Sang Guru Bumi (2) :Manusia Masa Lalu


Image result for para dewa yunani

Pada hari biru. Aku menunggu sang waktu. “Benarkah ini tentang kamu” Sejenak sergahan pertanyaan dalam bilik kalbuku. Yah, semua tentang rindu. “Kalau begitu siapakah yang kutunggu, apakah waktu ataukah dirimu? Hhh...ingatan ini memburuku dan kenangan juga mengejarku. Bukankah semua ini perihal waktu. “Apakah salah jika aku sedang menungu sang waktu bukan kamu!” Aku menghardik dalam kekesalan. Langit rapuh dalam kesadaran. Lobang disana sini membuat pikiran semakin jauh dari kenyataan.

Apa yang kuingat menjadi nyata dalam kesadaranku. Apa yang kulupakan dan masih saja kurasakan sensasinya menjadi kenangan bagiku. Orang menyebutnya dengan 'dejavu'.  Lantas apakah kenangan lebih baik daripada ingatan. Ingatan membuatku hadir dalam prasangka dan iba. Sementara kenangan mampu kulihat dengan lebih jernih persoalannya. Kadang justru kenangan menjadi terasa lebih indah. Maka jikalau ditanyakan apakah aku manusia masa lalu atau manusia sekarang. Maka jelas akan kukatakan bahwa sesungguhnya aku adalah manusia masa lalu yang hidup dalam raga sekarang.

Aku adalah manusia yang hidup dalam ingatan dan kenanganku masa lalu. Masa-masa terdahulu. Ingatan dan kenangan yang entah bagaimana muncul begitu saja dalam lintasan pikiran. Boleh kukatakan bahwa aku telah teraktivasi dengan DNA ku sendiri. Aku mampu membangkitkan kenangan masa laluku. Rekam jejak perilaku para leluhurku yang tersimpan rapi dalam DNA yang meraka turunkan dan wariskan kepadaku. Bukankah manusia yang lain sama denganku. Mereka mendapatkan warisan yang sama. Mereka memiliki kesempatan yang sama? Yah, semua tergantung kepada keinginan dan kebutuhan serta kehendak mereka sendiri. Mau atau tidak, Hanya itu persoalannya.

Maka ketika aku menyebut diriku ini manusia masa lalu. Mengapa menjadi aneh? Mudah saja bagi siapa saja yang mau, bangkitkan memori di dalam sistem ketubuhan, maka memori itu akan mampu kita baca. Kenangan akan muncul dan sangat nyata sekali. Salahkah jika aku menyebut diriku dengan tokoh-tokoh masa lalu? Bukankah itu fiksi? Ya, benar sekali kisah itu adalah fiksi. Kisah yang tidak membutuhkan data dan fakta. Kisah yang hanya ada dalam kenangan dan ingatan manusia. Benar, fiksi adalah kisah-kisah masa lalu atau masa depan  yang terbangkitkan oleh sistem kesadaran manusia. Maka fiksi hakekatnya adalah kenyataan yang dibangkitkan ulang. Fiksi adalah kenyataan yang dikisahkan dari waktu ke waktu. Bukankah fiksi adalah kenangan manusia atas kisah masa lalu dan masa depan?

Semua adalah tentang waktu. Bukan tentang kamu. Meskipun kamu nanti akan mampu menjadi ‘pengungkit’ bagi bangkitnya kesadaranku. Namun esensinya bukan itu. Sensasi kerinduan yang menyebabkan aku mencari kamu di segala penjuru dunia. Namun sekali lagi, maafkan jika  selalu akan menyoal aku bukan kamu. Maka maafkanlah. Siapakah yang mengenaliku jika bukan kamu? Aku ingin dikenali oleh karena sebab itu aku mencari kamu yang mengenaliku di alam semesta ini. Kerinduanku adalah eksistensi bagi keberadaanku dialam semesta. Maafkan jika kamu keliru perihal Aku. Aku manusia masa lalu, yang hidup dalam kenanganku sendiri. Aku yang mengikuti ingatanku. Ingatan tentang kamu, walau sesungguhnya bukan itu mauku.

Masihkah kamu tidak mau menyebutku sebagai manusia masa lalu. Lihatlah sekali lagi aku. Apakah aku memiliki memori masa kini dan masa depan. Sungguh aku bingung atas keberadaanku di masa kini. Aku mengalami turbulensi waktu mengingat itu. Begitu juga perihal masa depan, aku tidak tahu apakah nanti yang terjadi. Walau aku tahu banyak diantara kamu itu adalah manusia masa depan, karena sebab kenangan yang kamu miliki adalah tentang masa depan. Ya, kamu yang terus mengkhabarkan melalui science fiksi. Aku mengenalmu sebagai manusia masa depan. Kamu menghadrikan kisah-kisah masa depan yang akan terjadi. Sebagaimana para nabi mengkisahkan bagaimana terjadinya hari kiamat itu. Dan aku hanya mengenal pola-pola itu.

Sudahkah kamu mengenalku? Lihatlah DNA mu sendiri maka kamu akan tahu apakah kamu seperti aku ataukah seperti mereka itu ataukah kamu memang bukan bagian dari semua itu? Mungkin kamu adalah polisi lintas dan antar dimensi waktu yang akan menangkapku. Mungkin saja, ah aku tak tahu. Yang kukatahu aku mencari orang-orang masa lalu yang mengenaliku.

salam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali