Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Perjalanan Diam 3; Persaksian Kami, Hadirnya Kesatria Piningit

Gambar
Ketika ada gempa di Madinah. Rasulullah meletakkan kedua tangannya di atas tanah. Lalu Rasulullah berkata, "Tenanglah, belum datang saatnya bagimu." Kemudian Rasulullah menoleh kepada para sahabat lalu berkata, "Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian, maka jawablah." Kisah perjalanan yang dihantarkan disini adalah menyoal ini. Penancapan Paku Bumi di seantero pelosok negri sebagaimana apa yang dilakukan Rosululloh, sekedar menenangkan Bumi. Dimaksudkan agar Bumi tenang. Namun jika kejadiannya Bumi tetap berguncang apakah ada yang salah dengan Paku-paku Kami? Tidak! Tidak ada yang salah dengan paku yang ditancapkan,  setidaknya paku tersebut bertindak sebagaimana  semisal pemancar radio menjadi peringatan bagi makhluk alam semesta agar senantiasa waspada. Jika bumi berguncang memang sudah kehendakNya tidak ada satupun makhluk mampu mengundurkannya. Gempa di Donggala menguak kembali luka dan keperihatinan. Betapa tidak, kekhawatiran yang terus diusu...

Perjalanan Diam 2: Pesan Ratu Kidul

Gambar
Perjalanan jiwa menelusuri waktu, menata suratan takdir, kulangkahi sejuta kendala Perjalanan kelam menjaring hari depan Kukubur mimpi buruk, semoga saja tak akan terulang Matahari bangkitlah bersamaku, rembulan purnama bersamaku, bintang-bintang berpijar bersamaku debur ombak gemuruh bersamaku Aku lebur dengan langit, aku lebur dengan bumi Perjalanan diam menembus relung hati, menghimpun ketegaran, melewati s'gala rintangan (Perjalanan Menjaring Matahari by Ebiet G Ade) +++ Telah kumulai lagi perjalanan diam, menyusuri peradaban mencari pola yang mungkin hilang dan terlupakan dari peradaban.   Sebuah pola kesadaran yang akan mampu menjelaskan atas kejadian yang mungkin akan terjadi di negri ini. Semua langkah telah membawa kepada satu pemahaman bahwa negri ini akan menuju kepada titik balik diambang kehancuran ataukah kebangkitan. Semua tanda alam dan wangsit telah sangat nyata. Kami telah menyebarkan berita ini kepada anak-anak ma...

Perjalanan Diam 1; Terbukanya Portal Nuswantara Baru

Gambar
“Kami yang menemani!” Perintah itu menghentak sanubari. “Siapakah Kami?” Pertanyaanpun memburu. Telah kusampaikan perihal diriku ini. Aku hanyalah sebuah titiik di bawah huruf Ba. Apakah jika tiada aku ini; keadaan   Ba akan tetap bermakna? Kejadianku hanyalah diadakan untuk manusia yaitu untuk memberikan tanda pada sebuah simbol yang kemudian dinamakan sebagai Ba ini. Apakah tanpa titik; Ba akan tetap terbaca oleh manusia? Mengapakah aku meski terus mengikuti simbol Ba ini? Simbol demi simbol menjadi tanda-tanda. Sebagaimana keadaan cuaca sesaat akan turun hujan. Tanda mendung dengan awan yang bergumpal-gumpal menghitam. Semua sangat jelas terlihat, terbaca dan   terasa dalam kesadaran. “Kemanakah aku akan menempatkan diriku diantara tanda-tanda dan simbol pada dekstop alam semesta ini” Pertanyaan menyergah. Banyak sekali program dan juga permainan di dekstop yang belum pernah ku ketahui itu apa. Hanya aku menuju sebuah simbol yang menarik...