Rahasia Simbol (5), Misteri Takdir Manusia
Perjalanan jiwa menelusuri waktu
Menata suratan takdir
Kulangkahi sejuta kendala
Perjalanan kelam menjaring hari depan
Kukubur mimpi buruk
Semoga saja tak akan terulang
(Perjalanan Menjaring Matahari, Ebiet G Ade)
“Semua adalah mengenai perjalanan jiwa”
Lirih keluhnya, paparan energi yang menderanya
sungguh dahsyat, meski tak kasat mata namun mampu menumbangkan realita dan juga
raganya. Sehingga sudah sebulan lebih lamanya, kondisinya masih naik turun.
Kadang demam hebat, kadang keringat dingin mengucur tanpa mampu ditahan. Apakah
ini sakit yang nyata? Diri benar-benar tiada kuasa apa-apa atas raga.
Apakah ini realita? Jika iya, mengapa tidak
merubah apapun secara materi. Perjalanan yang melelahkan tak merubah apapun. Raga
masih sama saja seperti berpuluh tahun yang lalu sebelum menjalani spiritual. Kalau
begitu apakah angan-angan Nusantara itu hanya khayalan semata? Hhhh…Bagaimana
merubah peradaban sementara merubah keadaannya sendiri juga tidak bisa?
Bukankah kekonyolan namanya? Seperti menegakkan benang basah, sia-sia saja nampaknya.
“Bukankah Nabi Ibrahim menjalani laku spiritual
adalah demi dan untuk anak keturunannya, bukan hanya sekedar untuk merubah diri dan kaumnya. Mengapa
engkau lupakan itu? Perjuangan nabi Ibrahim baru terwujud setelah sekian ribu
tahun. Apakah engkau berharap memiliki kemampuan melebihi Nabi Ibrahim. Engkau
ini baru menjalani laku sepuluh dua puluh tahun waktu yang tak seberapa, kemudian
berharap mampu merubah dunia?”
Berkata Kami menyergah alam pikiran yang
seperti tidak menemukan pijakan makna atas perjalanan selama ini. Yah
perjalanan kesana kemari, menuju tempat-tempat yang konon katanya memiliki sejarah
peradaban Nusantara. Seumpama wisatawan saja layaknya. Apa kelebihan dengan
para pelancong lainnya yang senang berkunjung ke tempat-tempat wisata. Apa ada
bedanya antara kamu dengan dia?
“Ini perjalanan diam” kata
sang jiwa lirih tak mampu menghadapkan mukanya ke langit.
Perjalanan diam
Menembus relung hati
Menghimpun ketegaran
Melewati segala rintangan
+++
Perjalanan kali ini adalah mengantarkan seorang
kawan untuk menemukan siapa sejatinya dirinya. Dimulailah perjlanan ke Jepara
singgah di petilasan Gusti Ratu Kalinyamat. Setelah sejenak berputar di makam
beliau. Langkah menuju ke samping dan memutari makam. Berhenti sejenak di
gapura pintu masuk dan dudk disana memperhatikan. Langkah kemudian menuju ke
belakang sebelah kiri. Disana ada Makam Sunan Jepara. Duduk bersimpuh dan berdoa.
Seperti sebuah teguran menyapa, sebab apa baru sekarang datang, mengantarkan.
Ada apa dengan keluarga ini, sepertinya ada
satu keluarga yang terbuang dan memang ditunggu-tunggu kedatangannya. Satu
generasi yang hilang kata mereka. Tentu saja banyak suara menyalahkan dan
protes aats keadaan. “Semua akan jelas saat nanti di Kota Gede di Pemakaman
Panembahan Senopati.” Sergah suara.
Perjalanan dilanjutkan ke Kota Gede, dan benar
saja sesampainya di pusara makam Panembahan. Semua terdiam dalam doa dan munajat.
Hawa panas menjalar dari ujung jari hingga keseluruh badan. Sebuah tegurankah?
Atau sebuah sambutan? Entahlah, dalam pemahaman Nampak sekali semua menunggu
dan semua menyalahkan mengapa sebagai saudara tidak pernah datang. Mengapa
sebagai anak keturuan tidak pernah mengakui bahwa sesepuh kerajaan Mataram ini
sebagai nasab. Mengapa mereka malu memeiliki darah Mataram. Ada apa dengan
kesadaran anak cucu ini? Tidak mau mengakui atau memang tidak tahu?
Kembali misteri
ini ditangguhkan perjalanan terus menuju ke Imogiri. Hari Sabtu adalah
hari libur, sehingga dibutuhkan upacara khusus untuk membuka makam Sulthan
Agung. Sampailah pada acara mencium batu. Sebuah batu yang nampak biasa tak
terkesan apa-apa. Batu yang sudah lepek sebab dicium oleh jutaan manusia. Maka
terjadilah keanehan sesuai dengan alam pikiran manusia. Batu itu tak tercium
keharumannya. Beda dengan yang lainnya yang mencium keharuman luar biasa. Mengapa
ada dua keadaan atas satu batu yang sama. Mengapa ada yang mencium keharuman dan
ada yang mencium bau lepek dan apek.
Inilah muasal pertanyaan dualitas alam semesta.
Sebuah rahasia meskinya disingkapkan. Apakah yang mencium keharuman akan
mendapatkan anugrah? Apakah yang mencium bau apek akan mendapatkan musibah?
Apakah kita akan percaya dengan itu? Dan pertanyaan yang mendasari adalah sebab
apa dua orang yang bersamaan mencium aroma yang berbeda? Apakah ini mistis atau
kejadian yang rasional biasa? Mari kita telusuri rasionalitasnya. Sebab inilah rahasia simbol dituliskan kembali. Menangkap
esensi misteri alam semesta yang tak terungkap.
+++
Sebuah paradoksitas tengah diajarkan kepada
manusia. Melalui pengajaran yang luar biasa. Satu objek mampu menghasilkan dua
keadaan, yaitu harum dan apek. Mengapa satu kejadian tidak menghasilkan satu
keadaan saja. Harum saja atau apek saja. Apakah suatu kejadian dikesadaran
manusia bisa berlaku demikian? Sebuah kejadian bisa saja dimaknai dengan dua
keadaan. Misalnya pada sebuah pertandingan, yang kalah mampu memaknai bahwa
diirnya sesungguhnya telah menang. Walau kenyataannya adalah kalah? Seorang
pelari yang berhenti menolong kawan pelari lainnya yang mendapat kecelakaan
adalah seorang pemenang walaupun kenyataanya dia kalah karena harus berhenti
dahulu menolong. Bisakah demikian?
Mari kita berselancar jauh ke masa-masa awal
peradaban Islam. Bagaimana umat Islam mampu menang dalam perang BaDaR.
Kemungkinan menang hanya 0.01 sementara kemungkinan kalah 99.9. Perang apakah
itu? Dalam kajian simbol kits lihat simbol Ba D dan R. Apakah Ba D R itu...
perang Badar apakah itu?
Kita buka symbol TaQDIR yaitu simbol QoDHO dan QoDaR. Kita dapati Q adalah symbol sebuah siklus
sementara D adalah simbul gerak. . Sebuah siklus takdir manusia. Menjadi sebuah symbol yang terbaca ‘QoDHo
dan QoDaR’. Kita uraikan simbolnya menjadi Q D H dan siklus Q D R. Kita pisahkan akan
kita dapat dua huruf. Q dan D atas R dan H.
Huruf Q dan D akan kita baca sebagai siklus
dari sebuah gerak system alam semesta, yaitu sebuah siklus dari R dan H yang
terbaca sebagai RuH. Maka siklus (Q) gerak (D) atas RuH inilah yang menarik
dikaji. Siklus arah gerak dari RuH inilah yang semestinya menjadi penting diamati.
Inilah yang disebut sebagai siklus QoDHo dan QoDaR. Setiap RuH sudah membawa Rencana ( R ) dari Tuhan
(H). Maka RuH itu sendirilah yang merupakan Rencana Tuhan. Melalui RuH inilah
Tuhan ingin menyempurnakan jiwa-jiwa manusia.
+++
Perang utama manusia adalah perang dalam
konsepsi diri atas Ba. Paradigma atau mindset atau acuan referensi atau pijakan
lokus ruang dan waktu. Inilah yang menjadi sebab utama mengapa batu menjadi
apek dan wangi. Mindset orang yang mencium batu tersebut yang menciptakan
sensasi wangi atau apek itu sendiri. Batu adalah netral. Kejadian ini
dibuktikan manakala diciumnya batu kali pertama harum, maka diciumnya kedua kali dan ketiga
kalinya. Persepsi muncul pada penciuman kedua dan ketiga. Penciuman kedua
ternyata berbau seperti pembakaran mayat, dan penciuman ketiga ternyata semakin
tidak jelas lagi.
Mengapa ketiga penciumannya berbeda-beda?
Lintasan pikiran manusia itu sendiri yang menciptakan sensasi aroma bukan
batunya. Inilah symbol mengapa mencium Hajar Aswad menjadi penting. Disana ada
akan kita dapati pelbagai macam sensasi yang dirasakan manusia manakala setelah
mencium Hajar Aswad. Setiap orang akan mengalami pengalaman yang personal
sekali. Demikianlah hakekat pengajaran Kami. Semua diajari Kami dengan
personal. Satu dan lainnya akan mengalami pengalaman spiritual yang unik. Disinilah
Kami mengajarkan keyakinan yang benar.
+++
Perang manusia pada mulanya dimulai dari perang
mindset ini, atau perang Ba ini. Ba yang
akan menggerakan D dan menjalankan R sebuah rencana skenario akbar. Inilah makna BaDaR. Maka dalam symbol
Perang BaDaR menjadi sangat penting dalam pemahaman. Perang BaDaR adalah sebuah
ayah (Allah) atau bukti kepada manusia yang yakin bahwa 0.01 kemungkinan menang itu
adalah realitas. Manusia diminta memakna 0.01 kemungkinan menang, yakinkah diirnya dengan kemungkinan yang hanya 0.01 persen tersebut? atau driinya akan melihat dengan lebih yakin lagi yaitu 0.01
kemungkinan kalah. Berada dimana lokus kesadarannya?
Semisal botol diisi setengah. Maka Ba manusia
akan ada di lokus mana? Apakag botol itu setengah isi atau setengah kosong? Orang
beirman dimohonkan meyakinan ketidakmungkinan menjadi sebuah kemungkinan...
sebuah pemahaman yang pasti akan mengalir Bersama darah. Keyakinan yang utuh.
Meskipun peluang hanya 0.01 namun peluang ituklah yang akan terjadi. Inilah
keyakinan Iman yang benar. Sebab Allah Maha Kuasa. Inilah perjalanan
spiritual sebenarnya. Percaya kepada kemungkinan yang paling kecil. Semisal
Nabi Ibrahim tetap percaya bahwa Tuhan akan menolongnya saat dibakar api. Tidak
ada peluang selamat secara rasional sebenaranya.
+++
Berat dan sulit sekali berjalan dalam diam ini.
Perjalanan jiwa. Perjalanan untuk meyakini bahwa Tuhan itu ada dan akan selalu
menolong kita. Apakah mudah? Beranikah dibakar api dan meyakini sebagaimana
nabi Ibrahim dengan keyakinan yang utuh? Jangankan yang ekstrim itu, mungkin
sekedar besok gajian atau tidak saja sudah ketakutan luar biasa. Inilah aku.
Bagaimana membangkitkan keyakinan diri bahwasanya Tuhan itu ada dan senantiasa
memberikan apa kebutuhan kita? Sungguh seperti membangkitkan matahari.
Matahari, bangkitlah bersamaku
Rembulan purnama bersamaku
Bintang-bintang berpijar bersamaku
Debur ombak gemuruh bersamaku
Aku lebur dengan langit
Aku lebur dengan bumi
(Perjalanan Menjaring Matahari, Ebiet G Ade)
Marilah kit kaji. Bagaimana akal mampu menerima
bahwa kemungkinan 0.01 persen itu bisa
menang? Bagaimana dibakar api bisa selamat? Bagaimana kehidupan kita yang hancur luluh
lantak dengan aib dan dijauhi semua manusia dapat bangkit dan berjaya?
Kemungkinan hanta 0.01 persen. Tidak mungkin....!
Umat beriman diminta meyakini kemungkinan
ini.... yakin kepada Allah walau hanya 0.01 peluang utk selamat. Perang Ba D R
adalah sebuah simbol agar manusia mampu berperang disana dalam peluang kalah
99.9 persen. Perang melawan Ba nya yang kekeh tidak mau berubah... Ba yang tdk
mau bergerak menjadi Nun.
Persoalan manusia hanya pada Ba mereka ini...
maka BaDaR menjadi titik balik pemahaman utama beriman dalam Islam.
Siklus B D R
Siklus Q D R
Siklus Q D H
Inilah siklus yanga Ba Qo siklus yang kekal
maka kita lihat ada D R dan D H kita satukan lagi, kita dapati D RH. D atas
RuH. Gera katas RuH. Inilah kajian utama simbolisasi.
Gerak D atas RuH.. Ruh adalah cahaya dan cahaya
adalah kuantum2 energi... sebuah paket2 energi yang menjadi daya gerak D. Maka
manusia akan menyaksikan hukum *Kekekalan BaQo dari sebuah siklus Q jika Ba mereka benar*
Hukum kekekalan apa? Kekekalam siklus RuH yang
menjadi sebuah gerak alam semesta dan gerak semua makhluk D. Wujud Ruh bisa
dirasakan manusia dengan Sir.
Ruh adalah cahaya. Cahaya adalah paket2 energi.
Mengambil analogi energi di alam materi maka kita akan temui banyak energi tersimpan.
Semisal energi listrik tersimpan di batu baterai. Maka batu baterai ini bisa
menghidupkan alar listrik. Tubuh manusia semisal alat listrik ini maka tubuh
manusia bisa menggunakan baterai asli dan atau baterai KW lainnya.
Kemana energi baterai setelah habis dipakai?
Energi ini akan kembali ke alam berubah menjadi energi lainnya.... demikian
halnya Ruh akan kembali ke alam. Namun
energi baterai ini sudah mampu menghasilkan banyak catatan dan memori di HP.
Catatan memori inilah jiwa yang dihidupkan baterai tadi. Catatan ini menjadi
utuh dsn hidup menjadi jiwa manusia. Ketika baterai mau habis maka catatan di
HP bersiap utk dikirimkan kepada Tuhan. Sayang tidak sampai sehingga catatan
ini berputar-putar di bumi.
Pesan tetap berputar di alam semesta. Menunggu
HP yang kompatimbel utk menerima catatan memori ini dan mencoba kembali send
dari HP baru. Inilah konsepsi reinkarnasi. Jiwalah yang reinkarnasi bukan RuH. Jiwa
yang tenang adalah jiwa yang tidak banyak memori nya. Pesan yang dikirimkan
akan sangat berar ketika pesan2 terlalu banyak memori nya.
+++
Kaum beriman diminta mampu meyakini 0.01 persen
peluang ini. Dan maka karena sebab itu.... amat berat. Peluang nabi Ibrahim selamat dari api yang
menyala., Berapa persen? Menurut akal berapa persen? Tidak usah jauh2, peluang
kita selamat saat berangkat kerja kira2 berapa persen?
Jika semua data dimasukan mulai kita stater
motor dan keluar dari rumah sampai ke tempat kerja kita akan bisa hitung
probability selamat sampai tujuan, tidak akan lebih dari 0.01 persen. Dengan
0.01 persen peluang hidup... sebab apa sekarang diri kita masih hidup? Akal akan sulit menjelaskan kannya...
Maka disana perang Ba Da R menjadi kritikal
bagi setiap dirii manusia agar manusia yakin atas konsepsi 0.01 ini.
Qo D H <> Q D R <> B D R <> B
Q + D R H
BaQo dari DzaRaH <> apakah DzaRaH?
DzaRaH adalah elemen terkecil yang menjadi awal
bentuk materi. DzaRaH inilah yang selalu bergetar membuat sebuah lintasan
gerak. Getar yang terus menerus dan kekal. Inilah tasbih alam pusat getar
berada di ketiadaan dan ke'ada'an. DzaRaH ini tidak terlihat namun ada dan
disadari oleh kesadaran manusia... getar jantung.. paru... dan proses apapun
tergantung pada getaran DzaRaH ini... jika DzaRaH berhenti bergetar atau
bertasbih maka runtuhlah langit dan bumi.
Getar inilah yang menggerakan raga manusia...DzaRaH
ini sangat cerdas sekali... ilmuwan menamai DzaRaH ini sebagai *Particle
God* Debu para Peri dalam kisah fantasi.
Getaran menimbulkan frekuensi dan Vibrasi...
maka tahap awal yang ada adalah suara yang disimbolkan dengan terompet. Suara
atau senandung adalah cara awal bertasbih merupakan perwujudan dr sebuah
frekuensi getaran tasbih DzaRaH. Maka puja puji kepada Tuhan melalui bunyi yang
dikeluarkan dr hati. Lagu dan nyanyian berkembang setelah nya.
+++
Pada konsepsi simbol semua huruf tanpa harakat.
Arab gundul bahkan tidak ada titik. Konsep bunyi lebih ditekankan disana. Perkembangan
bahasa arab dinamis sehingga tulisan arab sekarang dibubuhi harakat. Demikian
juga dengan huruf2 untuk pembeda diberikan TITIK. Apakah TITIK pada huruf Ba
itu ada? Apakah TITIK pada huruf Nun itu ada?
Mengapa jaman rosul tidak ada TITIK?
Mengapa pada simbol perang BaDaR saat itu belum perlu diberikan TITIK pada tulisan
BaDaR
Disinilah dialektika bahasa simbol
Bahasa simbol mengkaji *Bunyi yang
disimbolkan bukan simbol yang dibunyikan*
Setiap peradaban berbeda-beda dalam membuat
simbol ini. Misal bunyi Ayam berkokok.. Di Jawa simbolnya adalah Kukuruyuk...
dan di Sunda adalah Kongkoronok..sementara di Madura adalah Kunkurunuk. Bunyi
Ayam berkokok kita semua paham ya seperti itu... namun coba kalau Jawa dan
Madura bertemu dan berdebat suar ayam.... hasilnya pasti berantem
Jika ada orang Amerika membaca simbol Ayam
berkokok dr Sunda maka bunyi nya... Kongkoronoooook... apakah salah bunyi ayam
berkokok seperti itu? Simbol2 ini kadang membantu namun kadang justru
menjauhkan dr esensi bunyi sebenarnya karena pengaruh budaya suatu bangsa.
Menemukan bunyi yang benar dan mencari simbol
yang mewakili di semua peradaban adalah langkah2 yang sedang diupayakan kajian symbol.
Anehnya dalam bahasa Arab Ba dan Nun
simbolnya sama padahal bunyinya sangat jauh berbeda.
Apakah Ba dan Nun ini satu entitas?
Yah... sebab dalam konsepsi kajian simbol Ba
dan Nun hakekatnya manunggal. Manunggaling kawula gusti. Tidak penting mana
yang lebih dahulu apakah pemahaman Ba dahulu baru Nun atau Nun dulu baru Ba.
Ba adalah citra diri atau kawula dan Nun adalah
citra Tuhan atau Gusti. Maka dalam bahasa arab bentuk simbol keduanya hanya
SATU
NaBi adalah citra Tuhan atau Gustri
BaNi adalah citra dri manusia atau kawula
Maka bolak balik dalam bahasa simbol adalah
Loop
Maka jelas disini dalam hikmah bahasa simbol
keduanya adalah sama... wujud satu kesatuan. Manusia atau kawula yang memiliki
citra Tuhan dalam dirinya dalam satu simbol bentuk perahu yang siap menampung
air atau amanah
Apakah Ba harus ada TITIK? Jawaban nya TIDAK
Jika jawabannya tidak, mengapa pemahaman TITIK
Ba menjadi penting?
Pertanyaannya akan sama saja dg analogi, apakah Jakarta harus ada MONAS? Tentu tidak. Mengapa Monas menjadi penting?
Kadang kita butuh mengabaikan Monas utk
memahami Jakarta dengan lebih baik. Namun kadang Monas mampu memberikan
identitas dan personifikasi yang lebih baik tentang Jakarta.
Bahasa arab tdk memberikan simbol apa apa pada
huruf hidup atau konsonan. Tdk ada harakat dsb. Inilah uniknya bahasa arab...
karena hidup itu sendiri sudah tidak butuh simbol2 apapun. Hidup ya hidup
jalani saja baru manusia paham. Maka sesuatu yang hidup itu tidak disimbolkan.
Baru kemudian bahasa arab diberikan simbol huruf vokal atau huruf hidup
sebab bertemu dg peradaban lain. Sehingga bahasa simbol mengusung jika ingin
belajar kehidupan maka buanglah simbol2 atau identitas diri baik itu syiah, sunni, NU, PKS,
Muhammadiyah... tarekat dll dll... belajarlah langsung kepada sang Maha
Hidup... tidak perlu simbol apapun.
+++
Belajarlah kpd hidup dan kehidupan diri masing2.
Marilah belajar QoLAM sebuah siklus alam semesta... kelahiran dan kematian...
kita akan berada dimana saat dilahirkan dan saat dimatikan... dan dilahirkan
lagi...
Belajar tersenyum saat jatuh... belajar diam
saat ingin bicara... adalah belajar untuk tidak mewujud simbol2 eksitensi
diri... hidup tdk butuh symbol. Namun
simbol2 itulah yang menjadi penanda bahwa manusia itu hidup.
Belajar tersenyum bungah saat anugrah namun
adakalanya diri harus tersenyum pahit dan menangis atas anugrah... sebab
anugrah harta tahta dan wanita bukankah pintu neraka? Maka dirinya sadar tengah
diuji dengan anugrah... menangis lah... sebab anugrah. Dengan anugrah harta
tahta dan wanita manusia akan mudah tergelincir masuk neraka. Demikian hidup sangat tergantung pada Ba
mereka.
Bagaimana mereka memakna gerak hidup D mereka.
Bagaimana Ba mereka saat dihadapkan pada gerak D alam semesta yang terus akan
bersiklus QoDHo dalam ketetepanNya. Dalam rencana R yang terukur... sangat
presisi sekali walau kemungkinan kemenangan hanya 0.01 namun itulah presisi
QoDaR.
Itulah perang BaDaR. Maka apakah TITIK itu
penting? Ya TITIK itu menunujuk
koordiinat dimana kesadaran diri manusia diletakkan. Apakah dibawah huruf Ba atau diatas huruf Ba.
Ingat letak TITIK itu tdk pernah ada pengaruh
nya bagi huruf itu sendiri... sebab tanpa TITIK itu sendiri huruf tetap lah
huruf. Tanpa titik Ba akan tetap Ba dan Nun akan tetap Ba dan Nun. Titik tidak merubah apa apa atas huruf tersebut. Ada atau tidak ada tidak menjadi masalah bagiu Ba dan Nun.
Maka ketika TiITIK akan diletakan dimanapun tetap tidak akan mempengaruhi
hakekat huruf Ba atau Nun sendiri. Orang akan tetap paham bahwa itu huruf ba dan Nun.
Maka silahkan letakanlah TITIK dimana yang
menurut diri pas di Ba dan juga di Nun...
Titik itu tidak akan merubah hakekat makna
bunyi dan huruf... meskipun Nun diberi titik di bawah lengkungan ketika menjadi
Nun akan retap terbaca Nun.
Titik hanyalah konsensus manusia semata utk
memudahkan tanda baca. Maka sejatinya TITIK juga tidak ada.
Semisal mengapa Monas menjadi penting?
Demikianlah perumpamaan mengapa TITIK pada huruf Ba menjadi penting.
+++
Titik akan berfungsi untuk meletakan kesadaran
manusia. Menentukan lokusnya. Dimana lokus awal dan dimana lokus akhir. Kemudian
setelah kita letakan diri akan fokus menempuh garis lurus. Garis kehidupan yang
telah kita buat. garis yang kita tarik dari titik awal dan akhir yang telah kita buat sendiri.
Meletakkan awal kita belajar kehidupan dan
meletakan akhir kehidupan dan menarik garis diantara dua
titik awal dan akhir tersebut itulah GARIS HIDUP. Garis lurus yang mestinya kita jadikan
parameter dalam menempuh spiritual.
Meletakan TITIK itu menjadi penting... titik
awal dan titik akhir. Titik start dan finish.... Titik Ba dan Titik Nun. Sehingga dengan menarik garis tersebut kita telah menentukan awal da akhir hidup itu sendiri sehingga jiwa tidak takuit lagi menjalani kehidupan ini.
"Janganlah takut akan hidup sebab peluang hidup itu sendiri hanya 0.01 persen."
"Janganlah takut akan hidup sebab peluang hidup itu sendiri hanya 0.01 persen."
Janganlah takut akan mati sebab kepastian mati
itu 99.9 persen. Tidak saja saat diri
keluar rumah bahkan saat tidur kepastian mati itu 99.9 persen. Inilah perang
Ba.. perang kesadaran manusia. Perang BaDaR.
Perang yang akan mem BeDaR siapa siapa yang
beriman dan siapa yang benar-benar kafir... siapa yang diniatkan karena Allah
dan siapa yang sungguh2 karena Allah.
+++
Manusia hanya berhenti di Ba saja... kemudian
membuat limitasi dan sibuk menjadi ahli pada
Cover atau limitasi ini...membuat stempel benar dan salah, bodoh dan
cerdas, dsb dsb... sangat sedikit yang membebaskan diri mereka sendiri dr
limitasi ini
Berada disisi pemahaman paradoksitas. Bodoh adalah cerdas dari sisi sebaliknya. Cerdas adalah kebodohan dr sisi lainnya dll dll. Semisal Pahlawan bagi suatu kaum adalah Penjahat bagi kaum lainnya.
Jangan menilai kebodohan adalah kebodohan...
sungguh nanti kita akan kecewa. Lihatlah dengan kasih sayang maka tidak akan
ada lagi bodoh dan pintar. Semua sama
saja bagi alam semesta. Anugrah dan karunia samg Maha Kuasa. Jangan melihat
kesedihan sebagai penderitaan sungguh kita akan menyesal nanti ketika paham
hikmahnya.
Lihatlah dengan kasih sayang maka kesedihan dan
kebahagiaan adalah sama saja... semua adalah siklus alam semesta. Siklus sang TAQDIR. Semisal malam
dan siang. Jadilah pemerhati kasih sayang bukan pemerhati kebodohan atau
kesedihan... maka diri insyalllah akan nyaman. Sungguh disana hati akan hidup
dalam garis lurus yang kita pahami awal dan akhirnya. Meskipun ini ada;lah perjalanan
diam namun sungguh perjalanan ini banyak makna.
Perjalanan diam
Menembus relung hati
Menghimpun ketegaran
Melewati segala rintangan
Semoga…
wolohualam biasawab
Akhirnya dapat juga jawaban, terima kasih mas arif.
BalasHapus