Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Misteri Kabut Suci Kelud (2); Episode Titah Kami

Gambar
Pada waktu pemerintahan Airlangga, keadaan negara tentram, keamanan terjamin, dan negara mengalami kemajuan yang pesat. Karena raja Airlangga mempunyai 2 orang putera, maka pada akhir masa pemerintahannya ia memandang perlu membagi kerajaan menjadi dua bagian untuk diserahkan kepada kedua putranya, agar dikemudian hari tidak terjadi perebutan tahta. Pembagian itu terjadi pada tahun 1042, yaitu menjadi kerajaan Daha (Kediri) dan Kerajaan Jenggala. Kerajaan Jenggala yang berdiri pada tahun 1024 terletak di daerah delta Brantas, yaitu meliputi pesisir utara seluruhnya, dengan demikian menguasai bandar-bandar dan muara sungai besar, sedangkan ibukotanya berada di sekitar Kecamatan Gedangan sekarang. +++ Dewi Kilisuci, wajahnya memantul diatas kaca pualam. Menahan penatnya malam yang terus bergiliran menyapa dan bertanya . “Kanda bilakah sudah saatnya?” Seraut wajah muncul dalam meditasi yang hening di kala senja berganti temaram dalam sujud alam. Wajah yang yang benar-b

Misteri Kabut Suci Kelud (1) : Episode Dewi Kilisuci

Gambar
Tatkala dia tersungkur, batinnya hilang bersama kemasgulan yang terus menderanya sepanjang hari. Dia tahu bahwa dirinya telah di dahului. “Kesempatan telah lewat, mungkin tunggu hari esok.”   Batinnya mengaduh, menahan kesakitan yang terus saja mengejarnya di sepanjang pagi. Belum lagi telinga kanannya yang berdengung seperti tiupan peluit kereta di rongga telinga dan sementara itu disaat yang sama,  air telaga rasanya seperti deras  mengalir,  memenuhi kepala melalui telinga kirinya. Coba bayangkan bagaimana sakitnya, saat otak dibanjiri? "Waktuku tak banyak...Hhk!" "Kemanakah akan kusambangi. Jika hati terus menanyakan kapan akan pergi" Duhai Dewi, Sang Maharani sakti durga dan Kalagini Meruapnya seperti menusuki Apakah sudah saatnya kini? Bukalah ruang dimana kau meditasi  Kala dan kili dalam kesucian  Durga Kali  Disanakah engkau menanti ? Biarlah jiwa menyambangi Sudah saatnyakah Dewi? +++ Dirinya sadar, bahwa dial

Mantram Gajah Mada (1), Episode Jejak Langit Yang Terlupa

Gambar
Pati ajining luhung budi Tan sirno sakjroning ati Siro lan manungso, yo jalmo podo Tumindak no, tomindak Gusti +++ Terlelap dalam lautan emosi, tinggalkan mimpi. Bende Mataram telah di tabuh lagi, bertalu menyambangi waktu yang tidak menanti lagi. Majapahit jauh dan terlihat hanyalah ilusi. Sumpah Palapa Mahapati tak terasa gaungnya. Ketika jutaan manusia menuju istana di jaman terkini. Entah lakon apa yang akan manusia mainkan lagi. Entah apa yang ingin manusia perjuangkan lagi. Adakah diantara mereka disana mau bersumpah kepada bumi?  Ataukah mereka akan berpaling lagi dan tidak mau menepati janji sesaat setelah terpilih khalifah nant? Benarkah banyak manusia berjanji hanya kepada egonya sendiri? Entahlah, cakra manggilingan terus berputar, menjadi penyaksi atas kisah dendam dan rindu para insan manusia yang sering tak pahami mengapa semua harus terjadi. Mengapa mereka mau berjalan kaki hanya untuk mengenang kembali sebuah kisah yang tak mungkin kembali? Kisah h