Seri Kajian BiSMiLLaH (5), Entitas SIN Vs NAS


Hasil gambar untuk dewa
Begitu luar biasanya simbol SIN ini. Dalam bahasan kajian di blog ini diistilahkan SPIRIT. Simbol SIN bila dibaca dari belakang akan terbaca NAS. Pertanyaan mengemuka,

“Apakah relevensi SIN dan NAS ini”

Sebab apa kedua simbol ini seperti halnya loop saja. Jika dibaca dari kiri ke kanan terbaca SIN dan jika dibaca dari kanan ke kiri terbaca NAS. Benarkah ada relefansi atas SIN terhadap NAS. Demikian kajian ini dimulai dari pertanyaan ini.

+++

SPIRIT ALAM SEMESTA


Setiap makhluk memiliki spirit. Langit memiliki spirit. Bumi memiliki spirit. Gunung, angin, pohon, udara, air, dan seluruh entitas yang dikenal manusia semua memiliki spirit. Bahkan ilmu pengetahuan itu memiliki spirit. Spirit-spirit ini memiliki identitas dan jatidir yang kemudian dikenal manusia sebagai Dewa dan dewi. Misal dalam kesadaran orang Jawa, spirit padi disebut Dewi Sri.  Setiap manusia bebas memaknai spirit ini. Di Yunani disebut dengan Dewa dewa Yunani. Semisal Zeus, Thor, Posiodon, Hera, dsb. Perdaban Hindu juga mengenal spirit ini dengan nama Dewa-dewa, seperti Brahma, Siwa, Wisnu, dsb.

Bumi yang dengan SATU spirit. Langit juga dengan SATU spiritnya. Namun muka bumi juga terbagi menjadi spirit2. Spirit padang pasir, spirit sabana, spirit lautan, spirit gunung2. Spirit padang salju dll. Begitu halnya langit, setiap lapis langit dengan SATU spirit. Entitas spirit langit ini dikenal dalam teologi Islam sebagai malaikat-malaikat penjaga langit.

+++

Mitologi Jawa juga mengenal entitas SIN ini dengan istilah SANGYANG dan juga BATARI dan BATARA. Kisah-kisah para Batara ini menguasai kesadaran Jawa. Kisah ini sedemikian kuat mencengkeram kesadaran manusia Jawa. Sehingga mereka meyakini kehadiran para SANGYANG ini.  Dan telah diketahui oleh khalayak terutama masyarakat jawa sendiri baik melalui cerita lisan para pemuka adat, kisah pewayangan maupun maupun kitab kitab sejarah jawa kuno bahwa Sang Hyang Tunggal adalah Ayah dari Sang Hyang Antaga (Togog), Sang Hyang Ismaya (Semar) dan Sang Hyang Manikmaya (Bathara Guru).

Bathara Guru itulah yang kelak menjadi Rajanya para dewa di seluruh Mayapada, ia juga sekaligus menjadi leluhur para raja di kahyangan, bangsa jin, Bangsa Siluman, Bangsa raksasa, dan juga Bangsa manusia. Bathara guru (Dewa Siwa) beserta anak anaknya (Bathara Sambu, Bathara Brahma, Bathara Indra, Bathara Bayu, Bathara Wisnu, Bathara Kala dan Ganesha) ini diantaranya telah beberapa kali menjelma menjadi para pendeta untuk mengajarkan berbagai aturan hidup untuk mencapai kesempurnaan serta kebijaksanaan.

Ketika Turun ke dunia Manusia itulah sebagian besar keturunan mereka dilahirkan, dan otomatis dari pernikahan beda alam tersebut akan lahir berbagai manusia mutan yang sangat sakti mandraguna seperti para pandhawa dan kurawa, serta keturunannya yang terkenal sangat kuat dan sakti seperti Adipati Karna, GathotKaca, Bambang Wisanggeni, Anoman Dll.

Jadi inilah alasannya kenapa para Raja baik di negeri timur maupun di barat dianggap sebagai keturunan para dewa. Dari penjabaran tentang Sejarah dan Silsilah para Dewa tersebut dapat dikatakan bahwa Para Dewa Adalah "Manusia Mutan" yang memiliki keistimewaan dan pengetahuan mengenai berbagai ilmu rahasia alam semesta.

Demikianlah alam dimensi SIN, yang berlapis-lapis menguasai kesadaran manusia. Sulit mencari rujukan disana. Manakah kisah yang hanya ghaib dan manakah yang realitas. Tentu saja kisah tersebut menjadi sangat nyata bagi yang meyakini kebenmaran kisah tersebut dan sebaliknya bagi yang tidak meyakini kisah tersebut menjadi ghaib dan absurd adanya. Posisi ini telah dijelaskan dalam kajian BA.

Dimensi para SIN ini hanya diyakini oleh mereka-mereka yang memang memiliki NIAT dan kekhususan untuk mengamati dan menjadi saksi kebenaran entitas SIN. Entitas ghaib yang terus mempengarusi kesadaran manusia. Mengaktifasi sistem gerak manusia, bahkan sering menjadi daya dorong gerak refleks manusia itu sendiri. Sehingga perilaku dan akhlak manusia tidak sebagaimana fitrah manusia. Raganya manusia namun perilakunya semisal siluman atau binatang saja. Demikianlah esesnsi pengenalan SIN ini. Lebih kepada mengamati dan membedakan kesejatian setiap makhluk sesuai dengan jatidirnya.

+++

SPIRIT YANG ESA


Semisal tubuh manusia memiliki satu spirit yang ESA. Namun pada faktanya terbagi banyak spirit di sistem ketubuhannnya. Jiwa manusia terdiri dari spirit2 yang menyatu. Semisal Indonesia berbhineka tapi tetap SATU. Mengenal seluruh spirit kebhinekaan akan mengenal spirit yang SATU yaitu Indonesia. Mengenal SIN yang ber kebhinekaan di jiwa akan mengenal spirit yang SATU yaitu AKU.

AKU adalah spirit kebangsaan Indonesia. Dan aku kecil adalah spirit suku2nya. Dibagi lagi aku yang lebih kecil...sampai ke individu nya. Sistem ini yang membingungkan ...jika di alam materi kita bisa menyaksilan langsung bagaimana sistem inj dibangun. Ada suku bangsa ada bangsa dan ada negara. Tapi bagaimana wilayah jiwa. Wilayah yang penuh dengan keghaiban?

Kerajaan Allah adalah kerajaan yang lengkap dengan suku dan bangsa2. Makhluk2 yang menghuni kerajaan Allah inilah SIN. SIN akan eksis manakala masuk ke kesadaran manusia. Kesadaran manusia akan menjadi saksi adanya makhluk2 atau benda2 yang menghuni kerajaan Allah. Kesadaran manusia akan diajari utk mengenal siapa saja mereka. Kesadaran manusia akan diajari bagaimana hiraki kerajaan ini

Para SIN ini banyak dikenali sebagai Dewa2 di jaman yunani kuno. Sebab SIN ini memang merupakan spirit alam. SIN ini juga diken sebagai malaikat bumi. Malaikat langit. Sampai ke alam paling rendah. Semua disebut dalam satu simbol SIN. Spirit gunung2 dikenal sebagai SANG SEMAR dalam keyakinan Jawa. Spirit lautan dikenal dengan nama RATU KIDUL. Inilah spirit yang menguasai gunung dan lautan.

Di setiap wilayah ada penguasa wilayah dalam sistem kerajaan Allah. Allah yang mengangkat mereka dan memberhentikan jabatan mereka di alam malakut. Setiap spirit ini akan dipergilirkan utk menguasai kesadaran manusia. Spirit padang sabana telah berhasil menguasai kesadaran pada era Jenghis Khan. Spirit Padang Pasir juga sama sejak era kebangkitan khalifah Ustmani. Semua mendapatkan gilirannya. Era Persia..Yunani dan era Romawi. Adalag era penguasaan para spirit ini.

Maka menjadi maklum jika kemudian ada hadist yang menyatakan bahwa era spiirit padang pasir akan berumur hanya 1500 tahun saja. Menurut Kami sangat salah pemahaman bahwa itu tandanya berakhirnya ISLAM. Islam adalah Dien. Jalan pulang kepadaNya. Tidak ada kaitanya dengan siklus kekuasaan spirit mana yang akan berkuasa.

Semua jalan pulang adalah ISLAM. Tidak ada jalan lain selain ISLAM. Jalan gravitasi. Batu akan jatuh dengan sendirinya ke bawah mengikuti hukum grafitasi. Demikian juga jiwa manusia akan tetap kembali kepadaNya. Persoalannya adalah jika batu tersebut tertahan oleh kayu atau batu batu lain. Atau batu tersebut terikat oleh akar2 pohon. Bagaimana bisa jatuh?

Membersihkan belitan akar2 dan menyingkirkan batu penghalang itu adalah ikhtiar logis agar batu bisa jatuh dengan sendirinya. : Demikianlah mengapa kita harus berspiritual. : Membersihkan akar2 SIN yang membelit jiwa. Membersihkan batu2 yang menghalang. Kemudian membiarkan daya tarik grafitasi Allah bekerja. Semudah itu dan sesimpel itu ISLAM.

Kembali persoalannya adalah seberapa banyak akar yang membelit diri ini. SIN akan membelit jiwa manusia. Sebab tanpa kesadaran manusia mereka akan hilang dr kesadaran. Maka serangkaian pengajaran al qur an disiapkan utk menghadapi para SIN. Semisal surah an nas, al falaq dan al ikhlas...serta banyak ayat2 lainnya

+++

SIN Vs NAS


NaS adalah esensi kesadaran yang SATU yang ESA. Semisal Indonesia. Bentukan negara kesatuan ini dari pelbagai suku bangsa. Demikian bentukan SIN akan menjadi NAS. Semisal bentukan suku2 bangsa atau para sultan dan raja2 menjadi Indonesia. Para SIN ini semisal para raja2 dan sultan di nusantara. Mereka rela menggabungkan diri melebur menjadi SATU. Demikian juga entuitas NaS atau manusia. Semisal Raja2 ini tentu memiliki kekuatan. Maka SIN yang bersatu menjadi NAS, masing-masing juga memiliki kekuatan (Baca kajian SHOD).

Bagaimana jika mereka memberontak tdk mau bersatu menjadi NAS. Maka amuk rahsa di jiwa.  Pemberontakan2 jiwa adanya. Kesadaran manusia harus mengenali SIN ini. Agar mereka tidak memberontak. Tubuh juga memiliki pertahanan semisal negara memiliki TNI. Sayang sama halnya TNI sekarang ini sulit membedakan mana kawan dan mana lawan. Sering terjadi lawan dibiarkan saja. Sehingga munculah penyakit semisal kanker.

Atau justru sistem pertahanan  tubuh terlalu aktif. Rakyat yang tdk tahu apa apa di hajar. Maka munculah penyakit hormonal. Semisal hiper thyroid. Dimana tubuh justru sakit akibat aktifitas sistem pertahanan ini terlalu berlebihan. Maka perhatikan dan kenali manakah yang menjadi realitas sesuatu yang tadinya ghaib. SIN adalah ghaib namun akan menjadi realitas di ketubuhan. Banyak sekali penyakit sistem ketubuhan yang awal mula nya disebabkan oleh SIN.

Tidak saja di tubuh saja namun juga di kehidupan. SIN yang eksis akan membuat SIN di disekitarnya teraktifasi dan ikut eksis. Jika dahulu mereka musuh bebuyutan maka di sekarang juga akan tetap bermusuhan. Inilah yang membuat kelelahan atau fatig. Sebab perang kesadaran itu tidak kasat mata.

Ilmu pengetahuan sudah mendeteksi fenomena ini. Jika kita berada di tempat yang tidak nyaman tubuh akan merasa sangat lelah sekali. SIN yang turun dengan segala dinamikanya ini akan mempengaruhi kehidupan di masa sekarang. Dari sinilah hukum KARMA berasal. SIN yang dahulu akan menyakiti akan mengalami pengulangan dan merasakan kesakitan yang sama seperti yang pernah dia lakukan.

Kesadaran diminta memgambil hikmah atas setiap kejadian sehingga SIN nya mampu menerima segala sesuatu yang datang bahwa itu semua adalah hasil perbuatannya sendiri dahulu. Perbuatan SIN yang dahulu.

Akal tentu saja tdk akan menerima fakta keadaan ini. Jika akal tdk mau menerima maka pertarungan baru di mulai di ketubuhan. Iman kepada yang ghaib dan iman kepada takdir sangat sulit bagi akal. Semua disebabkan atas perbuatan SIN itu sendiri.  Akal akan menolak hukum karma sebab bukan perbuatan diri. Bukan salah diri. Mengapa diri yang harus menanggungnya? Pemahaman ini menjadi krusial. Qodariah dan jabariah.

Bukan diri yang berbuat tapi diri berbuat. Bukan diri yang menyakiti tapi menyakiti. Bukan diri yang membunuh tapi membunuh....

Maka pemahaman SIN menjadi sentral dari muasal kejadian.

Ada siapa dan daya apa yang menggerakkan manusia?

Setiap gerak adalah sama. Tidur..berdiri..berlari. Setiap perbuatan tersebut menjadi berbeda sebab makna yang dipahami atas perbuatan tsb bagi setiap manusia itu berbeda. Semakin bermakna gerak kehidupan semakin tenang dan puas lah jiwa.

Bersambung...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali