Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Kisah Perjalanan Paku Bumi (Tamat), Paku Terakhir

Gambar
“Sebuah lubuk di antara kuntum yang bermekaran, ada satu duri yang menjadi penusuk pada setiap keadaan/ Bukan bumi yang menghimpit, tetapi cakrawala yang akan menyentuh bumi dengan gravitasi pada wujud sang saka/ Ketika getar yang mengantarkan para pujangga, maka di sana ada satu berita yang tak hanya akan menghancurkan raga2, tetapi alam semesta menjadi pudar dalam jejak tanpa ada ulas/ Semua hadir dalam satu ungkapan yang menghunus setiap lempengan pagarruyung, maka hancur dan musnah pada kaki sang juru kunci yang mengkhianati/ Bukan itu yang menjadi kendali, tapi ingat akan api yang telah kau dekap sejak bayi, api itu menebar mebjadi tetesan darah yang membakar hangus bumi pertiwi/ Sejumput rumput akan memadamkannya, tanpa meski ada singgasana di antara perdu yang kau tebar/ Senyawa menjadi bagian raga di antarw berbagai petaka/  Jangan salahkan astrajingga, karena itu memang sudah menjadi tugasnya/Ketika sang saka mendekati bumi, kau nemilih berdiam diri, lalu mati pada ko

Kisah di Balik Kisah Spiritual

Gambar
K isah-kisah spiritual Mas Thole selanjutnya akan kembali dihantarkan dalam kesedihan dan dalam pekatnya perasaan. Dalam kebimbangan dan juga dalam ketidakpastian keselamatan. Kisah-kisah yang disandingkan kepada sidang pembaca ini hanyalah sebuah kisah perjalanan anak manusia biasa yang terhimpit di dalam belantara hutan gedung di ibukota. Terseok-seok dalam mencari pijakan. Menetapi takdir diantara kemacetan lalu lintas.  Mencari Tuhan dari satu masjid ke masjid di mall-mall yang sempit dan berbau asap knalpot  dan juga sampah sisa-sisa makanan fast food restoran cepat saji. Jauh dari  suasana sufi. Hidup diburu sang waktu, pagi bertemu pagi. Malam bertemu malam. Subuh berangkat keja dan malam hari mendekat jam 23.00 wib baru pulang. Begitu ritme kehidupannya. Kebutuhan hidup telah melibas seluruh kesadarannya. Menjadikan pertanyaan Tuhan yang manakah yang disembahnya. Kemudian apa kejadiannya? Kesemuanya itu tidak  menyisakan apa-apa, hanya nelangsa di dada. Sesaat dia me

Misteri Negri Diatas Awan

Gambar
Meranggas di Kamis pagi. Nampak sederetan penggunungan terpampang nyata. Tinggi menembus langit, dua gunung kembaran Sindoro dan Sumbing di depan mata. Awan masih meliputi, suasana terasa dingin di kota ini. Kaki-kaki dua gunung seperti akar raksasa yang menjalar membentuk gumpalan-gumpalan pegunungan lagi. Perahu, Dieng, Sitieng dan banyak lagi nama-namanya. Kesanalah rombongan  menuju, sebuah daerah yang sering di sebuh sebagai  ‘Negeri Di atas Awan’ atau  ‘Kahyangan’ . Tempat dimana seorang tokoh sakti mandraguna ‘Gatotkaca’  dibenamkan di sebuah kawah disana.  ‘Kawah Candradimuka’  namanya. Dikisahkan dalam pewayangan bahwa Gatutkaca adalah anak seorang raksasa yang menguasai kerajaan Pringgondani. Sebagaimana kisah lainnya. Kisah inipun hanya ada dalam tataran kesadaran orang-orang jawa. Namun bagi orang-orang yang mampu beranjang sana ke dimensi para raksasa di balik bukit disana, maka kisah ini bukanlah sekedar dongeng wayang belaka. Sebab Mas Thole sudah bertemu dan menjadi

Episode Sanghyang Batari- Kisah Rermbulan Retak

Gambar
Kisah Sanghyang Batari yang selalu menuai kontraversi. Siapakah sesungguhnya yang tahu hakekat keberadaan tokoh yang satu ini. Semua hanyalah ilusi permainan antara keyakinan versus keraguan manusia. Siapakah yang meyakini keberadaannya? Akankah keyakinan tersebut bermakna bagi dirinya? Lihat kemudian disisi sebaliknya, orang-orang yang mengabaikan keradaannya dengan penuh keraguan dan rasa curiga atas entitas yang tak kasat mata ini? Apakah sama makna hidup bagi diri mereka diantara dua kubu yang bersiteru ini? Kontraversi ini akan dihadirkan sebagai bagian dari hukum alam yang selalu berada di dua poros kehidupan. Salah dan benar, baik dan buruk, hitam dan putih, positip dan negative, tinggi dan rendah, gelap dan terang, dan masih banyak lagi pertentangan yang ada di alam raya ini. Apakah dengan diangkatnya kisah ini kepermukaan akan membuat tokoh ini bermakna? Siapakah yang bisa memaknai kehadirannya? Apakah jika manusia tahu bagaimana keadaan raganya kemudian kaan berbalik a