Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Kisah Perjalanan Paku Bumi (11), Rahasia Pesan Langit 2

Gambar
01/27/2016, 11:54 - Fulan: assalmualaikum wr wb. 01/27/2016, 11:54 - Fulan: gmn kbr om? 😊 01/27/2016, 11:54 - Fulan: om,mau konsul 01/27/2016, 11:55 - Fulan: ini kok 2 minggu ini bdan sy skit smua y 01/27/2016, 11:55 - Mas Thole: Walaikumsalam 01/27/2016, 11:55 - Mas Thole: Coba ceritain dr awal mulanya 01/27/2016, 11:55 - Fulan: kelenjar ketiak sm kaki bengkak sdh 2 minggu g membaik 01/27/2016, 11:56 - Fulan: awalnya g ada apa2 om.. 01/27/2016, 11:56 - Mas Thole: Coba foto kaki yg bengkak 01/27/2016, 11:57 - Fulan: bkn kaki om,tp kelenjar d ketiak sma d selangkangan bagian kiri semua 01/27/2016, 11:58 - Fulan: sdh k dokter,kmungkinan infeksi. klo minggu dpan tdk mmbaik,mau drujuk k bedah 01/27/2016, 11:58 - Fulan: tp rasanya bagian tngan & kaki kiri sakit smua,,nyeri g ilang2.. 01/27/2016, 11:58 - Mas Thole: Hmm... 01/27/2016, 11:59 - Mas Thole: Fulan siapin daun sirih...petik aja jumlah ganjil 01/27/2016, 11:59 - Fulan: sblmnya g prnah sm skali

Kisah Perjalanan Paku Bumi (11), Rahasia Pesan Langit 1

Gambar
Dialah yang terbuang kawan Dari galau kehidupan, Kini membawa luka, disaput dendam kesumat Tapi dia tegar berjuang kawan, Di tengah kemunafikan Tanpa memperdulikan Bibir-bibir tercibir Oh, Sungguh dia perkasa Bagaikan kuda liar Meringkik memecah malam Buat menoreh hari esok Disepanjang lorong yang kelam Peduli hari kemarin Dialah yang terbuang kawan Senantiasa berkawan malam Cuma satu harapannya memetik matahari (Song Rita Rubby Hartland, Dia Yang Terluka) Dialah yang terbuang kawan, senantiasa berkawan malam, Cuma satu harapannya memetik matahari untuk nusantara. Biar matahari terbit disana, menjadi fajar yang menerangi hati. Tanpa memperdulikan bibir-bibir tercibir. Bagaikan kuda liar dia meringkik di tengah malam. Dia tegar berjuang kawan, ditengah kemunafikan. Dialah yang terbuang kawan, dari galau kehidupan. Maka dikisahkannya disini. Sekedar mengobati rahsa gundah hati. Sebuah kisah yang tak berarti. Kisah anak manusia yang menerobos

Kisah Perjalanan Paku Bumi (11), Habislah Pusaka-pusaka Kami (?)

Gambar
“Di saat hujan turun dan jalanpun licin, dia berjalan menentang waktu yang selalu mengejar. Tak peduli basah kuyup. Dia berharap itu tak sia-sia. Meski dingin menggigill dia kuatkan diri. Kalau dapat berlari agar cepat sampai. Jauh, masih jauh, 0h jauh makin jauh. (Song Rita Rubby Hartlad, 1982) Jauh, masih jauh. Jejak hayuning brata niskala Ayu verda, ing dharma mukti badra Sesungguhnya dalam setiap perjalanan, ada yang singgah dan berhenti, ada yang berjalan tertatih-tatih, Meski jeritnya tinggi membelah langit, seakan mengejar sesuatu yang sudah pasti Sirihnya dengan menyimpan sejuta laksa, dalam kembang yang berpendar Batu-batu cadas merintih kesakitan Ditikam belatimu yang pernah tak ayal Selamat tinggal kamu, bukan karena ku benci kau +++ Satu perjalanan yang tidak pernah usia. Sejauh langkah, kini berujung pada waktu yang semakin sulit dimaknai. Tidak saja suasana langit, suasana jiwapun kadang hening dalam kegaduhan yang misteri. Hujan dan pet