Kisah Banyak Wide-Apabila Langit Terbelah


Hasil gambar untuk langit terbelah
"Kita hanya menyaksikan ... Walau sakit, tp hanya bisa menyaksikan 😭
Sebentar lagi
Gongnya sdh bertalu-talu
Cepatlah menuju koordinat itu
Titik itu akan bergeser pd waktu yg belum tentu kalian masih ada di usiamu
Bergerak cepatlah
Titik itu sdh mulai tampak dalam tumpuan waktu
Genderang kehancuran pertiwi sdh mulai bergaung setiap waktu
Aku siapkan semuanya untuk membantu kalian
Karena ini titik waktu yg sudah tertentu
Besok berangkat dalam urut waktu
Kalian akan mendapatkan semua tanpa ada yang menghalangi perjalanan Kami
Bersiaplah
Titik kordinat itu sudah di ufuk waktu
Satu
Dan menyatu
Itu satu
Dalam kurun waktu
Satu
Dalam waktu


Hanya itu..”
...
Tidak beranjak dari pertapaannya Banyak Wide terus menatap langit hijau yang terhampar. Kerinduannya pada malam-malam sebelumnya. Pada waktu yang sama saja keadaannya. Telah merusak jaringan fikirannya. Langit yang sama namun mengapa rahsa menjadi tak sama. Kini dirinya merasa sendirian. Menyepi tiada langutan. Impian sudah menjadikenyataan. Lantas apa lagi yang harus ditungguinya. “Sebentar lagi awan akan menghitam, langit akan dibalikan.” Begitu desahnya lirih.

Raga terkininya telah pasrah berserah, membiarkan kesadaran Banyak Wide yang menguasai pikirannya. Banyak Wide sangat berterima kasih kepada raga terkininya itu. Pemebelajaran untuk dirinya harus di ulang. “Pesannya Kami, setiap makhluk memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Ada yang menjadi tarik dan menarik seperti larik yang terjabarkan dengan gerak gerik.Ketika sidratul muntaha menarik, maka semua lepas dalam gerak larik. Berjalan di antara tarian jiwa yng dimengerti ataupun tidak. Jangan mengharap semua dalam perjalanan seperti kerikil dengan segala ketajamannya, lihatlah pada yang dirasakan dan perhatikan reaksinya. Yah pergi menjadi titah kami untuk kalian segera pergi ke tujuan yang sudah kami tetapkan. Uangnya besok kami siapkan, dan segeralah kalian berangkat sebelum gerak kordinat berputar dalam rotasi yang sdh ditetapkan.

Kami tetapkan untuk segera berangkat, dalam dua hari kalian akan mendapatkan semua transportasi dan akomodasi, dengan laku tersebut menjadi jalan yang sudah ditetapkan. Segera, dan laksanakan...Ini bukan dalam wacana perbincangan antara realita dalam kasus yang tak bertepi. Tetapi akan menjadi suatu hal yang pasti untuk menjalankan misi tersebut. Pesan sudah selesai. Gitarnya liat dalam garis lurus cakrawala biru
Negeri ini akan porakporanda... 😭

Pembelajaran di awal


Pesan tersebut mengisyaratkan sudah saatnya dirinya harus terus berjalan. Pembelajaran akan terus dilakukan. Kami akan mengajarkan bagaimana memahami al qur an. Perhatikan dan amatilah serta resapi dalam keyakinan diri, bagaimana pembelajaran ini;

 “ A'udzubillahiminasysyaithaanirrajiiim. Bismillahirrahmaanirrahiim.  1) apabila langit terbelah.  Ø§ alif ada hamzah di bawahnya, dibaca "i" sebagai sebuah peringatan sekaligus perintah.  Dza dengan di depannya ada huruf alif sebagai petunjuk. Petunjuk yg mengarah ke arah jarak yg jauh.  Perpaduan huruf2 tersebut membentuk tulisan .... (hrs ditulis arabnya) dgn dibaca idza, yg terjemahan bebas Indonesia adalah apabila. Namun secara simbol huruf mengandung makna akan keyakinan dan menafsirkan ketidak yakinan makhluk atas perintah tersebut. Kata idza (hrs ditulis arabnya), menjadi suatu sistem dari keyakinan dan ketidakyakinan. Perintah sekaligus keraguan pd makhluk atas perintah tersebut.  Kenapa demikian? Karena perintah itu menunjukkan pd sesuatu yg jauh dr panca indra Tetapi dirasa oleh panca indra

Simbol ini akan selalu berdampingan dengan makhluk-makhluk tersebut. Yaitu, jauh dr panca indra tetapi dirasa oleh panca indra manusia. Kenapa ditujukan kepada manusia? Karena Al-Quran ditujukan bagi manusia. Pahami kata idza sebagai suatu keyakinan akan perintah. Dza dipatah sebagai simbol getaran. Sedangkan huruf alif yg bersyakal mati sebagai petunjuk arah akan tegaknya perintah tersebut. Maka, kata idza adalah perintah untuk percaya atau yakin akan kekuasaan Allah yg jauh dr panca indra, tetapi terasa oleh panca indra. Assamaau... Terdiri dari alif, lam sin, mim, alif dan hamzah. Secara arti bahasa Indonesia artinya langit.  Maka ingatlah simbol assamaau (hrs tulis dlm bahasa Arab) dengan penjabaran. Alif mati sebagai penegak yang lurus. Lam mati sebagai lapisan-lapisan yang membentang. Sin fatah dibaca sa sebagai simbol sinar yang terang. Mim sebagai makhluk Allah swt.  Alif mati tegak membentang. Hamzah sebagai penekanan dr bentangan sinar. Syakal yang membentuk bendera, maka itu juga sebagai penekanan sinar yang membentang dalam pandangan manusia.

Alif mati, nun mati, sya, qaf tasydid, dan ta mati. Dibaca ingsyaqqat, yg dlm bahasa indonesia diartikan terbelah. Alif mati sebagai penegak. Nun sebagai wadah. Sya fatah sebagai saksi-saksi.  Qaf fatah sebagai lekukan dalam sebuah wadah yang menunjukkan adanya kehidupan.  Tasydid sebagai penekanan akan wadah2 tersebut. Bukan satu, tetapi dua. Ta mati sebagai titik dari pertemuan.  Ingsyaqqat menjadi simbol keterpaduan dalam sebuah wadah yang tegak, namun ada titik yang menjadi mati dan hidupnya penghuni tempat tersebut. Dalam deskripsi simbol dari tiga kata simbol di atas membentuk suatu simbol bahwa adanya perintah Allah bagi penghuni langit atau sinar yang memudar dan menjadi titik-titik atau terbelah dalam pandangan manusia.

Memahami ayat pertama ini harus dengan keyakinan. Bahwa Allah yang memberi perintah atas langit. Begitu pula manusia harus sadar akan keterbatasan dirinya. Baik dalam ilmu atau raganya sendiri. Pemahaman yg biasa bg yg menganggapnya biasa. Tetapi menjadi titik poin dalam pembelajaran untuk mengenal perintah, keyakinan, dan keterbatasan makhluk. Segala sesuatu atas perintah Allah. Simbol2 di atas tidak mesti kau jabarkan, krn dalam pemaknaannya akan dibantah. Kami mengabarkan bahwa setiap kata dlm al Quran adalah simbol. Termasuk huruf. Namun dalam penjabarannya harus paham dr setiap huruf dan titiknya. Kembali pd terjemahan apabila langit terbelah.... Itu seperti "jika", padahal itu pasti. Langit terbelah. Secara ilmu pengetahuan bisa dibawa pada teori-teori fisikia. Adanya benturan benda-benda langit sehingga berguncang penghuni bumi. Namun secara kejiwaan, pada dasarnya pandangan atau pikiran yang melihat atau memandang sesuatu keyakinan yg jauh dr indera tetapi dirasakan oleh indera yg cahayanya pedar. Sering menjadi ragu. Maka itulah yang dimaknai dlm terbelah.

Allah menciptakan para makhluknya. Berinteraksi satu dgn lainnya menjadi belahan dalam proses kehidupan. Demikian pemaknaan ayat pertama. Dan berkaitan dgn ayat kedua.  Apakah masih siap menerimanya?

Dan langit patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit patuh.  Dalam setiap gerak makhluk atas ijin atau kehendak Allah. Dan mereka bergerak sesuai dengan ketetapan yang telah Allah tetapkan.  Langit sebagai salah satu makhluk yang memiliki rotasi yg sesuai dengan porosnya. Ketika titik pion rotasi bergeser bukan pd poinnya, maka benturan akan terjadi.  Namun, semua yg terjadi atas kehendak Allah.

3) dan apabila bumi diratakan; Kembali pada bentuk perintah ketika bumi diratakan. Rata tanpa ada tiang penyangga, yaitu gunung2...Tentu dalam sekilas pandang bahwa bumi itu rata. Sekali-kali tidak, bumi memiliki pancang-pancang penyangga yang mengelilingi bumi.  Yaitu gunung-gunung yg betebaran dengan susunannya yang telah Allah tetapkan.  4) dan dilemparkan apa yg ada di dalamnya dan menjadi kosong. Isi bumi dimuntahkan keluar semuanya. Tahukah kamu amteri apa yg berada di dalam isi bumi?  Api, gas, batu, air, dan tanah berhamburan keluar untuk mengosongkan setiap lapisannya.  5) dan patuh kepada Tuhannya dan sudah semestinya bumi itu patuh. Pergerakan bumi atas ijin Allah swt. Benturan-benturan yang terjadi atas kehendak Allah swt. : 6) Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dgn sungguh2 menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya. Berkenaan dengan kehidupan manusia yang menjalankan proses hidupnya.  Takdir yang telah ditentukan

Tetapi manusia harus tetap dlm usaha dan niat kesungguhannya.  Keraguan seringkali menjadi penghalang bagi manusia itu sendiri dalam menemui Tuhannya.  Langit dan bumi disebutkan di awal menggambarkan bahwa mereka adalah makhluk-makhluk Allah.  Setiap geraknya atas ijin dan kehendak Allah. Ketika terjadi benturan gerak atau pergeseran titik poin, maka mereka patuh atas perintah Allah. Benturan gerakan tentunya akan memberi efek juga kepada makhluk2 tersebut. Namun, kepatuhan dan keyakinan atas semua yg terjadi atas kehendak Allah, maka mereka patuh. Begitu pula dgn manusia. Bila dihadapkan pd benturan2 atau interaksi, tetap dlm kepatuhan dan keyakinan kpd Allah dlm proses perjalanan hidupnya, maka manusia itu dapat menemui Allah.  Dalam perputaran lintas dimensi makhluk, pemahaman ini bisa dlm terapan-terapan kepatuhan mengikuti sistem dan kehendak Allah. Meski diturunkan ke bumi, atau berada dlm raga tak berarti, maka makhluk tersebut akan mengikuti petunjuk Allah. Jejak-jejak manusia dlm perputarannya kadang dlm lintasan yg dekat, kadang jauh dr titik poros. Tetapi bila terus mengikuti rotasi, maka akan bertemu dengan ilahi rabbi.

Ayat 7 menjelaskan catatan kitab yg menampilkan saksi-saksi atas setiap kitabnya.  Kesaksian yang memudahkannya utk kembali dan bersama Kami dlm anugerah ilahi, itu ayat 8. Dan ayat 9. Adapun ayat 10 tentang kitab dr belakang, maksudnya banyak saksi yg berpaling dan enggan menjadi saksi atas perbuatannya. Kitab di sini adalah alam semesta yg menjadi saksi atas perbuatannya...Kitab ini sangat enggan dan berpaling dr manusia yang durhaka.  Sehingga memilih utk membelakanginya.  Menghindar dr orang tersebut.  Kitab setiap diri manusia? Krn pada dasarnya alam semesta berada dlm kesadaran ilahi rabbi. Penjelasan tentang ini bisa dibuka dlm QS Al Hijr. Penjelasan tentang manusia dan kitabnya.  Ingin dilanjutkan Surah Al Insyiqaq atau beralih ke surah Hijr?

Belajar kitab dan manusia, lihat surah Al Hijr. Ayat 11... Dengan keengganan para saksi utk hadir menjadi tanda bahwa dia dlm keadaan celaka.  Manusia paham akan hal tersebut.  Namun kadang, paham bukan berarti sadar. Inilah yg menjadi masalah. Banyak yg paham akan sesuatu makna atau peristiwa, tetapi sayang dia tidak menyadarinya.  Tidak tergerak hatinya. Tidak dalam kesadaran utk dapat melaksanakan atau menjauhinya. Begitu pula dengan tanda tersebut...manusia paham, dan baru sadar bahwa dia dlm keadaan celaka. Sayang hal tersebut akan terasa sia-sia bila itu terjadi pd saat perhitungan amal.

 Lanjut ayat 12
Dalam keadaan tersebut, maka manusia menjadi kacau. Seumpama api yang menyala dia masuk ke dalamnya.
Pada dasarnya, kegundahanlah yg membuat hatinya bak api yang panas, dan itu akan menghanguskannya sendiri.

Ayat 13, pada masa dalam perjalanan hidupnya, dia mengikuti hawa nafsunya. Segala emosi yang ada ia ikuti, padahal hal tersebut adalah fana.
Masrura yg sering diartikan bergembira, Kami maknai sebagai mengikuti hawa nafsu atau kemudahan dalam menjalankan nafsu dan emosi.
Di dalam keluarga atau lingkungannya, orang tersebut cenderung mengikuti hawa nafsu atau emosinya sendiri.
Sifat-sifat itulah yang menguasai raganya.

Ayat 14, Orang tersebut dalam arus hidup mengikuti emosinya, tanpa sadar bahwa hidupnya adalah perjalanan.
Perjalanan dalam menjalankan takdir Allah swt.

Berlanjut ayat 15, karena dikuasai oleh nafsunya, maka ia tidak sadar sedang menjalankan takdirnya sebagai hamba dan khalifah
Dan Allah melihat atau menyaksikan apa yang diperbuatnya

Ayat 16, Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja...
Aku di sini bukan khaliq. Tetapi aku saksi dan yang menyaksikan.
Kenapa cahaya merah senja atau lembayung dijadikan sumpah? Karena di sana ada proses peralihan atau perpuataran matahari.
Siang dan gelap
Batas waktu itu terkhibar dalam cahaya merah
Pantulan cahaya merah yg diterima oleh panca indera
Maka, Kami menyebut aku di sini sebagai saksi dan penyaksi, bukan khalik
Masa peralihan ini sering menjadi proses yang dinikmati atau diingkari
Tergantung dr panca indera yang menerima hal tersebut.

Ayat 17, Malam yang menyelebungi berada dlm rasa manusia
Adanya malam sebagai bukti keterbatasan manusia
Perputaran matahari sehingga bagian yg tidak disinari menjadi gelap, bak selubung yg menyelimuti
Dalam kegelapan itu, satelit bumi hadir dlm pendar cahaya dr pantulan sang bintang
Bulan pun sama berputar dlm rotasinya.
Sehingga dapat membentuk binar cahaya terang yg dinamakan bulan purnama

Ayat 20, Dari pelajaran cahaya...
Merah, kemudian gelap, dan terang dlm redup cahaya bulan...
Ada proses dan tingkatan alam
Begitu pula dengan manusia
Sinar itulah yang terang bersinar
Kemudian keterbatasa panca indera, melihatnya dalam tahapan-tahapan cahaya
Lapisan-lapisan yg dilewati, menjadi tahapan-tahapan kehidupan
Namun semua berada dalam satu sistem
Langit, bumi, dan manusia berada dlm sistem alam semesta.
Ayat 20, Menunjukkan penekanan
Bahwa orang yang paham dan mengetahui semua hal dengan ilmu pengetahuannya, mengapa masih belum sadar untuk beriman?
Padahal Allah sdh menjelaskan semuanya
Baik tertulis maupun tidak
Bahkan, banyak manusia yg paham tetapi tidak sadar

Ayat 21, Apabila mereka dibacakan akan kesadaran, mereka mengingkarinya...
Mereka tidak mematuhinya
Padahal mereka mengetahui bahwa mereka harus patuh

Ayat 22, Mereka lebih memilih berdusta atas pengetahuan dan pemahaman yg mereka ketahui
Dan hanya kembang dalam hidup mereka tanpa sadar
Padahal dlm ayat berikutnya disebutkan, Allah Maha Mengetahui atas hati dan niat mereka.
Sekali-kali tidak. Hati itu hanya Allah dan pemilik hati yg mengetahuinya.

Ayat 24, Keadaan mereka yg demikian, dapat menjadi bumerang dalam setiap apa yg dilakukan.
Siksa yg pedih dianggap bualan
Padahal mereka sudah merasakannya sendiri
Buaian-buaian nafsu mereka menjadi kabar gembira bagi mereka, tetapi sebetulnya itu adalah siksaan bagi mereka.

Ayat 25, Tetapi bagi orang yg beramal saleh dan beriman, kebahagian mereka tidak akan terputus.
Mereka yakin akan kasih sayang Allah, maka Allah pun menyayangi mereka.
Pahala di sini bukan seperti transaksi jual beli.
Tetapi pahala yg tidak putus-putus adalah keikhlasan dalam setiap ketetapan yg Allah berikan.
Shadaqallahul'adzhim”

Nafas menjadi belukar
raga selesar telah mati
dalam sukar..
Perhatikanlah dan 5 menit ini misteri…


Salam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali