G rojogan Sewu (30/6), tatkala waktu sepenggalah turun. Gelap malam memasuki pukul 19.00 WIB. Debu air berterbangan, tertumpah dari air yang meluncur terjun dengan hebat, menghujam bumi. Butiran air tersebut terbang kemana suka, menempel di dedaunan, membasah disana manakala kemudian dihari esoknya menjadi butiran embun berkiliau bagai permata. Suasana lembab, wingit terasanya. Sais kuda nampak masih menggigil menahan desakan rahsa takut yang mulai menghinggapi sejak mula prosesi. Di hadapannya 3 sosok manusia, yang dilihatnya, dari kejauhan, sudah berubah wujudnya, menjadi samar keadaan mereka. Nampak tubuh mereka menjadi sosok orang-orang masa lalu dengan pakaian lengkap kerajaan. Tiba-tiba terdengar suara berat, namun sangat kuat menghujam hati, membuat suasana malam semakin wingit saja. Suara yang seperti menjadi nada dan irama bagi kunang-kunang untuk memancarkan cahaya mereka berkedap-kedip. “ Anarawati mengapakah dirimu baru datang sekarang ini…” Suara itu begitu t
Komentar
Posting Komentar