Paregreg, Perang Yang Tak Usai (2)
K anvas putih di sudut ruang. Satu titik dalam kesepian. Merayapi kegelapan malam. Menggores perlahan, satu huruf demi satu huruf dalam bahasa kawi. Tekanan tak sama dari setiap hurufnya. Seperti menahan beban. Nafasnya tertahan diantara iga dan belikat. Kemudian dihempaskannya dalam satu erangan. “Argh......!” Getaran hawa magic membangkitkan alam alam kesadaran. Kesedihan yang melumatkan hati. Erangan siapakah itu? Adakah Bhre Wirabumi? Kisah Menak Jingga dan Dhamarwulan yang terbangkitkan? Kisah Majapahit Timur dan Barat yang luput dari semua kajian. Kisah rindu dendam para penguasa kerajaan. Kisah yang dibadikan oleh perang. Perang Paregreg. “Dari sisi manakah keindahan perang?” *** Lolongan anjing bersahutan. Jemari gemetaran tak mampu ditahan. Tangan seperti ingin menuliskan. Namun diotaknya tidak ada referensi atas huruf dan bahasa yang ingin disampaikan. Menangis dirinya terguguk, sementara dibiarkan tangan menggoreskan satu huruf demi satu huruf. Huruf