Kisah Spiritual, Demi Pohon Kesadaran
Pucuk-pucuk pinus seperti berebut
Bergesek berdesak, berjalin tangan
Ranting kering luruh adalah nyanyian
Selaksa puisi bergayut di dahan
leburlah di sini
Kini tinggal menunggu
(Senandung Pucuk Pinus by Ebiet G Ade)
Bila kisah ini sebagaimana nyanyian, bila khabar ini sebagaimana lamunan. Sungguh ingin rahsanya
kesana. Mengalihkan sebongkah rahsa yang merejam di dada, di ulu hati, dipinggang
kanan dan kiri. Bahkan sekarang menjalar di seluruh tubuh ini. Pening di kepala
membuat dirinya tak mampu sujud, flu yang menderanya membuatnya sulit
beraktifitas. Seluruh sendirinya teraliri hawa yang tak diketahuinya. Hawa yang
kadang mengunci, membekap, dan bahkan menarik dirinya ke dalam lubang hitam kesadaran.
Pekat, gelap dan kesenyapan semata. Situasi
dan kondisi alam kesadaran termanifestasi di raga Mas Thole. Sudahlah,
janganlahbertanya lagi bagaimana rahsanya.
Seluruh mimpi-mimpi
telah dia beli. Tak ada tawar menawar lagi. Mimpi tentang negri, mimpi tentang
surgawi. Mimpi tentang illahi. Bahkan mimpi tentang keberadaan manusia yang
terjebak di alam dimensi para siluman. Mimpi yang memburu kemana para kesatria.
Mimpi yang menyambangi malam-malam Pambayun, mimpi yang telah dengan apik
memotret alam nyata. Dimana alam ini dinafikan saja, dianggap tidak ada, yaitu
alam dimana manusia dengan suka cita menjual nyawa demi harta-harta dunia.
Lantas, untuk urusan apakah Pambayun datang kea lam-alam disana ?. Apakah
dirinya tidak meyakini adanya ‘tumbal’. Bagaimana manusia dengan pongahnya
menjual ayat-ayat Allah dengan sihir. Inilah cuplikan berita Pambayun, agar
menjadi peringatan bagi kita semua. Bahwa dimensi itu ada. Dimensi mereka
itulah yang saat sekarang menjadi lawan-lawan, kesadaran para kesatria. Pambayun dalam mimpinya datang ke dimensi ini, berikut SMS nya.
“Gdnya
bertingkat mewah tp isinya org2 spt pasien RS. Malam hari mrk pesta pora, tp
paginya lemes ky orang mabuk dan
bersimbah darah habis dirajam, bolong2 badannya. Ada sekumpulan cewek cantik2
tp lemes ky kehabisan nafas. Mereka diserok (diambil-pen) pakai serokan sampah,
megap2. Sy mau turun pakai lift tp nyata d dlm lift ada yang diiket dan disksa.
Akhirnya saya turun lwt tangga. Waktu jalan kaki sy nginjek selang isinya
darah. Orang yang pakai selang panjang it uterus marah2 . Sy nyebut asma Allah
terus bicara ke dia tp malah dia ketus sambil melengos. Hiiii…..arrrrrghhhhh!.
Pemandangan horo begitu. Hatri ini jadi pusing dan diare…hiks.!”.
Itulah
khabar dari Pambayun. Mas Thole hanya menghela nafas. Pertarungan kesadaran
atas rencana kedatangan Ki Ageng dan anaknya. Telah menembus ke alam-alam
siluman. Alam yang menjadi tempat singgah berikutnya bagi manusia yang sirik
kepada Allah dan juga manusia yang menjual ayat-ayat Allah dengan sihir. Mereka
bekerja sama menjalankan sihir, untuk pesugihan, dan kesesatan-kesesatan lainnya.
Astagfirulloh…Mimpi yang sangat nyata bagi Pambayun. Bagaimana keadaan orang
yang telah menjual diri mereka kepada siluman.
Mereka tidaklah mati, mereka
tetap hidup hanya beda dimensinya saja. Kita sering mengabaikan fakta-fakta
ini. Kita beranggapan setelah mati akan langsung masuk surge, atau langsung
mendapatkan tempat di alam kubur. Sesungguhnya tidaklah begitu. Raga mansuia
hanyalah semisal mobil saja, jika kita merusaknya, jika kita menjualnya. Maka
kita sendiri yang rugi tidak memiliki kendaraan untuk berada didimensi manusia.
Jiwa kita belum saat ajalnya. Maka diri kita ibarat sopir yang tidak memiliki
kendaraan lagi. Betapa berbahayanya keadaan diri kita. Ibarat keong yang
kehilangan rumahnya. Kesana kemari dia akan dengan mudahnya disakiti siapa
saja. Sayang jikalau belum saatnya ajal, dia tetap tidak akan di masukan ke alam kubur. Disanapun masih ada siksa lainnya. Duh.,ya Allah, mengapa manusia
mau menyiksa diri mereka sendiri ?.
+++
Hambatan
yang dirasakan Ki Ageng disana, adalah sebagaimana kesakitan yang terus dialami
Mas Thole, beberapa hari ini. Energi-energi yang saling bertubrukan. Energi
yang saling menyerang. Situasi peperangan yang tak terkendali sehingga banyak
energi yang justru, kadang berbenturan dengan kawan sendiri. Bagaimana keadaan para kesatria dalam situasi
ini, adalah sebagaimana cuplikan SMS berikut ini. Perbincangan Ki Ageng dengan
Mas Thole, dimana Mas Thole hanya satu dua SMS saja menanggapi, sebab jika
diikuti energi meerka bisa saling berbenturan. Lintasan hati sedikit saja dari
salah satunya, mampu dirasakan oleh yang lainnya. Begitu juga saat lintasan
hati Mas Thole seperti inginmemberikan masukan, lantas Ki Ageng tersungkur,
seperti mendapat serangan hebat yang mematikan sel tubuhnya. Beriukut
petikannya ;
“Prosesi kesadaran
selanjutnya adalah di tgl 12. 12... setiap tahunnya. Semoga di tahun 2045.
Nusantara baru sdh terbentuk. Semoga.
Bukan hal kebetulan
kami dipaksa pulang di tgl ini. Namun sungguh rintangan yg menghambat
perjalanan ini juga tdk main-main. Karena kepulangan kali ini bersama kesadaran
suci. Kesadaran baru di dalam diri He. Semoga selamat
Krn yg akan menghadang
cukup banyak. Salam.
Entah untuk apa dan
untuk siapa kisah ini. Kisah ini di suatu masa di masa nanti akan menjadi
sebuah legenda baru di nusantara. Mulailah menetapi jalan. Mulai berhati-hati.
Setiap jalan adalah ranjau. Belum ada kepastian dan juga tidak ada ketidak pastian
masa depan. Inilah yg dipesankan untuk He di kertas fortune cookies.
Proses pensucian air
dg 7 kesucian telah kamu lakukan. Sebuah simbol telah dijalankan. Proses
mensucikan udara adalah tugas kedatangan kami.
Prosesi ini adalah dg
simbol penanaman pohon. Kamu adalah akhli pertanian. Gunakan akal dan
pengetahuan yg ada. Pilih tanaman asli Indonesia yg menyerap energy dan
mengembalikan. He istilahkan tanaman pre historic. Native tree. Tanaman asli yg
menjaga kelangsungan tanah air.
Tentukan lokasi dg
akal dan ilmu pengetahuan Pertanian yg dimiliki. Lalu kami gunakan spiritual
daya dan energy kasih sayang untuk menumbuhkan benih. Air telah disucikan.
Saatnya tumbuh tunas dg akal dan spiritual.
Kita akan diskusikan. He
menjelaskan banyak ciri-cirinya. Sayang saya tdk faham
Prisipnya. Untuk
menjadi rainforest we have to plan tree. The tree of rain forest.
Harus menanam
pohonnya. Itulah tugas kami. Itulah tujuan utama kedatangan kami. Mewujudkan
realitas dari yg gaib. Dari benih memunculkan di alam realitas. Bantu kami. Dg
akal dan pengetahuan. Tdk bisa hanya dg spiritual katanya. Kuncinya ada di
spiritual dan realitas. Ilmu pertanian menjadi kunci. Demikian pesannya.
Alhamdulillah pesan mampu disampaikan dan semoga menambah keyakinan bahwa KAMI
yg tengah mengatur.
Maaf. Badan. Mendadak
ngga karuan stlh pesan disampaikan. Jangan dibalas dulu. Renungkan.”
“Kehendak yg mendahului Kehendakku, kehendak Kami , kehendak
Nya, terinternalize dlm keyakinan diri. Bgtlah makna ridho. Insyasaallah, dlm
posisi ini menjadi jelas. Ada kekuatsn NUN dsn.” (Mas Thole)
“Balas nanti siang
selepas sholat dhuhur. Maaf.
Tulis balasan sehabis
sholat dhuhur. Maaf saya tdk tahu mengapa. Sekali lg maaf.”
“Iya maaf, itu file
tersimpan yg ga ke krm krn ga ada pulsa” (Mas Thole)
“Tak apa. Energy
disitu membuat saya beku. Badan sakit. Kepala sakit. Ingat. Proses Belajar
Mengajar. Kaidah belajar mengajar. Energy yg mengajar ini akan membuat kami
disini terbelenggu. Dan tdk bisa apa-apa. Tunggu saatnya untuk kembali
mengajar. Masing-masing ada waktunya. Dan gilirannya. Bila tdk difahami ini
maka kita akan bertarung sendiri. Membuang energy percuma. Hati'hati dg lintasan
hati.
Maaf ya .. TADI.
lingkaran energy yg saya sampaikan. Saya tdk sanggup menahan kalimatnya. Maaf
benar-benar maaf.
Saat ini tetapi
keadaan diri menerima pengajaran. Dan kabarkan saja hasil pembelajaran. Kalau
tdk ingin membelenggu kami disini dg bekunya air es yg membuat kami mati.
Perhatikan lintasan hati. Kami merasakan disini. Membuat kami tdk sanggup
bernafas.”
“Kami yg disini yg alpa
dan lupa..
Subhanalloh, smg Allah
mengampuni lintasan hati Kami dsn. MAAFKAN atas khilaf dan salahku. Smg rahmat
Allah atasmu, amin 3x ya robb” (Mas Thole)
“Alhamdulillah. Terima kasih.
Salam dari KAMI.
Dan maafkan aku. Saudaramu yg hanya
menyampaikan itu.
Dan percayalah.. itu hanya menyampaikan
semata.
Dan realitasnya. Badan
terasa tdk karuan.”
“Alhamdullah.. sdh 99% normal dan bisa beraktivitas."
“Amin 3x..ya robb,
Engkau kabulkan doa hambaMu yg hina ini. Terima ksh ya Allah..” (Mas Thole)
"Tlng bantu doa dan
energy. Proses keberangkatan He sungguh tdk mudah. Tdk masuk di akal. Mereka
minta surat keterangan kematian untuk mempercepat prosesnya.”
For more info:
www.vodafone.com.au
+++
Begitulah
keadaan mereka kemarin ini (11/12). Peperangan yang tak kasat mata, hanya rahsa
di jiwa yang berimbas ke raga demikian nyata. Mereka seperti benar-benar harus berperang
dengan para siluman. Meski masing-masing
dalam kesibukan sehari-hari namun kesadaran mereka terus memasuki
dimensi-dimensi yang tak kasat mata. Dimensi kesadaran yang mengusai raga-raga
mansuia. Terpampang dengn jelas dimana titik-titiknya. Sampai sore masih dalam
keadaan sibuk bekerja. Hingga entah sebab apa Mas Thole harus bertemu dnegan
Sang Prabu untuk suatu urusan. Mulai saat itulah, tiba-tiba jiwa dan raga Mas
Thole seperti dihajar oleh sebuah truk. Rahsanya seperti hancur berantakan.
Namun saat itu Mas Thole tidak begitu paham sebab apanya.
Sampai
saat dirinya pulang dari rumah Sang Prabu, badanya bertambah sakit luar biasa,
kesadarannya hilang dan timbul. Di kereta commuter line dia tertidur pulas
hingga harus dibangunkan petugas kereta. Masih belum cukup, saat dia mau naik
angkot pulang ke rumah, dia naik angkot yang salah. Keadaan sudah malam, dia
terbangun entah di mana. Kebingungan menyergapnya. Perlahan dia menarik nafas
menenangkan diri. Setelah mampu menguasai kesadarannya, dia mampu mengingat
kembali. Mau tidak mau dia harus balik ke tempat semula. Hampir jam 12 malam
dia sampai di rumah, tanpa melepaskan baju, dia menggelosoh saja di lantai
saking tak kuatnya menahan beban tubuh dan rahsa lemas di jiwa.
Ada
apakah ini ?. Sampai saat sekarang kisah ini dituliskan, Mas Thole masih
meraba-raba kenapa bisa sedemikian hebat kejadiannya. Lintasan hatinya kepada
Ki Ageng sampai membuat Ki Ageng tersungkur kesakitan dan hampir mati. Dan malamnya
hal yang sama terjadi dengan dirinya saat datang ke rumah Sang Prabu. Seperti ada ‘blocking’
energy dari Sang Prabu yang hampir saja membunuhnya. Mengapa energy Sang Prabu
nyaris tidak bisa dikenalinya. Mengapa energy Sang Prabu seperti mau membunuhnya ?. Ugh ..!. Hal yang sama terjadi kepada Ki Ageng. Energy Mas Thole hampir saja membunuh Ki
Ageng. Jikalau saja Mas Thole tidak segera memohon ampunan atas kilasan hati
yang tidak pernah diketahuinya berupa apa. Maka mungkin saja siksaan yang dialami Ki Ageng
akan terus berlangsung, mungkin akan berhari-hari. Mengapakah energi para
kesatria seperti dibentur-benturkan ?. Sungguh ini sebuah mistery. Mengapakah para kesatria bertarung sendiri ?.
+++
+++
Demi kesadaran
Demi keyakinan
Demi sebuah negri
Demi elegi esok pagi
Kami semua menjalani
Bukan untuk dipuji
semua menyoal sebuah 'jatidiri'
DEMI POHON KESADARAN ILLAHI
diatas bumi nusantara ini
diatas bumi nusantara ini
+++
Langit hitam, nadi terkulai merambahi
sukma. Jika langit jadi terluka.
Nantikan saja disini, dikelamnya hati
Akan terus dinanti dan dinanti lagi
Meski para kesatria tak mampu bangkit
lagi
Meski darah telah membajiri hati
Meski jantung tiada berbilik lagi
Namun kami semua tetap dalam
keyakinan diri
“Inama amruhu idza arodha sai an ayya
kulalahu KUN FA YA KUN “
Wolohualam
Setelah perjuangan yg cukup melelahkan. Akhirnya sekarang tengah menunggu memasuki pesawat GARUDA. Sebuah burung mitologi. Seekor burung spiritual. Kendaraan para Dewa.
BalasHapusDemikianlah permisalan simbol dan lambang.
Di masa sekarang kita bisa meyakini
Bahwa yg menerbangkan kita adalah sebuah pesawat.
Coba bayangkan bila kisah ini dikisahkan
Seratus tahun lalu...
Bisa dibayangkan keadaan masyarakat
Yg mendengar kisahku
Pastilah aku dianggap seorang sakti mandraguna..
Seorang linuwih yg mengendarai burung suci..
Berita yg sama yg dikabarkan
Bukan pada masanya akan mengakibatkan
Banyak persepsi
Ada yg tidak percaya
Afa yg justru akan memuja..
..
Namun bila tepat pada masanya
Semua akan menerima dengan wajar saja..
Suatu saat nanti
Ketika berita dalam kisah ini telah terjadi
Maka demikian pula keadaannya
Semua orang akan merasa wajar
Dan menganggap biasa
Dan merasa memang aeharusnya
Inilah yg terjadi..
Demikianlah
Simbol GARUDA
Memaknai realitas
Nemaknai gaib...
Dalam dimensi..
Aku hanya berkata...
Aku terbang dengan GARUDA
Kembali ke tanah air..
Saat ini tengah menunggu
Subhanallooh, semoga Allah menguatkan kita menjadi saksi yang bisa menyaksikan semua skenarioNYA, sekaligus menjadi pelaku yang diperankan sesuai skenarioNYA. sungguh berat menyatukan peran saksi dan pelaku sekaligus....menjadi jihad bagi para Ksatria. Semoga Allah menguatkan mereka. Amiin
BalasHapusaku hanya menjalani pekerjaan ibu rumah tangga, tapi ada apa dengan semua ini?...aku dikelilingi banyak orang tapi aku merasa sendiri dan terasing...
BalasHapusMas Arif... bisa menjelaskan apa arti dari semua ini.....
Silahkan ke emailsaja bu, budiutomo.arif@rocketmail.com
Hapussalam
katanya nanam pohon,siram pake air prawitasari biar cepat berbuah ntar kalo berbuah gue minta yaa !!!
BalasHapusApakah anda tidak merasakan bahwa saat ini anda tengah memetik buah itu?.
HapusBuah itu tergantung persepsi anda..
Bisa jadi menjadi pahit getir dan menimbulkan sengsara..
Tapi bisa jadi manis nikmat dan enak luar biasa..
Dan bisa juga menjadi cemooh..
Sinis..meremehkan dan melecehkan..
Apapun adanya rasa buah itu..
Saya yakin anda tengah menikmati buah tersebut..
Sehingga anda menyempatkan diri
Menuliskan pesan dan kesan anda disini..
Silahkan dirasakan..
Manis asin.
Pahit..
Enak.. nikmat
Anda yang merasakan
Salam hangat
@anonim: waduhhh..kl komen mbok ya yg enak gitu lhoh mas...kesannya kok menyepelekan ya. kl pohonnya berbuah besar2 tp ngasih ke si masnya jatoh dr pohon kena badan situ kan ga enak juga tho....
Hapus