Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)



Grojogan Sewu (30/6), tatkala waktu sepenggalah turun. Gelap malam memasuki pukul 19.00 WIB. Debu air berterbangan, tertumpah dari air yang meluncur terjun dengan hebat, menghujam bumi. Butiran air tersebut terbang kemana suka,  menempel di dedaunan, membasah disana manakala kemudian dihari esoknya menjadi butiran embun berkiliau bagai permata. Suasana lembab, wingit terasanya. 

Sais kuda nampak masih menggigil menahan desakan rahsa takut yang mulai menghinggapi sejak mula prosesi. Di hadapannya 3 sosok manusia, yang dilihatnya, dari kejauhan, sudah berubah wujudnya, menjadi samar keadaan mereka. Nampak tubuh mereka menjadi sosok orang-orang masa lalu dengan pakaian lengkap kerajaan. Tiba-tiba terdengar suara berat, namun sangat kuat menghujam hati, membuat suasana malam semakin wingit saja. Suara yang seperti menjadi nada dan irama bagi kunang-kunang untuk memancarkan cahaya mereka berkedap-kedip.

Anarawati mengapakah dirimu baru datang sekarang ini…” Suara itu begitu tajam, membuat sosok wanita berwajah cantik dengan mata agak sedikit sipit, kulitnya begitu halus bagai pualam, rambutnya tergerai begitu indahnya, selendang biru yang dikenakan melambai mengikuti irama hempasan air dari air terjun Grojogan Sewu, sedikit agak tergagap. Sosok yang dipanggil Anarawati seperti tersentak dari mimpinya. Ada desakan resah di dada, dirinya merasa bersalah, dan serasa tengah dihakimi keadaan disana. Terdengar suara lirih, nyaris tak terdengar dari bibirnya yang mungil sekali. Nadanya begitu pasrah, sudah ratusan tahun dirinya memendam keadaan ini. Hari ini merupakan puncak pertanggung jawaban yang mesti akan dia lakoni.

“Maafkan bila saya baru sekarang ini kesini..” Belum habis Anarawati menjawabnya, suara yang beraksen kuat, menimpali. “Hmm.. ya, tentunya engkau sendiri sudah tahu mengapakah engkau harus kesini. Janjimu yang engkau buat sendiri, engkau telah memberikan jaminan kepada Prabu Brawijaya V bahwa Islam nantinya akan mampu membuat orang-orang Jawa baik akhlaknya. Namun apa yang terjadi saat sekarang ini. Perhatikanlah..!. Ayah memakan anaknya, ibu membunuh bayi-bayinya, berapa juta di setiap tahunnya, bayi-bayi melayang jiwanya tanpa tahu apa dosanya. Korupsi merajalela. Agama hanya menjadi hiasan bibir semata. Tidakkah kalian perhatikan itu !.  Bagaimana pertanggung jawabanmu Anarawati..!”

Nada suara itu terus meninggi, hingga pada akhir kalimat seperti suara geraman, suara penyesalan, suara kesal, suara yang masgul tak terkata. Ingin marah namun tidak tahu harus kepada siapa. Ingin berbuat sesuatu namun tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Anarawati hanya tunduk terpekur, tanpa berani menatapkan pandangan. “Lihatlah Prabu Brawijaya V sekarang ada disamping kananmu, dia berada di depanku sekarang ini. Jelaskanlah agar kami mengerti. Wahai..Anarawati.” Anarawati sersa terpojok, namun perlahan ada hawa dingin di hati Anarawati, yang mendesaknya untuk menjawab pertanyaan itu. 

Terlihat Ratu Kidul memperhatikan dengan seksama perubahan  sang putri ini. Dia menghela nafas beberepa kali. Keadaannya juga turut nelangsa, melihat peradaban nusantara, sekarang ini yang memang hancur adanya. Alam sekarang sudah begitu murkanya. Alam begitu sedihnya, dan itu semua tertangkap mata batin mereka. Sebagai manusia-manusia yang memiliki kesadaran tinggi yang sudah menempati dimensi parallel bumi, mereka tahu dan sadar sekali keadaan ini.

“Semua sudah kehendak takdir, semua memang harus terjadi seperti ini..” Anarawati menguatkan dirinya, menghela nafas beberapa kali, menjawab dengan penuh rasa sesal, dia menyadari kebenaran keadaan nusantara sekarang ini. Namun sungguh dia juga tidak menginginkan itu. Bukan itu maksudnya, bukan keadaan sekarang ini yang dia maui. Semua itu terjadi,  di luar kuasanya. Apalah yang bisa dilakukannya ?.  

Ada sesak menggumpal di dadanya, seperti ingin menangis yang ditahannya. Namun sekali lagi, belum habis Anarawati bicara, sosok tersebut kembali memotong perkataan Anarawati yang belum selesai itu, seakan-akan sosok tersebut memang sudah menyadari keadaan Anarawati dan karenanya dia tidak ingin terlalu menyusahkan diri Anarawati. Pandangannya tajam beralih kepada sosok pengawal yang duduk berhadapan. “Sangkuriang bagaimana penjelasanmu..?!. Engkau yang membuka tanah Pasundan, sekarang begitu anak cucumu berulah di muka bumi ini..heh..!.”  Pertanyaan tersebut dilemparkan kepada Sangkuriang, nadanya seperti tengah menguji pemahaman. Jawaban dari Sangkuriang juga terkesan meninggi, seperti tidak mau kalah dan disalahkan atas keadaan yang terjadi di bumi ini.

“Benar, semua sudah di gariskan oleh Yang Maha Kuasa, semua kejadian telah dituliskan-Nya, maka tidak ada yang perlu disalahkan, tidak ada yang mesti bertanggung jawab atas kejadian yang terjadi di bumi nusantara ini. Sekarang marilah ke depan kita perbaiki, Nusantara Baru  yang lebih baik dari hari ini. Engkau Semar pandulah kami, tuntunlah kami anak-anak cucumu sendiri. Agar kami bisa seiring sejalan dengan alam ini, agar kami tidak salah jalan lagi..”  Sosok yang dipanggil Semar, seperti mengernyitkan dahi. Seperti tidak sreg dengan panggilan itu. Dalam batinnya dia menolak dipanggil dengan panggilan Semar.  Maka seperti sekian detik, dia menghablur, dan keluarlah kata-katanya.

“Akulah Sabdo Palon, Raja para danyang diseluruh tlatah Jawa ini, Rrrghh….” Tangannya bergerak menyapu ke depan, tongkat yang dipegangnya seperti mengalirkan energy listrik ke angkasa, terang keadaan alam ghaib disana. Seperti tongkat petirnya Dewa Zeus. Bagian atasnya seperti  besi berbentuk bola, ada ujung menyembul disana, dengan tongkatnya itu beberapa kali dia mengetuk bumi. Kemudian dia berkata, dengan tekanan intonasi sarat muatan energy. 

“Wahai Anarawati, tahukah kesalahanmu…?” Tanpa menunggu jawaban sosok tersebut terus bicara. “Saat engkau mengucapkan penegasan, dan memberikan jaminan kepada Prabu Brwawijaya V, engkau telah membawa ambisimu sendiri, nafsu ingin berjasa, nafsu ingin berperanan dalam lakon sejarah ini, keinginan pribadimu telah menutupi dan menghijab dirimu. Engkau berkata dengan pasti, engkau telah menafikkan kekuasan Tuhanmu, engkau tidak mengucapkan INSYAALLAH…!. Itulah kesalahanmu. Engkau salah dalam niatmu itu. Kesalahan yang sangat fatal akibatnya bagi alam ini. Ketahuilah, untuk orang-orang seperti dirimu yang mengerti ghaib, sebagai orang yang sudah ber makrifat, maka kesalahan ini merupakan kesalahan yang sangat besar. ”

Mendengar keterangan sosok tersebut Anarawati terperangah, dia baru menyadari kesalahannya disitu. Pada saat memberikan jaminan kepada Prabu Brawijaya V, dia tidak mengatas namakan Allah, dia ingin diakui, dia ingin berperan disini, dia ingin sekali dipuji. Benar, benar sekali kesalahannya disini. Anarawati semakin menunduk, merunduk, menyesali diri. Begitu juga sosok Sangkuriang, mendengar penjelasan yang dipaparkan dia juga mengakui bahwa itu merupakan kesalahan. Menjadi pertanyaannya, mengapakah Sunan Kalijaga disana kala itu tidak angkat bicara ?. Mengapakah juga dengan Ratu Kidul juga sepertinya mendiamkannya saja. 

Rupanya kejadiannya, ketika Sunan Kalijaga gagal melakukan negosiasi dengan Prabu Brawijaya V, untuk tidak usah mengangkat senjata lagi dan meminta sang Prabu untuk masuk Islam dan kala permintaan Sunan Kalijaga ditolak mentah-mentah. Saat itulah Putri Anarawati mengambil alih pembicaraan,  berbicara sebagai suami-istri. Tentu saja Sunan Kalijaga tidak berani turut campur dalam hal ini. Keadaan yang memang sudah di skenario oleh Ratu Kidul. Ratu Kidul paham kelemahan Prabu Brawijaya V. Putri Anarawatilah yang akan sanggup melunakan hatinya. Maka diapun membiarkan saja pembicaraan suami-istri itu berlangsung.

Alam telah mencatat niat sang putri, meskipun baik perbuatannya, meskipun semua dilakukan untuk dan atas nama agama, namun jika didalamnya ter-dapat lintasan selain Allah maka alam tidak akan merespon. Respon alam atas niat tersebut pasti akan negatif. Maka kemudian seiring waktu dan peradaban, ditunjukkanlah kebenaran itu kepada Anarawati . Anarawati diberikan kesempatan kedua, dia mesti lahir kembali menyaksikan bagaimana setelah kejadian 500 tahun yang lalu. Dia sadar, Islam terbukti tidak mampu membuat akhlak orang Jawa menjadi baik. Islam tidak merubah apa-apa. Lihatlah akhlak bangsa ini. LIhatlah perilaku orang Jawa sekarang ini, semua tampilan mereka bisa kita saksikan modelnya di layar kaca setiap harinya. Dari sinilah kemudian dia mendapatkan pemahaman dan kesadaran yang lebih tinggih, bahwa ;

Sesungguhnya,  hakekatnya Allah SWT, yang akan merubah nasib suatu kaum, bukan Islam sebagai organisasi, atau Islam sebagai sekte, atau apa saja yang menamakan diri mereka Islam. Bukan itu yang merubah jiwa anak-anak manusia. Allah yang akan merubah jiwa-jiwa manusia, Dia yang memegang nyawa setiap hamba-Nya. Dia yang menciptakan manusia, dan Dia yang akan mengajari-Nya. Allah akan senantiasa berada di dalam hati setiap hamba-hamba-Nya. Dialah yang akan merubah akhlak orang-orang Jawa dari sana. Maka bagi setiap diri yang tidak mengenali-Nya, sudah pasti keadaannya. 

Maka tidak ada jalan bagi orang Jawa untuk selamat dari murka alam sekarang ini. Kecuali dia kembali kepada dirinya sendiri, dia kembali kepada hakekatnya orang Jawa, orang yang ber-jiwa. Sebab disana di dalam hati yang terdalam, Allah menunggu. Menunggu hamba-hamba-Nya yang akan memohon pengajaran-Nya. Allah  akan menyambut hamba-hamba-Nya. Menyambut kembalinya makhluk yang ber-jiwa, kembali kepada hatinya sendiri. Kembali kepada budhi-nya sendiri. Kembali kepada keluhuran budhi sebagai seorang seorang manusia yang memeiliki harkat dan martabat.

Putri Anarawati hanya terpekur, diam.  Dia mengerti sekarang ini. Dia telah ditunjukan, bukti-buktinya, dan rupanya alam tengah mengajarinya. Dia menjadi saksi sejarah, bahwa niat yang bukan karena Allah akan begini keadaannya. Sebagaimana yang terjadi di bumi nusantara ini. Sebagai pemimpin, sebagai penentu kebijakan seharusnya dirinya selalu menghadapkan wajahnya kepada  Allah. Dia hanya alat saja, hanya wayang, maka dirinya tidak boleh mengaku-aku atas apa yang diperbuatnya itu. Seorang pemimpin, seorang penguasa selayaknya tahu akan hukum ini. Jika tidak, dampaknya akan terus bergulir seiring jaman, seiring peradaban itu sendiri. Begitu strategis 'niat' seorang pemimpin itu, bagi kelangsungan hidup manusia dan peradaban itu sendiri.  Al qur an sudah mengkisahkan keadaan ini, atas kaum nabi Musa dalam surah Al ba qoroh (sapi betina). Disana ada kisah yang dapat kita jadikan teladan bagi seorang Penguasa. Mengapakah kala itu dia tidak mengerti. Begitu dalam pemikiran Anarawati.

“Herrr…rgh..!. ..rrr..!. ” Tiba-tiba terlihat dalam pandangan sais kuda, sosok yang minta dipanggil Sabdo Palon itu, menggerakan tangannya ke langit, membuat putaran dengan tangannya, tubuhnya tampak  mengejang hebat. Kemudian dia seperti mengeluarkan sumpah lagi. Sumpah yang kurang lebih hampir sama dengan sumpahnya 500 tahun yang lalu. Dia akan tetap melaksanakan tugasnya, pasukannya akan membereskan satu demi satu para penguasa, dan juga para penentu kebijakan negara, juga para cerdik pandai, para rakyat jelata yang membuat onar, membuat kerusakan di muka bumi ini. Mereka akan di jadikan santapan para danyang. Jiwanya akan diambil, akan dijadikan jembatan di alam ghaib sana. Sampai mereka semua tiba ajalnya. Sumpah itu begitu menggiriskan, diulang sampai tiga kali. Membuat suasana hati raga terkini, sungguh tidak enak hati. Mungkin saja diri mereka juga akan mengalami, sebab hati manusia nantinya siapakah yang tahu. Kemudian dia berkata ;

“Anarawati, aku beri waktu 3 bulan untuk menetapkan hati kalian, masih sanggupkah trah kalian mengemban misi suci ini, menghantarkan bangsa ini menuju gerbang Nusantara Baru. Waktumu hanya 3 bulan. Kalian harus bersiap diri, membersihkan hati. Menyiapkan raga-raga kalian semua. Kalian hanya diminta untuk itu. Merelakan raga-raga kalian digunakan oleh alam ini untuk memperbaiki keadaan manusianya dari alam nyata. Dan Engkau Sangkuriang, engkau akan dibuang di tempat yang jauh. Disanalah engkau harus menggembleng dirimu. Engkau harus memasuki kawah Candradimuka. Agar dirimu mampu menggunakan seluruh kemampuan Sangkuriang pada raga terkini. Waktumu hanya 3 bulan saja. Ingatlah..!. Alam sudah menyiapkan pengganti-pengganti kalian jika kalian gagal memepersiapkan diri kalian. Beritahu para kesatria lainnya ini juga berlaku atas meerka semua, jangan terlena dengan keadaan raga mereka sekarang. Ingat..!. Hanya 3 bulan dari sekarang ini. Aku akan berada dianatara kalian membantu apa yang bisa aku lakukan. Begitu juga Ratu Kidul, akan selalu mendampingi kalian semua. Camkan kata-kata-ku. Siapa yang main-main, ingat sumpahku. Sabdo Palon tidak pernah main-main dengan sumpahnya itu..!.”

Seiring dengan terdengar suara terakhirnya itu, Sabdo Palon bergerak, dan perlahan-lahan melenyapkan dirinya, dibalik gelapnya malam. Malam semakin larut, bintang-bintang diatas sana begitu cerahnya. Semua bintang sepertinya hadir menyaksikan pertemuan tersebut. Hening keadaannya, ketiga sosok manusia yang duduk bersila disana, seperti sedang dalam fase peluruhan, perlahan-lahan tubuh mereka kembali kepada dimensi terkininya. Bayangan sosok Raja dan Putri sedikit demi sedikit memudar. Nampaklah wajah asli mereka, dan Mas Thole menarik nafas lega, bahwasanya prosesi ini tidak sampai memakan korban jiwa, sebagaimana yang ditakutkannya di awal perjalanan tadi.

Seiring dengan itu, pasukan dari seluruh kerajaan yang ada dibumi nusantara ini satu demi satu meninggalkan tempat itu. Hingga tempat tersebut lengang kembali. Kunang-kunang yang tadinya ribuan bertebaran disana, sekarang hanya tinggal satu-satu. Ketiga sosok tersebut seperti menghela nafas lega, walau ada sedikit perasaan memberat, mengingat sebab waktu yang diberikan sabdo Palon hanya 3 bulan saja. Apakah mereka sanggup. Begitulah ganjalan dihati. Perasaan tersebut jauh menyelusup di dalam hati. Termasuk juga di dada sangkuriang, yang merasakan itu. Hingga esok hari perasaan masih ada. Dan sungguh aneh sekali jika kemudian ada telepon dari Australia seperti mengetahui keadaan Sangkuriang, padahal Mas Thole tidak mengkhabarkan apa-apa, tidak memberikan informasi perihal prosesi ini. Ki Ageng seperti mendapat daya dorong luar biasa dari sosok yang berbicara kepada Sangkuriang, berusaha untuk meyakinkan raga terkini Sangkuriang, bahwa semua sudah dalam rencana-Nya, kita tingal ber serah saja, mengalir mengikuti daya yang menggerakkan. 

Grojogan Sewu, menjadi saksi, sebuah janji pati, sebuah labuh pati,  Anarawati labuh pati disini, kejadian 500 tahun lalu, akan diselesaikan disini, agar tidak menjadi karma lagi bagi anak cucu bangsa ini. Sangkuriang dan Anarawati menjadi saksi atas sumpah suci ini. Menjadi pelaku sejarah, agar kesadaran kolektif orang-orang Jawa terbebas dari sumpah yang tidak pernah dimengerti oleh mereka sendiri. Begitulah kesadaran harus diluruskan kembali, begitulah sejarah harus dibenarkan. Maka hanya berserah kepada-Nya saja yang dia bisa. Ber doa semoga Allah senantiasa melindungi disetiap langkahnya. Begitulah perjuangan para kesatria, perjuangan dalam keyakinan yang hanya dimengerti oleh mereka sendiri. Mereka berbuat sesuatu untuk bangsa ini, dengan cara mereka sendiri. Sebagaimana memperbaiki program-program software komputer yang rusak keadaannya. Maka mereka harus masuk ke wilayah ghaib disana. Mengotak-atik agar benar penampilan di layar monitornya. Begitulah keadaannya, maka orang lain banyak yang menganggap mereka 'gila'. Woluhualam


Komentar

  1. ARIFBILLAHJuli 10, 2013

    Wahai Putri Anarawati janganlah engkau bersedih, jiwa2 yang telah tersadarkan karena datangnya Islam di Nusantara ini sejak 500 Tahun yang lalu berterimakasih banyak kepadamu.

    Mereka senantiasa mendoakan kebaikan bagimu.

    Peperangan memang tidak bisa di elakan lagi, sebentar lagi akan tiba. Perang secara Fisik maupun Ghaib akan terjadi. Dimana akan tersadarkan orang yang merasa tua ternyata anak2, dan orang yang dianggap anak2 ternyata adalah orang tua.

    Akan tiba masa dimana pemuda2 berjanggut (Pemuda2 Berilmu) akan membawakan misi suci dan memberantas jiwa2 yang tergadaikan.

    Akan tiba masa Manusia-manusia Paripurna, Jika Sabdo Palon mengatakan: "Mereka akan di jadikan santapan para danyang. Jiwanya akan diambil, akan dijadikan jembatan di alam ghaib sana. Sampai mereka semua tiba ajalnya". itu telah melawan hukum alam. Maka Aku sendiri yang akan Memberantasnya dan mengiring umat manusia menjadi manusia yang Paripurna, Jika itu terjadi Allahpun tidak akn Rela hambanya meragasukma menjadi santapan Danyang.

    Laillahaillah Muhammadurusullah

    AKULAH ARIFBILLAH yang akan melawan Sabdo Palon jika dia berkehendak mengambil jiwa2 manusia. lihatlah kejayaan Islam dengan manusia2 yang paripurna.

    BalasHapus
    Balasan
    1. AKULAH ARIFBILLAH yang akan melawan Sabdo Palon jika dia berkehendak mengambil jiwa2 manusia. lihatlah kejayaan Islam dengan manusia2 yang paripurna.

      ======

      Silahkan datang ke Gunung Lawu saja mas, untuk membuktikan 'keberanian' dan 'kebenaran' yang anda yakini itu.

      Kisah ini hanyalah sebuah khabar, atas sebuah mitos dan legenda leluhur, yang mengajarkan kearifan. Bahwa jiklau kita berbuat kemungkaran dimuka bumi, maka hukuman Allah akan datang dari mana saja. Hukuman itu oleh orang 'jawa' di berikan simbol, 'Sabdo Palon'. Inilah bahasa SImbol, bahasa yang sarat makna.

      Saya akan khabarkan kepada 'beliau', tantangan anda ini, insyaallah dia dengan senang hati akan menerimanya. Sebab tugas beliau memang perang melawan 'kemungkaran' dan 'kemunafikan' manusia.

      Insyaalah, dia sudah bersiap disana mas. Silahkan Mas Arifbillah. Semoga anda mampu membuktikan omongan anda disana. Bukan hanya disini, datangi kerajaannya. Lawanlah meerka dengan kemapuan anda. Kemudian ceritakan hasilnya di lapak ini. Sehingga kisah berikutnya, akan menjadisru disini.

      Salam, semoga anda tepati janji anda ini. Datanglah sebelum lebaran ini, jika anda memang benar !.

      Hapus
  2. Innalillahi wainnailahi Rojiun

    Dan ingatlah jasad, jiwa dan ruh itu milik Allah. Tak seorangpun makhluk manapun yang berhak kepada jiwa seseorang.

    Adapun mereka akan dibinasakan itupun atas kehendak Allah karena mereka tidak amanah terhadap amat yang telah Allah berikan.

    Jangan menghukumi atau menyalahkan islam, karena yang sebenarnya kebanyakan orang yang berislam tapi tidak berjiwa Islam, banyak sekali yang mengaku Islam hanya pakaiannya saja ataupun hanya namanya saja.

    Budhi Luhur itu memang baik, tapi buat apa Budhi Luhur kalau tidak Bersyahadat. Zaman budhi luhur sudah Allah binasakan dan telah diganti dengan zamannya Dinul Islam, jika mengharapkan Nusantara Baru maka berislamlah secara Ruh, jiwa dan jasad. bukan hanya nama saja.

    Bandingkan 500 tahun sebelum masuknya Islam ke nusantara dan 500 tahun setelah masuknya Islam ke Nusantara, Lihat perbedaannya. Mana yang terilhami dan mana yang tersesatkan, sehingga akhirnya mereka tersesat di alam pararel dan tidak bisa berpulang kepada Allah. itu bukti adanya kalian yang tersesat di alam pararel dan tidak bisa berpulang kepada Allah hanya menunggu datangnya hari Kiamat.

    Jiwa yang islam adalah jiwa yang bisa berpulang kepada Allah, yakni Innalillahi Wainnaillaihi Rojiun.

    Siapa yang Maha Perkasa?
    Siapa yang Maha Pemilik Kerajaan?

    Wamakholaku jinna wal insa illaliabuduun.

    Jawablah oleh kalian untuk apa kalian diciptakan?

    Para peguasa tanah jawa kemankah engkau akan berpulang? kepada siapakah engkau akan berpulang?
    dan untuk apa Allah menciptakanmu?
    Dan tunjukanlah kepadaku jalan mana jlan yang benar? Bukankah jalannya Rasull Muhammad SAW jalan yang telah disempurnakan bagi semesta alam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. “Dan Sesungguhnya kamu (muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung (luhur).” (QS. 68:4)

      Astagfirulloh hal 'adziem. Benarkah jaman budhi pekerti luhur sudah hancur. Bagaimanakah dengan pernyataan Al qur an sendiri yang menyatakan bahwa rosul adalah sosok yang berbudi pekerti agung (luhur). Ya, Allah ampuni kami.

      Jika kami semua ingin mencontoh akhlak rosulmu. Mengapakah kami diperangi.

      Ya Allah tunjukan kepada kami, sosok manakah yang harus kami contoh selain manusia paripurna rosul-Mu yang terkasih, yang berbudhi luhur. Jangan palingkan kami , jangan palingkan kami dari teladan rosul-Mu ya Allah. Lindungilah kami.

      Ampuni kami , ya Allah.

      Hapus
    2. Bacalah dengan cermat saudaraku pesan dalam tulisan ini. Bacalah dengan hati. Bukankah sesama muslim adalah saudara. salahkah kami yang ingin memerangi 'kebatilan' di muka bumi ini. Salahkah kami yang ingin menegakkan 'ajaran akhlak sebagaimana yang diajarkan Rosul Allah yang terkasih..?.'

      Renungkanlah saudaraku, janganlah kebencianmu kepada suatu kaum (makhluk), menyebabkan dirimu tidak dapat berlaku adil, atas kaum (makhluk) lainnya di muka bumi ini. Semua makhluk sudah ada bagiannya masing-masing. Semua mengurusi urusannya sendiri-sendiri. Semua dalam rangka menjalani takdir mereka sendiri-sendiri. Berusaha menetapi jalan Allah, dengan kemampuan mereka masing-masing. Perhatikanlah, sesungguhnya mereka sedang bersungguh-sungguh menetapi jalan Tuhannya.

      Mereka seedang dalam upaya menetapi, menyerahkan hidup matinya kepada TUhannya, sebagaimana perkataan nabimu, "LASYARIKA LAHU WABIDZALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIM"

      SESUNGGUHNYA KAMI, ADALAH ORANG-ORANG YANG BERSERAH DIRI (Islam).

      Jika engkau gunakan hati, engkau akan mendapatkan bahwa sesungguhnya mereka adalah saudara dalam Islam.

      salam

      Hapus
  3. wong ngomong ki disaring sik... kaya wis isah nyawang githoké dewe wae... lg isah sithik waé sumbar, maca tulisan kaya ngéné waé jik salah ngartekné apa manéh liyané... awit biyen nganti saiki kok panggah bodo, kebangeten dul!!!

    BalasHapus
  4. Biarkanlah masing2 manusia dgn persepsinya, setiap individu punya hak utk menetapi takdirnya masing2, sesuai standart keyakinannya kepada Allah. Karma akan tetap membuntuti, hukum dan takdirNya akan terus berjalan. Bagaimanakah manusia menyikapi itu smua tergantung keyakinan individu2nya. Yakin pada diri sendiri adalah bentuk keyakinan pada Allah. Itulah bentuk kekuatan hati. Saat diri ingin berbuat baik sesuai kehendak Allah, niat adalah suatu hal yg utama. Hati2lah dengan lintasan kata hati, bersihkan hati dan luruskan niat, itulah penentu baik buruk apa yg akan kita lakukan. Ada byk hal yg tidak mampu di olah oleh akal dan logika, utk masuk ke ranah ghaib, akal atau logika tdk akan pernah bs sejalan, inilah mereka para satria2 yg berada tepat ditengah2 keadaan itu, dijadikan Allah sebagai saksi atas segala kuasaNya, maka nikmat manakah yg akan dipungkiri? Adakah ruang keraguan dihati? Hanya mereka yg tak mampu bersyukur saja yg akan memungkirinya. Pada akhirnya realitas dan ghaib menjadi dua sisi yg tdk dapat dipisahkan dlm menetapi takdir2Nya.. Hanya Allah, dari Allah dan akan kembali kepada Allah, Innalillahi Wainnailaihi roji'un, Allah hu Akbar.

    Salam

    BalasHapus
  5. @ARIFBILLAH: kl mau komen mikir dulu mas. Walau hy dr tulisan, energi mu itu terbaca. Sombong, terhijab ilmu, merasa sdh hebat dgn amalan2 ya. Yakin mau berhadapan dgn eyang Sabdo Palon? kepapar sedikit energinya bisa semaput kau. Ga usah jauh2 menantang Sabdo Palon, lbh baik belajar lagi. Iqro, bacalah. Baca Alquran, baca alam, baca tanda2 kebesaran Allah dlm dirimu. Salam

    BalasHapus
  6. kidung alamJuli 15, 2013

    Saudara-saudaraku yg telah diberi energy kesadaran. Waspada dan hati-hatilah dg luapan energymu. Walaupun sekedar dlm tulisan. Energy kesadaranmu akan menggetarkan. Gelombangnya akan melanda. Akan sangat terasa bagi yg lain. Terutama bg yg sempat membacanya. Bersabarlah untuk tdk terburu membalikkan gelombang energy negatif. Resonansi gelombang ini akan mempengaruhi keseimbangan. Bg yg tengah berada di dimensi gelombang. Biarlah alam yg akan menyerap. Biarlah berlaku hukum alam. Becik ketitik ala ketoro. Kembalikan semua kekuatan energy dlm niat kepada Allah.
    Kita hanya berjuang menjadi "hamba/budak" Allah. Menjadi alat Allah. Menjadikan kehendakNya terjadi di alam ini. Mari kita tafakur bersama atas kajian yg disajikan di blog ini. Sebuah kajian yg indah dan menyentuh.

    BalasHapus
  7. Benar...disini kita jangan saling menyalahi tp bisakah kita mnjadi bijaksana dlm brtindak, jgn hanya sedikit dikit mmbawa agama, ageman itu tdk salah ISLAM itu smua ajarannya BeNaR...tp bs kah kt sbgai mahluk ALLOH SWT yg katanya paling Mulia paling tinggi derajatnya tp kok berkelakuan maaf sperti binatang!!! Krn pd zaman ini ajaran para leluhur kt yaitu adat istiadat tata krama sdh hilang d ganti d kacau kan dgn adat negara lain...bgitu jaya nya kt ini negara yg kaya bragam tp klemahan kt gampang di adu domba
    Coba bs kah kt saling mengerti saling mngasihi tepo selero antar satu agama dulu deh yaitu ISLAM kalau sdh bs brarti alhamdulillah jadi bs mnghargai agama & kepercayaan yg laen...maupun pedapat...
    Krn kalo kt mau perhatikan pesan ALQuran & hadisr Baginda Rasululloh sama kok dgn pesan2 para leluhur kt mau dr tanah sumatera, tanah kalimantan, tanah sulawesi, tanah jawi, tanah bali, tanah ambon, kep. Sribu, tanah papua...mari kt bersatu bagaimana merubah main set dr keterpurukan bangsa kt ini yg kaum Muslimnya lebih byk bs trselamatkan begitu jg dgn sesama agama laen krn mreka jg bagian dr INDONESIA, menjadi NUSANTARA BARU, INDONESIA BARU yg tdk bs d ganggu gugat utk di adu domba bahkan adat istiadat sndiri...
    & salah satu kuatnya sumpah agama yg mngatasnamakan ALLOH sering di permainkan...tp apabila dgn sumpah Adat sampai skrg lebih sakral,contoh jgn suka duduk di depan pintu dr dulu nenek moyang sampai abad 21 masih di pake dan itu takut utk mlanggar. Sekiranya mhn maaf kalo byk salah dr tulisan sy ini krn benar dan salah smua krn ALLOH SWT krn sy tiada daya upaya kalo bkn krn. ALLOH SWT & Baginda Rosululloh SAW..

    BalasHapus
  8. Salam knal salam seroja...
    Jgn slalu mncari kekurangan diantara kyakinan masing2 tp slalu merapatkan barisan utk persamaan antara ajaran & keyakinan di antara perbedaan.

    BalasHapus
  9. lalu... apakah 3 bulan itu berjalan baik atau sebaliknya... RAHAYU utk smua peradaban dan kemanusiaan... RAHAYU utk Bangsa dan Negri Tercinta.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali