Kisah Spiritual, Cahaya Tak Bertulang (dari Perjalanan ke Barat 4)



                                                                                  

Cahaya tak bertulang. Semburatnya pendar terangi hati. Fatamorgana mati hingga nanti. Duh, pemuja hati. Geriapnya seperti piring pecah di kali. Menusuki jiwa ini. Siapakah yang mampu memaknai, jika nafsu menang sendiri menyelinap lagi. Kesadaran nusantara, kesadaran sebuah hati. Kepada siapakah niat mereka hakiki. Jika bukan kepada ilahi robi. Pasti terbukti bagaimana kejadiannya dikemudian hari. Kepada anak keturunannya tertera pasti, dikelahiran berikutnya. Anak cucu menjadi dilibas lara hati yang tak pernah dimengerti. Dan manusia kemudian menyebutnya sebagai karma. Sesungguhnya mereka manusia  mengetahui keberadaan leluhurnya dari jejak-jejak kesadaran mengenali melalui  rahsa yang tertinggal alam.

Selubung hijab, ingin rasanya disingkap. Jika bukan karena kepatuhan alam, sudah pasti aib semua manusia akan dibongkar.  Siapakah Panembahan Senopati, siapakah Juru Mertani, dan  Nyi Roro Kidul, dan siapakah tokoh-tokoh di nusantara lainnya  ini. Karena merekalah kesadaran Jawa ter-marginalkan. Dalam sesembahan semu dan misteri. Jejak mereka tertinggal di alam. Gempuran rahsa di badan menandai atas diri mereka itu. dan yakinlah bahwa mereka sudah terlahir ke dunia. Lantas  bagaimanakah kiprah mereka di mayapada selanjutnya ?.

Bagaimana energy kesadaran sang Panembahan, dan bagaimanakah energy kesadaran Ki Juru Mertani, dan juga bagaimana energy kesadaran sang Ratu Kidul. Siapakah manusia yang akan mau menguji ?. Memastikan keadaan sejati. Jika sudah diuji, maka dengan keyakinan itu, mereka akan mengenali hakekat sebuah hati. Sesungguhya kemanakah tokoh-tokoh ini melabuhkan hati ?. Kemanakah mereka serahkan jiwa dan raganya. kepada Allah ataukah kepada selain Allah. Lihat saja puaknya sudah berjejal di semesta alam. Mendidih dan memiriskan, menindih suara angin.

Diskusi panjang Mas Thole terus dilakukan dengan sosok didalam tubuh sang Putri Sriwijaya diraga terkininya, ya..dengan sosok yang disebut Ibunda. Maka kisah kali ini hanyalah copas rangkaian SMS sepanjang hari. Diskusi Mas Thole dengan Ibunda (Putri Sriwijaya), akan disajikan dalam episode tulisan kali ini. Diskusi sepanjang perjalanan ke barat menuju kota Sumenep.

Ibunda             : Hehe.. Sy berpikir, mgkin krn energi kita smua sudah menyatu dgn alam, jd tdk bgt berpengaruh, kecuali kalo energy dr luar yg datang, mngkin sdkt lbh rentan.. Begitukah mas?  

Mas Thole: Ya ya gt deh..ikut kata alam aja

Ibunda : Hehe.. Butuh kesabaran mas, harus eling dan waspada.. Yg dihadapi Pambayun jg ga main2 toh, hrs persiapkan diri jg, menurut rasa sy, kalo ibu ratu yg sejatinya itu tdk bgt, sm sprt manusia, anak cucunyalah yg merusak smuanya.. 

Mas Thole : Memang ada kemungkinan itu, ghaib msh misteri. jadi hrs ke Allah terus..

Ibunda : Wkt prosesi sy ditempat mas  kmrn, kalo ga slh patih nambi jg blg, bahwa ibu ratu kidul jg hadir, benerkah mas? Wkt mlmny perut sy sakit itu, Sy merasa ibu ratu ada berdiri di sudut kamar, namun sy acuhkan dan hanya membathin, sy tdk mengganggu dan jgn sy diganggu, pergilah.. sy coba tdr, diantara sadar dan tidak, sy merasa ada yg memangku kepala sy, membelainya, sy merasa seperti org tua renta yg tak berdaya.. Ya, ada byk hal dan rahasia yg tdk kita ketahui, byk kesalahan yg terjadi setiap kali reinkarnasi, keraguan hati yg terus membelengu, semua harus diluruskan, kekuatan dan ketetapan hati..    Tergerak hati sy membaca perjalanan kebarat 3, mgkn benar, terkadang rasa enggan mengingat kesalahan2 masa lalu, rasa malu dihati, rasa bersalah dihati..

Mas Thole: Ya ya, realitas yg tak sm ssh keadaannya..

Ibunda : Ya mas , mngkn memang harus di uraikan satu2, bijak mengakui dan jujur pada diri sendiri, krn smua saling berkaitan, kita yg dipilih alam agar bijak menguraikannya, mengendalikannya, agar jgn terpicu amarah dan peperangan..

Mas Thole: Alhamdulillah..bgt lah, pd proporsinya, itulah harmoni, pd orkestra..suara tdk hrs sm, bgmn jk drum..semua

Ibunda : Ya mas, sy teringat pada pembelajaran di awal dulu, utk menyaksikan setiap kejadian di depan mata, hakekatnya smua karna Allah.. Pada akhirny rasa itu menjadi diantaranya.. Kosong..

Mas Thole: Hm..hm...luar biasa pemahamannya, smg Allah , meridhoi. مِّيْنَ يا رَبَّ الْعَالَمِيْن,آ
 
IbundaAlam  bergemuruh.. Tp seluruh badan seperti ada aliran listrik gt mas, penyelarasan alam pada satria2nya, gt sih katanya,  benerkah?

Mas Thole : Ya ya, komen sang prabu jg gt..mk banyak yg tepar..

Ibunda : Wah, rekan2 kita ya mas?.  Patesan dr kmrn mules mulu ya..: Tp sepertinya ada tambahan energy mas atau semacam penyempurnaan pd ketubuhan..

Mas Thole : Wah menarik, terus ada dampak gak dg yg lainya. Oh..laper kalie he ϱ"̮ϱ"̮ϱ"̮ϱ (˛).

Ibunda : Hahaha.. Biasalah mas, tuntutan lambung, drpd ngambek, ribet urusannya..Tp td mlm mulai dr magrib bathin sy sprt sdg ngomong, walau tdk intens dan terputus2 krn kesibukan raga terkini, sy sdkt marah pd penguasa laut selatan, apakah bener itu mas?  

Mas Thole : Y
a ya ya..btl..itu

Ibunda : Wah.. Ga bs ngomong sy.. Hanya Allah pemilik segalanya..Smoga Allah merestui segalanya, utk Pambayun, ttplah dlm kerendahan hati dan kesabaran, kendalikan emosi dlm menjalankan misiny nnt, agar tdk memicu kemarahan mereka, Insya Allah semua menerima dan memakluminya..

Mas Thole : Amin2, smg ya Allah

Ibunda : Sebelum ini, sy pernah mencoba mencari tahu, saat awal pencarian jati diri, setiap hari sy menyelusuri sejarah digoogle, hingga pada    satu hari sy berpasrah dan bertanya dlm hati, hingga mendapat satu pemahaman bahwa, panembahan senopati dan penguasa selatan intinya hanya ingin menjalin hubungan kerjasama, berkolaborasi utk saling menyelaraskan alam, bekerjasama slg bantu dan belajar tentang pemerintahan dan lainnya, namun pada akhirnya anak cuculah yg slh dlm menafsirkannya, kenakalan anak cucu kedua belah pihak ikut andil dlm kerusakan ini.. Wallahualam..  Hanya Allah yg tau.. Smoga smua dpt diluruskan dan kembali sujud dan bertasbih kepada Allah..

Mas Thole : Wah..perlu di klarifikasi nih. Pambayun. Bs ngamuk lg..ada yg belain panembahan n NRK.

Ibunda : Tidak membela, mencoba mengurai dan mencari simpulnya, kita hanya berusaha mencari titik temu, ga ada yg slh dan benar, smua sama2 turut andil, sang ayah jg merasa bersalah, lupa akan diri dan kondrat Illahi.. 

Mas Thole :  Benarkah Panembahan hanya dg niat itu. Hanya dia dan Allah yg tau. Kita hanya bs amati kesudahannya. Dari efek kesadaran brktnya. Hukum2Nya, apapun yg tdk di niatkan krn Allah , akan menyiksa pelakunya sendiri. Hanya dia yg tau. Kt hanya bs amati dr radiasi yg di tularkannya. Dan pamembahan hrs menerima itu. Termsuk jg NRK, sb di jg mahklukNya, tdk lepas dr itu semua. Aroma kekuasaan, cinta, harta dan tahta, mmg hrs didudukan dlm prespektif kehendak Tuhan. Kembalinya kpd niat msng2nya. Jika tdk lurus kpdNya, mk akan menerima akibatnya. Dan yg tau adalah diri mrk sendiri sendiri. Betulkah pembelaan ini murni dr hati pelakunya. Jika benar, mk tdk usahlah was2, yakinlah rencanaNya. Jika tdkh dia akan mencari pembenaran kemana2. Melebarkan pengaruhnya. Dan sebagiam besar manusia bgt. Mk hati2lah dg lintasan hati. Sangat tipis sekali. Hadapkan pd Allah utk menguji niat itu. 

Ibunda : Ya, krnnya, smua hrs bersujud dan bertasbih kepada Allah tanpa terkecuali, yg membangkang atau menolak akan mendapat azab Allah.. Dan kita harus jujur pada diri sendiri atas segala kesalahan dan kekhilafan diri dimasa lalu, bukan kah itu intinya kita kembali kedunia ini?.  Meluruskan kesesatan hati..Ya, lupa akan diri dan kodrat Illahi, itulah yg mereka tanggung saat ini.. Krn pada akhirnya ke egoan jg lah yg naik menjadi titahnya..

Mas TholeHmm..semua hrs dimulai dr diri sendiri. Hidayah milik Allah. Kt tdk punya kuasa meluruskan hati org lain. Meskipun kt hrs berupaya utk itu. Siapa kita?. Kt hanya diminta menjadi saksiNya. Hakekanya Allah yg menggerakannya. Dia yg Maha Hidup. Kita hanya berserah dlm urusanNya.

IbundaHarta, tahta dan Cinta, itulah jualah sumber malapetaka hingga skrg, krnnya harus diluruskan, Allah yg maha tau atas segala kehendakNya..

Mas Thole : Berhentilah menghakimi lainnya. Sb semua dlm scenario-Nya. Amati lintasan hati, bertasbih. dg harap kt dimasukan ke dlm gol org2 yg dicintai-Nya. Berhentilah mengeluh atas keadaan. Bulatkan tekad, hijrah kpd-Nya. Biarlah Allah yg meluruskan makhluk yg Dia ciptakan sendiri. La haula wala kuwata ila billah. Biarlah Allah yg melempar...kt hanya para penyaksi sj. Innalillahiwainnalillahiroji'un.. 

Ibunda : Hehe, sabar mas, mgkin bliau2 hanya ingin menyampaikan saja.. :)

Mas Thole : Harta, tahta, cinta, adalah instrumen alam, mrk patuh pd Tuhannya. Manusia yg salah memaknainya. Jgn menghujatnya, sb itu tanda2 awal kesyirikan. Tdk percaya atas rencanaNya, menciptakan itu semua. Kt telah buruk sangka kpd Allah. Istgfar2..lah. Sy sdg keras bicara dg beliau..!

Ibunda : Iya mas, sprtnya  mereka mulai menyadari itu, saya rasakan itu, Allah hu Akbar.. Apakah sy jd media penghubung?. 

Mas Thole : Smg Allah senantiasa membimbing hamba2Nya yg mau membuka hati. Ini menjadi pengingat diri yg sering lupa diri. Hanya semangat saling memgkhabarkan, ssm saudara sj. Tdk lah dr itu, smg, kt semua mampu, menetapi takdir2 kt sendiri. آمِّيْنَ يا رَبَّ الْعَالَمِيْن

Ibunda : Amiin ya Rab

Begitu panjang diskusi sepanjang perjalanan, menyoal  kesadaran kolektif bangsa ini. Siapakah yang benar dan salah sudah berpilin menjadi argumentasi.  Keberpihak Putri Sriwijaya bukan tanpa alasan, mengingat dirinya juga ada hubungan dengan Ratu Kidul dalam kelahiran sebelumnya. walau ini masih merupkan misteri bagi dirinya. Masalahnya adalah apakah sosok  Nyi Roro Kidul dan Ratu Kidul itu adalah sosok yang sama ?.  Maka ini harus diuraikan.  Hubungan seperti apakah itu. Mas Thole juga menyadari keadaan itu. Ada tarikan rahsa yang tak biasa anatara Ratu Sima (Ratu Boko), Putri Sriwijaya, dan Ratu Kidul. Nyi Roro Kidul, dan hubungan diri mereka dengan sosok yang menobatkan dirinya sebagai Ratu Pantai Selatan. Siapakah sesungguhnya Nyi Roro Kidul dan siapakah Ratu Kidul  ?. Apakah ini kedua sosok yang sama ?. Maka ini menjadi misteri yang tidak boleh diungkapkan disini. Maka Mas Thole paham untuk tidak mengungkapkan ini.

Nun jauh disana, di laut pantai utara, awan berebutan keadaannya. Mereka saling bertindih untuk menuju sebuah berbukitan. Mas Thole dalam perjalanan, pagi hari jam 5 pagi, kereta Kertajaya yang ditumpanginya sudah berhenti di stasiun Surabaya. Tiga orang santri yang diutus pak Kyai sudah menunggu mereka. Mas Thole dan Ki Wiroguno, patutlah berlega hati. Bersyukur kepada Allah yang telah mengirimkan penolong untuk mengantarkan mereka menuju kota Sumenep. Dia sudah membayangkan, apa jadinya jika dia harus menggunakan bus umum, semakin lama saja dia diperjalanan, meninggalkan pekerjaan kantornya.

Sesampainya di makam Asta Tinggi, segera mereka menuju makam yang tertua disana. Mas Thole bergegas masuk mencari koordinatnya. Namun dia tidak mendapatinya di rumah makam, nalurinya mengatakan ada di luar pagar tembok pemakaman ini. Maka sejenak dia memutar kebelakang. Melewati makam-makam yang tidak terurus. Mata batin Mas Thole menyapa seluruh penghuni disana, sungguh prihatin jika makam para ulama justru terabaikan. Tanah disekitar makam para ulama, ditumbuhi lumut yang menyerupai agar-agar atau jeli. Saat diinjak, pecah membuat geli di kaki. 

Sejenak Mas Thole bersemedi duduk pada sebuah batu alam yang  datar, menghadap pojokan, tepat pada sudut pertemuan dua tembok belakang. Sekelebatan batinya menerobos alam ghaib disana. Kesadarannya memindai ada energy yang luar biasa besarnya di balik tembok belakang pemakaman ini. Makam Pangeran Diponegoro ada di pemakaman ini. Ugh..!. Hampir kesadarannya meloncat, karena tidak percaya kenyataan yang ditemuinya. Memang dirinya sempat mendengar isyu ini. Tidak pernah diduganya jika ternyata benar keadaannya. Subhanalloh..Menjadi jelas kiranya, sebab apa dirinya disuruh ke makam ini. Paku bumi ditancapkan disini tidak di Jembatan Suromadu. "Oh..inikah alasannya, supaya dijaga oleh Pangeran Diponegoro." batinnya.

Maka dia bangkit dari semedinya, memutuskan untuk memutar, dengan mengajak serta Ki Wiroguno dan ketiga santri untuk mengkutinya. Sesampainya di lokasi, dua orang santri masuk ke rumah makam yang katanya makam Pangeran Diponegoro. Namun batin Mas Thole mengatakan bukan disitu makamnya. Maka Mas Thole meneruskan perjalannya menuju arah belakang. Diatas tanah yang agak tinggi, Mas Thole berhenti dan memastikan kembali koordinat tempat pakunya. Dia yakin disekitar sinilah makamnya sesungguhnya. memang sengaja dikaburkan agar tidak diketahui Belanda pada masa itu.  Setelah yakin, dimintanya satu orang santri dan Ki Wiroguno duduk membetuk segitiga. Meditasi sebentar berdoa, dan kesadaran Ki Wiroguno menyapa Pangeran Diponegoro.

Setelah merasa semua prosesi selesai, maka segeralah ditancapkan paku bumi. Diiringi suara angin, dan awan yang terus berlarian, paku bumi di pulau Madura di tancapkan. Untuk memastikan bahwa prosesi telah selesai, maka Mas Thole berdoa kepada Tuhan untuk ditunjukkan tanda-tandanya. Mendadak dalam sepersekian detik dinampakan keadaan cuaca. sebetar lagi akan terjadi hujan hebat di daerah sini. Hujan yang akan berkepanjangan. Maka Mas Thole diminta untuk segera meninggalkan tempat ini. Begitu ilapat yang didapat Mas Thole, maka dia bergegas meninggalkan tempat tersebut.

Langit diatas pemakaman tiba-tiba menggelap hanya dalam tempo beberapa menit. Mas segera Mas Thole mengajak Ki Wiroguno dan para santri untuk keluar dari area makam. Kepada mereka Mas Thole menyampaikan apa yang dilihatnya. Salah satu santri keheranan menyaksikan keajaiban alam yang aneh ini. Perkataan Mas Thoel benar adanya. setelah meerka keluar areal makam, baru saja masuk ke rumah makam disana. Hujan tiba-tiba turun dengan hebatnya dan anehnya hujan hanya terjadi di area pemakaman saja. Selewat radius 50 meter terang benderang. Alhamdulillah. Tugas sudah ditunaikan, kini sudah 9 paku ditancapkan. 7 paku utama dan 2 paku tambahan yang ditanam di Bali dan di Indramayu.

Mas Thole saat menuliskan kisahnya ini bergetar, ada rahsa yang tidak menentu. Apa yang diliat mata batinya saat di Asta Tinggi ternyata terbukti. Hujan mengguyur kota Sumenep dan sekitarnya hampir seminggu ini. Tanah amblas sepanjang 1 km disana. Sungguh dirinya bersyukur sekali. Ada keyakinan yang aneh dalam dirinya, sebab dia yakin sekali bahwa paku bumi sudah bekerja sebagaimana mestinya. Jikalau dia terlambat, apalah jadinya sang alam disana. Wolohualam. Kembali ini hanyalah wilayah keyakinan dalam kesadaran. 

Semalam dia menginap di pesantren Pak Kyai. Sambutan yang luar biasa baiknya bagi seorang Mas Thole yang hidup di bawah atap langit. Dalam bincang dengan mereka Mas Thole meyakinkan kembali bahwa Kota Sumenep khususnya dan Jawa Timur umumnya selalu berperanan dan memiliki andil besar dalam setiap pergerakan bangsa ini. Jaman Majapahit Sumenep di bawah Banyak Wide menjadi penentu dan pendorong bagi berdirinya Majapahit. Begitu juga bagi pergerakan kemerdekaan Indonesia. Banyak sekali  kejadian bersejarah lahir dari wilayah ini baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Maka Mas Thole yakin sekali bahwa nusantara baru nanti tidak lepas dari peranan kota dan daerah ini. Maka semuanya harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu, emmberikan teladan akhlak sempurna. Bagaimanakah menjalaninya. Disitulah titik berat pesan dan ilham yang diterima sang Kyai. Mewujudkannya pada diri mereka sendiri terlebih dahulu.Insyaallah setelahnya akan menjadi 'butterfly effect'. Seluruh bangsa ini tanpa disadari mengikuti perilaku akhlak yang baik. 

Mas Thole sadar bahwa tokoh-tokoh dari daerah ini sangat berpengaruh sekali dalam pergerakan dan pertumbuhan kesadaran manusia Indonesia. Banyak ulama-ulama besar yang lahir disini. Maka Mas Thole yakin bahwa, niatan Pak Kyia untuk mendirikan wadah bagi standard akhlak bangsa ini bukan suatu yang mustahil untuk diwujudkan. Namun semua harus dimulai dari diri sendiri. Semua harus di mulai dari pesantern ini. Jatidiri harus disingkap dan dibuka agar mampu mengurai bahasa simbol dalam setiap pesan. Bahasa yang tertulis adalah bahasa ilham. Baha seperti ini harus dikondisikan dan dimaknai kembali sesuai dengan jamannya. Inilah rumitnya bahasa simbol. Begitulah yang diutarakan Mas Thole. 

Dan Mas Thole yakin sekali bahwa sang Kyai adalah tokoh masa lalu yang membawa pembaharuan pemikiran namun sayang sekali banyak yang salah mengerti dan memahami pemikirannya. Benarkah sosok yang didalamnya adalah Ki Juru Mertani ?. Biarlah alam yang menjwabnya. dan Mas Thole dalam keyakinannya sendiri,  Sudah hampir 13 tahun Pak Kyai berjuang, hingga lelah di badan. Keprihatinanya atas akhlak bangsa ini adalah sebagaimana keprihatinan para kesatria. Mereka dalam misi yang sama walau beda bahasa. Mas Thole paham sebab-sebabnya. 

Apa yang yang dituliskan oleh Pak Kyai hanya akan dipahami oleh orang-orang masa lalu sebab rangkaian yang ditulisannya berupa ilham, hanya berupa simbol-simbol saja. Mas Thole yakin sekali akan hal ini. Maknanya harus diuraikan dnegan pemahaman dan bahasa sekarang ini. Apalagi untuk diimplemantasikan. Sebuah ilham dari surga yang telah dibukukan, menanti kesatria lain untuk melaksanakannya. Maka menjadi tugas para kesatria selanjutnya. Semoga ada rejeki kembali ke kota ini.

Cahaya tak bertulang. Semburatnya pendar terangi hati. Fatamorgana mati hingga nanti. Duh, pemuja hati. Geriapnya seperti piring pecah di kali. Menusuki jiwa ini. Siapakah yang mampu memaknai, jika nafsu menang sendiri menyelinap lagi. Kesadaran nusantara, kesadaran sebuah hati. Kepada siapakah niat mereka hakiki. Menjadi pertanyaan lain lagi, bagi manusia yang terlahir dalam raga terkininya. Apakah akan mengulang kesalahan yang sama ?. Kembalinya adalah kesadaran !. Sadarkah mereka ?. Adakah manusia sadar diri ?. Ataukah mereka akan menunggu sang alam yang akan menyadarkan diri mereka ?. Entahlah. 

Wolohualam


Komentar

  1. Ksatria tidak boleh menghakimi, ksatria bertugas sebagai penyaksi dan beraksi. Itu saja.

    Karena sebagai penyaksi, maka pengamatan terhadap tanda alam setelah beraksipun menjadi satu bagian sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

    Bersaksi (mengamati)-bergerak-bersaksi lagi (mengamati tanda setelah bergerak) menjadi kegiatan seumur hidup yang sewajarnya dilakukan para Ksatria hingga mati. Jihad dalam arti hakiki....

    Maka jika ada hasil gerak yang tidak harmoni dengan 4JJI, dengan alam, maka tanda alam pasti akan sangat jelas mengkabarkan..

    Maka hanya dengan ini kesempurnaan tugas Ksatria dapat dilakukan.

    Maka hanya dengan inipula kesadaran ke 4JJI akan terus mendekat

    4JJI Hu Akbar..

    BalasHapus
  2. subhanallah... Allah hu Akbar

    BalasHapus
  3. Subhanallah.. Allah hu Akbar..
    Ya, begitulah maksudnya, trimakasih saudaraku Laskar Langit...

    Salam

    BalasHapus
  4. Insyaallah , pesan ini sudah dimengerti saudaraku. Dan sosok asuhan Ratu Kidul di raga pendamping panjenengan juga sudah saya temui siang tadi. Beliau meminta bertemu di masjid, tidak mau di tepat lain. Sehingga sejak sholat dhuhur sampai hampir jam 2.30 saya tunggu kedatangan beliau. Kita semua adalah bersaudara. Biarlah berita ini menjadi tetap ghaib. Namun insyaallah saya akan minta ijin beliau agar dapat dikisahkan disini. Ratu Kidul dan Nyai Roro Kidul adalah sosok yang berbeda, jadi tidak ada yang dikhawatirkan. memang ada yang menggunakan dan mengatas namakan beliau. Biasa dimanapun itu bisa terjadi. Tidak saja di dunia manusia, di alam ghaib pun banyak yang suka mengambil kesempatan.

    Sampaikanlah salam ,insyaallah beliau mengenali saudaramu ini.

    ttd
    Banyak wide

    BalasHapus
  5. Salam,

    Salam Banyak Wide sudah disampaikan kepada Ratu Campa Anarawati, dan mudah2an kerisauan hatinya beberapa hari yang lalu dapat terobati setelah adanya pertemuan dengan Mas kemarin. Yach begitulah adanya Mas, semoga Mas dapat memaknai dan membabarkan secara gamblang tentang hasil pertemuan Mas dengan sang Ratu, jikapun ada tulisan yang akan Mas kisahkan dalam episode berikutnya... dipersilahkan Mas jika Mas sudah mendapat izinnya...mudah2an kisah tersebut dapat menambah khasanah pemikiran dan pemahaman kita terhadap hal2 yang berkaitan dengan tokoh-tokoh leluhur Nusantara dalam menapaki dharma bhaktinya di kehidupan terkini, demi menjaga kesucian dan kemurnian Pancasila sebagai dasar negara dan mewujudkan tatanan negeri Nuswantara Baru yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem kertaraharja, disegani dan dihormati oleh bangsa2 lainnya karena putra-putri bangsanya memiliki budi pekerti yang Adiluhung dan cerdas serta memiliki pemimpin negara yang sakti, tanggap, tanggon dan trengginas yang selalu dijaga oleh Sang Rabb kapan dan di manapun dirinya berada.

    Rahayu,

    BalasHapus
  6. Kidung alamJuni 23, 2013

    Indah!

    BalasHapus
  7. Saya tertarik dgn kisah ki juru mertani bolehkah saya mengetahui reinkarnasi beliau saat ini. Matur suwun

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali