Kesadaran Pamungkas (The Bashiroh Ultimate)
Pengantar : Terbersit dalam hati penulis untuk memberikan sumbangan
pemikiran, menyusunnya menjadi sebuah buku. Beberapa teknik yang sederhana yang selama
ini penulis terapkan. Maka dalam rangka itulah tulisan ini diturunkan, sebagai bagian
materi atas buku yang Insyalloh akan diterbitkan dalam beberapa bulan kedepan. “The Bashiroh
Ultimate” Sebuah buku yang akan membedah ‘KESADARAN PAMUNGKAS’, kesadaran (Ruh-KU) yang akan menjadi daya dorong
utama dalam kehidupan kita sehari-hari guna meraih ‘Jiwa tenang, puas dan ridho’. Seperti apakah itu ?. Insyaallah
Kebutuhan makan, kebutuhan pakaian, perumahan,
anak sekolah, hingga kartu kredit yang macet. Masih ditambah pula keadan rumah
tangga yang tidak kondusif, betul-betul membuat kita kelelahan fisik maupun non
fisik. Jiwa menjadi penat, begitu melelahkannya hidup ini. Itulah yang sering
kita keluhkan. Biasanya kemudian kita mencari agama sebagai solusi.
Kita datang kepada kyai yang ahli spritual. Kemudian kita diobati layaknya
orang sakit; kalau masalahnya adalah rejeki, maka diberikanlah surat atau ayat
yang harus dibaca sekian ratus kali atau sekian ribu kali. Kalau masalahnya
jodoh juga sama, tinggal nama surah dan jumlahnya saja yang membedakannya. Dan
demikian juga masalah-masalahan lainnya. Betul-betul seperti dokter saja
memberikan resep. Dan obatnya harus diminum berapa kali sehari. Dan memang
biasanya juga sembuh. Sang kyai bertindak bak dokter saja memberikan
parasetamol kalau sakit kepala. Kambuh lagi datang lagi, dan seterusnya.
Akhirnya Kyai dianggap ampuh kemudian di puja-puja. Inilah
dinamakia kehidupan kita, di Indonesia mungkin negera mayoritas muslim lainnya.
Pemahaman agama yang hanya sepotong-potong akhirnya menimbulkan frustasi
tersendiri.
Allah telah menurunkan Islam sebagai teologi
yang sempurna ; yang akan mampu menyempurnakan Jiwa , sebagaimana
tuntutan jamnnya, terutama dalam menghadapi situasi sulit sekarang ini dan
dalam menangkal ekses negatif peradaban manusia. Bahkan Allah sendiri telah
bersumpah “Demi Jiwa
dan penyempurnaannya. ... “(QS. As Syams:7-8).
Sebagai contoh kesempurnaan Jiwa, ~Nabi Muhammad
saw, adalah salah satu manusia paripurna, sebagai teladan kesempurnaan Jiwa.
Manusia yang mampu men-sinergi, ~ entitas materi dan anti materi ,
entitas Jiwa dan Raga, menjadi entitas Manusia seutuhnya, sebagai sang
khalifah. Sinergi ini menghasil resultan gaya yang begitu hebat sehingga tubuh
mampu diperjalankan beribu kali kecepatan cahaya. (Isroq Mi'roj). Islam telah
menyempurnakan ajarannya, untuk kesempurnaan Jiwa manusia. Semua disempurnakan
dalam Islam.
"Dan Telah
sempurnalah kalimat Tuhanmu (al qur'an) sebagaimana kalimat yang benar dan
adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimatnya . Dan Dia Maha Mendengar
dan Maha Mengetahui"(QS;006;115).
Untuk itulah kita sebagai umat muslim harus
meyakini akan kebenaran ini. Sehingga kita tidak terkecoh~mencari~methodology~lain.
Semua teologi mengajarkan bagaimana mengolah
Jiwa, mensucikan Jiwa, baik melalui amalan hati, meditasi dan lain sebagainya.
Misalnya melalui ~ Meditasi . Meditasi adalah methode yang ber kecenderungan
mengolah Jiwa sebagaiamana entitas antimateri-nya. Banyak sekali
pengalaman dan testimony yang mengabarkan latihan-latihan seperti ini, mampu
mengolah energi dalam tubuh. Sehingga raga memiliki kelebihan-kelebihan dan
lain sebagainya. Latihan penyempurnaan Jiwa memang sudah berumur ribuan tahun.
Namun tentunya, kembali peradaban manusialah yang nanti membuktikan methode
mana yang paling sempurna. Saya tidak akan membahas lebih lanjut methode
lainnya.
Islam
memiliki methode penyempurnaan Jiwa yang dibangun melalui 3 pilar utama Rukun
Iman, Rukun Islam dan Ihsan. Tiga pilar tersebut sejatinya adalah untuk
mempertahankan positioning Jiwa agar tetap berada dalam keadaan 'Jiwa yang
tenang'. Sayang sekali, apa yang kita dapat dari hasil mengaji tidak juga membawa kita kepada apa yang kita inginkan tersebut. Kta masih sulit sekali menerima takdir kita sendiri. Kita selalu mengeluh, kita selalu merasa susah, kita selalu merasa emosi jiwa, dll. Kita masih saja ketakutan, takut miskin, takut atasan, takut istri, dll, dll. Kesemuanya itu membuat hidup ini terasa tidak nyaman. Resah dan gelisah adanya. Kemudian kta berpaling mencari methode-methode yang banyak sekali ditawarkan, mulai LOA, NLP, Hypnotherapi, belum lagi Meditasi, Yoga, dan masih banyak lagi lainnya. Kemudian akhrnya kita bingung sendiri, manakah yang benar dianatarnya.
Saya
tidak akan memperpanjang bahasan ini. Saya akan menyederhanakan saja. Sesuai dengan
pemahaman saya. Islam sudah menyiapkan itu semua ini, bagi manusia urban ibukota. Marilah kita mulai membangun kesadaran baru, sebuah konsep pemahaman
Takdir; Pemahaman ini penting, sebab realitas yang sering dihadapi umat adalah
kegalauan akan Takdirnya sehari-hari. ; Untiuk memperkuat daya saingnya
terhadap hempasan kehidupan. Maka sering kita temui anekdot bahwa rukun Iman itu sekarang cuma tinggal 5. Sebab yang keenam umat muslim tidak mampu meyakininya. Maka untuk itulah teknik ini dikembangkan. Agar umat Islam mampu menerima takdir terkininya, dengan sukarela bukan terpaksa menjalani kehidupannya sehari-hari.
Methode Ihsan
Sesuai dengan tuntutan jaman, dimana waktu menjadi
semakin sempit. Tentunya Islam juga telah mengerti dan mempersiapkan
kemungkinan ini bagi umatnya. Dimana mereka tetap dapat melakukan aktifitas
sebagaimana tuntutan jaman namun mereka juga dapat menjalankan spiritual
sebagaimana orang-orang terdahulu yang telah diberi nikmat.
Sebelumnya kita harus memahami bahwa :Jiwa ;
adalah entitas yang bebas, tidak terbatas ruang dan waktu, kecenderungan meluas
dan meliar, sering ter bolak-balik, berubah-ubah, dan labil.Raga ; Adalah
sebagaimana halnya mahkluk hidup seperti; kuda, sapi, singa, dan lain-lain.
Memiliki naluri dan sinting standar untuk berkembang biak (syahwat), makan, dan
dan kemampuan bertahan dari serangan.Kedua entitas ini mudah dikenali, dengan
latihan-latihan kecil. Kita coba merasakan tangan, merasakan kaki, dan seluruh
anggota tubuh kita. Kemudian kita amati kondisi Jiwa ; munculnya rasa
suka, rasa marah, kadang sering berada di masa lalu kita, kadang juga di masa
depan kita, dan lain sebagai. Sangat sederhana sekali. Namun perlu latihan
kecil yang terus menerus. Setelah kita kenali kemudian kita melakukan beberapa
teknik di bawah ini :
Teknik
Pertama; adalah
membangun sebuah sistem kesadaran baru akan keberadaan entitas materi dan
antimateri, atau entitas Jiwa dan Raga di dalam tubuh manusia. Kita akan
mengarahkan entitas Jiwa agar luruh dalam kepasrahan menerima keadaan raga yang
Fatalis. Jiwa harus pasrah atas kehendak Tuhan ini. Pasrah berada dalam raga
kita sekarang ini. .Sadari bahwa Jiwa adalah entitas yang senantiasa meliar,
meluas, sekehendak dirinya, (untuk memudahkan bisa disebut sebagai angan-angan)
kuatkan kesadaran ini. Oleh karena itu, ~Maka sudah selayaknya bahwa entitas
Jiwa ini harus selalu bersama Raga. Namun proses ini , Jangan anda paksa,
jangan kosentrasi, luruhkan saja. Lakukan berulang dan berulang lagi. Jika anda
sudah merasakan semacam hawa ringan yang berdesir diatas kulit berarti Jiwa sudah mengisi seluruh pori-pori
tubuh.
Teknik
kedua ; Kuatkan
kesadaran bahwa Takdir kita adalah saat ini waktu kini (NOW), dimana dan dalam
keadaan mana Raga saat ini sedang beraktifitas. Sadarkan terus kepada Jiwa akan
hal ini. Kemudian Tarik Jiwa ke posisi Raga, hingga sampai mengisi
seluruh pori-pori tubuh. Setelah Jiwa bersama Raga, cobalah pandang sekeliling
anda. Kita akan memiliki cara pandang yang berbeda. Dunia menjadi semakin
cerah. Coba saja. Namun, Apabila Jiwa memiliki keinginan lain selain pekerjaan
sekarang ini. Sabarkan Jiwa, nanti ada saatnya diberikan kesempatan tawar
menawar kepada Tuhan, nanti saat kita sholat. Jangan biarkan Jiwa anda
mengelana terus menerus. Semakin sering Jiwa bersama Raga, maka akan semakin
muncul kekuatan dan daya yang luar biasa. Jika Anda mampu mempertahankan posisi
Jiwa 5 menit saja bersama raga setiap hari. Manfaat akan luar biasa.
Teknik
Ketiga ; lakukanlah
pelaporan apa saja yang kita rasakan kepada Allah, terutama pada saat sholat. Semua kenangan yang negatif kepada ayah, ibu, kakak,
adik, pacar, atasan, dll. Semua ungkapkan saja. Seluruh persepsi negatif yang
membangun kesadaran kita harus dikeluarkan dari memory kesadaran kita. Kemudian
afirmasikan sebuah penyadaran, melalaui dzikri. Bahwa kesadaran kita menerima
keadaan tersebut sebagai ketentuan Allah. Kalau kita lagi kondisi marah, ya laporkan saja kalau
kita marah, kalau sedang malas , ya laporkan saja. Kemudian kunci dengan pengakuan,
kesadaran bahwa perasaan negatif tersebut tidak benar, hembusakan dengan
dzikrullah; bisa dengan subhanalloh, atau astagfirulloh atau lafadz lainnya.
Hembuskan dengan keyakinan bahwa semua persepsi negatif kita tidak benar. Maka setelahnya,
tubuh kita akan melakukan detoksifikasi perasan negatif tersebut secara
otomatis. Dan selanjutnya kita akan terasa tenang dan nyaman, kta tidak akan terpengaruh
lagi atas residu rahsa. sebab kesadaran kita sudah menerima sebagai kewajaran.
Apa saja perasaan negatif kita tentang sesuatu, jangan
ada yang disembunyikan. Eksplorasi dan keluarkan
saja. Ingat dan sadari bahwa yang sering
memalingkan Jiwa adalah persepsi. Mulai dari persepsi tentang miskin dan kemiskinan,
hutang, karier, dan lain sebagainya. Kita harus mengarahkan diri kita kepada
Dzat yang maha suci , Dzat yang tidak ber-presepsi, dan tidak bisa di
persepsi-kan. Terus arahkan dan kuatkan, bahwa ada Dzat yang maha suci ini.
Mohon dilepaskan, di sucikan dari persepsi, dan lain sebagainya. Nanti kita akan
merasa plong, kembalikan semua yang menghimpit kepada Allah. Semua adalah permainan kata, akal dan logika manusia saja,
lepas dan bebaskan jiwa kita dari permainan itu.
Laporkan saja yang kita rasakan. Itulah spiritual Islam.
Inilah Teknik Ihsan dalam meditasi
dari Islam. Kita tidak perlu belajar mengeluarkan ratusan ribu bahkan jutaaan
rupiah. System ini adalah system on line, kapan saja bisa di unduh (down load) saat kita mau. Tidak
memerlukan waktu khusus. Berbeda dengan teknik di luar Islam yang mengandalkan
kemampuan Jiwa sendiri untuk mencapai ketenangan. Islam menggunakan methode
sebaliknya, methode kepasrahan Jiwa kepada kehendak Tuhannya. Islam mengajarkan
agar umatnya memasrahkan diri hanya kepada Allah (ber-Islam) secara total.
Agar Allah-lah yang membersihkan Jiwa mereka. Dalam Islam raga bersifat fatalis
pasrah, sebagaimana langit dan bumi asal atom tubuh mereka. Jiwa-lah yang harus tunduk
pasrah kepada kehendak tersebut.
Ketiga teknik tersebut, dapat dilakukan
sekaligus, atau satu satu, tergantung mana yang kita perlukan dahulu. Coba
bayangkan, seandainya, selama kita perjalanan ke kantor, waktu dua jam
kita kita pergunakan untuk ber-silatun, memasrahkan diri kita (Jiwa).
Bersama Raga, saat kita sedang mengendarai mobil, Jiwa kita ikut. Saat dalam
kemacetan Jiwa juga ada bersama raga. Sesampai di kantor Jiwa dan raga kita
tetap segar dan semangat. Begitu mau mulai berkerja lakukan hal yang sama, dari
slah satu teknik tersebut. Kemudian ada rasa mengalir, sebuah daya yang
menggerakkan, Jiwa menggerakan , raga menggerakan, maka daya dorong, dan
efisiensi kerja kita akan luar biasa. Tularkan kebiasaan ini kepada teman
sekantor. Akan kita dapatkan sebuah komunitas yang hangat dan menyenangkan.
Tidak ada lagi persepsi-persepsi, yang menimbulkan benih permusuhan.
Kemudian
Islam juga menentukan waktu-waktu tertentu untuk menghadap Tuhannya, melaporkan
apa saja yang
sudah dilakukan sang raga bersama jiwa. Menegosiasikan ulang hasil kerja kita.
Bertanya, mohon petunjuk, sebagaimana halnya saat kita bernegosiasi. Inilah
hebatnya teologi Islam. Dengan membangun sistem 'charge' 5 waktu sehari,
(sholat). Dengan 5 waktu sehari dimana waktu-waktunya telah ditentukan
membentuk formulasi energi yang pas bagi tubuh manusia. Akan memberikan daya
dorong luar biasa. Kekuatan teologi Islam adalah dalam sholat; Sebagaimana
seorang pilot .
Pilot
dalam waktu-waktu tertentu harus melaporkan situasi dirinya dan pesawatnya
kepada menara pengawas. Bila ada kerusakan, bersiap untuk perbaikan, dan
sebagainya. Pilot juga harus menunggu perintah rute selanjutnya. Komunikasi ini
intens dengan menara pengawas akan mengamankan pesawat dalam perjalanannya,
karena senantiasa akan dipandu. Nah, bagaimana dengan kita..?. Mestinya kita
memiliki daya tahan dan daya dorong yang lebih hebat dari kaum lainnya
bukan..?. Dalam perang badar~diceritakan bahwa kekuatan 1 orang beriman mampu
mengalahkan 100 orang kafir. Tidak maukah kita jadi orang beriman itu..?.Teknik
keempat ; adalah adab
berdo'a.
“Sekiranya kami turunkan Al qur’an ini kepada sebuah
gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut
kepada Allah. Dan perumpamaan- perumpamaan itu Kami buat
untuk manusia agar mereka berpikir” (Al Hasyr ; 21).
Perumpamaan
dalam firman Allah tersebut ;ingin menunjukan kepada kita bahwa betapa
dahsyatnya hakekat yang terkandung dalam setiap ayat. Dalam setiap lafadz doa
yang kita bawakan. Kita imajinasikan sejenak...bagaimana doa kita,
bagaimana rasa kita..?. Kalau kita yang jadi gunung bagaimana..? . dimana kehebatannya.
.?. Silahkan anda ekplorasi sendiri..?. Insyaalllah ada kajian tersendiri.
Ini
adalah langkah sederhana, yang dapat dipelajari siapapun, yang diajarkan
teologi Islam. Persepsi kadang telah menghijab kita, sehingga kita tidak mampu
melihat kekayaan intelektual Islam secara sederhana saja. Ingatlah bahwa
Rosululloh adalah nabi yang Umi, lihatlah segala sesuatu dengan sederhana tanpa
persespsi. Inilah bekal kita, untuk menmghadapi melinium baru. Kekuatan Iman.
Sudah saatnya umat Islam melangkah dari Batas tepi labirin.
Mohon doa restu, agar secepatnya dapat diselesaikan buku “The
Bashiroh Ultimate”
Waloohu’alam
Komentar
Posting Komentar