Kisah Perjalanan Paku Bumi (Tamat), Paku Terakhir
“Sebuah lubuk di antara kuntum yang bermekaran, ada satu duri yang menjadi penusuk pada setiap keadaan/ Bukan bumi yang menghimpit, tetapi cakrawala yang akan menyentuh bumi dengan gravitasi pada wujud sang saka/ Ketika getar yang mengantarkan para pujangga, maka di sana ada satu berita yang tak hanya akan menghancurkan raga2, tetapi alam semesta menjadi pudar dalam jejak tanpa ada ulas/ Semua hadir dalam satu ungkapan yang menghunus setiap lempengan pagarruyung, maka hancur dan musnah pada kaki sang juru kunci yang mengkhianati/ Bukan itu yang menjadi kendali, tapi ingat akan api yang telah kau dekap sejak bayi, api itu menebar mebjadi tetesan darah yang membakar hangus bumi pertiwi/ Sejumput rumput akan memadamkannya, tanpa meski ada singgasana di antara perdu yang kau tebar/ Senyawa menjadi bagian raga di antarw berbagai petaka/ Jangan salahkan astrajingga, karena itu memang sudah menjadi tugasnya/Ketika sang saka mendekati bumi, kau nemilih berdiam diri, lalu mati pada ko