Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Kisah Spiritual, Amanat Galunggung (2)

Gambar
P enantian bersama ingatan yang pergi. Esok hari raga masih disini menemani. Begitu liar jiwa memahami. Mengapa begitu sulitnya untuk mengerti. Kisah ini bukanlah tentang kenyataan. Kisah ini mengkisahkan perihal keyakinan. Sebuah hal ghaib yang diyakini akan menjadi kenyataan . “Yah suatu hari nanti,” demikian keyakinan. Entah esok hari ataukah mesti berulang abad kemudian hari.  Ilusi yang dianggap sebagai wujud kenyataan yang diyakini pasti terjadi. Begitu keadaannya. Janganlah tanyakan bahwa kisah ini ghaib ataukah bukan. Angan ataukah kenyataan. Terserah darimanakah sudut pandang? Tanyakan saja kisah ini pada orang yang lalu lalang maka jawabnya adalah kisah disini hanyalah dongengan angan semata. Kemudian tanyakanlah kisah ini kepada yang mengalami kejadiannya. Maka jawabannya kisah disini adalah kenyataan. Sudah jelas keadaaanya. Kisah disini adalah angan-angan hanya sebuah dongengan semata begitu anggapan sebagian orang. Namun kisah ini jugamerupakan kenyataan bagi

Konspirasi Cinta Sang Hafizs, Kepada Yang Berjanji

Gambar
A ngin, air dan api Tanah tinggi dan bukit bersemi Awan selintas pergi Turunkan rintik hujan Bening diantara sekawanan Burung onta dan dedaunan Hantarkan Hafizs ke pelaminan Menyenangkan bukan sebab senang Menyedihkan bukan sebab sedih Mengharukan bukan sebab haru Niskala tersembunyi dari mata Terlepas dari Indra Terurai dari sapa Gerak semesta Menjadi Penyaksi waktu Kala sembilu menyayat kalbu Serumpun perdu hias malammu Biru nuansa ungu terlipat syahdu Malam diam menunggu Wahai kekasih.. Sang Hafizs datangi aku Dipintanya rembulan dan matahari Petik satu atau dua di galaksi Sematkan sepanjang jalan Biar malam disebelah kanan "Bagaimana jika Kami ambil, kemudian gelap keadaan. Apakah mata yang buta?" Hati tertipu cinta Tidak di mata, tidak di rahsa "Kalian tinggalkan cinta Nya!" Di Mayapada tidak ada iba Pagi datang dari sebelah kiri Cahayanya menyinari Hati menghadap dengan

Kisah Spiritual, Amanat Galunggung (1)

Gambar
M alam memasuki isya, saat tidak ingin hati menggerakan jari jemari untuk menuliskan kisah spiritual lagi. Email yang masuk dari salah satu kesatria membuat dirinya terhenyak. Orang masa lalu menyapa. Dalam kisaran sepersekian detik sang waktu memberitahu. Saatnya memasuki babak kisah baru. Menelisik bagaimana kejadian masa lalu. Sehingga kerajaan-kerajaan besar di tanah air berguguran bagai daun kering di makan ulat. Siapakah kesatria itu? Angan menjelajahi pikiran, mencari detail kisah yang layak disandingkan. Bagai layar sejenak kesadaran berhenti. “Benarkah itu Singosari?”   Api membelah angkasan, percikan lelatunya mengudara. Jerit tangis menyadarkan bahwa semua itu hanyalah lintasan masa lalu. Sejenak dibiarkan kesadaran memasuki lorong waktu memasuki sebuah dimensi yang tak asing bagi Banyak Wide. Singosari!. Lintang Selatan di Khatulistiwa Ketika petang, semua berjalan dengan tenang. Tak ada yang menjala ikan atau menuai sadapan tanaman untuk kebutuhan sehari