Kisah Spiritual; Penjala Nyala Jejak Mataram Kuno (4)
Kabupaten Bandung - Gempa berkekuatan 3,7 skala Richter (SR) mengguncang wilayah Kabupaten Bandung siang tadi, Selasa (18/7/2017), sekitar pukul 12.58 WIB. Gempa tersebut mengakibatkan puluhan rumah di wilayah Kecamatan Ibun yang berbatasan dengan Garut mengalami kerusakan. Dari data yang dihimpun detikcom di website BMKG, www.bmkg.go.id, pusat gempa berada di darat 21 kilometer arah tenggara Kabupaten Bandung, di kedalaman 10 kilometer.
Khabar alam kembali mengusik kesadaran Mas
Thole, berita gempa dan kondisi anak gadis Mas Thole yang limbung, terpapar
energi menjadi sebab dirinya mengaktifkan instrumen ketubuhannya. Menghadirkan
Banyak Wide. Tanpa Banyak Wide, Mas
Thole akan kesulitan memasuki dimensi alam kesadaran. Yah, kondisi anak
gadisnya yang tak biasa, sangat
mengkhawatirkan Mas Thole. Kondisi anak gadisnya yang sangat sensitif jika
terpapar energy yang tidak bersahabat. Menjadi kegundahan Mas Thole. Sejak gempa
pukul 12.58 WIB, kondisinya turun dratis, benar-benar drop. Hingga selewat
maghrib Mas Thole terpaksa memanggil Banyak Wide untuk menetralisir keadaan.
Dalam sholat yang panjang, Banyak Wide
memasuki kesadaran anak gadis Mas Thole. Kesadarannya (sudah) bagai lampu 5
watt. Meredup dan meredup hingga akhirnya anak gadis Mas Thole tak sadarkan
diri dalam waktu yang lama. Hampir 6 (enam) jam dirinya pingsan. Mas Thole
membiarkan saja keadaan anaknya demikian. Hingga baru dibangunkan Mas Thole larut
malam. Sebab mereka harus pulang ke rumahnya di bilangan Bekasi.
Pertanyaan kembali mengusiknya. Ada apa? Dan
mengapa harus anak gadisnya? Kadang kegeraman hampir melumatkan isi kepala Mas
Thole. Naluri seorang Ayah yang selalu ingin melindungi keselamatan
anak-anaknya begitu mengumpal di dadanya. Jika bukan karena sebab pengalaman
spiritualnya yang mengajarkan agar senantiasa harus bersabar, ingin rasanya Mas
Thole menumpahkan kemarahannya pada langit yang tidak melindungi anak gadisnya.
Pada para ghaib nusantara yang selama ini dia sambangi di ujung pelosok
nusantara. Kemana para penjaga ghaib? Kemana para leluhurnya? Dimana malaikat
penjaga? Mengapa mereka diam saja,
membiarkan anak gadisnya tersungkur dan terluka. Hhhh...dia pandanginya wajah anaknya
yang pias dan pucat pasi, yang pingsan. Semakin di pandang dan semakin dirasakan.
Darisana munculah kesadaran. “Semua
adalah salahnya..” Tanpa disadari Mas Thole tertunduk lesu.
Anak gadis Mas Thole memiliki lintasan yang
sama dengan Ratu Shima. Lintasan yang sudah terbaca saat dia diajak oleh Mas
Thole ke Dieng. Teringatlah Mas Thole kejadiannya, betapa anak gadisnya disana
telah memasuki lintasan portal masa lalunya. Dalam kesadarannya dia melihat
kekasih hatinya di buang di sebuah jurang yang penuh dengan makhluk dan
binatang buas, tempat para jin dan perewangan, tempat pembuangan dan pengasingan
bagi orang-orang yang terhukum. Ironisnya yang memimpin pembuangan itu adalah
Ratu Shima sendiri. Sementara yang dibuang adalah anak dari sang Ratu. Luar
biasa! Mengapa Sang Ratu demikian tega?!? Disitulah terjadi benturan di jiwa
anak gadis Mas Thole, sungguh dia tak percaya, namun apa yang dirahsakannya
tidak pernah berdusta. Maka menangislah anaknya Mas Thole di sepanjang
perjalanan, tanpa mampu dihentikan oleh Mas Thole dan juga Ibunya. Kesedihan
yang menghujam ke syaraf dan DNA nya. Dia benar-benar tak percaya, bagaimana
bisa? Mengapa tega seorang Ibu?
Sambil menahan debur di dada Mas Thole
mengkisahkan ini dengan hak. Begitulah kejadian yang dialami. Kisah ini pernah
dikisahkan sebelumnya disini. Lantas mengapakah fenomena ini terjadi lagi?
Kesadaran anaknya bagai layang-layang yang putus talinya. Tubuhnya lemas sekali
bagai kain basah yang diletakan di lantai. Apakah semua kejadian ini terkait?
Ataukah hanya kebetulan saja? Haduh...pening sekali rahsanya. Dalam hanyut dan kalut
perasaan, sungguh pikiran tak bisa diam. Padahal Mas Thole tengah dalam
kesibukan. Dalam realita tengah mulai membangun bisnisnya. Mengapa masih saja
dirinya berhadapan dengan alam misteri ! Alam ghaib yang sulit sekali dimaknai
seperti apakah kebenarannya. Hah..! Hingga kisah ini dihantarkan anak gadis Mas
Thole masih terbaring di tempat tidurnya. Menahan kesakitan sebab radiasi
energi. Lantas, Dimanakah salah diri Mas
Thole!
Dilihatlah
petunjuk alam, kejadian gempa 12.58 WIB. Dalam surah 12 ayat 58, di dapatkanlah
pemahaman ini. “Dan saudara-saudara Yusuf
datang (ke Mesir} lalu mereka masuk ke (tempat)nya. Maka Yusuf mengenal mereka,
sedang mereka tidak kenal (lagi) kepadanya.” (QS. Yusuf , 58). Yah,
demikian keadaannya walau ada diantara mereka, satu persatu orang-orang masa
lalu menyapa, melalui email dan juga WA. Mas Thole sama sekali tidak kenal
energi mereka. Sensasi energi yang menyapanya, dikenalinya bukan energi orang
masa lalu. Entitas yang tidak pernah dikenali Mas Thole. Energi yang dikenali
adalah bukan energi orang-orang masa lalu. Bagaimana ini! Apakah karena sebab
mereka sudah tidak mau mengakui keadaan diri mereka. Mereka berusaha mengubur
masa lalu mereka? Entahlah itu, masih misteri keadaannya. Sungguh, tidak ada
lagi sensasi getaran yang terasa. Walau mereka juga kadang mengirimkan email
atau wa yang terbaca. Ataukah instrumen ketubuhan Mas Thle yang memang telah
rusak? Mas Thole menggeleng tak pasti.
Mas Thole sadar, tidak ada satupun
persahabatan yang kekal. Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Setiap
perpisahan pasti akan menggoreskan kepedihan dan mengharukan perasaan. Namun
hukum alam akan sebagaimana adanya. Hukum yang sama dari dulu hingga kini. Pada
waktunya semua manusia pasti akan sendirian. Setiap diri akan
mempertanggungjawabkan apa apa yang dilakukannya sendiri-sendiri. Kebersamaan
hanyalah sebuah kenangan. Kenangan yang harus dikenang sebagai anugrah terindah
dari alam. Setiap pejalan spiritual pada akhirnya akan sendiri. Menyepi dengan
dirinya sendiri. Mereka akan menyatu dengan alam semesta. Manunggaling kawula
dan gusti. Maka tidak usahlah resah sebab siklus datang dan pergi. Siklus hidup
dan mati. Semua itu sudah kehendakNya. Begitulah yang dialami para kesatria
alam. Mereka akan ditinggalkan. Mereka akan sendirian. Sebagaimana juga di
khabarkan oleh Ki Sepuh dari Kawali.
18/07/17,
17.11 - Ki Sepuh: Mas minta do'a nya bulan Agustus saya pindah tempat jualan.
Cuma ngagésér sekitar 200 M dari tmpt semula. Terlalu banyak kisah pilu kalo di
cerita kan saya seperti kehilangan Power tak seperti awal mulai menapaki jejak
luluhur. Smg ditempt baru lebih maju dan lebih bersemangat lagi.
18/07/17,
17.12 - Ki Sepuh: Banyak Sebetulnya yg ingin saya curhat kan sama mas smg di
lain waktu perjumpaan bisa berbagi mas. Salam baktos 🙏
18/07/17,
17.13 - Mas Thole: Ya bgtlah kang..
18/07/17,
17.13 - Mas Thole: Kita perlu bersinergi...jika tidak kita akan hilang di
kesadaran
18/07/17,
17.14 - Ki Sepuh: Teman2 menjauh tak seperti di awal terlalu byk yg datang
18/07/17,
17.14 - Ki Sepuh: Ujian nya makin kenceng mas
18/07/17,
17.14 - Ki Sepuh: Anéh nya kata org tua di kampung saya terlalu adil katanya
loh..
18/07/17,
17.15 - Mas Thole: Benar kang...selalu saja nantinya kita akan sendirian...agar
kita memahami ..hanya kepada Allah kita bersandar
18/07/17,
17.15 - Ki Sepuh: Mungkin terlalu percaya hingga byk berhianat mungkin
18/07/17,
17.15 - Ki Sepuh: Iya mas saya jd punya waktu merenung
18/07/17,
17.17 - Ki Sepuh: Apa memang harus seperti itu mas?
18/07/17,
17.17 - Mas Thole: Iya kang ..memang itu materi pembelajaran Kami
18/07/17,
17.17 - Mas Thole: Semua akan menjalani proses yg sama
18/07/17,
17.17 - Ki Sepuh: Yang saya inginkan saya bisa kembali lagi mas
18/07/17,
17.18 - Mas Thole: Keinginan kita sama kehendak Allah bisa jadi tdk sama kang. Ikuti kehendak Nya saja ..hidup akan nikmat
18/07/17,
17.18 - Ki Sepuh: Sedih mas terkesan saya yg salah padahal saya baik mas malah
niat saya terlalu baik kalo tp seolah Gak ada yg ngeuh
18/07/17,
17.19 - Ki Sepuh: Iya mas belajar ihlas susah ya
18/07/17,
17.19 - Mas Thole: Iya mas....ikhlas akan sulit sekali manakala kita tidak
yakin atas pertemuan denganNya
18/07/17,
17.21 - Mas Thole: Disitulah inti pembelajaran Nya...kita sedang diuji apakah
kemelekatan atas materi masih merajai jiwa kita..
...
“Writak yatmi, yada galuh
pakuan ditya mangga. Manggala giri jati katyi ingkang kersa
Gemuruh Galuh di sebelah
selatan, sebagai tanda adanya rasa, rasa jiwa dengan segala daya yang
mengumpulkan segenap kehendak yang membalikkan rasa. Tiada angkara tanpa cinta,
tiada rasa tanpa tresna, semua seperti sama, tetapi sesungguhnya berbeda. Bukan
perbedaan yang menjadi titik tekan rasa, bukan hanya cinta dengan segala
sarwana ratya manggala
Kelahiran seseorang bukan
pada adanya kematian, tetapi itu sebagai sebuah perpaduan. Writak widya,
menjadi padya padma batsa.
Sesungguhnya semua itu
berada jejaknya sang Naga, yang kadang berada di atas terang, sering juga
bergerak dalam gelap. Hal yang menjadi bagian dari perjalanan yang menyebutkan
bahwa itulah sang jiwa, itulah sang raga, sesungguhnya bukan demikian, itu
berada pada sapuan sang hyang padma. Padwa writak padya
Tidak mesti merasa gelisah
atau marah, karena bukan untuk hal yang diberi pemahaman akan pemaknaan yang
sesungguhnya. Seumpama writak, dikya mangun sada
Allahu Akbar
Jiwa-jiwa berada dalam
genggaman-Nya, menjadi suatu hal yang menunjukkan bahwa itu berada pada
sanubari nastiti ratyi padyi.
Indah di mata, tak sekelam
dalam tutupan pelupuk mahkota, jangan melihat dalam gelap, tetapi lihat di
antara kegelapan yang kau rasakan.
Melihat dengan cahaya, yang
terpancar pada setiap jiwa-jiwa yang menggenggam kasih sayang
Seumpama semua menjadi
usang, itu bukan dalam perjalanan, tetapi hanya penglihatan pada kedipan mata
yang berada pada sang jiwa
Allahu akbar
Setiap yang melihat akan
diminta pertanggungjawabannya. Selaksa rasa itu bukan untuk sebagai
pengejawantahan dari rasa, tapi umpama yang menunjukkan akan tersembunyi rasa
Padma dugya wakya
Sebentar lagi sang hyang
mayang digya kitya
Yung nang is the qwuit aryu
katyu dyupna swutya
Manusia sering bertanya
tentang rasa. Rasa yang tak dapat dihindari oleh sang penyimpan jiwa. Ketika
semua bertanya, tak ada yang tahu, kecuali memang jiwa itu berada dalam keadaan
emosi yang tak tertuju”
Demikian pesan Kami mengalun bagai nada
suara. Suara nyanyian semesta. SOng of The Lord. Nyanyian para raja. Gita para brahmana.
Nyanyian yang melenakan jiwa. Meski kemasgulan masih saja tersimpan di dada.
Mas Thole bersaha memahami, bahwa setiap jiwa akan menerima pengajaranNya.
Demikian juga dengan anaknya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan
sebenarnya. Perlahan pesan Kami membasuh
jiwa, memberikan khabar kepastianNya, memberikan kesejukan atas jiwa yang lelah
ditempa kesedihan. Selama berhari-hari. Melalui alam pesan-pesan Kami dihantarkan.
Menyambangi jiwa-jiwa yang mau membuka hatinya. Jiwa yang mau bersapa dengan
Kami. Jiwa yang mau memahami bahwa raganya terbuat dari unsur bumi. Tanah, air,
dan api. Maka dengarkanlah burung bernyanyi, lihatlah gunung-gunung yang
bergerak sepanjang hari merayapi bumi. Alam senantiasa ingin menyapa manusia.
Semua makhluk bertasbih kepadaNya. Hanya manusia tak mau pahami hakekat ini.
...
Setelah selesai dengan dirinya. Mas Thole
melanjutkan kisahnya lagi. Kawan-kawan seperjalannya, masing-masing menuju
portal yang telah di tetapkan. Mereka
semua dalam pembelajaran Kami. Mas Thole harus bergerak dalam irama nyanyian.
Song of God. Ketika Arjuna mengenal Song of God yaitu Bagawad Gita maka tidak
ada keraguan baginya membunuh saudara-saudara dan teman sepermainan sejak
kecil. Dengan kefahamanannya dia bersama alam. Diapun mengerti kalau dirinya
tidak membunuh maka alam yg akan mengeksekusi mereka dan juga dirinya termasuk
krn diapun menolak sunatullah. Ketetapan Alam. Perintah alam. Maka tidak ada
pilihan bagi Arjuna selain maju perang. Suka tidak suka datang mengikuti
perintah Tuhan. Arjuna bisa saja berada dalam kebenaran relatif tidak membunuh
saudaranya (banyak pasukan yg hanya ikut perintah berperang). Peperangan akan
membunuh ribuan atau jutaan manusia yg mungkin tidak tahu apa-apa. Inilah song
of God. Kidung Perang Bagawat Gita. Kidung Tuhan. Ketetapan. Atau sunatullah.
Tidak ada pilihan bagi Ksatria yaitu Arjuna. Selain gugur dalam peperangan atau
membunuh lawan sebagai tangan Tuhan. Inilah dzikrun lil alamin. Kidung Alam.
Bagawat Gita. Kidung Agung. Song of God. Sunatullah. Dan inilah lambang Nun
yang dimaksudkan.
Nun yang mencerdaskan kesadaran Mim. Pengajaran Nun yg berat bagi Ksatria.
Bagi Arjuna. Bagi kita semua. Pengajaran Rasa. Pengajaran Nun ini
bertingkat-tingkat seperti simbol Nun ada N di dalam Nun dan ketika dituliskan
lagi ada N di dalamnya. Dan seterusnya tak hingga. Inilah kebenaran relatif yg
akan terus menerus dipegang. Bila ada pengajaran yg lebih tinggi dan tidak
mereka fahami. Mk mereka akan memusuhi. Padahal yg ingin disampaikan justru
pengajara kasih dan cinta tetapi yg
difahami pasti arah yg terbalik yaitu kebencian dan permusuhan. Benci dan cinta
adalah energy yg sama hanya wajahnya yang beda. Adakah yg bisa menjelaskan suasana
nada yg hilang ini. Pasti tidak ada. Harus ada yg bernyanyi. Menyanyikan atau
ber tasbih menggunakan song of God. Tasbih Alamin. Sunatullah. Dan kita mampu
mendengarkan tasbih alam semesta. Tasbih alamin. Demikianlah pengajaran kepada
kesatria alam. Pengajaran yang saat ini juga tengah di alami oleh Ki Ageng.
Demikianlah tekad dalam kesadaran.
...
Sanjaya / Rakeyan Jamri / Prabu
Harisdama (723 – 732M) Cicit Wretikandayunini bernama Rakeyan Jamri.
Sebagai penguasa Kerajaan Sunda ia dikenal dengan nama Prabu Harisdarma dan
kemudian setelah menguasai Kerajaan Galuh ia lebih dikenal dengan Sanjaya. Ibu
dari Sanjaya adalah SANAHA, cucu Ratu Shima dari Kalingga, di Jepara. Ayah
dari Sanjaya adalah Bratasenawa/Sena/Sanna, Raja Galuh ketiga, teman
dekat Tarusbawa. Sena adalah cucu Wretikandayun dari putera bungsunya. Ratu
Shima sendiri ternyata berasal dari bumi Sriwijaya, di daerah Banyuasin.
Beberapa kisah spiritual Mas Thole banyak bertemu dengan lintasan Ratu Shima
dan juga bertemu dengan lintasan kisah cinta Raden Panji. Menjadi pertanyaan
apakah lintasan Raden Panji hanya ada di satu orang saja? Ternyata tidak.
Setiap jiwa akan pecah terdifraksi. Maka sering terjadi titisan Ratu Shima
misalnya akan ada di banyak raga manusia. Oleh karena sebab itu tidak ada jiwa
manusia yang utuh. Semisal kisah Siwa yang menyatukan jiwa Devi Parwati adalah
rangkaian perjalanan Mas Thole dan kawan-kawan. Lintasan yang sering kebetulan
bersinggungan dengan rekan lainnya.
...
02/06/17,
01.37 - Ki Angin: Maaf lebih ke face to face dulu mungkin dengan Mas Thole 😂
kaliii
02/06/17,
01.50 - Ki Angin: Hal kemarin begitu campur aduk rasanya dan tulis,tulis dan
tulis hanya yg sanggup saya alirkan hingga saat tiba hari-hari ini saya sudah
tak ingin mengungkit/mengungkap sejatinya jiwa ini.namun ketika salah satu
teman saya mengatakan hari Rabu kemarin,beliau menyampaikan pesan bahwa mbaknya
bilang kalau saya sudah ditutne orang 3 yg sudah menyatu, itu kira kira pesan
yg di sampaikan mbaknya lewat teman saya ,
02/06/17,
01.53 - Ki Angin: Saya sebenarnya malu dengan hal yg sudah sedemikian umum
menurut saya kepada Mas Thole, namun hanya hal-hal seperti biasa saja ini yg
hanya saya bisa bagi, smoga semakin dipahamkan bagaimana peran sejatinya hidup
yg akan saya emban nantinya,meski sedikit hal yg saya tahu namun banyak hal yg
lebih dan lebih yg tidak selayaknya saya tahu..
02/06/17,
01.55 - Ki Angin: Saya rasa pemahaman dan pengetahuan Mas Thole yg begitu
luaaas sekali ditambah pengalaman dan umur Mas Thole yg saya rasa matang,
mungkin Mas Thole seyogyanya mau berbagi pengalaman, perjalanan, cerita dll
kepada saya, kejadian yg Mas Thole pernah alami hingga sampai saat ini🙏😂
02/06/17,
03.24 - Mas Thole: Subhanallah...
02/06/17,
03.26 - Mas Thole: Ya mas... catatan saya sebagian besar telah di tuliskan di
blog pondikcinde mas. Dalam kisah Mas Thole. 🙏😌🙏
02/06/17,
03.30 - Mas Thole: Spiritual adalah by experience yaitu pengalaman langsung.
Pemahaman yang Allah susupkan akan menumbuhkan keyakinan yang tidak menyisakan
keraguan. Sementara informasi dari makhluk akan semakin membuat diri kita
mencari dan terus mencari. Berita di televisi hanyalah berita asupan untuk akal
fikiran. Sangat berbeda sekali jika kita mengalami kejadiannya.
02/06/17,
03.30 - Mas Thole: Maka untuk mengetahui kebenaran apa yang mas dengan
informasi tersebut layaknya langsung bertanya kepada Allah
02/06/17,
03.33 - Mas Thole: Setiap orang akan berbicara dengan spesialisasi nya masing2.
Ahli fisika akan bicara tentang air sedikit berbeda sudut pandangan nya dengan
ahli biologi. Termasuk mbak Ponorogo akan berbicara dr sudut pandang pemahaman
nya
02/06/17,
03.34 - Mas Thole: Bagaimana ketika para ahli bicara dengan ilmunya masing2 dan
mereka masing-masing merasa diri mereka yang benar?
02/06/17,
03.35 - Mas Thole: Manakah yang akan kita percayai dari salah satunya? Atau
mampukah kita mempercayai semuanya dan menyatakan mereka semua benar?
02/06/17,
03.35 - Mas Thole: Sayang kita tidak pernah mampu utk melihat kebenaran yang
ada pada semua ahli saat mereka bicara sebab kita hanya menginginkan kebenaran
yang kita maui saja
02/06/17,
03.36 - Mas Thole: Kita ingin mendengar apa yang ingin kita dengar. Pikiran
berfikir atas apa apa yang ingin kita lihat
02/06/17,
03.45 - Mas Thole: Bagitu saja yang bisa saya sampaikan mas. Mengenai
pengalaman spiritual sudah saya tuliskan di blog. Silahkan berselancar. Alam
semesta ini disusun dari ratusan dimensi. Kebetulan yang mbak masuki adalah
salah satu dimensi saja. Masih banyak dimensi lainnya yang menyusun memori
kita. Jiwa dan raga kita.
02/06/17,
05.48 - Mas Thole: Nah kembali kan kepada diri saja mas. Kemanakah muara
pencarian kita. Menjawab 4W dan 1H. Jika sudah terjawab makan Pastika
langkahnya. Dalam perjalanan pencarian kita selalu akan bertemu dengan orang2
yang mewakili dimensi yang kita lalui. Kadang itu akanembingungkan sekali.
Seringkali kita asik disana. Dimensi masa lalu adalah kenangan yang melekat dan
sulit sekali ditinggalkan. Kita akan selalu tertarik kesana. Padahal semestinya
kita bergerak ke depan. Jiwa kita adalah apa yang kita lakukan saat sekarang
ini.
02/06/17,
05.50 - Mas Thole: Maka yang mas alami itu amati dan maknai saja apa adanya
sampai Allah menurunkan Keyakinan. Sebab hanya keyakinan inilah yang akan
menjadikan perjalanan spiritual kita bermakna.
02/06/17,
05.51 - Mas Thole: Dalam perjalanan spiritual tidak ada kebenaran absolut.
Semua sangat tergantung kerangka acuan ruang dan waktu. Oleh karena sebab itu
tidak ada benar dan salah.
02/06/17,
05.51 - Mas Thole: Yang mas alami bisa benar namun juga bisa salah...maka
nikmati saja perjalanan ini sambil terus menganggukkan asmaNya
02/06/17,
05.53 - Mas Thole: Tuliskan saja kisah perjalanan nya sehingga bermanfaat bagi
para pencari jalan lainnya
02/06/17,
05.53 - Mas Thole: Bagaimana kita memaknai ghaib tsb? Sebab Informasi yang kita terima sulit diuji dengan
akal dan logika. Semua berdasarkan atas keyakinan saja
02/06/17,
05.54 - Mas Thole: Maka yakini lah salah satunya dan kemudian bersiap menerima
perbedaan
10/07/17,
00.50 - Ki Angin: "Paser nyanding Emas"
... yen mencolok di simpen, sing kesawang reget
mung di sebol lan di idek.
Sejatine
lemah sing nyiptakne wes ndadekne siji.
Ora
ono endi apik ndi elek'e sekabehe manfaat, ning krono kandungane okeh banjur
sing ketok kasar ning mripat dadi di pisah dewe karo pikirane, pasir di bentok,
emas ditumpok akhire di pakemne dadi barang kedanan wis lali tujuane lek mung
mamper ngombe haha 🖐😂
10/07/17,
00.52 - Ki Angin: ntah tiba tiba ingin menuliskan tapi tidak tahu makna apa yg
sebenarnya tersirat, maap Mas Thole menambah banyak ukiran di kepala hee😂🙏
10/07/17,
00.53 - Ki Angin: Masih sebagai penyaksi🙏😔🍃
10/07/17,
08.27 - Ki Angin: Iyaa mas dari mana ya saya mau mengawalinya mungkin beberapa hari ini saya serasa
mengecil mungkin juga di kecilkan (mungkin persepsi/mungkin juga keadaan hati
yg di menimpa) keadaan yg sangat sangat saya sendiri kurang mampu menangkap
rahsa apa yg sebenarnya terjadi dalam diri, 😭mungkin yg begitu nampak
dan sudah tertuliskan dalam kisah rakyatnya
adalah kisah _*Panji-Sekartaji*_ tatkala suara itu memanggil lagi dimana
sebuah tidak pantasan saat *"lemah' tidak pantas bersanding dengan
"intan berlian"* namun dalam hati seperti nya selalu membela dan
menguatkan bahwa semua tak jadi masalah ,bukankah yg mempermasalahkan hanyalah
akal-pikiran saja..😔
10/07/17,
08.30 - Ki Angin: Tak disangka keadaan ini seakan menangkap dua hal yg berbeda
,bisa karna *asmara* bisa juga tentang *pandangan hidup* yg lebih *melebar*
entahlah mas ..gejolak dalam dada sepertinya belum bisa mewakili seutuhnya yg
ingin di keluarkan 😔😭
10/07/17,
08.31 - Mas Thole: Pembelajaran paradoksal
10/07/17,
08.33 - Ki Angin: Apakah ini sebuah pengalihan ataukah ada sebuah petunjuk yg
benar atas doa-doa yg terpanjatkan mas😂🙏
10/07/17,
08.34 - Mas Thole: Amatilah dg kesabaran.
Bekal
kita dalam mengarungi perjalanan ini hanya ada dua. *Sabar dan Sholat*
10/07/17,
08.35 - Mas Thole: Hanya itu mas. Setiap diri tidak sama. Kita hanya bisa
menangkap pola kejadian yg sama. Namun pemaknaannya sangatlah personal.
Kemampuan sistem sensorik juga berbeda maka level sakit mungkit tdk sama. Semua
unik dan personal sekali. Hanya mas dan Allah saja
10/07/17,
08.35 - Ki Angin: 😔🙏 Semoga selalu di kuatkan *Nya* dengan
segala keadaan apapun
10/07/17,
08.36 - Mas Thole: Yah...doa ayat terakhir surat Al Baqarah ayat 286 itulah doa
para pencari jalan
10/07/17,
08.37 - Ki Angin: Insyallaah mas terimakasih masukan dan suport nya 🙏😊😂
10/07/17,
08.40 - Mas Thole: Selamat memasuki pengajaran2 Nya mas
10/07/17,
08.41 - Mas Thole: Sebagai pembanding mas bisa buka kisah yg lama di blog.
Kisah para pecinta. Mahabah
12/07/17,
23.49 - Ki Angin: Sekedar ingin berbagi Mas Thole, 😔😔😔Ntah
dari sebelah mana atau yg bagaimana rasa ini satu persatu ingin mencoba
memasuki bergiliran mengambil alih dan memainkan perannya yg lalu.. kini
karakter yg lebih tangguh setelah *panji"*. seperti yg terkisahkan sosok, *damar*.. *damar* yg bertemu *kencana* mungkin juga
*Anjasmara* ... 😔 Mencoba tak mau mengaitkan apalagi
_menggatok"an_ tapi apalah daya..
hingga beberapa hari kemarin, seakan mendapat suatu suasana yg tak asing
,rasa yg begitu mengalir begitu saja, rasa yg pernah terasakan
sebelumnya.sbuah peristiwa yg begitu
dahsyat yg pernah terulang kembali.bagaimana rasa ini kemudian seharusnya
ditempatkan ,langkah seperti apa yg seharusnya di lakukan ,sementara
informasi/kabar tentang rambu" itu telah tertanam kan sejak agama
penyempurna ini masuk..
12/07/17,
23.50 - Ki Angin: Apa mungkin ada kaitannya dengan sebuah energy yg kuat seperti yg di sampaikan oleh mas imam tadi
yaa mass😥😭
12/07/17,
23.51 - Ki Angin: Berkaitan tentang jati diri juga mungkin masss 😭
12/07/17,
23.51 - Mas Thole: Ya...beberapa rekan malah pingsan..sdh terasa beberala hari
belakangan
12/07/17,
23.52 - Mas Thole: Semua berkaitan
12/07/17,
23.58 - Ki Angin: Kalau menurut sinyal yg mas rasa mungkin mas baca juga
tentang saya apa ini ada sebuah energi
yg menghalangi saya tentang apapun yg mas rasakan/lihat. atau sebaliknya sebuah
petunjuk untuk pribadi ini memang harus menapaki proses ini.. atau bagaimana mass
Mohon masukkanyaa😔🙏
12/07/17,
23.59 - Ki Angin: Dari segi mana pun mungkin ada yg mas rasakan mohon
wejangannya mass..
13/07/17,
00.03 - Ki Angin: Nampaknya saya begitu tertuju dengan segala rasa yg di
Tampakkan Tuhan kepada jenengan Mas Thole.. mungkin juga seakan akan perantara
dari mas membantu saya lebih mudah mencerna pengalaman yg mas paparkan
mulai awal pertama bertemuu mohon bimbingannya mass🙏🙏🙏
13/07/17,
07.16 - Mas Thole: Mohon maaf ketiduran semalam hehe...😄🙏
13/07/17,
07.17 - Mas Thole: Raden Panji memiliki banyak pecahan jiwa...salah satunya di
saya
13/07/17,
07.19 - Mas Thole: Semua akan mengalami pembelajaran dan pengulangan atas
pelajaran takdir. Pemaknaan yg salah akan menyebabkan siklus berulang. Dalam
dimenis kesadaran waktu menjadi realatif. Maka waktu akan datang dan yang lalu akan bertemu di titik sekarang now. Waktu sekarang
ini yg Allah berikan...
13/07/17,
07.20 - Mas Thole: Kita akan membaca memori yang di hadirkan Allah ke kesadaran
kita. Kita hanyalah head atau optic pada alat pemutar CD.
13/07/17,
07.20 - Mas Thole: CD ini berisi rekaman kita di masa lalu dan masa depan
13/07/17,
07.21 - Mas Thole: Lintasan Raden Panji ada irisan dengan saya. Sebuah
pembelajaran tentang cinta. Pembelajaran yg sama atas kisah Nabi Yusuf
13/07/17,
07.22 - Mas Thole: Maka kisah cinta terbaik adalah kisah Cinta Nabi Yusuf.
Raden Panji di minta belajar dan meneladani bagaimana nabi Yusuf memperlakukan
cinta. Dia rela di balik jeruji besi. Itulah pengorbanan cinta
13/07/17,
07.23 - Mas Thole: Kisah Raden Panji ada di blog
13/07/17,
08.20 - Ki Angin: Bukan jetlag lagiii tapi jleb jlebb jlebbb...😂
13/07/17,
08.45 - Ki Angin: Apakah pecahan seperti _*Dewi Asmorowati*_,_*Dewi Purbasari*_
, dan_*Dewi Sekarwangi*_ adalah sebuah kesalahan pemaknaan kehidupan lampau
saya mas🙏😂 apakah ini sewajarnya menurut Mas Thole?
13/07/17,
08.49 - Mas Thole: Yups...benar
13/07/17,
08.49 - Mas Thole: Harus dimaknai ulang
13/07/17,
08.50 - Mas Thole: Lihat di al qur an bagaimana kisah2 di hantarkan...bagaimana
mrk memaknai kehidupan
13/07/17,
08.51 - Mas Thole: Pemaknaan yg benar menjadikan mrk utusan atau modeling bg
kesadaran
13/07/17,
08.51 - Mas Thole: Simbol Na Bi
13/07/17,
08.51 - Mas Thole: Na = adalah pemaknaan yg diinginkan Kami
13/07/17,
08.52 - Mas Thole: Atas Bi...keadaan Now sekarang...simbol i itu adalah
presepektif atau ilmu atau anggapan
13/07/17,
08.53 - Mas Thole: Pemaknaan atas apa yg mas rasakan itu lah hakekat simbol Na
Bi
13/07/17,
08.53 - Mas Thole: Apakah locus kita pada Ba atau pada Na
13/07/17,
08.54 - Mas Thole: Manusia yg locusnya pada Ba akan mengalami siklus
waktu..lahir dan mati berulang
13/07/17,
08.55 - Mas Thole: Tapi jika locus pada Na...pemaknaaj atas takdir atau
lintasan pikiran maka kita akan pulang atau menjadi utusan Kami utk model
kedasadaran
13/07/17,
08.56 - Mas Thole: Beralihnya locus dr Ba ke Na inilah perjuangan hidup tanpa
akhir...penerimaan total
13/07/17,
08.57 - Mas Thole: Ibarat mata optic pemutar CD maka dia hanya ikut mau tuannya
saja..terserah film apa yg di putarNya
13/07/17,
08.57 - Mas Thole: Sekarang di putar film romantisme ala bidadari...😍😍😍😋
13/07/17,
08.57 - Mas Thole: Ngeri ..ngeri ..sedap
13/07/17,
08.57 - Mas Thole: 😄😄😄
13/07/17,
08.59 - Mas Thole: Atau nanti akan di putar film perang sprt yg dialami Banyak
Wide? Semua terserah Kami...kesadaran kira hanyalah sekeping optic yg membaca
kepingan CD
13/07/17,
09.11 - Mas Thole: Harus kita satukan...pernah membaca kisah dewa Siwa mencari
pecahan jiwa istrinya
13/07/17,
09.18 - Mas Thole: Siwa harus mengumpulkan serpihan2 jiwa Parwati
13/07/17,
09.19 - Mas Thole: Hakekat jatidiri Parwati akan utuh jika semua trinitas
disatukan Dewi Uma dan Dewi Kali (Durga)
13/07/17,
09.19 - Mas Thole: Dan Sati
13/07/17,
09.20 - Mas Thole: Ketiga pecahan ini di minta disatukan...pergilah ke gunung
Arjuna
13/07/17,
09.38 - Mas Thole: Perumpamaannya sprt kita buka game online yg sama maka kita
sama sama terkkneksi saat sedang di game yang sama...disana kita bermain peran2
yang ada...ada Panji...ada Banyak Wide..dll
13/07/17,
09.40 - Mas Thole: Optic yg membaca game itulah diri kita...namun kita tunduk
kepada sistem game online...disana ada banyak OS...ada listrik..ada windows
.dll
13/07/17,
09.46 - Ki Angin: Uuuhh menghujam, menghantam Mas Thole akan lebih banyak
belajar lagi😔😥😭
13/07/17,
09.53 - Ki Angin: Beberapa waktu lalu ada semacam sinyal yg begitu kuat mencoba mendorong saya untuk menuju mt.arjuno lantas apakah itu
merupakan ego pribadi,atau sekedar halusinasi Mas Thole .. melihat penjelasan
Mas Thole sinyal ini menguat lagi
13/07/17,
09.54 - Mas Thole: 😄🙏😘
BERSAMBUNG
Ckckckck...anaknya sakit...nyalahin tokoh ratu shima. Dosa lho orgnya udh meninggal, msh disalahkan.... Blaming somebody else for his own mistake...
BalasHapusNamanya juga kisah mas...suka suka penulisnya. Nanti kami akan sampaikan kalau jalan cerita di kisah ini ingin mas ganti. Silahkan usul saja mas, dengan senang hati, apa yang mas mau, endingnya mau seperti apa. Kami menerima pesanan. Tidak apa-apa kok. Nanti jalan ceritanya kita ubah lagi. Kita mengkhayal lagi...simple dan mudah saja..
Hapusdamai selalu
Kalau mengkhayal sudah tidak diijinkan di negara ini. Maka dengan senang hati kami ganti dengan berita terkini, seperti di TV One.
HapusIni masalahnya, ego nya mas arif ini tinggi sekali. Bahkan utk sekedar mengakui kesalahan pun msh sulit dan msh nunjuk org lain sbg penyebab. Tidak akan selesai mas arif. Sbg sesama pejalan spiritual saya hy melihatnya spt itu. Sumber masalah ada pd diri sendiri. Ketimbang nulis artikel dan menyalahkan org lain lbh baik intropeksi dan perbaiki diri dulu. Jgn jadi wartawan di medan perang tapi saat ketembak malah bilang itu salah prajurit yg nembak wartawan tdk bersalah. Lha yg berdiri di tgh medan perang sampeyan sendiri kan...
BalasHapusKami ulangi lagi bahwa kisah-kisah kami disini adalah kisah FIKSI, jika ada kesamaan maka itu hanya kebetulan saja. Jika ada kebenaran maka datangnya bukan dari kisah kami disini. Allah yang menyusupkan di hati sidang pembaca. JIka kisah disini menginspirasi itu adalah ikhtiar keras dari sidang pembaca sendiri. Inspirasi bukan dari kisah-kisah kami disini. Sidang pembaca yang berhak mendapatkan apa-apa yang mereka usahakanb dengan sunguh-sungguh.
HapusMaka janganlah paksakan KEHENDAK anda.
salam hangat
Jawaban yg sangat arif bijaksana
HapusRatu Sima ini wajahnya mirip artis Vega Darwanti (suami nya bernama Dema Sany --Sanjaya-- kebetulan?), pahit memang kisahnya, dari dibohongin, di perkxxx sampai di jodohkan dengan orang lain.. sblm jadi Ratu yg bijak..
BalasHapussalam rahayu
Berbeda dimensi pemikiran dan kesadaran ..biasa dalam revolusi.. nuwun
BalasHapusSemangat kang thole!!
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusALLAH SWT yg mengirimkan wahyu cakra kpd sy
BalasHapusMaaf mas thole
Ditunggu kembali untuk kisah2 spiritual science nya mas Arif... suwun
BalasHapusSilahkan berselancar disini mas ==>
Hapushttp://mendengarsuarahati.blogspot.co.id/2017/10/catatan-37-simbol-paradox.html
Untuk kajian spiritual science sudah kami pindahkan kesana. Blog ini khusu untuk kisah spiritual dan inspiratif saja.
Salam admin