Misteri Ikan Salmon dan 'Jalan Pulang', Sebuah Kajian Simbol
Lidah api, misteri terjulur. Warisan buah
pemahaman begitu sederhana, telah dicatat dalam rangkaian DNA. Namun manusia meski melanglang buana. Keseantero jagad
semesta demi menguraikan semua tanda dan pesan-pesan sang Pencipta. Mengapakah
manusia meski melakukannya ? Ya, sebab panggilan itu selalu saja bergaung dalam
sanubarinya tanpa mereka pinta. Panggilan ‘pulang’ akan selalu meresap jauh ke
lubuk hati setiap manusia. Setiap diri menyadari bahwasanya bumi ini bukanlah
tempat tinggal mereka. Ada sesuatu yang aneh yang akan terus memaksa diri mereka
untuk mencari hakekat keadaan siapakah ‘jatidiri’ mereka. Panggilan yang tidak mungkin di nafikkan
begitu saja. Itulah fitrah manusia.
Manusia meski dan pasti pulang. Banyak
jalan pulang kemudian ditawarkan dalam pelbagai ‘keyakinan’. Penawaran yang
tidak cuma-cuma. Semua menawarkan bonus surga. Bagai biro perjalanan yang tengah ber promosi saja. Semua biro
perjalanan pasti akan menawarkan hadiah dan juga kemasan yang menarik. Sayangnya,
para agen biro perjalanan itu sendiri belum pernah sampai ke tempat ‘pulang’
itu sendiri. Mereka hanya berdasarkan kata ‘nenek moyang’ mereka. Mereka hanya
berdasarkan atas anggapan yang sudah turun temurun, dan tidak pernah diuji
lagi. Hasilnya tentu saja seperti sekarang ini. Manusia bergolong-golongan,
terpecah-pecah tergantung siapakah biro p-erjalanan mereka itu. Demikan
berpilinnya pemahaman jalan pulang, menjadikan manusia berbunuh-bunuhan. Jutaan
nyawa manusia melayang sebab mereka membela biro perjalanan mereka
masing-masing. Setiap biro perjalanan merasa berhak untuk mempertahankan ‘market
share’ mereka. Begitulah keadaannya.
Kajian kali ini mencoba menelisik
kembali perjalanan pulang, mengurai kembali tanda dan simbol-simbol yang diberikan
oleh sang Pencipta. Simbol sebagai penanda dan arah ‘jalan pulang’ yang
sebenarnya. Simbol yang tetap keadaannya dari semenjak awal penciptaan. Simbol
yang tidak pernah diubah arah dan maknanya. Simbol-simbol yang ternyata melekat
dalam kesadaran mansia, dalam mitology, dalam keyakinan, dan dalam dirimereka
sendiri. Semoga kajian ni akan membuka wawasan baru, bagaimana sejatinya kita
mampu menetapi keadaan diri kita di bumi ini dan juga bagaimanakah nanti kita
mampu pulang ke tempat asal mula penciptaan diri kita.
Kali ini dihantarakan kembali kajian
rangkaian pemahaman symbol, yang menjadi pelengkap kajian symbol terdahulu. Kajian
ini dihantarkan oleh Ki Ageng, dari Australia. Semoga Allah membalas
kebaikannya dengan berlipat. Dan semoga kajian ini menjadi pencerahan bagi para
‘pencari
jalan Tuhan’. Semoga saja.
“Kita hrs berada
di kesadaran diri.
Sang sopir yg
membawa raga ini adalah sang aku atau diri atau kesadaran.
Yg meliputi ruh
(spirit). Jiwa (hati/emosi) dan Raga (akal)
Untuk mengamati
hakekat ikan. Terutama ikan salmon. Itu hanya sebagai contoh. Bagaimana proses jiwa kembali.
Ikan salmon
kecil terlahir. Dia hanyut terbawa aliran sungai sampai di samudra. Dalam
sebuah journey kehidupannya.
Namun
ada sebagian salmon yg mampu membaca pesan dlm dirinya saat dia dewasa. Yaitu
jalan untuk pulang. Berada dimanapun salmon itu akan berusaha mencari jalan ke
tempat asal muasalnya dia. Di hulu sungai.
Perjalanan
pulang mudik salmon itu tidak mudah. Pemangsa sangat mudah menangkap mereka.
Namun mereka tdk perduli. Harus pulang.
Arus
sungai tdk spt saat mereka kecil. Mereka menentang arus untuk pulang.
Mempertaruhkan jiwa raga untuk pulang.
Mereka membaca
catatan yg ada dalam diri mereka. Untuk kembali pulang membawa jiwa mereka yg
lbh sempurna.
Saat mereka
pulang. Mereka meletakkan kesadaran mereka pd DNA dlm telur yg akan menetas yg
membawa catatan perjalanan mereka nantinya. Setelah itu mereka tdk mati tapi
tubuh mereka hancur dg perubahan sdkt dm sedikit seperti raga tanpa jiwa namun
tetap seperti ikan hidup untuk beberapa minggu.
Gerak mereka melamban. Sebetulnya kl ditangkap
sangat mudah namun katanya ikan itu sdh tdk memiliki rasa lagi atau sdh tidak
enak walaupun masih hidup. Ikan itu seperti zombie,raga dimana tak berjiwa. Dan
membiarkan mati di tempat entah dimana sesuai raga itu berkehendak.
Demikian simbol perjalanan jiwa dan raga untuk
direnungkan.
Explore apa yg
ada dalam diri spt ikan salmon. Mereka ada yg berhasil. Dan berjuang pulang.
Ada yg gagal menemukan petunjuk. Banyak yg mati dlm perjalanan pulang.
…
Sekedar mengupas
dr perenungan. Coba bantu dipelajari. Sangat menekankan satu hal sekarang ini.
Yaitu harus explore dan mengenali diri sendiri. Yg di dalam. Kita sering hanya
tertarik meneliti apa yg di luar diri tp lupa dan tdk mau mengenali diri atau
malas atau mungkin juga merasa sdh kenal. Kenali yg di dalam diri masih sangat
banyak yg tdk diketahui. Kenali minimal spt ikan salmon yg tahu jalan pulang.
Peta ini ada
dalam DNA kita. Kita yg berasal dari ADAM. Di dalam kisah dan nama itu ada
simbol-simbolnya. Penciptaan awal. Ada simbol alif Dal Mim (Adam) dan dikeluarkan simbol Ha dan waw atau Hawa. Simbol unsur bumi dan langit.
Coba maknai dimbol wawu ini. Untuk sementara saya maknai sebagai keinginan
diri. Di awal hanyalah keinginan sang Haa
agar mereka Adam dan Hawa turun ke dunia sang Haa (bumi dan alam sekitarnya).
Perganggabungan Adam dan Hawa di dunia Haa menghasilkan
anak keturunan yg memiliki perubahan sifat dasar yg selanjutnya disebut turunan
atau sifat turunan DNA.
Turunan pertama
yg terutama adalah disimbolkan sbg Ha Ba
Lam (Habil) dan Qof Ba Lam atau Qobil. Ba disini untuk
sementara disimbolkan yg dikuasai atau yg diliputi spt dalam makna Bismi atau
Dengan nama. Habil adalah yg
diliputi Ha dan Lam. Qobil yd dikuasai Qof dan Lam
Baca kajian Qof Ha dan Lam. Coba
dikaji ulang asal muasal simbol penciptaan manusia. Saat manusia diciptakan.
Dan saat kita dihidupkan.
Bisa juga
dikaitkan dg falsafah jawa tentang yg Hidup. Seperti falsafah. Urip iku urup.
Hidup itu adalah nyala. Nyalanya bukan apinya. Coba maknai simbol nyala tanpa
api. Sebagaimana serat pengikat jiwa (pepali)
Ki Ageng Selo.
Kajian ini
mencoba mengupas pernyataan kitab suci Al Quran kpd sang aku saat sebelum turun
di dunia YAITU kepada ruh (ra haa). Baca kajian Ra dan Haa. Bukankah aku
Tuhanmu (robul alamin). Maka telusuri diri kita. Tenukan entitas ra dan haa
dalam diri. Untuk memaknai jalan pulang. Yaitu saat kita nantinya mampu
bersaksi Ya Benar engkau sebenar Tuhan dg persaksian sejati (syahid).
Kenali entitas
masing-masing simbol. Kenali entitas itu di dalam diri. Kenali bila bergabung
membentuk sebuah simbol baru. Misaknya entitas ra dan Haa menjadi ruh. Kenali
entias Adam. Entitas Hawa. Habil, Qobil. Semua untuk disempurnakan menjadi Ahmad. Kenali gabungan entitas yg
membentuk sifat atau tujuan. Sebuah bentukan ini dalam Al Quran disebut ayat. Lambang yg bergabung membentuk
ayat.. dan ayat-ayatpun akan bergabung membentuk surah. Dan surah bergabung membentuk juz. Jus bergabung membentuk cahaya yg murni. Yaitu Al Quran. Setiap simbol adalah cahaya
yg membentuk cahaya baru dan seterusnya.
Coba masuk ke
simbol Hawa. Dan coba masuki Ha dan wa di tubuh. Saat hawa dirasakan coba lepaskan wa dan biarkan Ha saja.
Ketika Ha coba ikut ke Ba dan Lam Ha B l
Coba kenali qo bil. Q ba lam. Atau turunannya dalam diri kita Q lam ba atau Qolbu.
Kenali qolbu dan Ha wa.
Dengan mengenal Qolbu dan Ha maka akan mengenal Ha Ba
Lam. Memasuki Ha Ba Lam. Masuk
ke Qolb dan Hawa
Kita dalam titik
terendah saat ini yaitu memasuki keadaan diri kita yg sebenarnya. Tanpa
pendamping. Jadi ttp bersandar kpd Tuhan. Semoga.
Semua dimudahkan
olehNya. Kita mampu membaca yg ada dlm diri kita semisal ikan Salmon.
Dan itu berat...
krn akan dihantam realitas ... kenyataan hidup kita dg segala kekurangan.. kelemahan
dan kesalahan. Realitas yg sebenarnya. Mengulang semua sejarah kelam memaknai
yg belum srmpat terbaca. Berat.
Masuki saja dg
ikhlas. Yaitu menghadap kepada Tuhan.
Ikuti Ha.. cari ra.. temukan ra haa.
Ruh..
Jangan terjebak
persepsi dan cerita hikayat ruh. Lupakan saja. Ikuti kajian simbol dan maknai.
Hem.. kita tdk
melakukan apa-apa. Kajian ini hanya dihantarkan. Dan kita hanya siap menerima
saja.
Kita tdk tahu
apa-apa tentang ini. Mendadak disajikan untuk berfikir dan dimaknai.
Mengenali ra ha (ruh). Masuki dari Min. Min ruhi.. mulai dari mim dan
nun.. Min... sampai nun melebur menjadi ra. Menjadi Min-ruhi.
Simbol Adam, Alif dal Dan Mim adalah simbol bumi
atau tanah
yang belum
sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan pasangannya yaitu Hidup di dunia
pasangan adalah
Hawa (simbol Ha dan waw).
Dan itulah
Kehidupan di dunia:Hidup adalah Nyala kehidupan
Sebagaimana
dalam pepatah jawa: Urip iku urup
Masuki sombol Ha
yang bertemu dan waw
masing-masing
simbol adalah entitas sendiri
namun ketika
bertemu dan berikatan akan menjadi entitas baru
sebagaimana Na
bertemu Cl
seperti H2
bertemu O
atau C bertemu
O2
walaupun sudah
berubah tetapi mengenal dasar entitas akan cukup membantu
Entitas Ha ketika diikat oleh wawu (wa) yaitu sebuah entitas yang
bisa dimaknai sebagi ikatan, atau keinginan
atau kehendak
diri, atau sesuatu yang selalu membisik atau menginginkan atau suatu daya tarik
keduniawian
maka itulah Hawa
Hawa ini adalah
udara yang menghidupkan,adalah nafas adalah nafs.
Mengenali Adam
dan Hawa akan mengenali entitas manusia atau asal muasal penciptaan manusia
dan anak
keturunannya akan dimulai dengan entitas pertama
Yaitu Habil dan Qobil
entitas Habil atau Ha Ba dan Lam (Ha dan Lam sudah dijelaskan)
entitas Ba adalah sesuatu yang meliputi, yang
menguasai atau daya, atau kekuatan atau energy
Qobil adalah Qof
Ba dan Lam
Qof adalah entitas materi yang selalu berproses,
berdaur ulang dan hanya wujud materi atau atom-atom tanah sejati
sedang Ha Ba Lam adalah unsur langit
Ha
Ba Lam mewakili
entitas langit
dan Qa Ba Lam mewakili entitas materi
dan ini
diturunkan dalam DNA manusia
Qa
Ba Lam diturunkan
dalam bentuk Qa Lam Ba atau Qolbu
yang selalu
terbolak-balik dalam diri manusia
mengenali ini
maka akan mengenali entitas Ha
yaitu ketika
mampu melepaskan diri dari belitan waw (Ha
tanpa wa)
dengan
mengunakan mim maka akan mampu mengenal Ha
dan membawa Dna atau urusan Tuhan
bagi dirinya di
muka bumi yang disimbulkan sebai ra
ra atau takdir atau rencana atau urusan Tuhan bagi
dirinya
ra
yang diliputi ha yang ada dalam dirinya
dengan mengenali
ra dan ha atau ra ha (ruh) maka
mampu mengenal saat Tuhan bicara
kepada ruh:
Bukankah Aku Tuhanmu
catatan
pertanyaan ini ada dalam catatan ra
dan ha (ruh)
maka mim yang mampu menjadi nun (akhlak
mulia) yang akan mengenal ra dan ha
ketika mim
menjadi nun adalah min bertemu ra ha
menjadi min ruhi (sesuatu yang dekat dengan Tuhan)
semakin dekat
maka nun akan menghilang dalam min-ruhi kesadaran ruh.
Dalam kesadaran
ini akan berada dekat dengan Tuhan
mim yang mampu
membaca catatan Tuhan dalam pembicaraan: Bukankah Aku Tuhanmu
catatan yang ada
dalam ruh disebutlah sebagai seorang yang bersaksi dengan klesaksian sejati
(syahid).
Setiap lambang
yang tergabung akan menjadi sebuah entitas baru yang sudah sulit dimaknai
maka membaca
sebelum tergabung
akan lebih menyederhanakan
semisal
bagaimana mengatasi Hawa (nafs)
yang harus
diatasi adalah waw (keinginan atau
bisikan yang selalu membisik di hati)
sedangkan Ha sendiri adalah unsur langit yang
dibutuhkan
maka yang harus
diperangi adalah keinginan
keinginan wa
yang bila terus menerus akan menimbulkan was-was.
Untuk mengenali ra ha (ruh) maka hanya dengan mim yang membentuk nun (akhlak mulia)
dari mim menjadi
nun barulah mengenal ra
dari ra akan
mampu mengenal qof (seluruh entitas
aalam semesta/atom/partikelnya, isi alam)
lalu mengenali
lam yaitu hukum-hukum yang mengatur alam semesta ini (server)
dan akhirnya
mengenal Alif
Ini jalan mim
saampai mengenal Alif.
yaitu n (nun) r
(ra) q (qof) l (lam) dan A (ALif)
atau n r q l A
kalau prosesnya
dari Alif (dari Allah) bukan dari
manusia atau dari mim
maka arahnya dibalik
menjadi
A l q r n
Atau Al Quran
Inilah jalan
pulang
jalan kembali
sang mim untuk mengenal Sang Pencipta
Telah mengnal
Alif Lam Lam dan Ha atau A l l h
Inilah jalan
cahaya
maka hanya
dengan mengenal ini akan mudah mendapati arahnya”
…
Melalui pemahaman rangkaian ini, kita
akan menyusuri peradaban-peradaban manusia. Dan agama-agama besar lainnya. Mengapakah
manusia kemudian terpecah menjadi golongan. Pemahaman simbol membutuhkan kemampuan
kecerdasan dan kesadaran yang tinggi. Maka wajar saja jika kemudian umat Hindu
pernah melarang sebagian jamaahnya untuk mempelajari kitab mereka sendiri. Penelusuran
melalui jalan memasuki diri sendiri penuh dengan onak dan duri. Kita serasa
memasuki dimensi-dimensi tak kasat mata, yang hanya disaksikan oleh kita
sendiri. Tanpa ada keyakinan diri yangkuat kita hanya akan tersesat diantara
dimensi-dimensi tersebut. Cahaya saat mana di pancarkan akan terus melaju, dan
kalamana memasuki kerapatan, cahaya pasti akan menyimpang. Inilah yang harus di
waspadai. Pengenalan simbol ini, telah menghantarkan kita kepada yang cahaya AWAL
dan AKHIR. Kita tahu dimanakah tujuan kita, kita tahu dimanakah lintasan
berhentinya diri kita. Semua terangkai dalam bahasa symbol. Degan menetapi ini,
kita tidak dirisaukan lagi atas pemahaman kesadaran kolektif lainnya. Semoga
bermanfaat.
Wolohualam
Kajian ysng berat memerkukan pemahaman yang cukup
BalasHapussalam sejahtera, sungguh kajian yg luar biasa nyata dan saya jdi sedikit mengerti.
BalasHapuspunten, sungguh kajian yg luar biasa dan saya jadi sedikit mengerti.
BalasHapussaya jdi mengerti knpa sulit sekali saya mengomentari ini.
BalasHapus