Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Sang Guru Bumi (6); Sebuah Tanda

Gambar
H amparan rerumputan berbunga seperti kapas. Bagai permadani melayang-layang.  Diatas permukan tanah. Terbang, satu dua membubung ke angkasa, naik dan terus melayang hingga hilang di ujung perbukitan. Nampak awan mengintip dari baliknya, diantara selanya cahaya matahari membentuk lingkaran. Panorma padang ilalang diantara nyanyian angan dan tembang angin yang berkesiuran diatas dedaunan. Bumi putih. Sejauh mata memandang. Namun ilusi masih disini. Di bumi ini. Di Nusantaraku yang hitam. Di kamarku aku sembahyang. Mengkaji apa yang ku alami. Menempati bilik jantungku yang selalu berbunyi tak rapih. Membayang apa yang meski terjadi. Sungguh tak seperti yang kuingini. Disinilah di bumi ini meski aku menunggu dan berdiam diri. Jika kemudian terdengar suara dari kejauhan, saat mana bumi bergelatakan. Maka meski kutanyakan “Kapankah kita meski berangkat? ” Duduk menunggu hari dan melepaskan derita ini. Kapankah kita meski bersandar dari penatnya kehidupan. Bunga warna-warni meng