Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Kisah Spiritual; Jejak Orang-orang Atlantis (3)

Gambar
K ehidupan mengajari banyak hal. Termasuk bagaimana manusia mampu belajar melepaskan dan menerima. Dua pengajaran yang begitu sulit dijalani. Menerima takdir dan melepaskan kehendak diri. Disinilah pelajaran kehidupan. Menjauhi keinginan dan menerima yang tak dimaui. Manusia dipaksa untuk menerima takdir apa saja yangmenyambanginya. Pembelajaran ilah   yang terus bersiklus selama menapaki perjalanan spiritual ini. Sungguh kehidupan tidak pernah salah mengajari. Semua diperlakukan sama oleh sang guru. Ya, guru manusia adalah ‘Sang Takdir’. Pelajaran yang sama dari satu manusia ke manusia lainnya. Semua dimaksudkan agar manusia mampu menyempurnakan jiwa mereka sendiri. Takdir mengajarkan semua rahsa,  ya setiap rahsa kemudian dipergilirkan dengan seadil-adilnya. Benci dan cinta, suka dan  duka, kecewa dan bangga, sukses dan gagal, Iba dan sombong, semua menyambangi manusia, bersiklus dalam kesadaran manusia. Mengisi jiwa dan menggenapi pori-pori manusia, disana lengkap dengan s

Kisah Spiritual; Jejak Bumi Jawa (3)

Gambar
I ni adalah kisah kami, buku catatan kami yang kami tuliskan dengan sepenuh hati kami. Benar dan salahnya adalah pertanggungan jawaban kami kepada sang khalik. Kami meyakini kebenaran ini. Sebagaimana kami meyakini esok hari matahari akan terbit. Sebagaimana kami meyakini adanya hari akhir. Mas Thole memohon kepada sidang pembaca agar tidak mempercayai kisah-kisah kami disini. Dan mengujinya sendiri kebenarannya. Jika ada kebenaran itu adalah Allah yang menyusupkan di hati sidang pembaca, bukanlah kisah disini. Jika tidak ada kebenaran maka sudah sewajarnya demikian adanya. Sebab kebenaran yang kami yakini adalah kebenaran dimensi keyakinan diri kami sendiri. Dengan kepenatan diri, kami hantarkan kisah ini. Bertanya dalam hati, mengapa berulangkali masih saja ada orang yang datang menghujat kisah-kisah disini. Mengirimkan komentar dan sampah-sampah pemikiran. Dengan perkataan yang tidak mendasar. Sungguh sulit dipahami. Sudah berulangkali disampaikan kepada khalayak,  jika kisah

Kisah Spiritual; Jejak Orang-orang Atlantis (2)

Gambar
Pengantar; Kisah disini hanyalah kisah spiritual. Kisah yang kebenarannya hanya diyakini sang pelakunya. Sehingga kisah disini tidaklah mengusung kebenaran dan juga bukan dalam upaya agar pembaca mempercayai kisah-kisah yang disajikan. Anggaplah kisah disini sebagai fiksi. Menjadi penghibur semata. Sebagaimana kisah Superhero yang sering diputar di layar kaca. Bagi pembaca yang tidak menyukai kisah disini, mohon lupakanlah kisah kami. Tidak patut jika kemudian meluapkan ujaran kebencian. Kisah ini diperuntukan  bagi yang membutuhkan kisah pembanding dari kisah kisah yang sudah ada. Mohon maaf jika komen-komen yang tidak mencerminkan budhi pekerti yang baik tidak kami publish. Ujaran-ujaran tersebut tidak patut bagi manusia yang berakal baik.  Tinggalkanlah kami, itu lebih baik bagi jiwa, dari pada melontarkan makian dan hujatan yang tidak mendasar. Mohon maaf dengan ini. Salam pengasuh. Arief Utomo. ... “Seumpama langit, maka dia di antara jejak2 yg tidak ditemukan sayap

Kisah Spiritual; Misteri Arca Batu Bicara

Gambar
Pengantar;  Sebuah arca batu bisa bicara dan mengkisahkan bagian ini, apakah mungkin? Kembali kisah spiritual ini dihantarkan. M emasuki pelataran, nampak lorong yang berjarak 30 meteran dari jalan. Di kiri ada sebuah tulisan nama sebuah musium milik pribadi. Letaknya yang di tengah kota menjadi kontras keadaanya. Arah depan nampak sebuah gerbang tertutup, dibukakan oleh penjaga. Hari ini memang musim tidak buka seperti biasa. Angin apakah yang menghantarkan Mas Thole kesana. Yah, mendadak saja ada keinginan kuat kesana. Perjalananya mencari jejak-jejak leluhur membuat dirinya bertemu dengan tokoh-tokoh aneh yang tidak lazim bagi manusia normal.  Sebuah musium milik pribadi. Rekan Mas Thole pernah bercerita dia menitipkan barang ghaib yang di dapatkannya dari olah spiritual,  ke musium tersebut. Pada mulanya tidak ada keinginan sedikit pun kesana. "Apa anehnya musium" begitu pikir Mas Thole. Dia tidak terlalu menyukai benda-benda ghaib. Dirinya teringat kepada ay