Rahasia Simbol (5), Misteri Takdir Manusia


Image result for makam sultan agung
Perjalanan jiwa menelusuri waktu
Menata suratan takdir
Kulangkahi sejuta kendala
Perjalanan kelam menjaring hari depan
Kukubur mimpi buruk
Semoga saja tak akan terulang
(Perjalanan Menjaring Matahari, Ebiet G Ade)

“Semua adalah mengenai perjalanan jiwa”

Lirih keluhnya, paparan energi yang menderanya sungguh dahsyat, meski tak kasat mata namun mampu menumbangkan realita dan juga raganya. Sehingga sudah sebulan lebih lamanya, kondisinya masih naik turun. Kadang demam hebat, kadang keringat dingin mengucur tanpa mampu ditahan. Apakah ini sakit yang nyata? Diri benar-benar tiada kuasa apa-apa atas raga.

Apakah ini realita? Jika iya, mengapa tidak merubah apapun secara materi. Perjalanan yang melelahkan tak merubah apapun. Raga masih sama saja seperti berpuluh tahun yang lalu sebelum menjalani spiritual. Kalau begitu apakah angan-angan Nusantara itu hanya khayalan semata? Hhhh…Bagaimana merubah peradaban sementara merubah keadaannya sendiri juga tidak bisa? Bukankah kekonyolan namanya? Seperti menegakkan benang basah, sia-sia saja nampaknya.

“Bukankah Nabi Ibrahim menjalani laku spiritual adalah demi dan untuk anak keturunannya, bukan hanya sekedar untuk merubah diri dan kaumnya. Mengapa engkau lupakan itu? Perjuangan nabi Ibrahim baru terwujud setelah sekian ribu tahun. Apakah engkau berharap memiliki kemampuan melebihi Nabi Ibrahim. Engkau ini baru menjalani laku sepuluh dua puluh tahun waktu yang tak seberapa, kemudian berharap mampu merubah dunia?”

Berkata Kami menyergah alam pikiran yang seperti tidak menemukan pijakan makna atas perjalanan selama ini. Yah perjalanan kesana kemari, menuju tempat-tempat yang konon katanya memiliki sejarah peradaban Nusantara. Seumpama wisatawan saja layaknya. Apa kelebihan dengan para pelancong lainnya yang senang berkunjung ke tempat-tempat wisata. Apa ada bedanya antara kamu dengan dia?

“Ini perjalanan diam” kata sang jiwa lirih tak mampu menghadapkan mukanya ke langit.

Perjalanan diam
Menembus relung hati
Menghimpun ketegaran
Melewati segala rintangan


+++

Perjalanan kali ini adalah mengantarkan seorang kawan untuk menemukan siapa sejatinya dirinya. Dimulailah perjlanan ke Jepara singgah di petilasan Gusti Ratu Kalinyamat. Setelah sejenak berputar di makam beliau. Langkah menuju ke samping dan memutari makam. Berhenti sejenak di gapura pintu masuk dan dudk disana memperhatikan. Langkah kemudian menuju ke belakang sebelah kiri. Disana ada Makam Sunan Jepara. Duduk bersimpuh dan berdoa. Seperti sebuah teguran menyapa, sebab apa baru sekarang datang, mengantarkan.

Ada apa dengan keluarga ini, sepertinya ada satu keluarga yang terbuang dan memang ditunggu-tunggu kedatangannya. Satu generasi yang hilang kata mereka. Tentu saja banyak suara menyalahkan dan protes aats keadaan. “Semua akan jelas saat nanti di Kota Gede di Pemakaman Panembahan Senopati.” Sergah suara.

Perjalanan dilanjutkan ke Kota Gede, dan benar saja sesampainya di pusara makam Panembahan. Semua terdiam dalam doa dan munajat. Hawa panas menjalar dari ujung jari hingga keseluruh badan. Sebuah tegurankah? Atau sebuah sambutan? Entahlah, dalam pemahaman Nampak sekali semua menunggu dan semua menyalahkan mengapa sebagai saudara tidak pernah datang. Mengapa sebagai anak keturuan tidak pernah mengakui bahwa sesepuh kerajaan Mataram ini sebagai nasab. Mengapa mereka malu memeiliki darah Mataram. Ada apa dengan kesadaran anak cucu ini? Tidak mau mengakui atau memang tidak tahu?  

Kembali misteri  ini ditangguhkan perjalanan terus menuju ke Imogiri. Hari Sabtu adalah hari libur, sehingga dibutuhkan upacara khusus untuk membuka makam Sulthan Agung. Sampailah pada acara mencium batu. Sebuah batu yang nampak biasa tak terkesan apa-apa. Batu yang sudah lepek sebab dicium oleh jutaan manusia. Maka terjadilah keanehan sesuai dengan alam pikiran manusia. Batu itu tak tercium keharumannya. Beda dengan yang lainnya yang mencium keharuman luar biasa. Mengapa ada dua keadaan atas satu batu yang sama. Mengapa ada yang mencium keharuman dan ada yang mencium bau lepek dan apek. 

Inilah muasal pertanyaan dualitas alam semesta. Sebuah rahasia meskinya disingkapkan. Apakah yang mencium keharuman akan mendapatkan anugrah? Apakah yang mencium bau apek akan mendapatkan musibah? Apakah kita akan percaya dengan itu? Dan pertanyaan yang mendasari adalah sebab apa dua orang yang bersamaan mencium aroma yang berbeda? Apakah ini mistis atau kejadian yang rasional biasa?  Mari kita telusuri rasionalitasnya. Sebab inilah rahasia simbol dituliskan kembali. Menangkap esensi misteri alam semesta yang tak terungkap.

+++

Sebuah paradoksitas tengah diajarkan kepada manusia. Melalui pengajaran yang luar biasa. Satu objek mampu menghasilkan dua keadaan, yaitu harum dan apek. Mengapa satu kejadian tidak menghasilkan satu keadaan saja. Harum saja atau apek saja. Apakah suatu kejadian dikesadaran manusia bisa berlaku demikian? Sebuah kejadian bisa saja dimaknai dengan dua keadaan. Misalnya pada sebuah pertandingan, yang kalah mampu memaknai bahwa diirnya sesungguhnya telah menang. Walau kenyataannya adalah kalah? Seorang pelari yang berhenti menolong kawan pelari lainnya yang mendapat kecelakaan adalah seorang pemenang walaupun kenyataanya dia kalah karena harus berhenti dahulu menolong. Bisakah demikian?

Mari kita berselancar jauh ke masa-masa awal peradaban Islam. Bagaimana umat Islam mampu menang dalam perang BaDaR. Kemungkinan menang hanya 0.01 sementara kemungkinan kalah 99.9. Perang apakah itu? Dalam kajian simbol kits lihat simbol Ba D dan R. Apakah Ba D R itu... perang Badar apakah itu?

Kita buka symbol TaQDIR yaitu simbol QoDHO dan QoDaR. Kita dapati Q adalah symbol sebuah siklus sementara D adalah simbul gerak. . Sebuah siklus takdir  manusia. Menjadi sebuah symbol yang terbaca ‘QoDHo dan QoDaR’. Kita uraikan simbolnya menjadi  Q D H dan siklus Q D R. Kita pisahkan akan kita dapat dua huruf.  Q dan D atas  R dan H.

Huruf Q dan D akan kita baca sebagai siklus dari sebuah gerak system alam semesta, yaitu sebuah siklus dari R dan H yang terbaca sebagai RuH. Maka siklus (Q) gerak (D) atas RuH inilah yang menarik dikaji. Siklus arah gerak dari RuH inilah yang semestinya menjadi penting diamati. Inilah yang disebut sebagai siklus QoDHo dan QoDaR.  Setiap RuH sudah membawa Rencana ( R ) dari Tuhan (H). Maka RuH itu sendirilah yang merupakan Rencana Tuhan. Melalui RuH inilah Tuhan ingin menyempurnakan jiwa-jiwa manusia.

+++


Perang utama manusia adalah perang dalam konsepsi diri atas Ba. Paradigma atau mindset atau acuan referensi atau pijakan lokus ruang dan waktu. Inilah yang menjadi sebab utama mengapa batu menjadi apek dan wangi. Mindset orang yang mencium batu tersebut yang menciptakan sensasi wangi atau apek itu sendiri. Batu adalah netral. Kejadian ini dibuktikan  manakala diciumnya batu kali pertama harum, maka diciumnya kedua kali dan ketiga kalinya. Persepsi muncul pada penciuman kedua dan ketiga. Penciuman kedua ternyata berbau seperti pembakaran mayat, dan penciuman ketiga ternyata semakin tidak jelas lagi.

Mengapa ketiga penciumannya berbeda-beda? Lintasan pikiran manusia itu sendiri yang menciptakan sensasi aroma bukan batunya. Inilah symbol mengapa mencium Hajar Aswad menjadi penting. Disana ada akan kita dapati pelbagai macam sensasi yang dirasakan manusia manakala setelah mencium Hajar Aswad. Setiap orang akan mengalami pengalaman yang personal sekali. Demikianlah hakekat pengajaran Kami. Semua diajari Kami dengan personal. Satu dan lainnya akan mengalami pengalaman spiritual yang unik. Disinilah Kami mengajarkan keyakinan yang benar.

+++

Perang manusia pada mulanya dimulai dari perang mindset ini, atau perang  Ba ini. Ba yang akan menggerakan D dan menjalankan R sebuah rencana skenario akbar. Inilah makna BaDaR. Maka dalam symbol Perang BaDaR menjadi sangat penting dalam pemahaman. Perang BaDaR adalah sebuah ayah (Allah) atau bukti kepada manusia yang yakin bahwa 0.01 kemungkinan menang itu adalah realitas. Manusia diminta memakna 0.01 kemungkinan menang, yakinkah diirnya dengan kemungkinan yang hanya 0.01 persen tersebut? atau driinya akan melihat dengan lebih yakin lagi yaitu 0.01 kemungkinan kalah. Berada dimana lokus kesadarannya?

Semisal botol diisi setengah. Maka Ba manusia akan ada di lokus mana? Apakag botol itu setengah isi atau setengah kosong? Orang beirman dimohonkan meyakinan ketidakmungkinan menjadi sebuah kemungkinan... sebuah pemahaman yang pasti akan mengalir Bersama darah. Keyakinan yang utuh. Meskipun peluang hanya 0.01 namun peluang ituklah yang akan terjadi. Inilah keyakinan Iman yang benar. Sebab Allah Maha Kuasa. Inilah perjalanan spiritual sebenarnya. Percaya kepada kemungkinan yang paling kecil. Semisal Nabi Ibrahim tetap percaya bahwa Tuhan akan menolongnya saat dibakar api. Tidak ada peluang selamat secara rasional sebenaranya.

+++

Berat dan sulit sekali berjalan dalam diam ini. Perjalanan jiwa. Perjalanan untuk meyakini bahwa Tuhan itu ada dan akan selalu menolong kita. Apakah mudah? Beranikah dibakar api dan meyakini sebagaimana nabi Ibrahim dengan keyakinan yang utuh? Jangankan yang ekstrim itu, mungkin sekedar besok gajian atau tidak saja sudah ketakutan luar biasa. Inilah aku. Bagaimana membangkitkan keyakinan diri bahwasanya Tuhan itu ada dan senantiasa memberikan apa kebutuhan kita? Sungguh seperti membangkitkan matahari.

Matahari, bangkitlah bersamaku
Rembulan purnama bersamaku
Bintang-bintang berpijar bersamaku
Debur ombak gemuruh bersamaku
Aku lebur dengan langit
Aku lebur dengan bumi
(Perjalanan Menjaring Matahari, Ebiet G Ade)

Marilah kit kaji. Bagaimana akal mampu menerima bahwa kemungkinan  0.01 persen itu bisa menang? Bagaimana dibakar api bisa selamat?  Bagaimana kehidupan kita yang hancur luluh lantak dengan aib dan dijauhi semua manusia dapat bangkit dan berjaya? Kemungkinan hanta 0.01 persen. Tidak mungkin....!

Umat beriman diminta meyakini kemungkinan ini.... yakin kepada Allah walau hanya 0.01 peluang utk selamat. Perang Ba D R adalah sebuah simbol agar manusia mampu berperang disana dalam peluang kalah 99.9 persen. Perang melawan Ba nya yang kekeh tidak mau berubah... Ba yang tdk mau bergerak menjadi Nun.

Persoalan manusia hanya pada Ba mereka ini... maka BaDaR menjadi titik balik pemahaman utama beriman dalam Islam.

Siklus B D R
Siklus Q D R
Siklus Q D H

Inilah siklus yanga Ba Qo siklus yang kekal maka kita lihat ada D R dan D H kita satukan lagi, kita dapati D RH. D atas RuH. Gera katas RuH. Inilah kajian utama simbolisasi.

Gerak D atas RuH.. Ruh adalah cahaya dan cahaya adalah kuantum2 energi... sebuah paket2 energi yang menjadi daya gerak D. Maka manusia akan menyaksikan hukum *Kekekalan BaQo dari  sebuah siklus Q jika Ba mereka benar*

Hukum kekekalan apa? Kekekalam siklus RuH yang menjadi sebuah gerak alam semesta dan gerak semua makhluk D. Wujud Ruh bisa dirasakan manusia dengan Sir.

Ruh adalah cahaya. Cahaya adalah paket2 energi. Mengambil analogi energi di alam materi maka kita akan temui banyak energi tersimpan. Semisal energi listrik tersimpan di batu baterai. Maka batu baterai ini bisa menghidupkan alar listrik. Tubuh manusia semisal alat listrik ini maka tubuh manusia bisa menggunakan baterai asli dan atau baterai KW lainnya.

Kemana energi baterai setelah habis dipakai? Energi ini akan kembali ke alam berubah menjadi energi lainnya.... demikian halnya Ruh akan kembali ke alam.  Namun energi baterai ini sudah mampu menghasilkan banyak catatan dan memori di HP. Catatan memori inilah jiwa yang dihidupkan baterai tadi. Catatan ini menjadi utuh dsn hidup menjadi jiwa manusia. Ketika baterai mau habis maka catatan di HP bersiap utk dikirimkan kepada Tuhan. Sayang tidak sampai sehingga catatan ini berputar-putar di bumi.

Pesan tetap berputar di alam semesta. Menunggu HP yang kompatimbel utk menerima catatan memori ini dan mencoba kembali send dari HP baru. Inilah konsepsi reinkarnasi. Jiwalah yang reinkarnasi bukan RuH. Jiwa yang tenang adalah jiwa yang tidak banyak memori nya. Pesan yang dikirimkan akan sangat berar ketika pesan2 terlalu banyak memori nya.

+++

Kaum beriman diminta mampu meyakini 0.01 persen peluang ini. Dan maka karena sebab itu.... amat berat.  Peluang nabi Ibrahim selamat dari api yang menyala., Berapa persen? Menurut akal berapa persen? Tidak usah jauh2, peluang kita selamat saat berangkat kerja kira2 berapa persen?

Jika semua data dimasukan mulai kita stater motor dan keluar dari rumah sampai ke tempat kerja kita akan bisa hitung probability selamat sampai tujuan, tidak akan lebih dari 0.01 persen. Dengan 0.01 persen peluang hidup... sebab apa sekarang diri kita masih hidup?  Akal akan sulit menjelaskan kannya...

Maka disana perang Ba Da R menjadi kritikal bagi setiap dirii manusia agar manusia yakin atas konsepsi 0.01 ini.

Qo D H <> Q D R <> B D R <> B Q + D R H

BaQo dari DzaRaH <> apakah DzaRaH?

DzaRaH adalah elemen terkecil yang menjadi awal bentuk materi. DzaRaH inilah yang selalu bergetar membuat sebuah lintasan gerak. Getar yang terus menerus dan kekal. Inilah tasbih alam pusat getar berada di ketiadaan dan ke'ada'an. DzaRaH ini tidak terlihat namun ada dan disadari oleh kesadaran manusia... getar jantung.. paru... dan proses apapun tergantung pada getaran DzaRaH ini... jika DzaRaH berhenti bergetar atau bertasbih maka runtuhlah langit dan bumi.

Getar inilah yang menggerakan raga manusia...DzaRaH ini sangat cerdas sekali... ilmuwan menamai DzaRaH ini sebagai *Particle God* Debu para Peri dalam kisah fantasi.

Getaran menimbulkan frekuensi dan Vibrasi... maka tahap awal yang ada adalah suara yang disimbolkan dengan terompet. Suara atau senandung adalah cara awal bertasbih merupakan perwujudan dr sebuah frekuensi getaran tasbih DzaRaH. Maka puja puji kepada Tuhan melalui bunyi yang dikeluarkan dr hati. Lagu dan nyanyian berkembang setelah nya.

+++

Pada konsepsi simbol semua huruf tanpa harakat. Arab gundul bahkan tidak ada titik. Konsep bunyi lebih ditekankan disana. Perkembangan bahasa arab dinamis sehingga tulisan arab sekarang dibubuhi harakat. Demikian juga dengan huruf2 untuk pembeda diberikan TITIK. Apakah TITIK pada huruf Ba itu ada? Apakah TITIK pada huruf Nun itu ada?

Mengapa jaman rosul tidak ada TITIK?
Mengapa pada simbol perang BaDaR saat itu  belum perlu diberikan TITIK pada tulisan BaDaR
Disinilah dialektika bahasa simbol
Bahasa simbol mengkaji *Bunyi yang disimbolkan bukan simbol yang dibunyikan*


Setiap peradaban berbeda-beda dalam membuat simbol ini. Misal bunyi Ayam berkokok.. Di Jawa simbolnya adalah Kukuruyuk... dan di Sunda adalah Kongkoronok..sementara di Madura adalah Kunkurunuk. Bunyi Ayam berkokok kita semua paham ya seperti itu... namun coba kalau Jawa dan Madura bertemu dan berdebat suar ayam.... hasilnya pasti berantem

Jika ada orang Amerika membaca simbol Ayam berkokok dr Sunda maka bunyi nya... Kongkoronoooook... apakah salah bunyi ayam berkokok seperti itu? Simbol2 ini kadang membantu namun kadang justru menjauhkan dr esensi bunyi sebenarnya karena pengaruh budaya suatu bangsa.

Menemukan bunyi yang benar dan mencari simbol yang mewakili di semua peradaban adalah langkah2 yang sedang diupayakan kajian symbol.  Anehnya dalam bahasa Arab Ba dan Nun simbolnya sama padahal bunyinya sangat jauh berbeda.

Apakah Ba dan Nun ini satu entitas?
Yah... sebab dalam konsepsi kajian simbol Ba dan Nun hakekatnya manunggal. Manunggaling kawula gusti. Tidak penting mana yang lebih dahulu apakah pemahaman Ba dahulu baru Nun atau Nun dulu baru Ba.

Ba adalah citra diri atau kawula dan Nun adalah citra Tuhan atau Gusti. Maka dalam bahasa arab bentuk simbol keduanya hanya SATU
NaBi adalah citra Tuhan atau Gustri
BaNi adalah citra dri manusia atau kawula
Maka bolak balik dalam bahasa simbol adalah Loop
Maka jelas disini dalam hikmah bahasa simbol keduanya adalah sama... wujud satu kesatuan. Manusia atau kawula yang memiliki citra Tuhan dalam dirinya dalam satu simbol bentuk perahu yang siap menampung air atau amanah

Apakah Ba harus ada TITIK? Jawaban nya TIDAK
Jika jawabannya tidak, mengapa pemahaman TITIK Ba menjadi penting?

Pertanyaannya akan sama saja dg analogi, apakah Jakarta harus ada MONAS? Tentu tidak. Mengapa Monas menjadi penting?

Kadang kita butuh mengabaikan Monas utk memahami Jakarta dengan lebih baik. Namun kadang Monas mampu memberikan identitas dan personifikasi yang lebih baik tentang Jakarta.

Bahasa arab tdk memberikan simbol apa apa pada huruf hidup atau konsonan. Tdk ada harakat dsb. Inilah uniknya bahasa arab... karena hidup itu sendiri sudah tidak butuh simbol2 apapun. Hidup ya hidup jalani saja baru manusia paham. Maka sesuatu yang hidup  itu tidak disimbolkan.

Baru kemudian bahasa arab  diberikan simbol huruf vokal atau huruf hidup sebab bertemu dg peradaban lain. Sehingga bahasa simbol mengusung jika ingin belajar kehidupan maka buanglah simbol2 atau identitas diri baik itu syiah, sunni, NU, PKS, Muhammadiyah... tarekat dll dll... belajarlah langsung kepada sang Maha Hidup... tidak perlu simbol apapun.

+++

Belajarlah kpd hidup dan kehidupan diri masing2. Marilah belajar QoLAM sebuah siklus alam semesta... kelahiran dan kematian... kita akan berada dimana saat dilahirkan dan saat dimatikan... dan dilahirkan lagi...

Belajar tersenyum saat jatuh... belajar diam saat ingin bicara... adalah belajar untuk tidak mewujud simbol2 eksitensi diri... hidup tdk butuh symbol.  Namun simbol2 itulah yang menjadi penanda bahwa manusia itu hidup.

Belajar tersenyum bungah saat anugrah namun adakalanya diri harus tersenyum pahit dan menangis atas anugrah... sebab anugrah harta tahta dan wanita bukankah pintu neraka? Maka dirinya sadar tengah diuji dengan anugrah... menangis lah... sebab anugrah. Dengan anugrah harta tahta dan wanita manusia akan mudah tergelincir masuk neraka.  Demikian hidup sangat tergantung pada Ba mereka.

Bagaimana mereka memakna gerak hidup D mereka. Bagaimana Ba mereka saat dihadapkan pada gerak D alam semesta yang terus akan bersiklus QoDHo dalam ketetepanNya. Dalam rencana R yang terukur... sangat presisi sekali walau kemungkinan kemenangan hanya 0.01 namun itulah presisi QoDaR.

Itulah perang BaDaR. Maka apakah TITIK itu penting?  Ya TITIK itu menunujuk koordiinat dimana kesadaran diri manusia diletakkan.  Apakah dibawah huruf Ba atau diatas huruf Ba.

Ingat letak TITIK itu tdk pernah ada pengaruh nya bagi huruf itu sendiri... sebab tanpa TITIK itu sendiri huruf tetap lah huruf. Tanpa titik Ba akan tetap Ba dan Nun akan tetap Ba dan Nun. Titik tidak merubah apa apa atas huruf tersebut. Ada atau tidak ada tidak menjadi masalah bagiu Ba dan Nun.

Maka ketika TiITIK akan diletakan dimanapun tetap tidak akan mempengaruhi hakekat huruf Ba atau Nun sendiri. Orang akan tetap paham bahwa itu huruf ba dan Nun.

Maka silahkan letakanlah TITIK dimana yang menurut diri pas di Ba dan juga di Nun...
Titik itu tidak akan merubah hakekat makna bunyi dan huruf... meskipun Nun diberi titik di bawah lengkungan ketika menjadi Nun akan retap terbaca Nun.

Titik hanyalah konsensus manusia semata utk memudahkan tanda baca. Maka sejatinya TITIK juga tidak ada.

Semisal mengapa Monas menjadi penting? Demikianlah perumpamaan mengapa TITIK pada huruf Ba menjadi penting.

+++

Titik akan berfungsi untuk meletakan kesadaran manusia. Menentukan lokusnya. Dimana lokus awal dan dimana lokus akhir. Kemudian setelah kita letakan diri akan fokus menempuh garis lurus. Garis kehidupan yang telah kita buat. garis yang kita tarik dari titik awal dan akhir yang telah kita buat sendiri.

Meletakkan awal kita belajar kehidupan dan meletakan akhir  kehidupan dan menarik garis diantara dua titik awal dan akhir  tersebut itulah GARIS HIDUP. Garis lurus yang mestinya kita jadikan parameter dalam menempuh spiritual.

Meletakan TITIK itu menjadi penting... titik awal dan titik akhir. Titik start dan finish.... Titik Ba dan Titik Nun. Sehingga dengan menarik garis tersebut kita telah menentukan awal da akhir hidup itu sendiri sehingga jiwa tidak takuit lagi menjalani kehidupan ini. 

"Janganlah takut akan hidup sebab peluang hidup itu sendiri hanya 0.01 persen."

Janganlah takut akan mati sebab kepastian mati itu 99.9 persen.  Tidak saja saat diri keluar rumah bahkan saat tidur kepastian mati itu 99.9 persen. Inilah perang Ba.. perang kesadaran manusia. Perang BaDaR.

Perang yang akan mem BeDaR siapa siapa yang beriman dan siapa yang benar-benar kafir... siapa yang diniatkan karena Allah dan siapa yang sungguh2 karena Allah.

+++

Manusia hanya berhenti di Ba saja... kemudian membuat limitasi dan sibuk menjadi ahli pada  Cover atau limitasi ini...membuat stempel benar dan salah, bodoh dan cerdas, dsb dsb... sangat sedikit yang membebaskan diri mereka sendiri dr limitasi ini

Berada disisi pemahaman paradoksitas. Bodoh adalah cerdas dari sisi sebaliknya. Cerdas adalah kebodohan dr sisi lainnya dll dll. Semisal Pahlawan bagi suatu kaum adalah Penjahat bagi kaum lainnya.

Jangan menilai kebodohan adalah kebodohan... sungguh nanti kita akan kecewa. Lihatlah dengan kasih sayang maka tidak akan ada lagi  bodoh dan pintar. Semua sama saja bagi alam semesta. Anugrah dan karunia samg Maha Kuasa. Jangan melihat kesedihan sebagai penderitaan sungguh kita akan menyesal nanti ketika paham hikmahnya.

Lihatlah dengan kasih sayang maka kesedihan dan kebahagiaan adalah sama saja... semua adalah siklus alam semesta. Siklus sang TAQDIR. Semisal malam dan siang. Jadilah pemerhati kasih sayang bukan pemerhati kebodohan atau kesedihan... maka diri insyalllah akan nyaman. Sungguh disana hati akan hidup dalam garis lurus yang kita pahami awal dan akhirnya. Meskipun ini ada;lah perjalanan diam namun sungguh perjalanan ini banyak makna.

Perjalanan diam
Menembus relung hati
Menghimpun ketegaran
Melewati segala rintangan

Semoga…
wolohualam biasawab

 Bresambung...

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali