Kisah Spiritual, Amanah Langit Prabu Silihwangi (2)
Jangan pernah sesali burung yang terbang dari sangkarnya. Dia akan
terbang kemana dia suka, hinggap kemanapun yang dia mau. Biar sajalah keadaanya
begitu. Begitu juga jangan pernah sesali ikan yang terjatuh di kolam lagi. Dia
akan berenang, gembira sesuka hati. Lihatlah keindahan saat ikan berenang
kesana kemari. Semua yang terlepas akan mencari jalan-jalannya sendiri. Begitu
juga takdir-takdir manusia.
Dalam perenungannya Mas Thole memandang cangkrawala, nampak awan bergumpalan di balik bukit. Panas terik menyilaukan matanya. Menyengat ubun-ubun, hingga meninggalkan pening di kepala.
Dalam perenungannya Mas Thole memandang cangkrawala, nampak awan bergumpalan di balik bukit. Panas terik menyilaukan matanya. Menyengat ubun-ubun, hingga meninggalkan pening di kepala.
“Jala api, lidahnya terjulur menyengat wajah bumi
Awan
terbakar, langit berlubang menganga
menyeringai
bagaikan terluka
Pohon-pohon
terkapar letih tanpa daya
Mata
air terengah-engah, dahaga
Burung-burung
hanya basa-basi berkicau
Lapisan
jagat terkelupas
Semua
karena ulah kita
Warisan
untuk anak cucu nanti “
(Penggalan Syair Langit Terluka Ebiet G Ade)
+++
Jatinangor. Sabtu (30/11) kemarin ini dalam kebisuan sendiri, sebuah
perbukitan yang sejuk pada mula jaman sebelumnya ini, kini terasa hawanya
kering gersang saat menyentuh kulit. Tidak begitu jauh dari sana, dari arah
Jakarta nampak Bus jurusan Tasik menurunkan
Mas Thole, selewat keluar dari di pintu tol Cileunyi. Perjalanannya yang biasa
saja, sebagaimana hari Sabtu lainnya, bus
merayap sebentar sehingga jarak tempuh menjadi lebih lambat 1 jam dari hari-hari biasa. Waktu itu sudah
menunjukan pukul 11 siang hari.
Matahari begitu kuat menembusi bumi. Mas Thole sejenak memperhatikan
suasana disekitarnya. Sebagaimana kebiasaannya saat memasuki daerah baru. Tak
lupa ulouk salam kepada dimensi tak kasat mata yang mendiami tlatah disana. Kesadarannya tanpa terasa menerobos langit,
sementara itu panas telah menimbulkan
fatamorgana, bermain di kepala. Udara sepertinya mengembang, memuai,
mengaburkan pandangannya. Jalan raya, perumahan disana terasa menjadi berdimensi.
Terlintas syair indah yang menyelusupi
hati. “Terlampau naif angan-angan yang
kurajut, untuk menyelamatkan dunia ! .“ Lihalah bagaimana sekarang kejadiannya.
Apa yang terjadi dengan kesadaran.
Mengapakah anak manusia saat sekarang ini memiliki kesadaran kolektif begini. Mereka
menggunakan segala cara untuk mendapatkan keinginannya. Menggunakan sihir,
pelet, guna-guna, pesugihan, dan lain sebagainya. Tidakkah mereka sudah
diberikan pengetahuan akan konsekuensi atas perbuatan mereka itu ?. Mampukah
kita manusia menyelamatkan jiwa manusia dari sergahan kesadaran model begini ?. Argh…!.
“ Terlampau naïf angan-angan ini, untuk melahirkan kesadaran baru bagi
nusantara yang terbebas dari kesadaran model begini.”
Mengapakah manusia tidak memiliki keyakinan diri, kemanakah
kepercayaan diri kita. Sehingga dengan sesukanya kita mendzolimi manusia
lainnya. Menganggap perbuatan itu seperti main-main saja. Surga dan neraka
tidak lagi ada dalam kesadaran mereka. Kesadaran ini terus saja diturunkan dari
generasi ke generasi, menjadi hijab bagi setiap jiwa manusia. Hijab kesadaran
inilah yang menghalangi peradaban manusia kearah yang lebih tinggi lagi.
Semakin lama, bangsa kita terpuruk sebab Tuhan mereka sudah berganti rupa
menjadi Hantu-hantu. He eh..Kita telah mewariskan kesadaran model seperti ini
kepada anak cucu kita rupanya. Lihatlah langit terluka. Jala api telah mengikat
jiwa-jiwa manusia membuat dunia semakin tidak layak ditinggali. Efek rumah kaca
kesadaran kolektif ini terasa panas membelenggu jiwa kita semua. Betapakah
langit tidak terluka karenanya..?.
+++
Mas Thole hari ini disini, turun dari bus luar kota. Dia harus
melakukan perjalanan kali ini ke Jatinangor. Anaknya kemarin (28/11) mencari
dirinya dan berkali-kali mencoba menghubunginya. Anaknya memang tidak tahu
jikalau Hp Mas Thole hilang kecopetan. Setelah malamnya Mas Thole diberitahukan
istrinya, segera saja dia menelpon anaknya. Terdengar suara anaknya menangis
dari seberang sana setelah mendengar suara Mas Thole. Betapa teriris hati Mas
Thoe mendengar suara anaknya ini menangis. Sebagai ayahnya rahsa ingin
melindungi, ingin segera berada disana. Gemuruh di dadanya mengelegak,
amarahnya hampir saja tak mampu ditahannya lagi. Dadanya seketika penuh dnegan
energy, pundaknya terangkat, ingin melontarkan seluruh kemampuan yang
dimilikinya. Betapa tidak murka dirinya, mengapa kembali anak-anaknya yang diincar
mereka ?.
Jika menuruti nafsunya, sudah tentu dia akan mempertaruhkan nyawanya
demi melindungi anaknya dari kejahatan orang-orang yang menggunakan ayat-ayat
Allah demi nafsu mereka itu. Syukurlah, Mas Thole masih mampu meredam
kemarahannya. Sebagaimana janji KAMI kemarin ini, bahwa KAMI lah yang akan
mengurusi manusia yang menggunakan ilmunya untuk mendzolimi saudara se-iman.
Maka setelah mendapat ketenagan dirinya, Mas Thole lantas memberikan nasehat kepada
anaknya agar jangan takut, yakinlah kepada Allah. Sihir hanya akan menimpa kita
atas ijin Allah, yakinlah ada hikmah dibalik semua kejadian. Jangan pernah takut
dengan sihir dan sejenisnya. Sebab Allahberkuasa atas segala sesuatu.
Anak Mas Thole begitu ketakutan, ada sosok makhluk yang selalu
mengikuti dirinya. Dia mengetahui itu dari rekannya yang anak indigo. Makhluk
itu bermaksud jahat , pantas saja katanya dia gak bisa tidur kalau malam. Mas
Thole menarik nafas panjang, membayangkan keadaan anaknya ini. Dia bisa
merasakan keresahan dan ketakutan yang dibuat oleh makhluk jejadian yang
sengaja di krimkan kepada anaknya itu. Oleh karena keperluan inilah Mas Thole
menginjakan kaki hari ini, di bukit
Jatinangor. Mas Thole ingin mendapat kepastian dengan mata kepalanya sendiri.
Semalam dia akan menunggu disana melihat segala sesuatunya. Dia tidak ingin
kecolongongan sebagaimana saat Ki Wiroguno. Maka hingga sampai bermalam sehari
dia disana. Demi untuk menjaga dan melindungi anak nya itu.
Setelah bertemu, dengan memohon pertolongan Allah, dibentengilah tubuh
anaknya, dibuatlah perisai agar energy negatif tidak menyerangnya. Begitu juga
kamar anaknya, dibuatkan pagar ghaib disana. Di rasa masih belum cukup, dimandikannya
tubuh anaknya dengan air yang suci lagi menyucikan. “Anak perawannya sudah menjelang dewasa..hmm..entah apa saja bahaya
yag akan mengintainya lagi. Dari para lelaki yang hanya menurutiti hawa nafsu
mereka..hh…”. Mas Thole, hanya mampu berpesan kepada anaknya agar segala
sesuatu diserahkan urusannya kepada Allah. Jangan dendam kepada yang
mengirimkan siluman, jangan sakit hati. Biasa sajalah dalam berteman,
tebarkanlah senyuman. Maka mereka akan tersiksa sendiri nantinya, itulah
hukuman Allah atas diri mereka yang suka bermain-main dengan para siluman.
+++
“Jala api, lidahnya berkelit saat ingin kutangkap
Terlampau naif angan-angan yang kurajut
untuk menyelamatkan dunia !
Setiap detik ingin kutanam pepohonan
Mata air embun surgawi
Burung-burung kuajari bernyanyi-nyanyi
Kuhapus semua mimpi buruk
dan mekarlah bunga-bunga
Masa depan buat mereka “
(Penggalan Syair Langit Terluka Ebiet G Ade)
+++
Setelah selesai prosesi semua itu, Mas Thole menarik nafas lega. Badan
terasa sangat lelah sekali. Nyaris tak bertenaga. Sudah beberapa hari ini
pertempuran kesadaran menguras energinya. Pikiran rasanya buntu. Terlalu naïf
rasanya bicara perihal nusantara baru. Jika untuk urusan ini saja dirinya sudah
terkapar tanpa daya. Bahakan menolong sahabatnya saja kemarin ini dia tidak
bisa. Dan saat sekarang ini, anaknya dalam bahaya. Bagaimanakah dia harus
memaknai semua ?. Apakah keyakinannya selama ini hanya angan-angan belaka ?.
Ugh…Lelah sekali keadaan Mas Thole. Gempuran demi gempuran selama ini, telah mampu menggerus semangat dan
keyakinannya, lihatlah kini hanya tinggal kepingan hati. Bagai langit yang
terluka. Bagaimanakah nanti menyusun masa depan negri ini, jika satu kejadian
ini saja sudah mampu membuat buntu pikirannya. Bagaimanakah caranya, melakukan
transformasi kesadaran nusantara baru. Jikalau dia sendiri terjebak disini ?. Hh…hh.
Saking lelahnya Mas Thole tertidur pulas sekali sepanjang siang hari sabtu
kemarin ini. Benar-benar tidur yang mati.
Rasanya matahri pun turut tertidur bersamanya. Jauh angannya memasuki
mimpi.
“Bila matahari bangkit dari tidur
aku mulai berfikir, bagaimanakah caranya
bila sinar rembulan mulai merah menyala?
Aku masih berharap kearifan Yang Kuasa
…
Dari jendela kamarku dapat aku dengar
Gemercik suara air kali yang tak pernah
berhenti
Jangan sampai terhenti biarpun langit
terluka”
(Penggalan
Syair Langit Terluka Ebiet G Ade). Penggalan bait syair lagu Ebiet ini seperti
mewakili apa yang tengah dipikirkannya. Jauh memasuki mimpi-mimpinya,
membangkitkan kesadaran nusantara baru. Entah kapankah akan terjadi, dia hanya
mampu dalam keyakinannya berdoa.
+++
Sementara Mas Thole masih tidur dengan nyenyaknya. Terkisah jauh sebelum
semua terjadi. Di Bangka Belitung, hidup seorang pemuda bersama adik dan
ibunya. Kehidupannya nyaris tak berupa, rahsa sakit di raganya terus saja
mengiringi kemana saja dia pergi.Dia seperti sedang membawa suatu amanah ghaib
yang harus disampaiakn kepada seseorang namun hingga umurnya menginjak diatas 30
tahun ini, dia tidak pernah tahu, apakah dan kepada siapakah amanah itu harus
disampaikan. Keanehan dmei keanehan terus saja mendampari dirinya. Bagai ombal
laut selatan yang tak berbelas kasihan. Coba bayangkan bagaimanakah keadaannya.
Penampilannya sungguh memprihatinkan, mungkin sebagian orang akan menyebutnya ‘gila’.
Sampai kemudian dia menemukan blog. Pondokcinde. Ada secercah harapan disana,
sebab apa yang dikisahkan sangat menyentuh dan sesuai dengan keadaan dirinya.
Seperti ada magnet yang memaksanya harus terus mengikuti kisah-demi kisah para
kesatria.
Hingga suatu saat dibulatkan tekadnya, untuk datang ke Jakarta menemui
Mas Thole. Meski sudah bertekad bulat, namun langkahnya ke Jakarta tidak
semudah apa yang dibayangkannya. Hingga detik-detik terakhir keberangkatannya
dia harus mengalami penderitaan demi penderitaaan. Selama seminggu dia
mengalami sakit aneh, tubuhnya seperti di kunci, badannya seperti sakit semua.
Ribuan jarun seperti terus menusuki syaraf-syarafnya. Kata-kata ini tak mampu
melukiskan bagaimana rahsa sakitnya itu. Dia kuatkan terus hatinya, mimpinya
untuk bertemu dengan Senopati dan Sang Prabu Silihwangi memaksanya untuk terus membulatkan
tekad dalam satu keyakinan bahwa itu adalah panggilan ghaib. Maka dia harus
bisa bertemu dengan Sang Prabu Silihwangi, apapun yang terjadi. Dia membawa
amanah, entah apakah itu. Entah kpada siapakah harus diberikannya. Akhirnya
dalam perjuangan hidup dan mati dia berhasil tiba di Jakarta.
+++
Latar belakang itulah yang memaksa Mas Thole pulang di minggu paginya
(1/12), sebab di hari itu dia janji akan bertemu dengan pemuda Bangka Belitung
tersebut. Ada sosok misterius dari
Bangka Belitung yang telah datang di hari Jumat (29/11) dan akan kembali untuk
kedua kalinya. Sebut saja sosok misterius ini namanya Udin. Seumur hidupnya dia
merasa membawa amanah semenjak lahir. Amanah yang tidak pernah
dimengertinya. Beban amanah inilah yang
menjadikan beban jiwa dan raganya selama
hidupnya yang sudah menginjak 30 tahunan itu. Amanah yang selalu diincar oleh
para pencuri rahasia langit. Entah mengapa oleh KAMI amanah ini disembunyikan
di raga Udin ini. Udin sendiri tidak merasa bahwa amanah tersebut sangat
penting. Dia merasa hanya orang biasa saja, hanya dia merasa aneh saja, mengapa
raganya ini gampang sekali terpapar energi alam. Dia sering sakit, mudah sekali
dimasuki makhluk siluman. Dia sempat dimasuki siluman ular, sehingga dibawa berobat ke Sukabumi.
Semenjak itu dia dirundung sakit yang terus menerus silih berganti,
raganya begitu tersiksa. Karena sakitnya ini dia tidak mampu bekerja selama
bertahun-tahun. Mimpi demi mimpi silih berganti menghantui dirinya. Begitu
hebat paparan energi yang terus menerus merasuki dirinya, sehingga jika tidak
jeli kita melihatnya, orang akan salah menyebutnya sebagai ‘orang gila’. Ilapat
mimpinya benar-benar membuatnya gila. Kedatangan Senopati yang begitu nyata,
dan juga rangkain-rangkaian di dalam
mimpinya itu semakin membuat penyakitnya bertambah. Namun dia semakin yakin
bahwak mimpinya bukan sekedar mimpi, mimpi tersebut pasti bermakna. Oleh karena
itu dia berusaha mencari tempat tinggal Mas Thole.
Dan begitu sampai di rumah
Mas Thole, dia semakin terperanjat mendapati bahwa Senopati yang datang di alam
mimpinya itu adalah Mas Thole sendiri. Foto keluarga diruang tamu, membuat
dirinya terbelalak tidak percaya. Berkali-kali dia bicara sendiri, sehingga
menakutkan istri Mas Thole. HTingkah laku Udin, semakin menambah kebingungan istri Mas Thole. Dia mundar mandir dengan tingkah aneh, bicara sendiri, mencercau tidak karuan, kadang bengong. Rambut gondrong dan penampilannya yang acak-acakan, membuat istri Mas Thole kebingungan. Apalagi dia tidak mau duduk di kursi. Mengelosoh saja di pelataran depan rumah Mas Thole. Mas Thole yang saat itu masih bekerja di kantor
segera saja di panggilnya. Sayang kebetulan Mas Thole sedang menghadiri pertemuan dengan client nya, hingga baru larut malam dia bisa pulang. Mas Thole sempat berbincang saat pulang, hingga larut malam. Sayang belum tuntas, merek aberjanji akan bertemu lagi. Keesokan harinya Mas thole berangkat ke Jatinangor sementara Udin ke tempat sahabatnya di Cibitung. Janjian lagi di minggu kemarin ini.
Itulah awalanya, mengapa kemudian Mas Thole harus cepat pulang, sebelum dhuhur Mas Thole sudah sampai di rumah
terlebih dahulu. Sebab selain Udin, Mas Thole juga mengundang Sang Prabu,
Pambayun , dan juga Patih Nambi. Ada firasat kuat yang terlintas dihati Mas
Thole, dia perlu kehadiran merekaa. Ada amanah yang sang besar yang harus disampaiakn kepada Sang Prabu.
Bersambung…Amanah Langit Prabu Silihwangi (3)
Amanah apakah yang di bawa Udin untuk disampikankepada Sang Prabu....
wolohualam
Maha suci Allah.
BalasHapusTelah diperjalankan hamba-hambaNya
Untuk menyaksikan.
Untuk menjadi saksi keberadaanNya.
Untuk diperlihatkan kekuasaanNya
Untuk ditunjukkan keagunganNya..
Agar mereka tunduk dan bersujud..
Agar mereka mengagungkan Allah..
Dan bila telah diperlihatkan kpd mereka
Bukti-bukti kekuasaanNya..
Kesadaran mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri
Mata lahir mereka tak mendustakan
Mata bathin mereka tak mendustakan..
Mereka telah menjadi saksi sejati
Bagi diri mereka sendiri
Merekalah saksi sejati (syahid)
Atas bukti dan tanda kekuasaan Allah
Pada diri mereka sendiri..
Dan apakah ketika semua bukti ini telah diperlihatkan mereka tak percaya?
Dengan bukti apa lagi yg membuat mereka percaya
Agar mau tunduk datang dengan tulus ikhlas berserah diri kepadaNya?...
Apakah ini nyata?
BalasHapusBagian manakah yang tidak nyata ?
BalasHapusApakah kebetulan bisa disebut kebetulan jika selalu terjadi? Mampukah menceritakan kisah spt semua kisah yg ada di blog ini jika hanya sebuah karangan?
BalasHapusMugi rahayu kang tinemu sedaya mawon ingkang sami "mangertosi", nuwun.
BalasHapusBUMI miliknya siapa???
BalasHapuskok pakek perlu minta ijin dulu klo mau lewat,misal lewat depan masjid(rumahNYA) perlukah ijin pada sang ilahi ?
Ya, ucapakanlah salam, "Assalamualaikum warohmatulloh hiwabarokatuh". Semoga keselamatan atasmu, wahai hamba Allah. Begitulah umat Islam diajarkan.
BalasHapussalam
Assalamualaikum waroh matullohi wabarokatuh...
BalasHapusDiriQ bagaikan harimau sumatra yg tlh menemukan sang penakluk jiwa...
Sungguh tak dpt kupahami dengan akal pikiranq...
Hanya pertanyaan yg ada d benakQ...
Mengapa bgni..??? Mengapa begitu...???
Hnya hati yg mampu mengatakan,,, tak ada istilah kebetulan...
Semua sdh ada yg merencanakan...
Slm sejahtera smuanya
Alif lam mim...
BalasHapusSaudaraku sabranglor...
Tak kau fahamikah makna sebelum menjadi kata..
Itulah sang rasa dan itulah jiwa...
Coba dekati Dia sang maha dekat yg meliputi diri kita ...
Dialah Tuhan... dia menyebut dirinya ALLAH...
Coba dekati Dia sebelum menjadi nama
Ketika masih menjadi lambang Ali Lam Lam Ha...
Coba rasakan keberadaanNya
Coba rasakan kasih sayangNya
Coba rasakan pesan-pesanNya
Coba rasakan ketika kita telah selesai dgNya
Selesai melaksanakan tugas suci kita
Melakukan kewajiban yg hanya khusus
Diketahui diri sendiri
Dan itulah yg disebut menaklukkan jiwa..
Maka akan mampu membaca arti simbol
Alif sebelum menjadi apa-apa
Mula buka segala sesuatu
Membaca lam universe alam semesta lauh mahfuz dalam keterbatasan dan hikmah
Yg diperbolehkan untuk kita mungkin hanya
Setetes makna kehidupan
Dan Ha...kesadaran alam (i)...
KAMI atau alam atau simbol Alif Lam Mim (baca: ALAM)
Memberitakan berita sang Alif kepada Mim
Tentang keadaan Lam
Kesadaran mim (manusia)
Agar mampu menjadi suri tauladan
Berbudi pekerti luhur
Sidiq amanah tablig fathonah yg sebenarnya
Yg dilambangkan dengan nun
Yaitu kalam-kalam suci Al Quran...
Dan cobalah mengapung bersama
Alam (alif lam mim)
Dalam samudra induk Al Quran
Semua ayat yg menuju akhir ayat mim dan nun di Al Fathehah..
Rasakan saat menuju arah kesadaran mim
Dalam setiap ayat yg berakhiran mim
Dan rasakan keadaan jiwa saat mengapung
Dalam ayat yg berakhiran nun
Semua ayat ini
Kesadaran mim harus menuju Alif Lam Lam Ha
Dan dalam realitas posisi nun
Akan dirasakan sebagaimana rasa dalam setiap ayat yg berakhiran nun...
Sehingga setelah selesai...
Maka masuki sebuah kesadaran baru
Kesadaran by pass...
Kesadaran langsung
Yg memventuk jaringan
Alif dengan Mim terbentuk Nun.
A M N
Alif ..Mim .. Nun
AMIN
Amin..
Dan ini hanyalah simbol
Simbol rasa
Simbol jiwa
Lambang
Atau logo
Sebagaimana simbol atau rumus
Dalam Fisika... E=mc2 ... yg penuh makna luar biasa atau F=ma..
Atau lambang Garuda Pancasila.. atau lambang perusahaan..
Atau simbol-simbol makna yg betebaran
Dalam kearifan lokal bangsa kita...
Simbol-simbol itu tak berguna
Tak bermakna apapun bg yg tdk tertarik..
Dan hanya yg terpilih
Dan hanya yg terpanggil memaknai simbol tersebut
Meyakini dan menetapi maknanya
Yg mampu berada dan bersatu dg kearifan makna...
Maka galilah
Simbol yg ada dalam jiwamu
Karena di dadamu
Tersimpan simbol-simbol
ALIF LAM MIM
yg menanti dirimu memasukinya
Dan mohon maaf yg sebesar-besarnya
Bila terkesan mengajari dan menggurui.
Sungguh aku tak mampu menolak
Untuk mengirim pesan ini
Bila kutolak
Maka kurasakan bara api yg membakar dadaku
Hanya dengan memohon ampunanNya
Dan memohon maafmu
Sungguh..
Aku hanyalah sekedar nenuliskannya semata
Bila tidak benar
Adalah karena kebodohanku
Membaca pesan itu
Bila ada kebaikan
Maka semua itu bukanlah aku
Karena aku hanyalah tukang pos
Atau pengantar pesan semata
Dan aku sudah bersyukur
Bila Majikanku... Rajaku.. Tuhanku.. Pemilikku
Yaitu Allah melimpahkan kasih sayangNys
Dan rahmat untukku...
Salam sejahteraku untukmu
Salam sejahteraku untuk semua saudaraku
Yang membaca pesan ini..
Dan kumohon maafku
Atas kelancanganku...
Dengan iringan syukur... tetima kasih..
Serta unhkapan kasih yg keluar dari lubuk hati...
Kidung Alam
Seuntai pesan untuk saudaraku sang sabranglor...
BalasHapusTolong maafkan kelancanganku...
Menyampaikan pesan untukmu..
Pesan yg terkandung dalam Al Fathehah..
Agar jiwamu tenang..
Maafkan kelancanganku..yg telah berani mengirimkan pesan untukmu..
Karena ini sebetulnya untuk kepentinganku
Bila pesan itu tak kusampaikan
Maka terasa terbakar jiwa ini.. resah..dan panas.. sempit.
Terserah dirimu..
Apakah diterima ataukah dicampakkan
Tugasku hanya sampai disini
Mengantarkan pesan dan selesai...
Salam
asslmkm wrwb...
BalasHapusKidung alam saudaraQ...
Subhanallah walhamdulillah walailaha illallah wallahu akbar wala haula wala Quwwata illah billahil aliyil adzim...
Terimakasih atas pesan maupun wejangan yg kau sampaikan...
Insyaa allah Q akan berusaha meresapi setiap pesan maupun wejangan yg tlah kau sampaikan...
Slm sejahtera kidung alam saudaraQ...
tulisan yg dtang dari kekacauan pikiran.....
BalasHapusTerima kasih sudah membacanya...
Hapussalam
Bershabarlah..
HapusTelah dikisahkan dalam Al Quran.. setiap yg menyampaikan sebuah berita langit yg datangnya bukan karena keinginan hawa nafsu. Maka akibatnya bagi yg menyampaikan akan dianggap orang gila. Inilah ketetapan Tuhan.
Bershabarlah kepada mereka yg belum siap. Mungkin suatu saat nanti mereka justru menjadi penunjang yg tangguh.
Sampaikan salam dg santun..
Doakan mereka..
Berikan doa terbaik kpd mereka..
Dg hati dan emphaty dan kelembutan hati
Dalam kalimat pilihan terbaik dan santun..
Mereka yg menganggapmu kurang fikir. Kacau fikiran atau gila.
Itulah ketetapan Tuhanmu.. beginilah keadaan sang penyampai..
Al Quran menyampaikan pesan serupa..
Sungguh temanmu itu bukan orang gila..
Demikian permisalan Al Quran..
Biarlah dirimu sendiri menjadi saksi
Bahwa engkau tidak gila..
Dan Tuhanmu menjadi saksi
Atas apa yg ada dalam hatimu..
Sampaikan salamku untukmu
Dan untuk mereka semua..
Dan kukabarkan..
Bahwa engkau hanya mengajak
Untuk menuju Tuhan saja..
Kepadamu semua
Janganlah melampaui batas
Sungguh siksa Tuhanmu
Itu sangat pedih
Bila engkau sadar...
Dan Tuhanmu maha pengampun
Dia mengampuni sebagian besar dari dosamu
Dialah yang Maha Pengasih
Dan Dialah yang Maha Penyayang...
Janganlah melampaui batas kepada sesamamu yg menyampaikan ajakan menuju Tuhan..
Dia tak merugikanmu sama sekali
Dan temanmu ini tidak kurang akal. Tidak gila...
Maka marilah sama-sama
Kita bersatu dalam satu kata..
Berserah diri kepada Tuhan.
BerIslam
Janganlah menyimpang
Dan berjalan lurus menuju Tuhan...
Salam sejahtera.
Saudaraku semua..
BalasHapusTetaplah teguh dalam keyakinan
Kepada Dia sang Pemilik jiwa.
Penguasa Alam semesta...
Tautkan hati..akal.. dan alam..
Kepada sang maha perencana..
Ketika bersatu dan harmoni
Maka tersibaklah cahaya
Visi diri dalam takdirNya...
Teguhlah saudaraku..
Akan banyak cemooh..
Akan ada caci maki dan ketidakpercayaan..
Al Quran telah memberitakan
Dengan lugas jelas dan nyata
Ketika berita Kami disampaikan
Maka mereka semua akan menganggap sebagai dongeng belaka..
Sedangkan ayat Al Quran pun dianggap dongengan pengantar tidur
Tulisan orang kacau fikiran dan hawa nafsu
Apalagi yg berita seperti ini saja..
Teguhlah..
Seandainyapun ada yg melihat kebenaran...
Maka merekapun hanya melihat sebagai kumpulan syair belaka..
Dan bilamana ada hikmah
Maka akan dianggap sebagai sihir
Atau semacam paranormal..
Demikianlah berita Al Quran
Yang akan selalu up to date
Ketika berita spt ini diberitakan..
Maka bersiaplah saja
Untuk disebut sebagai pendongeng
Atau penyair
Atau sebagai paranormal...
Karena hukum ini tetap akan berlaku
Sampai akhir zaman...
Terima saja bila ingin menetapi jalan ini
Atau berhentilah
Bila tak sanggup lagi..
Tuhanmu tidak akan mengujimu
Melampaui batas kemampuanmu..
Salamku untukmu saudaraku
Ketika ada yg mencemoohkanmu
Memakimu dan menolakmu
Maka ucapkan saja salam damai
Kepada mereka
Karena mereka tidak tahu...
Padahal kau hanya menginginkan
Agar mereka merasakan kebahagiaan
Dalam kasih sayang Tuhan
Dan kau tak mengharapkan keuntungan
Dari apa yg kau sampaikan..
Namun tetap saja mereka akan mencelamu..
Sekali lagi ucapkan
Salam sejahtera
Ucapkan salam dalam kasih sayang Tuhan
Seluruh alam...
Dan kembalikan semua urusan kepadaNya
Doaku untukmu saudaraku
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudan..
Dan yang akhir lebih baik dr permulaan.
Kidung alam
Allah hu akbar..
HapusUntaian bait kalimatpun, mengoyak jiwa yang ringkih ini. Menampar segala ego dan keinginan. Sungguh, nelangsa jiwa ini. SUngguh bahagia sukma ini. Engkaulah saudara, engkaulah Guru, engkaulah sahabat, engkaulah kekasih, engkaulah penghantar kalimat penyejuk. Semoga Allah senantias merahmatimu. Semoga salam keselamatan atasmu. Semoga diri ini, mampu memaknai satu persatu kejadian, dalam rangka menambah iman dan keyakinan dalam menuju jalan-jalan-Nya.
Amin...3x
salam
Setiap kita akan di uji dan dicoba dengan cara yang berbeda-beda. Semua telah ditulis dengan sempurna oleh Sang Maha pencipta. bersabar... menetapi takdir-takdir_Nya. Bersihkan hati.. Kuatkan hati... Salam..
BalasHapusasslmkm wrwb...
BalasHapusKpd sang anonim mhn maaf klo tulisan ini bkn dari kekacauan pikiran...
Tp benar adanya...inilh kisahQ .,Q menyaksikan dgn mata Q sendiri...
Q datang dari sebrang(belitoeng/provinsi kepulauan Bangka-Belitoeng)
Q tak mengenal sang penulis maupun nama2 yg ditulis dsni...
Tp wajah2 mereka ada dlm stiap mimpiQ...
Siapa orangnya yg tak akan terkejut/terpana.,melihat orang yg ada dstiap mimpinya ada di hadapanya(nyata)...
PerjuanganQ ke jakarta pun tdklh mudah...
Tiba2 sluruh tubuhQ lumpuh total...sampai2 ibuku ,adik perempuanQ,serta sepupuQ ,kalang kabut/panik...
Dia menyuruhQ istighfar maupun menyebut asma allah...tp ttp saja Q tak berdaya...sampai2 denyut nadiQ hilang(ibuku ,adikQ serta sepupuQ yg menyaksikan)...
Tp dlm hati yg paling dalam Q memohon kepada allah...yaa allah walaupun jiwa dan ragaQ hancur sekalipun...Q akan smpaikan amanat ini...apapun yg terjadi Q ikhlas yaa allah...
Lahaula walaQuwwata illah billahil aliyil adzim...
Akhirnya tubuhQ dpt bergerak walaupun teramat sakit maupun berat...
Allhmdllh Q bsa smpai kejakarta...
Hingga bertemu penulis blog ini maupun nama2 yg tertulis dsni...
Sekali lagi mohon maaf kpd tnpa nama yg tdk mempercayai tulisan ini itu hak anda...
Tapi Q yakin dan percaya allah sdh mengatur smuanya...
Tak ada kebetulan maupun krna kekacauan pikiran sang penulis...
Ini nyata adanya karna diriQ sendiri yg menyaksikan maupun mengalami sendiri...
Salam sejahtera untukmu...
Saudaraku sabranglor.
BalasHapusAnda saksi sejati atas kisah ini.
Walaupun berjuta orang mendustakan
Mengingkari dan tak percaya
Tapi anda akan tetap teguh..
Teguh .. teguh atas persaksian..
Alhamdulillah..
...
Alhamdulillah
bisakah saya menghubungi penulis blog ini
BalasHapussilahkan hubungi
Hapusutomo.arief66@gmail.com