Wasthu Kencana, Episode Jejak Dalam Lipatan


Hasil gambar untuk dewa yunani
Dijejak tanpa ingatan
Di wujud hanya lipatan
Diwajah tanpa khayalan
Dikisahkan hanya renungan

Menyulam benang diantara cahaya
Mengukir gambaran senja
 Fatamorgana semesta
Menahan   kusut  jiwa
Terpintal asa,  Adakah lukisan masih sama?

Warna cahaya monochrome karsa
Dicipta bayangan moksa
Jati tertuang dalam rahsa
Sementara gelap nanar dimata

Lihatlah lukisan sia sia.
Dilukis warna sempurna
Hanya mendekam didada tanya
 "Tiada lukisan indah tanpa warna."
"Tak ada cahaya langit gelap, dimanakah keindahan itu?"

Yang disaksikan dan yang menyaksikan
Berkata, “dilipat mata, disupata telinga, semua indahnya, gundah gulana
kemanakah semua tiadanya cahaya?”

Demi yang menyaksikan dan yang disaksikan,
Manakala bintang2 duduk di atas bulan
Seperti lukisan yang kini terngiang
Debu disepuh  kanvas warna
Maka siapakah yang disana?

Warna yang indah atau cahaya yang terang
Atau yang menyaksikan dan yang disaksikan.
Semua pasti misteri bagi jiwa
Lirih dalam doa, semoga pagi datang bersama cahayaNya

+++

Niskala Wastu Kancana atau Anggalarang atau Wangisutah lahir di Galuh, Kawali pada tahun 1348 dan wafat pada tanggal 1475, di Kawali, Ciamis. Niskala Wastu Kancana adalah raja dari Kerajaan Sunda Galuh bersatu dan memerintah antara tahun 1371 hingga 1475. Sebelumnya didahului oleh pamannya, Prabu Guru Mangkubumi Bunisora Suradipati atau Prabu Guru di Jampang (1357-1371) yang memerintah setelah kakaknya, Prabu Maharaja Linggabuana, gugur di Palagan Bubat.

Siapakah yang peduli dengan sosok ini. Orang lebih mengenal Prabu Silihwangi daripada sosok yang satu ini. Maka manakala kisah tokoh yang satu ini sedang ditayangkan, makhluk-makhluk lintas dimensi seperti biasa saja. Kisah inipun tidak begitu ramia membangkitkan animo para makhluk untuk ingin mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Mengape demikian. Apakah benar tokoh ini tidak begitu istimewa?  Dikisahkan dibawah asuhannya kerjaaan Sunda Galuh dalam keadaan damai tidak ada gejolak yang berarti di dalam kerajaannya. Bahkan perisitiwa biasa manakala dirinya menyunting Putri Majapahit sehingga menimbulkan ketidaksukaan sang Paman, dirinya memilih mundur saja. Mengapa alam mengutus dirinya memasuki gerbang alam nyata? Melahirkan kembali diraga terkini? Adapa apakah ini?

+++

Sesungguhnya hidup itu indah bukan bak fatamorgana sesaat, maka lihatlah hal demikian dengan berbagai kajian spiritual, bukan hanya sekedar lelaku mencari aku. Sesungguhnya aku berada pada setiap kehidupanmu. Aku ada dalam ruhmu, sehingga semua menjadi jasad dalam ruhku yang berada dalam ragamu.

Delapan tahun kemudian ada yang bercerita tentang kehidupannya, dia adalah Dyah Wardani Pertiwi, adik bungsu Dyah Pitaloka. Sesungguhnya kehidupannya dirundung duka karena sang kaka tiada, padahal dia yang selama ini menemaninya dan bermain bersama.

Maka, lihatlah itu menjadi bagian perjalananmu, bukan dari kisah-kisah yang mencari sembahanmu dalam penganalogian kehidupanmu yang hanya sebatas waktu. Hanya jiwa dan cinta Barata Yuda yang membantunya menemukan kembali kehidupan rasanya pada setiap entitas yang ada. Siapa dia? Lihatlah dia pada kaca benggala yang ada di sebelah selatan Arca Dinas Sasakala. Dyah Wardani seorang putri, dari Rakean Wadyu Gempar Waja, sehingga menjadikannya putri raja yang dirundung duka sepeninggal sang kaka...

Sesungguhnya kehidupan itu indah, seindah kehendak Tuhan dalam menentapkan setiap perjalanan insan. Jangan meremehkan keadaan, karena itu yang akan menghancurkan setiap peristiwa dalam benak sang bunda yang ada di Nagapasha Bahureksa. Lihat dengan jiwa, maka itu cara menemukannya kembali Sang Cinta dalam kisah Darmapala. Siapa yang menjelma dengan berbagai kisahnya, anggap saja itu sebagai rangkaian yang mencari makna kehidupan, bukan persepsi hidupmu yang mengecam kehidupanmu. Sesungguhnya itu ada dalam diri Dyah Wardani Pertiwi, maka pergilah ke Sakila Watu yang ada di Gunung Batu, di sana kau akan menemukan itu, maka jadikan itu sebagai pemaknaan dalam hidupmu. Kapilawastu

+++

Betapa sulitnya mengkisahkan tokoh yang satu ini. Jejaknya tidak ketara di mayapada. Energinya halus nyaris tiada. Seperti menyulam benang diantara cahaya yang muncul di ufuk pagi. Gambaran senja nanti mungkin tidak akan seindah ini. Namun hati ingin terus mengkisahkan disini. Meski tiada ada yang akan membacanya lagi.

Ketika berjejal tumpukan benang  kusut menunggu dipintal, tak sabar menjadi indah bersama lainnya. Adakah lukisan masih sama seperti kemarin? Benang warna warni mencoba eksis. Berharap lukisan akan indah hanya dengan satu warna yaitu warna dirinya saja. Langit menjadi temaram gelap pandangan.

Warna lukisan terlihat sia sia. Padahal semua ingin tampil sempurna. Yang ingin disaksikan berkata bungah dan bangga. _"Tiada lukisan akan indah tanpa warnanya."_ Yang menyaksikan berkata dalam masuknya, _"Tak ada cahaya langit gelap, dimanakah keindahan itu?"_ Yang ingin disaksikan nelangsa sebab keindahan nya tiada makna.

Yang menyaksikan gundah sebab tiadanya cahaya yang menerangi. Demi yang menyaksikan dan yang disaksikan, Manakala bintang2 duduk di atas bulan. Seperti lukisan yang kini terpanjang di dinding. Debu menutupi sapuan warna. Kanvas kesadaran tertutup debu dan pemikiran.  Maka siapakah yang eksis disana?

Warna yang indah atau cahaya yang terang. Atau yang menyaksikan dan yang disaksikan. Semua pasti misteri bagi jiwa manusia. Apalagi hati yang tersaput,  Lirih dalam doa, semoga pagi datang bersama cahayaNya

+++

Rahsa jatuh dibelukar
Duri duri menghujam pikiran
Diujung timur lautan bersenandung
Suara lirih bagai genta

Sisa sisa suara bertahan
Langut kesenyapan
Diam diantara mutiara dan marjan
Keindahan di dalam lautan
Adalah kesunyian malam yang menghantarkan kesakitan

Duri duri masih merejam
Diantara syaraf kulit dan pikiran
Kidung apa lagi yang dihantarkan
Jika nyanyian dibekap biru malam

Dalam lipatan
Kesunyian hanyalah beban
Sebab angan mengambil segalanya
Tak terkecuali harapan


Taman Kebalen, 24032019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali