Kisah Perjalanan Paku Bumi (12), Bergesernya Portal Sodom dan Gomoroh
Bidadari menari/Menyanyikan
lagu cinta
Untuk diriku/Matanya
indah memandangku
Di tepian lautan dia menyanyi sendiri/Tak ada musik cahaya remang menyinari
Hidupku harus
membunuh ilusi/Setiap khayalku di curi
waktu
Aku tak ingin kalah dalam hidupku/Lagu cinta akan terus bergema
Api cinta akan terus membara. (Song Nicky Astrea)
…
Aargghh...!
” Bertiup angin,
bertiuplah. Wahai sungai mengalirlah. Bertanya, mencari, jangan pernah
berhenti. Aku sedang duduk mendengar
lautan bergumam sendiri. Bertanya, mencari, lantas menangis tak terkendali. Dan
di langit sana. Matahari dan rembulan berkejaran ingin berpelukan. Tetapi
sis-sia. Disana di tanah sebutir permata. Sirnarnya seperti bintang. Jatuh
menusuk hati membakar jiwa. Adakah semua kan sia-sia. Lagu cinta akan terus
bergema. Api cinta akan terus membara. Demi dan untuk nusantaraku! Jayalah
nusantara jaya!”
...
Gunung Surian perlahan tapi
pasti tenggelam. Kini hanya seperti
seonggok tanah yang menyembul dipermukaan. Apa yang terjadi dan apa yang sudah
terjadi. Keseimbangan telah terusik. Sodom dan Gomoroh portalnya terbuka lagi.
Matahari telah hilang entah kemana. Rembulan sibuk mencari. Kini dibukit ini
mereka tak hanya sendiri. Banyak sekali makhluk tak kasat mata, berkumpul disana di sebuah tempat.
Sebuah tanah daratan yang berubah menjadi kubangan besar penuh air diatasnya,
dialiri dari 8 sungai dan menghancurkan peradaban tinggi disana. Lebak adalah
sebuah cekungan yang dimaknai sebagai kubangan yangberisi air. Air yang
menggenang dan tidak dikehendaki ada disana. Lebak Cawene orang sering
menyebutnya. Lebak mistis dan penuh romantika. Lebak yang menjadi bahan
perbincangan seluruh alam.
Di sebuah pemakaman di tempat yang di sucikan. Suasana dusun di pagi hari masih sepi. Dua orang berjalan
kaki. Perjalanan semalaman menuju lokasi, tidak membuat mereka lelah. Mereka
membawa gerabah gerabah dan air suci kesana. Air suci dan menyucikan bersama
gerabahnya, berupa kendy air dari tempat persamayaman Ratu Boko. Kini akan
ditanam disana sebagai sebuah penanda. Paku bumi sudah mendekati titik
kulminasi. Serentetan dengan adegan penanaman gerabah mampu menggentarkan alam tak kasat mata. Makom
Lembu Agung bergetaran. Menggiriskan suasananya. Mas Thole diam dalam ratapan.
Hanya mengirimkan pesan kepada beberapa orang. “Hhh...Portal telah terbuka...” Hanya orang tertentu saja yang akan
mampu merasakan. Seluruh tubuh Mas Thole bergetaran hebat, dalam kesadarannya
terdengar suara dentuman dahsyat. Seperti sebuah lengkingan alam khubur, sebuah
frekuensi suara mengguntur yang akan mampu merontokan bayi-bayi dari kandungan
ibunya, terdengar sayup dan menghilang. Berasal dari kawasan pegunungan Dieng. “Sang Hyang penguasa para Dahyang telah bangkit
! Bersama terbukanya portal Sodom dan
Gomoroh.”
Mereka datang untuk melakukan sebuah prosesi. Mas Thole entah mengapa tidak ada daya dorong
untuk ikut dalam peristiwa prosesi tersebut, ada rahsa enggan Lebih kepada
realitas keadaan yang tidak memungkinkan. Perjalanan ke Jatigede dari Jakarta
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Cukup untuk makan keluarganya satu
minggu. Memang terasa agak jangal, mengapa Mas Thole jadi merisaukan akan biaya
perjalanan? Yah, saat sekarang ini lebih banyak Mas Thole di ranah realitas.
Keluarganya butuh biaya untuk menjalani kehidupan di alam nyata. Sebagai keplaa
keluarga dia harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keuarganya. Dia
tidak ingin seperti nasib ayahnya yang menomer duakan ranah materi. Memang
hanyalah sedikit memutar skala prioritas saja. Semua harus berimbang. Spiritual
dan matrial harus berjalan di kedua sisi, harus berpilin dan saling melengkapi.
Tidak bisa berjalan hanya di salah satunya sisi saja. Inilah keyakinan Mas Thole, sehingga
walaupun perintah untuk kesana sudah berulang kali. Mas Thole masih bersikukuh
dengan alibinya itu.
...
Menggenapi serangkaian perjalanan menancapkan Paku Bumi. Disebuah
kompleks pemakaman yang disakralkan. Pemakaman Astana Gede tempat bersemayamnya tokoh
legenda Lembu Agung. Sekeliling hanya nampak air yang terus menggenang. Tanaman hijau yang
dahulu terhampar hanya tinggal kenangan. Angin menggiriskan yang menyapu permukaan,
menghantarkan tangis alam dan kesedihan para dahyang. Hari ini tanggal 20 di
bulan Februari. Kisah ini diguliran
lagi, dengan tangan dan bibir bergemetaran, menahan tangis yang tak penah mampu
dibuang. Tangan kekar menancapkan cangkul ke tanah,
berulang kali dengan segenap hempasan tenaga. Badan terasa gemetaran menahan
beban, seluruh tenaga tercurah, namun sebaliknya yang muncul hanyalah erangan,
bagaikan auman harimau yang sedang di puncak amarahanya. Mamang dalam menahan
energy yang masuk ke raganya. Energy yang menyesakan seluruh pori-pori dan
sendi-sendi. Gemeletak tulang iganya, gemlutuk suara gigi-giginya, gerahamnnya
seperti ternganga, menengadah ke atas, mencoba mengaum, sayang tak bosa.
Rasa sakit dikepala semakin hebat, saat kisah ini
mulai di tuliskan. Pesan-pesan masih terus ingin dihantarkan. Sementara batas
ambang sakit sudah terlewati Maka tubuh Mas Thole sempoyongan tak mampu
dutahan. Sakitnya tak terbilang. Bisikan terus memangil berkata kepadanya. “Cobalah dengar hati kecil memanggil. Lihatlah dilangit
cahaya tak suci lagi. Gerhana akan mengitari bumi ini. “ Portal Sodom dan Gomoroh telah menjadi penanda. Pemicunya berasal dari
dataran pegunungan Dieng. Mengapa dari sana? Sesorang telah mengusik keberadaan
para makhluk tak kasat mata. Kerajaan para raksasa yang menjaga portal telah
diusik oleh mereka. Negri raksasa ini telah melahirkan seorang tkoh adidaya
dalam kisah pewayangan, ‘Gatotkaca’ lahir di kawah candra di muka di pegunungan
ini. Pegunungan ini juga menyimpan banyak sekali misteri. Banyak kisah yang di
sajikan perihal kaum yang di ahzab ada di pegunungan ini. Kisah dusun yang di
balikan dan terbenam di dasar bumi. Kisah dusun yang di hancurkan denan suara
atau lengkingan. Kisah dusun yang dihancurkan oleh petir, kisah dusun yang
diratakan oleh gas beracun. Seluruh fenomena di al qur an semua pernah terjadi
di pegunungan ini.
Dieng adalah pegunungan yang banyak menyimpan
misteri, bahkan mitis kaum Saba merujuk kepada lokasi dan daerah ini. Mengapa
merujuk kesana lagi? Sungguh membuat sakit kepala Mas Thole semakin menjadi.
Khabar Ratu Shima yang akan berkunjung ke daerah ini juga telah sampai. Apakah ada
hubungannya? Kadang kita tidak butuh jawaban, semua hanya butuh keyakinan.
Jawaban apapun pasti tidak akan memuasakan. Hah..! Lantas mengapa kisah ini
masih harus dituliskan?!? Entahlah yang pasti, Mas Thole hanya mengikuti daya
yang menggerakan tangannya. Meskpiun kadang batuk hebat selalu menyerang saat
kisah ini dirangkai menjadi kata dan kalimat. Sebagaimana pesan Kami yang
kemudian datang dalam dialog yang dituliskan. Menjadi rangkaian pembelajaran,
bagaimanakah seharusnya manusia mersepon segala keadaan atas sebuah kejadian. Menangkap
seluruh pembicaraan para kesatria. Tetaplah berjuang, meski langit runtuh
sekalipun.
“Pembuka
lawang sudah dibuka, dimensi yg ada pada Krida Kancana tdk bisa ditutup lagi kecuali
dengan hati seorang yang ikhlas. Itu bisa terwujud pada satu kekuatan kata yang
bisa terjadi ataupun tidak. Kekuatan yang ada bukan untuk dilawan, tetapi amati
arusnya, dan lihat pada setiap titiknya, karena di sana akan tahu dimana letak
atau tempat untuk menyimpan mustika asmardana
Cerita
pada bururut waktu, itu ada pada satu nafs, untuk mengetahui hal tersebut, baca
surah Al Ma'un. Maka akan menemukan intisarinya dr hal tersebut
Jejaknya
jelas, dan di sana akan mengetahui titik lemahnya bila engkau memahaminya
Adapun
perjalanan dimensi yang menyingkap ghaib, tidak semua mesti terungkap.
Perpaduan
yang menjadi jalan cerita akan sebuah perjalanan, bisa dilihat pada cuplikan2
kisah utk diambil hikmahnya dan menjadi contoh pada perjalanan berikutnya
Kami
tidak akan menyeret kalian untuk menyelesaikan perjalanan ghaib, tetapi Kami
hanya menuntun dan menugasi kalian pada jalan yang Allah kehendaki dan tetapkan
Sudah
menjadi bukti bila yang ingin ketahui, karena semua berada pada tataran
perintah Kami atas ijin ilahi rabbi. Tetapi apakah kalian siap dengan penggalan
masa lalu dalam meletakkan orbit mereka di bumi?
Hal ini
yang menjadi perjalanan yang menetapkan kalian untuk tetap bersabar dengan
ketetapan Tuhan.
Sebuah
bangunan yang tersusun dr berbagai rangkaian, berada pada setiap pijakan
menjadi hal yang menyenangkan dan membuka peluang pada setiap keadaan yang
berbeda.
Sekali
lagi, baca Al Maun, dan pahami dengan nalar yang mencakup semesta alam
Salam
Widyathama
Ganesha Bakti Mukti Ali”
...
Pesan itu begitu jelas dan tegas. Nyaris membuat
blank pikiran, sehingga rangkaian kalimat sulit untuk dipadukan menjadi sebuah
ide. Kini semua sudah jelas, bagaimana nusantara baru akan dilahirkan,
bagaimana proses menuju sebuah kejayaan. Hukumnya selalu sama. Kesuburan
didapatkan setelah meletusnya sebuah gunung besar. Gunung-gunung meletus
membawa hara tanaman. Maka lihatlah beberapa tahun ke depan setelahnya.
Manakala gunung sudah tenang, lahan dan tanah disekitar pegunungan akan sangat
subur sekali. Apakah itu musibah ataukah justru itu merupakan anugrah alam bagi
nusantara? Perhatikanlah hukum-hukumnya. Rasa makanan akan terasa nikmatnya
jika sudah kita hancurkan, dan kita lumatkan di rongga mulut kita. Begitu juga
dialam semesta. Saat bumi sudah digoyang dan di hancurkan, maka bumi akan
menggeliat kembali dengan kehidupannya yang baru.
Mampukah manusia menetapi ini? Bahwa sebuah
rangkaian kejadian hanyalah saling menggenapkan. Tidak ada permulaan tanpa
akhir, tidak ada akhir jika tidak dimulakan. Tidak ada senang tanpa sedih,
sebagaimana tidak akan ada siang tanpa malam. Maka sadarilah bahwa tidak akan ada
anugrah tanpa musibah yang mengawali sebelumnya. Janganlah kemudian kita merasa telah me’mula’kan
dan telah pula mengakhirkan sebagai skenario. Begitu juga musibah dan anugrah.
Begitu juga halnya nanti kejadiannya, jika 9 gunung akan mulai bernyanyi, maka
saksikanlah bahwa sepi lebih berarti dari keriuhan yang dibuatnya. Semua dalam
genggamanNya. Jika portal Sodom dan Gomoroh terbuka, maka itupun dalam
rangkaian kehendakNya. Namun pertanyaannya adalah, benarkah portal dimensi
tersebut sudah terbuka? Siapakah saksinya dan siapakah yang mampu membuktikan
bahwa portal tersebut ada? Hanya kisah dalam kitab-kitab suci yang menyatakan
bahwa portal tersbeut ada. Pernah terbuka dan menghancurkan umat manusia.
“Aku adalah muaramu/ tempat jelaga dan air mata
Disiangi pelangi/langit rona memerah
Diufuk/diantara tepian
Ujung tak berharap/singkap tak bermihrab
Dikeheningan membekap,
“Aku adalah ilusiku”
Berkata angan pada kenisbian
...
Dimanakah muasal ada
Sesal hanya goresan tanda
Luka/hidup di kekalahan yang menjadi nyata
“Bukankah
malam juga tidak pernah mendapatkan siang?”
Berkata lirih disudut
“kenyataan hanyalah pijakan ruang dan
Waktu yang berulang”
Hakekatnya ada dan tiada/dalam kehendak
“Masih
adakah sisa merindu?”
...
Pandanglah langit
Di puncak menara tak bertuan
Ilalang gemintang
Dan bayang-bayang
Pun disana adalah dedaun
Sadang dan padang-padang
Kumpulan burung berpusar
Ribuan kerbau meliar
Mengejar puting-puting
Jatuhlah bayi-bayi pada susu-an
...
Tidakkah itu pertanda keberdaan?
Kau dan aku/Kami dan kita/Kalian dan mereka
...
Merunduklah/meluruhkan kaki sejenak
Pahami/nafas tak berjeda
Hilang/dibalik sesak di dada
Rerumputan/telapaknya jauh
Suara tanpa riuh
Dan nyanyian tampak utuh
Diujung/irama/bersama misteri
Dan langutan hati/diam menanti Dia
Kembali..
...
“Aku bukan melodi/lantas apakah yang kau
nyanyikan?”
...
Teriakan diam/diujung tak berdaun
Disingkap tak berhijab
Kemana mencari harap
Dimanakah muasal tiada
Hhhh..ada meliputi dan tiada
Penyebab aku ada
Kontradiksi Aku
...
Katakanlah, Apakah aku masih ilusi?"
...
Para kesatria mulai merapatkan barisan, pada
sebuah pertemuan. Hari minggu (28/2) telah terselenggara. Maka amatilah kemanakah akan bergerak kesadaran? Kemudian setelahnya, marilah kita menunggu,
bersama Aku yang juga menunggu. Namun perhatikan keadaan, bagaimanakah periaku manusia Indonesia setelah portal ini terbuka. Perhatikanlah di layar kaca. Perilaku yang akan menjadi sebab sebuah bangsa akan binasa. Semua adalah rangkaian sebab dan akibat saja. Berasal dari manakah daya gerak manusia dalam berperilaku? Apakah berasal dari daya Tuhan? Ataukah dari mahkluk perewangan yang berasal dari pusat portal Sodom dan Gomoroh? Perhatikanlah perbedaan diantaranya. Wolohualam
salam
Ya Allah selamatkan negeri kami dari kejahatan yang sangat mengerikan ini..
BalasHapus