Episode Kupu-kupu Kertas (2), Kehadiran Entitas Tertua Pulau Dewata
“Patilasan pati, ngadepi ing bumi. Weton
welas iki semburat nerangke langit lan bumi. Jejer tumindakno lelakon iki
marang Gusti mrubeng dumadi. Tansah ingsung hangrep prayogi. Sir sirna ilange
bala .”
Berjalan
mengarungi waktu dan arah yang tak tentu. Menuju barat tidaklah barat, menuju
timur bukanlah timur, menuju selatan tidak lagi selatan, bergerak ke utara tiada lagi ada mata angin.
“Bukankah Allah pemilik dua timur dan
barat? Maka manakah dari dua timur dan dua barat itu adalah timur dan barat
yang aku tuju?”
Kupu-kupu
Kertas diam menuju pendulum waktu. Pusaran arah mata angin telah merobek sayap
kanan dan kirinya. Memaksakan diri untuk mengarungi dimensi ini jelas akan
membuatnya mati. Pertanyaan yang membuncah hati tidak mungkin bisa dipungkiri.
“Benarkah
Padajajaran akan bangkit lagi?”
Ugh,
rasanya naif sekali. Semenjak atlantis di tenggelamkan belum ada lagi spirit Nuswantara
yang bisa bangkit untuk menguasai dunia. Kabut hitam telah memenuhi seantero
langit Nuswantara. Hingga gunung dan lautan bergolak dan menjadi wingit saat
ditinggali manusia. Lantas dosa apakah yang membuat atlantis ditenggelamkan?
+++
Kupu-kupu
Kertas terbang kesana kemari, sementara sayap kanan dan kiri- nya telah hancur
dimakan angin dan hujan. Tinggal kerangka sayapnya saja yang nampak, seperti
layang-layang yang terbuat dari bambu
kering yang telah ringkih dengan benang-benangnya.
Sebentar
kupu-kupu kertas hinggap dikesadaran manusia. Sebentar terbang lagi entah
kemana. Ingin dirinya memeluk samdra dan mengatakan kepada Ibundanya, perihal
gundah gulananya itu. Sayang sekali ombak sedemikian besarnya, tyubuh
ringkihnya tak mengesankan apa-apa.
“Niat yang tersembunyi dan kebangkitan
Padjajaran..”
Hmm..ada
apakah dengan niat ini? Kepakan sayap kupu-kupu kertas nampak bergerak cepat
tak beraturan, seperti ada lintasan pemikiran yang datang. Sebuah niat yang
tidak lurus akan menggagalkan kelahiran Padjajaran Baru.
“Ada
apakah ini..”
“Niat
siapakah ini..”
“Benarkah para pengusung dan orang-orang
yang berharap kelahiran Padjajaran Baru sudah benar dalam niatnya ini?”
“Ah..jangan-jangan siklus akan berulang
lagi, dimana kekuasaan hanya akan menjadi musibah besar bagi kesadaran manusia.
Manusia kembali akan masuk ke kesadaran rendahnya, manakala mendapatkan
kekuasaan lagi. Bilakah anak-anak Padjajaran demikian?”
Siapakah
yang tahu seperti apa NIAT tersembunyi ini?
Instrumen
apakah yang digunakan utk mengetahui dan membongkar NIAT tersembunyi ini.
NIAT
menjadi penggerak utama. Stimulan yang mendasari. Menjadi MOTIVASI seseorang
untuk melakukan perbuatan. Maka bnarkan niat para pengusung Padjajaran Baru ini
benar niatnya karean Allah? Atau karena sebab mereka haus kekuasaan, dan
kemudian mereka mendompleng euphoria kelahiran Padjajaran?
“Bahkan manusia menjadi saksi atas
dirinya sendiri, dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya“. (QS.
Al-Qiyamah:14-15).
Manusia
menjadi saksi atas niatnya ini. Setiap diri manusia akan menjadi saksi atas apa
apa yang di NIAT kan nya dalam hatinya ini. Pergolakan besar akan dimulai dan
masing-masing akan bertanggung jawab atas apa yang diniatkan di ranah materi.
Lihatlah,
semua kesultanan sudah bangkit kembali. Mereka menyeruakan kebebasan dan
kemerdekaannya. Mereka meminta hak dan juga kekuasaan dari pemerintah pusat.
Mereka tidak diam saja manakala hak mereka tidak diberikan. Spirit ini ikut
bangkit mengikuti euphoria kebangkitan Padjajaran. Perpecahan bangsa ini sudah
di depan mata.
+++
Seseorang
yang melakukan dakwah merasa bahwa dia telah melakukan itu utk Allah. Dirinya
telah merasa benar dengan keyakinannya ini. Namun sesungguhnya ada yang paham
dan tahu betul apakah benar NIAT nya itu. Disinilah ranah polemik dalam
kesadaran manusia. Benar dalam keyakinannya belum tentu benar dalam NIAT. Alam
kesadaran digerakan oleh NIAT manusia. The Law Atraction sedemikian hebat
bekerja.
Maka
perhatikanlah keadaan alam kesadaran kolektif bangsa ini. Perhatikan bagaimana
niat para petinggi negri ini sepuluh tahun atau lima belas tahun lalu. Mereka
dengan gigih meruntuhkan kekuasaan kala itu. Bagaimanakah kondisi dan hasilnya?
Dan perhatikan bagaimana kesudahannya di jaman NOW ini. Lihatlah Bayi2 dikubur
hidup2 oleh Ibu dan bapaknya sendiri. Bapak memperkosa anaknya. Anak durhaka
kepada orang tuanya. Dll dll...Sangat kasat mata sekali bagaimana kemudian
kesadaran manusia di negri ini telah berubah sedemikian rupa.
Yah,
Serangkaian NIAT yang sedikit saja miring dari NIAT kepada selain Allah
dampaknya sangat dahsyat sekali. NIAT adalah daya yang menggerakan sistem. Jila
daya yang digunakan adalah daya selain Allah maka sudah dapat dipastikan
kejadiannya sebagaimana sekarang ini.
Saatnya
dimensi alam ghaib ikut serta dalam perhelatan akbar ini. Dimana dimensi ini
pada jaman nabi Sulaiman sangat eksis di kesadaran manusia. Manusia sangat
dekat dengan dimensi ghaib ini. : Entitas2 yang mengisi kesadaran manusia
Banyak manusia jaman dahulu bersekutu dengan para entitas ini. Mereka melakukan
perjanjian ghaib. Sehingga menurun kepada anak keturunannya. Dan di jawa
dipahami sebagai _'menitis_' atau
titisan dan sebagiannya lagi di pahami sebagai _reinkarnasi_.
+++
Kemampuan
nabi Sulaiman menguasai para entitas ghaib ini dianggap kemampuan SETAN atau
SIHIR. Padahal nabi Sulaiman tidak mengerjakan SIHIR. Kemampuan ini juga
dimiliki oleh leluhur bangsa ini. Dan kemampuan ini menurunkan anak2 *indigo*.
Saat sekarang ini kemampuan ini telah terbangkitkan
dan merasuk di kesadaran. Saatnya memasuki era jaman Nabi Sulaiman dan inilah
era Padjajaran Baru. The Royal Padjajaran.
Para
leluhur bangsa ini telah gerah melihat tingkah anak cucunya ini yang terus
terbuai dalam angan dan tidak mau meluruskan niat mereka. Salah satu leluhur Pulau
Dewata telah datang dan mengkhabarkan ke datangannya di alam kesadaran manusia,
melalui pesan singkat rekan seperjalanan. Entitas sangat tua di bumi setua Pulau
Dewata. Dia sudah ada jauh sebelum altanltis ada.
[9/11 7.21 PM] Fulan: Di Bali ada
entitas tua yg tak sengaja terbangkitkan pak
[9/11 7.22 PM] Fulan: Sy khan g sengaja
nelpon Cece angkat di jakarta.
[9/11 7.23 PM] Fulan: Trus pas saya tlpn
dia ngoceh..ada orang dr Bali neh nongol di depan ku g mau pergi..sampai 2
hari. Ternyata dia Ratu Gde Mecaling
Nusa Penida katanya usia nya setua Bali
[9/11 7.23 PM] Fulan: Marah dg kondisi
Bali skrg
+++
Hati
manusia selalu terbolak balik dalam niat. Hati yang terbolak balik ini disebab keadaan
hati berada di alam relativitas. Mengikuti hukum relativitas sehingga
keadaannya paradoksal sebab berada di dimensi cahaya. Ruhani adalah dimensi
cahaya. Pada dimensi kecepatan cahaya berlaku hukum relatifitas Einsten.
Perbuatan
membunuh dalam dimensi ruhani (relatifitas) belum tentu buruk. Begitu juga sebaliknya.
Inilah yang membingungkan aqal. Diri tahu sebab apa dia membunuh apakah atas
perintah Tuhan atau perintah setan. Mengikuti daya siapa perbuatannya itu? Jika
selain Allah maka hukumnya adalah neraka.
Sayang
sekali saat kita melakukan niat karena Allah dan kemudian di hujat do realitas
diri mengalami keguncangan. Apa apa yang dilakukannya salah di mata manusia
lain. Sehingga diri terpaksa mengikuti
omongan orang lain agar dinilai baik dan suci. Standar nuraninya di buang. Diri
lebih mengikuti kesadaran kolektif manusia.
Niatnya
akhirnya utk menyenangkan orang lain bukan menyenangkan Allah. Diri lebih takut
kepada masyarakat umum, kepada istri dll dari pada kepada Allah. Disinilah
problematika manusia...SIMALAKAMA phenomena. Lebih sering diri ini (manusia)
mematikan nuraninya dan tidak berani menyampaikan kebenaran. Karena takut di
cela manusia lain.
“Maka
boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan
kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan
mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan)
atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu
hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.” (QS, Nabi
Hud:12)
Seringkali
dada ini menjadi sempit karena takut menyampaikab kebenaran dan mereka
menanyakan.. "Siapa sih looo....? "
Maka anak anak pembawa pesan kebenaran akan mengalami disonansi akut.
Menjadi tertutup. Apakah diri berani
berkata bahwa sesungguhnya aku hanya menyampaikan kata hatiku saja. Hanya
menyampaikan kebenaran yang aku yakini...kemudian bersiap menerima cemoohan dan
hujatan?
Sungguh
kekhawatiran dan ketakutan adanya untuk menyampaikan apa-apa pesan Kami ini. Ssebab
mereka nanti akan menghujat dan mengolok olok.
"Mengapa tdk diturunkan bersamanya
perbendaharaan harta benda kekayaan dan juga malaikat .. "
Jika
diturunkan malaikat sekalipun tetap aqal akab menolak utk percaya. Telah
berlaku ketentuanNya. Demikian yang dialami para nabi. Banyak para spiritualis
memiliki kemampuan utk mendatangkan perbendaharaan kekayaan ghaib. Orang2 model
seperti inilah yang disukai manusia. Padahal kita lihat para nabi datang tidak
dengan membawa harta benda dari ghaib.
Para
nabi tdk menawarkan harta dunia. Mereka menawarkan kebaikan negri akherat yang
lebih baik. Sayang kesadaran manusia lebih suka dunia. Sehingga tawaran akherat
tdk menarik. Mereka tetap minta bukti2 berupa harta benda yang diturunkan dr
langit.
+++
Kupu-kupu
kertas tergugah, demikian keadaanya nanti. Pada kenyataannya, kebangkitan Padjajaran
hanya ditunggu dari sisi materi semata, sangat sedikit yang berharap atas kebangkitan
kesadaran yang lebih tinggi. Kebangkitan Padjajaran Baru akan membawa kebangkitan
kesadaran ingat Allah. Demikian sesungguhnya yang dinanti-nanti.
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar