka Hati Merajai

Gambar
“ Kalau kau masih punya perasaan, mengapakah bunga kau buang di jalanan. Kalau masih punya rasa iba mengapa perahu kau dayung sendirian. Akan kemanakah engkau berlabuh sementara laut seakan tak bertepi.” Berkata Putri … “Duhai Putri, tak berbuih samudra (adalah) isyaratkan dukamu. Kala diammu hening, cakrawala , ingatanmu merobek bulak bulan di singgasananya .” … Airmata menetes, mutu manikam , jatuh berserakan, tercecer di bawah mata kaki. Luruh bersimpuh jiwa, tak kuasa menahan luka. Tubuh bergetaran, isak, marah, kesedihan dan kepedihan. Lirihnya saja terdengar. Menanda langit tercabik tangan srigala Aroma belukar dalam lintasan prasangka.. Dan MURKA..! … Betapa sedih terasa, yang dulu  hijau kini memerah … “Putri kekasih istana, tiadakah berbelas kasih, Lhatlah ! Telor-telor yang dierami enggan menetas. Burung-burung yang terbang telah melupakan sarangnya. Angin bergerak tak tentu arah, menjadi pusar tornado. Kupu-kupu kehilangan ke

Kisah Spiritual, Hilangnya Petunjuk KAMI

Gambar
" Mungkin saja aku lupa , atau bahkan tak mengerti apa-apa. Ketika duka tak memilih. Ketika raga begitu perih. Mengamati perjalanan ini, menetapi takdir-takdir yang disini. Begitu lamanya keyakinan diri ini. Mencoba mengerti, atas apa yang menghampiri. Lintasan-lintasan penuh misteri. Malam-malam yang sepi tanpa cahaya bulan. Bahkan manakala cinta yang di damba selalu menjadi duri dalam hidup. Semua yang diimpikan kini hilang terbakar. Panasnya menyesak di dalam dada, mau berkata apa lagi. Nusantara baru adakah hanya ilusi sebuah permainan pikiran? Sejauh manakah pemahaman atas apa yang dilakukan. Harus kemanakah lagi mencari simpul-simpul yang akan memperjelas keadaan. Benarkah apa yang dilakukannya sudah berada pada rel yang benar? Mengapakah keyakinan diri ini harus kembali dipertanyakan? Mencoba bertanya pada langit. Siapakah Satria Piningit yang akan meredam gejolak bumi? Sehingga jaman ‘goro-goro’ ini tidak memakan korban lagi? Tujuh Paku Bumi telah di tanjapkan

Misteri Ikan Salmon dan 'Jalan Pulang', Sebuah Kajian Simbol

Gambar
L idah api, misteri terjulur . Warisan buah pemahaman  begitu sederhana, telah dicatat dalam rangkaian DNA. Namun manusia meski melanglang buana. Keseantero jagad semesta demi menguraikan semua tanda dan pesan-pesan sang Pencipta. Mengapakah manusia meski melakukannya ? Ya, sebab panggilan itu selalu saja bergaung dalam sanubarinya tanpa mereka pinta. Panggilan ‘pulang’ akan selalu meresap jauh ke lubuk hati setiap manusia. Setiap diri menyadari bahwasanya bumi ini bukanlah tempat tinggal mereka. Ada sesuatu yang aneh yang akan terus memaksa diri mereka untuk mencari hakekat keadaan siapakah ‘jatidiri’ mereka.  Panggilan yang tidak mungkin di nafikkan begitu saja. Itulah fitrah manusia. Manusia meski dan pasti pulang. Banyak jalan pulang kemudian ditawarkan dalam pelbagai ‘keyakinan’. Penawaran yang tidak cuma-cuma. Semua menawarkan bonus surga. Bagai biro perjalanan yang tengah ber promosi saja. Semua biro perjalanan pasti akan menawarkan hadiah dan juga kemasan yang menari