Wasthu Kencana; Episode Putri Majapahit Terakhir (1)


Image result for putri majapahit terakhir
Pengantar; Majapahit dilanda Perang Paregreg, akibat perebutan tahta di antara keturunan Prabu Hayam Wuruk, yang terjadi pada tahun 1453-1456 Masehi. Akibatnya, selama 3 tahun, Majapahit tidak mempunyai raja. Saat dalam keadaan yang kritis dikirimkanlah Putri Majapahit terakhir yang masih anak keturunan Tri Buana Tungga Dewi ke Pajajaran. Rombongan itu diterima sendiri oleh Niskala Wasthu Kencana. Demi dan untuk melindungi trah Majapahit dan sekaligus dengan maksud agar pupus dendam permusuhan Majapahit dan Pajajaran  maka dikawinkanlah beberapa rombongan Majapahit dengan putra-putra terbaik Pajajajaran. Wasthu Kencana juga mempersunting salah satu putri Majapahit yang merupakan putri terakhir Majapahit. Niat ini ternyata mendapat tentangan dari pelbagai pihak. Peristiwa inilah yang memaksa Wasthu Kencana mundur. Kisah dibalik kisah yang dialami pelaku sungguh sulit diceritakan. Kecuali oleh Pelakunya sendiri. Peristiwa ini  tidak tercatat dalam sejarah, namun tertulis dalam DNA anak keturunan mereka. Kisah yang menyimpan dendam dan kasih asmara. Kekuasaan dan juga ketidakberdayaan manusia menghadapi takdir sang Maha Kuasa. Kisah yang mungkin dapat dijadikan teladan bagi yang lainnya. Bagaimana menyikapi dan mersepon keadaan yang tidak pernah disukai dalam perjalaan hidup di dunia fana. Inilah kisah Wasthu Kencana dalam Episode, Jejak Putri Majapahit

+++
Memandang langit, seterang tetesan air. Sepanjang guratan kesepian. Se-naif angan dan pemikiran. Permainan skenario alam yang memang luar biasa. Dan jika kemudian semua menjadi jelas di masa kini. Bagaimana menyiikapi?

 "Cinta yang paling rahasia adalah mendoakannya”

Maka biarkanlah cintanya utk nergriku dalam diam. Biarkanlah Tuhan menilai seberapa dalam cinta itu. Biarkanlah sang penghina waktu berkata hingga jemu. Menabuh genderang perang dengan bertalu. Sebab rindu sering belagu dan saru.

Separuh nafas, kuhembuskan untuk cinta. Biar rindu sampai di lautan biru. Menjejak naluri dalam pilu. Dimanakah negri nyiur melambai itu?.

+++

Kami hantarkan kisah ini. Menjadi pengingat diri bahwa jaman dahulu kala, kami pernah ada dan hidup di negri ini. Jika kemudian kisah itu terulang kembali, sebagaimana sebuah film yang diputar ulang, sungguh itu bukanlah kemauan kami sendiri. Jika kemudian kami dimintakan menjadi saksi atas apa yang kami lakukan di jaman dahulu, jika kemudian kami diminta memaknai ulang kisah-kisah masa lalu, apakah yang harus kami khabarkan disini?

Deburan ombak telah membentur karang, sementara ingatan hanyalah sekelebatan pergi dan datang, namun jika hantamannya sekeras ombak yang datang bagaimanakah kami mampu bertahan? Residu ini terlalu, dan kami menjadi saksi atas rahsa itu. Dimanakah kami harus sematkan hati? Kami lahir dimasa sekarang ini dengan raga terkini yang tak kami pahami. Jika kemudian dengan pemberian pendengaran, penglihatan, dan jiga hati  kami dimintakan pertanggung jawaban, apakah yang harus kami lakukan? Telah pupus segala asa, dalam klimaks kata yang hanya itu yang kami bisa.

“Kami harus meninggalkan tahta kerajaan Pajajaran, menetapi takdir kami sebagai pertapa dan menjauhi  dunia. Meninggalkan segala yang kami cinta. ”.

Mata mengambang, seorang Dewi menatap tak percaya manakala Wasthu Kencana lebih memilih meninggalkan dirinya. Alam semesta mendengar dan mencatat atas ketidak adilan rahsa.  Yah, Dia titisan terakhir atau turunan akhir dari Majapahit. Dialah Cucu  Tribuana Tungga Dewi yang dikirim ke Pajajaran untuk meminta perlindungan kepada Wasthu Kencana. Segala harap dan doa disematkan agar trah terakhir putri nan kinanthi diseleamatkan Wasthu Kencana. Inilah kisah yang terbuang dari ingatan manusia. Kisah hati yang nelangsa daslam siksa cinta. Sakitnya saja  telah menggemparkan nirvana hingga singgasana para Dewa terguncang sebab dahsyatnya. Rahsa tak memandang dia manusia apa, satria atau brahmana, pendeta atau waisa. Sang Dewi dalam tangisnya, dendam dan cinta sekali lagi telah membuka portal lintas dimensi yang terkoneksi ke masa terkini.

Seringkali manusia takut atau waspada dengan kematian, padahal kematian itu pasti sebagai tahapan perjalanan kehidupan. Yang seharusnya dijaga dan dipelihara adalah kehidupan, karena kehidupan itu sementara dan sebentar, maka dalam setiap halnya sesungguhnya itu sangat bermakna atau berarti bagi kehidupan.

+++

“Jejak rindu adalah catatan sang waktu. Maka berjalanlah dengan diam. Sesungguhnya alam perlu itu. Siapakah sang penghianat waktu itu? Bumi Majapahit akan bergolak dengan darah yang menyembur dari rinduku. Siapakah yang pilu? Kerinduanku bukan tentang Wisnu. Kuburkan aku dalam pusaran datu. Maka gelap Sangkan Paran akan membatu...”

Sampai dimanakah kita ini?

Sungguh perjalan luar biasa berat. Maka jika tidak ada pertolongan Allah maka tidak ada satu manusia pun yang sanggup. Bahkan dikisahkan malaikat yang ingin menjadi manusia pun juga gagal. Padahal malaikat memiliki semua ilmu.

“Maka bukan ilmu yang kita butuhkan dalam perjalanan ini wahai Putri.”

 Tapi yang dibutuhkan adalah "Sikap berserah diri."  Apapun yang terjadi kita berserah diri untuk mengembalikan kepada alam setiap rahsa yang menyambangi.

“Kapankah kita akan berlabuh?” Bertanya engkau pada bayangan. Sementara yang ada hanya lautan dan lautan. Sang Putri diam dalam lamunan. Bertanya dalam gelapnya malam yang menakutkan.

+++

Pergerakan spirit Majapahit mulai menuju ke Pajajaran. Puncaknya seperti nya di bulan Maret. Semalam dapat khabar Kami akan terjadi pengulangan kembali kejadian masa lalu. Puzzle puzzle akan semakin jelas rangkaian nya dan juga semoga menjadi mata rantai untuk mengkoneksikan satu sama lainnya. Menjadi pemaknaan yang utuh atas hikmah perjalanan hidup ini. Memang akan menjadi sebuah alur kisah yang dramatis. Hanya Niskala Wastu Kencana sendiri yang akan mampu menjelaskan mengapa semua ini berulang kembali di dimensi sekarang.

Sebuah kisah yang dramatis. Adakah yang paham sebab yang menadasari pemikiran? Tidak ada jejak tulisan sedikitpun disana. Hanya getaran energi dialam masih mampu dan bisa terbaca. Manakala portal terbuka, saatnya kisah ini dihantarakn, menjadi pesan dan juga pengingat kesadaran. Bagaimana tahta dan cinta telah melandasi banyak manusia. Bagaimana seorang Raja nan bijkasana harus menahan kesedihannya sebab cinta kepada musuhy bebuyutannya. Yah, Majapahit telah membunuh ayahandanya dalam Perang Bubad. Sementara Pamannya Suradipati demikian apriori atas pilihannya. Perang yang hingga kini menjadi misteri. Perang yang sesungguhnya menjadi ketakutan tersendiri menyebutkan kejadiannya.

Mundurnya Niskala Wastu Kencana menuju pertapaan penuh dengan drama dan romantisme yang luar biasa. Benturan antara keinginan menyatukan lagi Majapahit dan Pajajaran. Benturan antara Cinta dan Kekuasaan. Dorongan hebat dari lingkungan terutama adalah para penasehat kerajaan yang memojokkan dan memfitnah beliau menjadi pemikiran tak berkesudahan. Rasa bersalah dan juga rahsa apa boleh buat terus menghakimi dirinya hingga pada akhir pertapaannya.  Pertapaan terakhir beliau disini Cangkup. Maka sensasi nya sangat kuat terasanya.

+++

Niskala Wastu Kencana sekarang ibarat terbangun dari tidur. Serasa hidupnya baru saja kemarin. Ya ..baru bangun tidur. Rasa masih sama sebagaimana dahulu. Rasa masih sama ibarat bangun tidur sementara akal memahami bahwa ini adalah dimensi terkini. Perjalanan nanti akan mengharu biru. Merasakan apa yang dirasakan Wasthu Kencana. Semoga  mampu menjaga kesadaran  bahwasanya itu adalah rahsa Wasthu Kencana. Menjadi saksi perjuangan seorang raja dalam menetapi takdirnya. Demi dan utk kejayaan bangsa ini. Dimana dirinya mengorbankan seluruh perasaan cinta dan juga kekuasaan demi kebaikan bangsa.

Bagaimana mengkisahkan kejadiannya? Bagi pelakunya sendiri mungkin akan mengalami split personality. Mungkin akan dikatakan mengindap Skizopherina.  Lebih parah dikatakan gila, atau lebih lembut lagi disebut dejavu. Padahal hakekatnya sama saja seperti memutar ulang film. Kemudian melihat dari sisi yang berbeda untuk diambil hikmah kejadian. Mungkin dahulu sebagai pelaku sangat sulit mengambil hikmah. Namun sekarang di posisi sebagai Penyaksi saja. Maka seharusnya lbh mudah memahami dan memaknai.  Di realitas kekinian raga terkini harus mengambil peran sebagaimana raga yang sekarang di berikan takdirnya dan dii sisi spiritual sebaliknya. Wasthu Kencana yang akan mengambil peran utk memetik hikmah atas kejadian yang akan diputar pulang. Kesadaran diri diharapkan dalam kondisi superposisi.

Keadaan jiwa adalah seperti dua sisi mata uang. Mana sisi mata uang yang sedang eksis di kesadaran maka itulah wajah yang akan nampak di realitas. Kadang tidak hanya satu mata uang dengan dua disisi saja. Seringkali jiwa terdiri dari beberapa tumpukan mata uang di setiap peradaban. Setiap mata uang ada sisi sisi yang tak sama ada 100 wajah tampilan yang menjadi potensi. Berupa tumpukan uang logam. Seperti pernah dikishakn bahwa Banyak Wide memiliki 12 tumpukan mata uang dengan masing-masing sisi nya yang berbeda. Maka bayangkan saat Kaf terbuka dan dinamakan sisi wajah lainnya. Maka demikianlah keadaan Wasthu Kencana.

Setiap wajah yang tersingkap dan terbuka dari salah satu sisi mata uang maka hancurlah pertahanan self defense disana. Lapis demi lapis seperti membuka kulit bawang. Satu mata uang terbuka dan terus terbuka satu demi satu. Hingga nanti hanya tertinggal satu mata uang saja. Dia dan Aku. Setiap satu tumpukan keping mata uang terbuka Kaf nya...itulah mati!!!?

 Satu demi Kafi terbuka nampak lah disana satu wajah dalam sisi mata uang yang tak sama dengan sebelumnya. Dia itu aku tapi yakinlah bahwa aku bukanlah dia. Dia punya nama di dimensi waktu lainnya. Bilahkah saatnya itu...sampai dimanakah kita ini? Sebut saja dunia ini parallel. Tapi sejatinya hanya persoalan waktu. Waktuku dan waktu dia tidaklah sama.  Maka pernah pada suatu keadan nama disebut t dengan banyak nama lainnya. Banyak Wide, Aria Wirareja, Darma Pala, dan banyak nama lainnya. Apakah itu aku?

Bukan!

Dia adalah dia dan aku adalah aku. Hanya aku adalah dia. Ini hanyalah persoalan ruang dan waktu. Demikian keadaan peristiwa yang akan nanti terjadi. Jika kejadian dimensi ghaib sejalan dengan sebuah perhelatan meiling Galuh bulan Maret, mungkin ini sebuah kebetulan saja. Namun kepastiannya adalah keadaan dunia ini yang paralel. Peristiwa kejadian pada abad ke 14 akan terulang lagi.

Maka apakah kejadian saat Majapahit dalam situasi chaos tidak akan terulang lagi?  Maka apakah niat mempersatukan Pajajaran dan Majapahit itu hanya persoalan ruang dan waktu? Dari pemahaman inilah kita akan paham siapa yang mengendalikan raga2 manusia2 yang saat ini berkuasa dan bertahta di Nusantara ini. Tujuan kita adalah kesadaran bangsa ini. Sebagaimana niat nabi Ibrahim atas anak keturunan dan bangsanya. Polanya demikian. Dan wasthu Kencana  akan terus berjuang utk itu di setiap kelahiran.

Semua dihadirkan agar lengkap sebuah skenario. Sebagaimana sebuah film saja. Semua harus nampak nyata. Ada melodrama yang mengaduk rahsa pelaku nya dan ada tujuan pembelajaran atas rangkaian kejadian menuju penciptaan manusia.  Siapakah yang mampu menjadi saksiNya atas ini?  Bahkan malaikat sendiripun tidak mampu. Apalagi alam semesta yang juga menolak amanah ini. Maka jalur ke atas akan dikisahkan ulang. Jalur Pajajaran Pangkuan dan Panjalu.

Perspektif yang mungkin tidak sama dengan kesadaran kolektif. Sebagaimana dahulu rosul berhadapan dengan perspektif Yahudi dan Nasrani yang berkembang menguasai kesadaran saat itu. Kisah cerita para raja yang dikonstruksi dan di framing jaman nabi. Dituturkan ulang oleh Kami. Di kisah Kami kembali dengan menggunakan persepektif Kami. Kisah dan cerita para raja Pajajaran juga telah dikontruksi dan di framing oleh kesadaran kolektif bangsa ini. Maka kita diminta utk meluruskan jalannya sejarah dan jalannya pemaknaan atas kejadian dan atas kisah yang terjadi dalam perspektif Kami.

Jika kita baca sumpah Prabu Siliwangi kita akan dapati benang merahnya. Dimana orang mencari cari Pajajaran mereka justru yang melakukan framing sesuai dengan keinginan mereka. Nah mereka inilah yang tdk akan mendapatkan apa apa. Sebab mereka mencari dengan nafs keinginan mereka utk berkuasa kembali. Mereka akan celaka. Menguak misteri Pajajaran dan mencari hikmah2 kisahnya disana ini adalah pola yang bisa kita tangkap atas keinginan dan kehendak alam. Setiap diri akan melacak keberadaan leluhurnya masing-masing, sendiri2. Seperti rosul juga dikisahkan melalui jalur leluhur2nya keatas. Tokoh-tokoh luar biasa dijamannya masing-masing. Kisah yang runut sampai Ibrahim dan Adam.

Kita di Nusantara juga punya kisah yang sama. Kisah yang tak kalah serunya kisah Wastu Kencana, kisah Darmaraja, dan lain lainnya. Kisah orang-orang luar biasa. Inilah hakekat sebenarnya dalam menelisik kebenaran. Setiap manusia memiliki kisah seru yang sama. Melacak jejak leluhur mencari hikmah diantara pemahaman yang terserak disana. Adalah sebuah laku spiritual dalam upaya memahami misteri penciptaan setiap diri manusia yang tentu saja tidak sama. Maka hendaklah setiap diri peduli dengan nasab nya. Dari sanalah kisah akan di susun ulang kembali. Melacal ulang kode DNA.

+++

Dalam diam hening termangu sang Putri menatap Majapahit yang terus menerus mengalami pergolakan perang saudara. Situasi yang benar-benar sulit sekali. Semua adalah saudara, mengapa harus berperang. Apakah sebenarnya yang diperebutkan?  Maka dikirimkanlah surat kepada anak Pamanya yang mengutusnya nya ke Pajajaran. Niat yang telah diskenario oleh sang Paman untuk menarik keberpihakan Pajajaran kepada sang Paman. Masih lekat dalam ingatan sang Putri manakala sang Paman memintanya untuk menutup rahasia perihal niat ini sampai mati. 

Kedatangannya ke Pajajaran bukanlah untuk meminta perlindungan kepada sang Prabu walau kondisi keadaan kerajaan memang dalam situasa tak menentu. Pesan rahasi sang Paman adalah untuk memikat sang Prabu agar sang Prabu  mau bersekutu dengan Pamannya itu membela kelompoknya. yang merupakan salah satu yang menginginkan tahta Majapahit. Apakah niatnya ini direstui alam?. Tidak ada yang tahu, rahasia tersebut masih terpendam hingga ke masa terkini. Demikian juga sosok sang Paman yang masih sangat misterius. Sang Paman inilah kreator atas skenariuo Perang Bubat. Putripun hanya mampu menghela nafas mengingat perjalannnya ini masih sangatlah panjang.

Saudaraku...
Tidak ada yang berubah perihal waktu
Semua tunduk atas hukum yang mendahului
Malam tidak akan pernah mendapatkan siang
Demikian matahari tak mungkin mengejar bulan
Masing-masing berada dalam peredaran nya
Demikian hukum-hukum Allah di tegakkan
Sehingga langit berdiri tanpa tiang

Saudaraku...
Lihatlah cuaca yang senantiasa bersiklus dari panas menjadi hujan
Dari kering kerontang kini membasah sebab hujan
Tidakkah kita lihat hukuman disana?
Apakah yang merisaukan mu?
Air akan turun menjadi hujan
Mengalir melalui sela akar dan bebatuan
Menuju celah yang akan menghantarkan nya ke sungai
Sungai peradaban membentang dari hulu hingga hilir ya
Tak jarang air terjebak di selokan dan juga septik tank
Banyak diantara air mampu mencapai samudara kehidupan
Disana berenang ikan
Disana tersimpan mutiara dan marjan
Apakah air memahami indahnya?

Saudaraku..
Air akan tetap bersiklus
Menjadi uap dan gas
Menjadi awan dan hujan
Menghidupkan dan juga mematikan tanaman
Tidakkah terlihat indahnya rangkaian penciptaan ini?

...
Demikianlah kesadaran manusia
Pergiliran kekuasaan harta dan wanita
Deberikan keindahan disana
Sehingga manusia lupa
Dari mana dirinya diciptakan

...

Saudaraku...
Tidaklah Allah menganiaya hamba2Nya
Ketahuilah apabila penduduk suatu negri bertakwa akan didatangkan Pemimpin2 yang adil lagi bijaksana
Namun sebaliknya apabila penduduk suatu negri *mengingkari* nikmatNya, maka Allah akan datangkan Pemimpin2 yang semena-mena dan terus berbuat aniaya
Demikian hukum yang mendahului atas peradaban manusia..

Sudahkah kisah-kisah peradaban dahulu menjadi pelajaran?
Bagaimana kisah suatu negri di hancurkan?

...

Saudaraku...
Apabila engkau memiliki *kekuatan* maka rubahlah kesadaran bangsa ini dengan tanganmu
Apabila engkau memiliki *ilmu* rubahlah kesadaran kolektif bangsamu dengan lisanmu
Dan apabila engkau *tidak memiliki* itu  senua maka diamlah dan doakanlah para pemimpin mu dan juga para saudaramu dengan doa doa yang baik
Mungkin itu lebih baik bagimu dan juga keluarga

Ketahuilah kebencian mu akan menjadi energi yang sangat radioaktif mempengaruhi 100 rumah di sekitar mu
Kebencian mu akan melahirkan kebencian baru di kesadaran kolektif bangsamu
Dan engkau akan dimintai pertanggungjawaban atas itu

...
Saudaraku...
Setiap diri manusia hanyalah menjalankan apa apa yang sudah digariskan Tuhannya
Maka berbaik sangka lebih baik
Allah yang menggenggam nyawa manusia
Allah yang menciptakan manusia
Maka biarkanlah Allah yang akan menghukum makhluk2 yang diciptakan Nya sendiri

...
Saudaraku dalam kelu
Diri hanya bisa termangu
Melihat kesadaran bangsaku
Betapa kebencian dan arogansi anak manusia telah mengangkangi logika
Mengubur hati dan juga nurani
Menjadikan kesadaran manusia sangat sedikit mengingat Tuhan

...
Tuhan hanya ada dalam buih lisan
Asma kasih sayang yang meski disandang manusia
Dicabik dan dilempar ke belakang
Manusia berjalan dengan nafsu nya sendiri
Lupa bahwa Tuhannya adalah Dzat Yang Maha Pengasih kepada semua manusia
Dialah Allah Tuhan orang Cina, orang Jawa, orang Sunda, Orang Batak, orang Arab, orang Eropa, orang Papua. Tuhan seluruh ras manusia.
Dialah yang menciptakan dan dia pula yang akan menghancurkan ciptaanNya itu

Demikian kepastian dituliskan di Lauh Mahfuz sebagai hukum2Nya.

...
Saudaraku..
Maafkan aku jika aku keliru
Terserah anggapanmu padaku
Biarlah Allah yang akan menjadi hakim atas kita semua
Tenanglah  sesungguhnya Allah Maha Adil.

_"Salam damai bumiku, Nusantara ku"_

Salam sejahtera lah selalu

🙏💞🌹🌷🙏


BERSAMBUNG

Komentar

  1. Salam rahayu, salam sejahtera dan salam damai selalu, mungkin salah dan mungkin benar ibarat dua sisi mata uang, tinggal kita memilih sisi sebelah mana yg ingin kita lihat? Manusia tidak akan lepas dari sejarah karena bila manusia melupakan sejarah maka manusia tidak akan tau untuk apa mereka diciptakan oleh sang maha pencipta, karena itu didalam alqur'anpun begitu banyak sejarah perjalanan manusia, mulai dari penciptaan manusia hingga tujuan akhir pinciptaan dan tujuaan akhir perjalanan manusia sudah lengkap terangkum dalam alqur'an, maka sangat jelas terlihat saat ini telah banyak manusia yg sudah melupakan sejarah, bahkan sejarah keluarganya mereka pun tidak tau, itulah yg terjadi saat ini,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali