Sebab DIA Sibuk Dengan Kekasih-NYA




Ku sadari aku hanyalah kilatan rahsa
Tak perlu waktu lama kumelupakan Mu
Pada kelokan pertama, blam..hilang
Aku tertawa dalam suka-suka
Adakah aku pernah berdoa pada Mu?
Ha...ha...
...

Ha..ha...
Rahsanya akan lebih banyak terbahak
karena kuasa dan harta, juga wanita
sibuknya mengurus semua itu
karena aku mampu tanpa Mu
tiada empaty penuh alibi
...

Pada tikungan kedua aku jatuh dan luka
Wajah-wajah  menatap iba
Kusadari setelahnya
Aku hanyalah sepenggal kenangan kesedihan
Dengan gampang ku bersimpuh, pada Mu
rahsanya tiada malu,
"Ya Allah, Engkau Tuhanku...!"
Pintaku merintih, menangis
Hu...hu...
...

Hu...hu...
"Dengarlah dukaku,
adakah orang yang lebih menderita dari padaku?"
Tanyaku menjejak bumi dan menggebrak langit
Seakan diriku sendiri lupa,
bahwasanya aku pernah jumawa..
ha..ha..

...
Cobalah tanyakan pada
serbuksari yang jatuh di kayu
pada perawan yang  tak pernah dirayu
pada kumbang yang kehilangan ratu
pada sepatu yang berdebu
pada biji yang ber benalu
pada hati yang sekeras batu
telah sampai khabar  begitu mirisnya
semua tentang aku !
"Tuhan tak adil padaku.."
Begitu selalu ku mengadu

...

Aku mendayu,
itu hanya karena realitas
tak sebagaimana inginku
apakah aku terlalu ?
Tuhan Maha Kaya
Tentu tidaklah miskin karena pintaku itu
apakah terlalu?
Kini aku hanyalah sepenggal kepedihan
Sebab Tuhan tidak ingini mauku
Aku dalam cemburu, sebab DIA
sibuk dengan kekasih-kekasih
yang lebih dicintai
DIA lebih mencintai yang bersyukur
yang bersujud di tengah malam
yang senantiasa ingat
yang memiliki hati dan berempati
yang berkasih sayang

...
Aku cemburu,
sebab tak kumiliki semua itu

salam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali