Perjalanan Diam 2: Pesan Ratu Kidul
Perjalanan jiwa
menelusuri waktu,
menata suratan
takdir, kulangkahi sejuta kendala
Perjalanan kelam
menjaring hari depan
Kukubur mimpi buruk,
semoga saja tak akan terulang
Matahari bangkitlah
bersamaku,
rembulan purnama
bersamaku,
bintang-bintang
berpijar bersamaku
debur ombak gemuruh
bersamaku
Aku lebur dengan
langit,
aku lebur dengan bumi
Perjalanan diam
menembus relung hati,
menghimpun ketegaran,
melewati s'gala rintangan
(Perjalanan Menjaring
Matahari by Ebiet G Ade)
+++
Telah kumulai lagi perjalanan diam, menyusuri
peradaban mencari pola yang mungkin hilang dan terlupakan dari peradaban. Sebuah pola kesadaran yang akan mampu
menjelaskan atas kejadian yang mungkin akan terjadi di negri ini.
Semua langkah telah membawa kepada satu
pemahaman bahwa negri ini akan menuju kepada titik balik diambang kehancuran ataukah kebangkitan. Semua tanda
alam dan wangsit telah sangat nyata. Kami telah menyebarkan berita ini kepada
anak-anak manusia. Beruntunglah mereka yang membuka hati sehingga mampu
menerima khabar ini dengan hati yang jernih.
Deraan penderitaan di realitas dan juga
benturan kesadaran yang nyaris menghancurkan pikiran dan merubah arah
perjuangan sedikit demi sedikit berhasil ditepiskan. Kini tekad telah bulat. Aku
harus jadi lelaki seutuhnya lelaki. Tangis kubuang. Dada kubusungkan. Derita kusembunyikan. Aku lebur dengan langit, aku lebur dengan bumi.
Matahari
bangkitlah bersamaku,
rembulan
purnama bersamaku,
bintang-bintang
berpijar bersamaku
debur
ombak gemuruh bersamaku
+++
Sistem syaraf yang teramat peka menjadi
sebuah musibah tersendiri walau kadang diri merasa beruntung memiliki kepekaan
ini. Sebab dengan kepekaan rasa ini dirinya mampu bertasbih bersama dengan
angin dan burung serta gunung-gunung. Menyapa rembulan dan matahari.
Berkeliling ke alam semesta memasuki dimensi-dimensi yang tak kasat mata. “Aku ingin lebur dengan langit, aku ingin
lebur dengan bumi.”
Perjalanan
jiwa menelusuri waktu,
menata
suratan takdir, kulangkahi sejuta kendala
Perjalanan
kelam menjaring hari depan
Kukubur
mimpi buruk, semoga saja tak akan terulang
+++
+++
Kedatangan Ratu Kidul yang hadir selepas
sholat maghrib di sela peringatan 10 Muharam di sebuah tempat yang asri rumah
sang Kyai penasehat istana di pinggiran kota dekat Bogor bersama anak yatim
piatu, telah memberikan keyakinan diri bahwa seharusnya memang kembali diri
ini menjalani laku sebagaimana para leluhur dahulu.
Dalam khidmat doa sehabis sholat maghrib mendadak angin diam. Tangan serasa bergerak sendiri membuat tanda selamat datang. Khidmat diri menunggu kehadiran dan kemudian lirih memanggil namanya.
“Selamat datang Ibu...anak menghaturkan sembah bakti..”
Sosok tersebut tersenyum dan melambaikan tangan sebagai tanda tidak usah sungkan-sungkan. Mengalirlah pesan dari sosok tersebut. Sosok yang tidak asing dalam kesadarannya. Sosok yang dikenal oleh masyarakat jawa sebagai Ratu Penguasa Lautan. Ratu Kidul. Ibu dari anak-anak kesadaran.
“Saatnya
sudah dekat, sebentar lagi, bersabarlah...bersabarlah. Harta kekayaan
Nusawantara akan bisa digunakan, kitab-kitab kesadaran leluhur bangsa ini akan kembali
di buka. Nuswantara Jaya bukanlah kiasan atau angan belaka. Yakinilah anakku!”
Pesan yang sama yang diterima anak sang Kyai
yang belum genap 10 tahun menjadi konfirmasi tersendiri. Bahwa pesan itu sebenarnya
tidak hanya untuk dirinya. Pesan itu bisa di download siapa saja yang mau
membuka hati. Yaitu mereka yang mau menetapi jalan-jalan Kami.
“Janganlah
mudah heran dan jangan pula mudah terpesona oleh duniawi. Aku datang sebab
keraguanmu. Kyai pemilik rumah ini memang benar adalah utusan-ku di dunia
manusia. Misi yang diembannya adalah misi sang Ratu. Maka tetapkanlah dirimu
menjadi saksi atas apa-apa yang akan terjadi sebentar lagi. Tidak usah ragu,
utusan Kami ada disetiap lapis dimensi di alam semesta ini.”
Tanpa terasa tangan mengambil posisi hormat
di dada sebagai mana isyarat khidmat dalam doa. Ratu Kidul perlahan menghilang dari
kesadaran. Sebuah pesan perjalanan;
Perjalanan
diam menembus relung hati,
menghimpun
ketegaran, melewati s'gala rintangan
Bersambung....
Subhanallah
BalasHapusNusantara ku baldatun toyyibatun warobbun ghofur.
Jayalah Nusantara.
Rahayu waluya jatining asih
BalasHapus