Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Kisah Sang Pengolah Rahsa, Episode Para Pengganti Pertapa Sakti

Gambar
M enunggu waktu berlalu. Ketika pesan sepertinya sudah banyak yang mengetahui. Menjadi Penyaksi apakah yang bakal manusia lakukan nanti, jika semua terjadi. Respon apakah yang akan nampak di layar kesadaran? Menjadi langkah spiritual kali ini. Seperti apakah manusia nanti akan berpolah jika terompah itu dibunyikan? Telah kita lihat bagaimana ‘iba diri’ kemudian menjadi pembenaran manusia untuk melakukan anarkhi. Apakah manusia akan mencari simpati makhluk lintas dimensi? Menghiba dan kemudian menyalahkan Kami atas apa-apa yang akan terjadi. Hhh.... “Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” [ar-Rûm/30:41] Telah jelas bahwa kerusakan itu bukan oleh Kami, namun dilakukan oleh tangan-tangan manusia. Sehingga menjadi pertanyaan “Bagaimana jika episode ‘Game of Throne’ menjadi antiklimaks?”. Kami hanya menyampaikan h

Kisah Sang Pengolah Rahsa, Episode Sang Semar (1)

Gambar
D ibalik bening mata air, adakah tergenang air mata. “Bicaralah walau sepatah kata”. Suara seperti menghardik di ulu hati. Memasuki kisah perjalanan ini. Kesedihan seperti tergambar jelas, fenomena apakah yang bakal terjadi di bumi ini. Setelah Aceh, Lombok, Palu, lantas giliran manalagi? Pengajaran demi pengajaran terus saja membombardir ruang angan dan pikiran. Belum usai pembelajaran  yang satu telah muncul pembelajaran lainnya. Belum usai diri berbenah setelah dihantam tsunami. Kami sudah meminta untuk segera bangkit kembali. “Segeralah berjalan di seluruh permukaan Bumi Nusantara ini. Dan perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan manusia (peradaban) baru?” Begitu kata Kami.   “Ugh...!” Sang Pengolah Rahsa bangkit dari alam kesadarannya, menepis debu di bajunya. Debu kosmik alam semesta. Di mulailah kisah perjalanannya ini. +++ Nun, jauh disebrang lautan, diatas puncak gunung-gunung. Dilihat dari atas awan, nampak serombongan orang-orang menari-nari.   Suka cit

Seri Kajian BiSMiLLAH (2) Misteri Simbol Ba

Gambar
Kerangka ruang apakah yang di gunakan manusia untuk menghantarkan segala pemikirannya?  Bagaimana keadaan alam materi yang tersusun dari  atom-atom yang kemudian membentuk persenyawaan. Pernahkah terpikirkan bagaimana senyawa itu tetap bertahan dalam keadaan dirinya?  Energy apakah yang emenahan jatidiri mereka tetap dalam keadaan seperti itu. Air, udara, protein, lemak, dan lain sebagainya. Pernahkah terpikirkan bahwasanya keadaan mereka sesungguhnya adalah energy potensial bagi makhluk lainnya.Mereka menjadi sumber energy bagi makhluk yang memiliki ordo lebih tinggi. Tanaman menjadi bahan energy bagi hewan, dan hewan menjadi sumber energy bagi manusia. Begitulah runutan rantai makanan. Begitu pula misteri perpindahan energy dari satu makhlukkepada makhluk lainnya. Pernahkah terpikirkan bahwa kita manusia menggunakan energy harus mengornbankan nyawa makhluk lainnya? Eenergy  tersedia dalam wujud makhluk lain, adakah yang menegrti kenapanya? Manusai tidak mampu mengolah sendiri

Seri Kajian BiSMiLLAH (1), Rahasia Simbol Ba

Gambar
      Ba   Satu huruf itu jelas terbaca. Setiap kata yang diawali dengan huruf ini akan bermakna ‘sedang dalam keadaan melakukan aktifitas’ . Bermain, bersedih, bersama, berdua, dan masih banyak kata lainnya. BA, adalah  kerangka acuan ruang dan waktu keadaan sekarang dimana KESADARAN di hadirkan kepada diri kita. BA. Adalah wadah bagi kesadaran diri kita untuk ruang  bersandar. BA akan  menyoal seluruh indra manusia yang sedang dalam keadaan SIAP dan WASPADA. Keberserahan dan kepasrahan total diri manusia seharusnya ada dalam dimensi BA. Sebuah huruf pembuka awal kata  dari sebuah  bacaan yang sering terlupa oleh kita manusia. ‘ Ba-Sin-Mim-Lam-Lam-Ha’ dan ‘Ha-Ro-Ha-Mim-Nun’ dan ‘Ro-Ha-Mim’ . Terbacalah ‘BISMILLAHIRROHMANIRROHIEM’. +++ BA, adalah kerangka ruang dan waktu, yaitu dimensi alam kesadaran manusia yang di bangun dengan kasih sayang Allah. Pada dimensi BA inilah kesadaran manusia akan mampu eksis menjadi jatidiri nya. Tanpa memahami dimensi ini maka manu

Kisah Sang Pengolah Rahsa, Episiode Senjakala di Nusantara (1)

Gambar
S enjakala saat matahari meredup. Alam  kesadaran beranjak meningggalkan alam materi. Seluruh pergerakan menjadi diam.  Tidak bermkana lagi. Semisal gerakan lambat pada sebuah film yang diputar tanpa suara. Begitu dahsyat sensasinya terlihat disana. Raga-raga yang jatuh berdentaman menahan alam yang bergejolak, bumi yang bergerak, air yang memporak porandakan segalanya. Semua nampak tak ada yang berubah, hanya suara hilang dari sana. Dan perlahan alam kesadaran menutup penampakan itu bagi jiwa. Layar ditutup dengan begitu indahnya.  Maka episode baru sebuah perjalanan akan dihantarkan. memasuki sebuah penciptaan peradaban baru di Nusantara ini. Bagaimanakah mula manusia diciptakan Kami. Dimanakah peran para leluhur disini? Sang Pengolah Rahsa dihadirkan disini sebagai Sang Penyaksi. Semoga Tuhan memberkati. Salam +++ “Kala adalah sang muatan waktu, jarak antara titik yang tidak pernah ber jeda. Sementara diam penyaksi adalah diantara titik yang terus bergerak dalam kesadara

Konspirasi Cinta Sang Hafizs, Jejak Kelahiran (1)

Gambar
Published Date : March 15, 2014 Author : arif-budi-utomo T erayun langkah, dan angin mengiring sang Hafizs (ketika) seruling malam, menidurkan, ilalang dalam buaian Perhatikan bintang berwarna-warni, (saat) kelalawar terbang melambung, menukik membawa tikus sawah menandakan hari mulai memasuki mimpi Berdiri Hafizs di atap jerami, sepasang kekasih mengikat janji rumput bergoyang, tak seirama, keluh juwita malam, memaksa Hafizs menghampiri “Tuan tak sedikitpun  pahami  WAKTU, mengapakah berani hinakan Dia ?!? “ Burung Hantu mencicit, menjauhi, terasakan hawa tak bersahabat berpusar disana “Digulirkan malam dengan siang, panas dengan dingin, suka dengan duka, riuh dengan sepi, lapar dengan kenyang. Mungkinkah diantara itu tertukar, malam terasa siang, panas terasa dingin, suka terasa duka, riuh terasa sepi, dan lapar terasa kenyang ? Mengapakah Tuan berdua saling menjanjikan MIMPI ?” +++ Dari ujung jalan kota, nampak seorang lelaki datang terburu-b