Kisah Spiritual; Jejak Orang-orang Atlantis (2)


Hasil gambar untuk atlantis

Pengantar; Kisah disini hanyalah kisah spiritual. Kisah yang kebenarannya hanya diyakini sang pelakunya. Sehingga kisah disini tidaklah mengusung kebenaran dan juga bukan dalam upaya agar pembaca mempercayai kisah-kisah yang disajikan. Anggaplah kisah disini sebagai fiksi. Menjadi penghibur semata. Sebagaimana kisah Superhero yang sering diputar di layar kaca. Bagi pembaca yang tidak menyukai kisah disini, mohon lupakanlah kisah kami. Tidak patut jika kemudian meluapkan ujaran kebencian. Kisah ini diperuntukan  bagi yang membutuhkan kisah pembanding dari kisah kisah yang sudah ada. Mohon maaf jika komen-komen yang tidak mencerminkan budhi pekerti yang baik tidak kami publish. Ujaran-ujaran tersebut tidak patut bagi manusia yang berakal baik.  Tinggalkanlah kami, itu lebih baik bagi jiwa, dari pada melontarkan makian dan hujatan yang tidak mendasar. Mohon maaf dengan ini. Salam pengasuh. Arief Utomo.

...
“Seumpama langit,
maka dia di antara jejak2 yg tidak ditemukan sayap
Jalan panjang dalam perjalanan, itu ada dalam hati sang begawan
Sayang tak ada lagi rangkaian mawar
Dalam senyap sang jingga di pelupuk mata
Raihlah samudra dalam keheningan
Tebarlah senyuman di antara kebengisan”

...

Gadis belia itu mendadak tersungkur di mejanya, dari mulutnya terdengar suara yang sulit dipahami. Dia sadar namun tidak sadar. Dirinya mengerti atas apa yang terjadi pada tubuhnya. Namun dia tidak ingin menganggu entitas yang sedang hadir dikesadarannya. Dia mengikhlaskan saja raganya digunakan. Jika diirnya mau maka dengan mudah saja, kesadarannya diambil alih olehnya lagi. Dia dalam mengamati kehadiran entitas di kesadarannya. Demikin, gadis ini mengikuti apa yang disarankan Mas Thole jika ada entitas yang ingin bersapa dengan kesadaran manusia.

“Biarkan..dan janganlah melawan..dengarkan pesannya, dan amatilah, jangan dihapalkan biarkan Kami yang mengajarkan. Dan sesudah itu sampaikanlah pesan mereka. Kita hanyalah penyampai pesan pesan alam. Kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Janganlah mengaku aku bahwa pesan tersebut berasal dari diri kita.” 

Suara dari bahasa yang sulit dimengerti. Apakah benar pesan dari Atlantis? Hhh...sulit mempercayai ini. Jika dari ucapannya lebih mendekati bahasa Mesir kuno. Namun pertanyaannya untuk apa mereka datng menyampaikan pesan-pesan. Hhh..diri semakin aneh saja. Mas Thole masih diam dalam pertanyaan yang menggumuli. Tidak sekali dua kali dirinya mengalami kejadian aneh. Namun keanehan kali ini membuat dirinya harus berfikir keras.  Betapa tidak, dalam kondisi tidak sadar, mata yang tertutup, gadis tersebut mampu menuliskan pesan pesan. Jari jemarinya seperti otomatis menekan tuts laptop di depannya.

Sungguh mengherankan kesadaran tinggi yang merasuki gadis tersebut. Biasanya Mas Thole berhadapan dengan mahluk mahkluk alam ghaib yang mengumbar kesaktian. Banyak yang mendadak melata seperti ular, meloncat seperti kera, dan lain sebagainya. Hal hal ini seperti itu sudah menjadi biasa bagi Mas Thole dan kawan kawan.  Namun tidak kali ini, drinya berhadapan dengan entitas kecerdasan dari alam dimensi. Dan pesan pesan ini coba dihantarkan disini. Agar menajdi pembanding bagi manusia lain yang mengalami. Bukan untuk ajang pamer diri. Fenomena inilah sedang diamati oleh Mas Thole. Kesadaran lain yang sudah menembus lintas dimensi dan memasuki alam manusia menjadi mengkhawatrikan Mas Thole.

Anomali alam dan juga kejadian yang menimpa bangsa akhir akhir ini hanyalah sebuah awal dari sebuah proses besar yang akan terjadi tidak lama lagi. Alam kesadaran akan di balikan. Energi kesadaran purba dari seluruh dunia sekarang ini sudah memasuki nusantara.  Fase tyersebut sudah dirasakan Mas Thole seminggu ini. Untuk apakah mereka datang? Mereka adalah makhluk energi. Hidup karena adanya sebuah siklus energi kesadaran. Mereka sangat berkepentingan atas siklus kesadaran ini. Jika mereka gagal menyikapi maka dimensi mereka akan lenyap dari muka bumi ini. Dimensi mereka bersama makhluk di dalamnya akan mengalami kiamat. Sebagaimana kiamat bangsa Maya yang sudah terjadi. Dimensi mereka telah lenyap. Sebagaimana lenyapnya planet Krypton pada kisah Superman.

Begitulah keadaan alam dimensi. Dimensi yang kita anggap hanyalah khayalan, Hanya karena sebab kita tidak mau membuka mata hati, sehingga dimensi yang sangat nyata itu dianggap sebagai khayalan. Ada sebagian dari mereka yang datang memang telah  menunggu peristiwa besar ini akan terjadi. Bagaimana tidak peristiwa ini hanya akan terjadi 1000 tahun sekali. Pergantian kekuasaan suatu bangsa. Setiap kaum akan dipergilirkan kekuasaan di muka bumi. Jika kekuatan Romawi saja hancur, kekuatan Islam juga hancur di sernag mongol, maka kekuatan Amerika dan juga sekutunya pasti juga akan hancur.

Demikianlah hukum pergiliran atau siklus kekuasaan kaum di muka bumi ini. Jangan ada anggapan bahwa Tuhan sedang memuliakan suatu kaum, sebab diangkat sebagai penguasa dunia. Bukan begitu hukumnya. Kekuasaan hanyalah sebuah siklus, sebagaimana siklus musim saja. Tidak ada yang mengherankan disana. Jadi janganlah berbesar hati jika saatnya Nusantara akan menjadi pemimpin dunia. Begitu pesan yang selalu diingatkan Kami. Naiknya seseorang ke tampuk pimpinan hanya adalah sebuah siklus pergantian saja. Sebagaiman pergantian malam dan siang. Masing-masing ada masanya. Ada waktu sebagai parameter pe,batasnya. Maka kita saksikan saja bagaimana saat suatu kaum berkuasa? Apkaha dirinya akan beranggapan bahwa dia sedang dimuliakan dan dengan itu dia menganggap Tuhan berpihak kepadanya? Salahlah anggapannya itu..Kekuasaan hanyalah ujian bagi orang bertakwa.

bersiap menyaksikan perhelatan akbar yang akan terjadi nanti. Mereka juga menunggu.  Arus balik eenergi kesadaran purba ini bukan tanpa konsekuensi. Pembalikan kesadaran akan menyebabkan turbulensi energi. Semua itu akan mempengaruhi perilaku bangsa ini. Benturan akan terjadi di level materi. Maka yang kiat saksikan diluaran adalah keberingasan manusia atas manusia lainnya. Namun disi lain munculnya kesadaran yang sedikit demi sedikit akan menjadi cahaya ditengah kegelapan ini.   Mka karena sebab keprihatinan itulah kisah-kisah ini dihantarkan. Agar manusia mau menyiapkan dirinya sensdiri memasuki babak baru dalam berkesadaran.

“Bagi bumi,
Ingatlah bahwasanya tidak ada manusiapun mampu melawan takdir
hanya niat murni selamat di bumi
-vrah riouleia-
krabhrari lehka turkrah tibaku heiku tukmuhtha jumesh wara
krahka meshtaka
mush hab tuka rash vampkeuni rak butu man kash mir kuh ta ka
bit ta biku
raku tahabtu la shabtu ja baka kahta fi kah fi rahusabuka vijalimuktada
surka sabhi nalu sarju kushmaka rashhab shabhab syahsu rakhr by
ra tah sab ka sabsabi la  huda
ja barushma habtu rashmu tah  syu habka tash hub ka shi ka rah bu syab hikathshika
rahsabu ka shab ka shuh gi krash ta bushaka bu rah jab taghfirsyah buka ribu
tashku habku mash kub trah ka ri bukashtaku tashku bakura shuabsha lahu trash tah biku ta raaaaaaa
jabsarku lahtarbusah rabusah ka turah ma lah suhabtahka ruh ka shab tra bushah bu kan syairaklah rushab sahu daka dura hushabtaka rujaiku nahbiyakalla sahma dan ibansyaikush na yara yara bara yara yara yaiba”

...

“Rahayuning asih, rahyaning rasa, dina waruga sang darma nasti niskala                       
Bergetar rasa ketika sang hyang berkata, bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Kuasa               
        
Bergemuruh dada ketika Dewa Bratha Arjuna mengatakan bahwa ini cinta, ketika semua tenggelam dalam keangkuhan memuja Sang Kuasa                       
Ada yang mengepak di sayap sebelah kanan, kepak hitam yang memancarkan kasih sayang      
                 
Ada yang melambai putih di antara gerimis, yang mengantar putri kembali menjadi sang diri yang menempati.                       
Setiap rasa dan keadaan akan menjadi persaksian, ketika dewata menyatakan saatnya menghancurkan      
                 
Tetapi tidak bagi sang batara Siwa, dia ada untuk memulihkan, bersama Durgha membahu dalam kepak sayap alam menuju keseimbangan    
                   
Semilir angin di antara pathyan dan rakyan, ada dua sagara yang mempertemukan sang tuan, dia ada di antara berbagai keadaan, menuju kembali kepada dimensi yang telah ditetapkan              
          
Lingkarannya menghitam, tetapi bukan untuk menggumpal dengan segala dinding hitam, itu ada di antara rakeyan natsa nunggal”

...

Mas Thole sadar, bahwa pesan dan kisah yang disampaikan ini akan mendapat banyak tantangan. Itulah bagian dari kebaktian kepada alam,. Bagi Mas Thole tidak ada masalah. Sungguh saat ini Mas Thole sudah menyaksikan bukti-bukti kebenaran apa yang menjadi keyakinan dirinya.  Kesadaran Nusantara mulai bangkit kembali. Lihatlah sekarang di layar kaca. Berita pagi dan petang semua berbicara perihal kesadaran Nusantara. Kebangkitan akal dan budhi orang-orang Nusantara. Sebagaimana sumpah sang Sabdo Palon. Kini manusia yang mengikuti hawa nafsunya akan terlihat jelas. Walau mereka akan menurtup rapat dirinay menggunakan baju apapu. Alam akan menyingkapkan rahasi hati manusia. 

Maka saatnya dinampakkan cahaya terang, siapakah yang sungguh-sungguh mencintai bangsa ini dan siapakah yang bukan. Serta siapakah yang hanya mengikuti hawa nafsunya dan siapakah yang tulus kepada kebaktian terhadap Ibu Pertiwi. Semua akan jelas terlihat dan kita akan mampu membedakan. Kebangkitan kesadaran Nusantara ini adalah suatu kepastian. Inilah saat yang sudah ditunggu-tunggu makhluk lintas dimensi. Saatnya dibalikkan utara dan selatan. Saatnya Nusantara akan menjadi penguasa dunia. Demikianlah sebuah keyakinan diri. Diri yang akan menjadi saksi perhelatan akbar ini. Diri yang akan terus memuji keagungan Sang Maha Kuasa. Tuhan seru sekalian alam yang akan mempergilirkan kekuasaan atas manusia.

...

Maka dari itu, tidakkah kita mau menunggu, dan marilah kita sama sama saksikan, siapakah yang benar!  Meski banyak yang mencibir kisah disini dan mengatakan bahwa kami pendusta. Namun marilah kita saksikan. Maukah kita menjadi saksi atas apa apa yang terjadi. Maka lihat dan perhatikanlah sekarang mata dunia sedang tertuju ke Nusantara.  Spirit purba sudah mulai bergerak ke garis khatulistiwa. Maka yang akan terjadi terjadilah. Jayalah bangsaku damailah negriku. Nusantara Jaya. Siapakah yang benar! Pada saatnya nanti, jika manusia sudah berduyun-duyun kembali ke Nusantara, kisah ini akan terbukti. Maka bertasbihlah atas nama Tuhanmu, yang menjadikan Nusantara ini negri yang berjaya.

Bersambung...

Komentar

  1. Tegaskan benderanya syahadat, hanya dalam naungan syahadat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali