Kisah Spiritual, Surat Kedua Tentang Kesatria Piningit
Saudaraku, surat yang kemarin aku kirimkan tentunya sudah engkau terima di ruang bacamu. Engkau tentu masih bertanya, bagaimanakah aku tahu jika sesungguhnya dirimu adalah kesatria itu ?. Kemudian engkau mempertanyakan, bagaimanakah aku begitu yakinnya, sementara engkau sendiri yang tidak merasa bahkan terlintaspun tidak. “Telah berfirman Allah Subhanahu wa ta’ala, “Aku adalah sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku, dan jika hambaku mengingatku dalam sendirian, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku sendiri, dan jika dia mengingat-Ku di dalam sebuah kelompok/jama’ah, (maka) Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari kelompok tersebut, dan jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta, dan jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya satu depa, dan jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku mendatanginya dengan berjalan cepat. ”” Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari, begitu juga oleh Imam Muslim, Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah.
Engkau dalam prasangkamu
sendiri tentang siapakah dirimu itu. Disitulah masalahnya, wahai sudaraku yang
telah dimuliakan Allah. Engkau telah lupa saat kali pertama engkau
diciptakan-Nya, bagaimana sesaat setelah ditiupkan Ruh-KU, kemudian seluruh
makhluk yang ada di alam semesta diperintahkan untuk sujud kepadamu. Bukankah
itu dirimu ?. Betapa engkau sangat dimulikan-Nya. Betapa saat itu engkau telah
diangkat sebagai kesatria. Kesatria yang akan memimpin dunia. Mengapakah engkau telah melupakan kejadian
itu ?. Sadarilah saudaraku, ingat-ingatlah peristiwa bersejarah dahulu saat
pertama kali engkau diciptakan-Nya.
Engkau sekarang bahkan tidak mengenal dirimu, sebab alam
materi telah menghijabmu. Maka perhatinkanlah pernyataan ini, “Dirimu
adalah sebagaimana prasangkamu kepadamu sendiri”. Jika engkau terus menistakan dirimu sendiri,
jika engkau terus menafikan keberadaan jiwa satria pada dirimu, maka sedikit
demi sedikit dirimu akan menjadi apa yang engkau inginkan. Engkau tidak sadar
jika nafsumu mengarahkan dirimu untuk menjadi ‘pecundang’. Sungguh kasihan jika
engkau terus begitu. Sayangnya engkau merasa benar dalam keadaanmu itu. Maka
karenanya meskipun aku berulang kali menyatakan kebenaran ini padamu, engkau
pasti menolak, bahkan mungkin mengatakan aku gila. Kesekian kalinya lagi
kutakan padamu, ya engkau yang membaca suratku ini, “Dirimulah kesatria itu !”.
Janganlah engkau pingit lagi dirimu dalam anggapan dan prasangkamu sendiri.
Saudaraku, kukirimi engkau
suratku yang kedua ini. Ku ajak engkau mengarungi alam dimensi, saat mana
engkau sedang bersiap menanti perintah Tuhanmu, untuk menjadi wakil-Nya di muka
bumi. Engkau berbaris bagai burung-burung yang berterbangan, hinggap
dipepohonan, menunggu saatnya untuk dikirimkan ke bumi. Engkau lembut penuh
kasih. Engkau mampu meleset melebihi kecepatan cahaya. Itulah dimensi ke empat yang engkau tempati.
Atas ijin Tuhanmulah kemudian engkau dilahirkan dalam raga manusia yang terbuat
dari tanah. Sebelum engkau memasuki portal mayapada, Tuhanmu telah meminta
kesaksian kepadamu. Masihkah engkau ingat itu saudaraku. “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)", (QS: Al-A'raf Ayat:
172).
Engkau meleset dengan kecepatan tinggi. Masuk melalui
portal dimensi mayapada menerobos dan kemudian menempati hati. Aku melihat kilatan cahaya ,“Cahaya
datang, cahaya bias, memotong garis normal pada sebuah bidang datar.” Aku
melihatnya dari udara masuk ke air,“Cahaya datang, cahaya biasnya,
mendekati garis normal dalam suatu bidang datar.” Aku
melihatnya dari air memantul ke udara, “Cahaya datang,
cahayanya bias menjauhi garis normal dalam sebuah bidang datar.”
Begitulah dirimu terpental-pental, tanpa dibatasi sang waktu. Maka saat mana
cahaya masuk kepada materi, dan manakala semakin tinggi kerapatan massa
materinya, engkau akan semakin berimpit dengan garis normal materi. Artinya dirimu
akan menjadi materi itu sendiri. Maka saat mana dirimu masuk kepada hati
seorang bayi, engkau masih memiliki
sedikit sifatmu yang penuh belas kasih. Namun saat mana hatimu semakin penuh
prasangka, ragamu semakin dewasa, kerapatan massa hatimu semakin pekat,
karenanya engkau akan semakin menjadi materi itu. Dirimu kehilangan sifat
cahaya. Begitulah engkau semakin
terhimpit disana.
“Bermula dari cahaya,
membawa energy dan informasi, dengan kehendak kecepatan cahaya menjadi gerak. Dengan
geraknya cahaya menimbulkan jarak. Jarak
dan kecepatan akan menghasilkan waktu. Jarak dalam waktu akan menghasilkan
ruang. Maka ruang adalah resultan atas gaya yang bekerja. Dan Tuhanmu
menyiapkan ruang Thaa Haa. Maka resultan gaya apakah yang engkau gunakan kesana
?. Dan Tuhanmu menyediakan ruang Thaa Sin. Maka resultan gaya apakah yang
menghantarkanmu ?. Saudaraku perhatikanlah khabarku ini. Di ruang-ruang itulah
kesempatanmu. Untuk mengembalikan jatidirimu, yang terliputi materi.”.
Saudaraku,
mungkin suratku ini, tak begitu biasa, bahkan terkesan mengada-ada. Ingatlah
kisah Nabi Musa, saat dia bermunajat di bukit Thuwa. Alam disana berubah
menjadi alam dimensi menjadi ruang Thaa Haa. Ingatlah bagaimana Nabi Sulaiman
juga berbincang kepada seluruh makhluk ghaib di mayapada, alam yang ditempati
adalah ruang dimensi alam Thaa Sin. Bagaimanakah keadaan ruang-ruang itu ?.
Sungguhkah engkau lupa ?. Sudah berulang kali engkau melewati dan
menyinggahinya. Saat manakala dirimu masih berupa cahaya. Maka bukalah pintu
hatimu, agar engkau mampu keluar dari sana dan mengenali ruang-raung itu. Ruang
dimana disana menjadi portal utama untuk memasuki alam-alam lainnya. Di bulan ramadhon inilah ruang-ruang itu
sengaja dibuka Tuhanmu. Dia menyambut kedatanganmu. Begitu juga
saudara-saudaramu. Tidakkah engkau rindu pulang ?.
Masihkah
engkau beranggapan bahwa dirimu akan tinggal selamanya dibumi ini ?. Dan
nantinya tidak akan kembali ke dimensi asalmu ?. Bagaimana prasangkamu kalau
begitu. Masihkah engkau sangsikan keadaan dirimu sendiri ?. Kemanakah dirimu
saat engkau tidur ?. Kemanakah ujung nafasmu ?. Coba amatilah, detak jantungmu
sendiri. Mengapakah engkau masih risaukan apa-apa yang tampak dimatamu.
Mengapakah terus engkau pertanyakan takdir-takdirmu. Engkau hanyalah tinggal
sehari saja di bumi ini. Sehari bagi waktumu di dimensi asalmu. Maka apakah
yang menjadikanmu risau ?. Bukankah sehari tidaklah lama ?. Selesaikan misimu,
menjadi wakil Allah, segeralah kembali dengan selamat, dengan tenang, puas, dan
ridho atas apa-apa yang telah dianugrahkan Tuhanmu. Maka berbanggalah sebab
engkau menjadi wakil Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dan tentu saja
engkau akan senantiasa dilimpahi kasih sayang-Nya.
Sudahilah
prasangka buruk atas dirimu sendiri. Alam semesta memuliakanmu, seluruh makhluk
yang diciptakan-Nya bersujud padamu. Tidakkah itu menyenangkan hatimu ?.
Mengapa masih engkau ragukan dirimu sendiri. mengapakah masih engkau kecilkan
arti dirimu bagi kemaslahatan umat bumi ?. Bukankah berarti engkau telah
abaikan rahmat Tuhanmu sendiri, yang berlimpahan kepadamu. Bumi, air, tanah,
dan udara, serta seluruh seisi alam
hanya diberikan untuk kemaslahatan manusia. Masihkah engkau abaikan semua itu
?. Ibu menangislah demi anakmu, yang tetap tak pahami semua ini. Betapa
kasih-Nya dia kepada semua makhluk. Alam memuliakan dirimu, sebab apakah engkau
abai atas dirimu ini. Dan lupa dari mana asalmu ini. Sekali kesatria maka
dirimu akan tetap kesatria, itulah yang alam mengerti. Kecuali dirimu sendiri
yang menginginkan selain itu. Itu terserah maumu.
Maka itulah cahaya berlapis-lapis,dan di dalamnya
ada zona enam waktu cahaya.
Diujung lainnya
disana Allah sudah mempersiapkan tiap makhluk-Nya dalam dimensinya, dalam ukuran zona waktu cahaya disana. Bahkan sudah ada surga dan neraka. Disana ada
sebuah tabir (eter)
sehingga mereka bisa melihat ke bumi ini. Bagi zona waktu mereka (serasa)
bumi masih ada. Keadaannya para penghuni dimensi keempat (serasa) melihat kehidupan di bumi. Realitas
keadaannya, bumi sudah kiamat, sudah diganti bumi lainnya. Maka surga neraka
dan hari kiamat adalah kepastian adanya. Ingat , jangan heran dengan
relatifitas keadaan ini, jika balik kembali ke zona waktu cahaya
Bumi. Maka Bumi masih seperti keadaan sekarang ini. Sekali lagi, perhatikan
zona waktu cahaya. Jangan terjebak oleh logika. Sebagaimana saat manakala
kita berpergian di zona waktu bumi yang bisa berbeda satu hari. Sering kita bepergian
di hari Selasa, kita tempuh perjalanan hampir 24 jam, namun kenapakah sampai disana
masih hari Senin. Kita bukannya bergerak maju, namun malah mundur ke waktu hari
Senin. Inilah permainan sang waktu. Begitulah permisalannya. Maka bagi orang yang tidak terpengaruh Zona
waktu cahaya dia akan mampu bolak-balik melihat akherat, melihat keadaan surga
dan nerakanya, kemudian balik lagi ke bumi. Dan engkau sudah tahu siapakah manusia itu Dialah Kesatria
Piningit, yang terpingit di hatimu.
Maka masihkah engkau menyangka aku gila..?. Jika kukatakan
bahwa dihatimu ada sosok kesatria yang engkau pingit. Dialah Kesatria Piningit yang sesungguhnya, sebab dia mampu melintasi dimensi dimana saja.
Dia akan selalu menyuarakan kebenaran Tuhanmu. Dialah yang akan menghantarkanmu
meraih kejayaan bangsamu ini. Maka terserah
padamu, apakah dia akan lahir didirimu, ataukah engkau biarkan dia tetap terpingit
disana. Dan ingatlah kisah kaum terdahulu, saat mana mereka menunggu datangnya utusan-utusan
Allah, bagaimanakah kemudian kejadiannya. Utusan-utusan itu malah mereka bunuhi,
sebab tidak sebagaimana yang mereka sangkakan. Dikarenakan utusan itu tidak berpihak
kepada mereka.
Maka jika engkau menunggu kesatria Piningit dengan anggapanmu,
maka bersiaplah untuk kecewa, dan bersiaplah pula engkau untuk mengingkari kemunculannya.
Bahkan mungkin saja engkau salah satu yang akan memusuhi dan memeranginya. Dikarenakan
Kesatria Piningit itu pasti tidak akan mau tunduk kepada kemauanmu, dia hanya tunduk
dan takut kepada Tuhan. Begitu juga kejadian
yang kita lakkan atas hati nurani kita sendiri. Ketika muncul suara hati yang menyuarakan
kebenaran Tuhan, selekasnya kita bungkam, kita tutup dengan batu-batu. Kaerna suara
itu tidak pernah mau berpihak kepada kita, dia hanya berpihak kepada kebenaran Tuhan.
Jika kita menyakini akan datangnya Kesatria
Piningit, maka kenapakah kita ingkari Kesatri itu datang dari lubuk hati kita sendiri
?.
Saudaraku, cobalah renungkan sekali lagi. Karena aku
yakin, tidak salah lagi. Kesatria itu adalah dirimu, dia masih tersembunyi di dalam
hati nuranimu, dia yang akan menyuarakan kebenaran, dia yang akan membela anak yatim,
dia yang akan membela kehormatan para wanita, dia yang akan berjuang di jalan Tuhan,
sebab dia memang dilahirkan untuk itu. Dialah
wakil Tuhan didiri kita, sehingga kita menyandang
gelar khalifah (pemimpin). Dia memiliki kekuatan maha dahsyat, sebab dia adalah
wakil-Nya. Seluruh alam telah diperintahkan untuk tunduk dan mengikuti dirinya.
Maka betapa luar biasanya kesatria itu, dia berasal dari cahaya, dari kekuatan alam
itu sendiri. Maka semoga dia akan lahir dari hatimu, saudaraku. Untuk itulah aku
menunggu, dan mengingatkan keadaanmu itu.
“Bermula dari cahaya, membawa energy dan informasi, dengan kehendak kecepatan cahaya menjadi gerak. Dengan geraknya cahaya menimbulkan jarak. Jarak dan kecepatan akan menghasilkan waktu. Jarak dalam waktu akan menghasilkan ruang. Maka ruang adalah resultan atas gaya yang bekerja. Dan Tuhanmu menyiapkan ruang Thaa Haa. Maka resultan gaya apakah yang engkau gunakan kesana ?. Dan Tuhanmu menyediakan ruang Thaa Sin. Maka resultan gaya apakah yang menghantarkanmu ?. Saudaraku perhatikanlah khabarku ini. Di ruang-ruang itulah kesempatanmu. Untuk mengembalikan jatidirimu, yang terliputi materi.”.
Wolohualam
wasalam
Manakah realitas dan manakah yg gaib?...
BalasHapusBagi sang aku mana realitasnya adalah yg aku tempati
Ketika aku tidur dan aku bangun berada di tubuh yg lain maka itulah aku
Saat aku berada di tubuh kucing
Dan merasakan kucing itu tubungku
Aku akan tahu kalau aku adalah kucing itu
Ketika aku yg menjadi kucing tidur lagi
Dan mendadak bangun menjadi anjing
Aku pasti sadar itulah aku... akulah anjing itu
Dan ketika aku tersadar menjadi manusia
Maka itulah aku ... aku dalam ibarat yg kubuat
Aku dalam persangkaan yg kubuat... aku dalam hijab yg kubuat
Karena hijab inilah yg melindungi alam semesta ini
Tanpa hijab ini maka sang aku akan menjadi cahaya
Cahaya di atas cahaya yg memiliki kekuatan
Yg memiliki kecepatan yg menembus antar dimensi
Yg memiliki informasi dan mengakses program alam..
Yg mengenal bahasa kode alam... yg mengenal lambang dan simbol alam
Yg msmpu menggerakkan bahasa pemrograman alam
Mengakses dan menjalankannya
Ketika terbuka hijab sang aku
Dan sang aku telah berpindah ruang
Berpindah dimensi maka selayaknya
Seorang anak manusia
Yg berada di dusun terpencil menggunakan
Laptopnya menembus seluruh jaringan sistem
Di seluruh peradaban manusia
Dirinya atau raganya memang di dusun terpencil
Namun kecerdasannya atau programnya menjelajah
Menembus program di pemerintahan di negara
Di antar negara...dia mampu mengoyak sistem
Merubah angka saldo di Bank... mengganti saldonya
Merubah yang negatif menjadi positif
Dan mengganti yg positif menjadi negatif
Mengganti dan merubah banyaknya nol di saldo
Maka mendadak ada seorang yg jatuh miskin
Dan mendadak ada orang yg jadi kaya..
Orang ini memiliki kekuatan maha dahsyat
Menembus informasi database bank
Bagaimana akibatnya... dunia bisa porak poranda
Bisa kacau dan terjungkir balik...
Padahal raganya berada di dusun kecil...
Bagaimana pula bila dia mengakses database negara
Dia bisa mengangkat derajad seseorang
Membuat seorang menjadi berkuasa dan menjatuhkan yg lain
Bisa merubah jati diri seseorang
Dia bisa mendadak menjadikan seseorang menjadi
Justin bieber hanya menambah jumlah angka
Di youtube saja lalu seolah ada jutaan orang menonton dan mendadak terkenal
Atau menjatuhkan seseorang dengan membuat film
Yg sangat menyakitkan hati ummat
Dan sungguh kekuatannya menembus dunia
Menembus dunia komputer ini sangat menakutkan
Dunia komputer ini dunia maya atau dunia gaib katanya
Namun lihatlah kenyataannya
Seorang bisa mendadak menjadi penjahat
Bila aibnya dibuka disana
Seorang ulama bisa jadi dalam waktu satu jam
Berubah menjadi penjahat
Walau kisahnya ditayangkan di dunia gaib internet
Namun akan menjadi realitas seketika...
...
Seorang presiden yg mulia ketika keburukannya dibuka di dunia gaib internet
Bisa menjadi manusia paling hina
Bagaimana kalau rahasia diri kita dibuka disana?
Mampukah kita hidup tenang?...
Bisa jadi beberapa jam setelah rahasia itu terbuka
Kita menjadi makhluk rendah dan hina..
Bagaimana pula bila kebaikan kita diangkat
Bakat kita dimunculkan di dunia internet
Bisa jadi realitas hidup kita berubah total...
Demikianlah alam informasi
Semua adalah kumpulan atau database
Yg mampu membaca mengolah dan mengakses
Database ini memiliki kekuatan
Dunia dalam genggamannya
Apakah informasi ini baik ataukah buruk?...
Apakah database ini baik atau buruk?...
Apakah angka ini positif negatif baik atau buruk?...
Apakah perubahan database ini baik atau buruk?...
Sebuah pertanyaan saja
Bagaimana bika jumlah nol di rekeningmu
Mendadak berubah... bertambah atau berkurang..
Hanya bertambah sedikit bedanya... hanya bertambah
Dengan sembilan buah angka nol saja
Nol yg tidak berarti apa-apa...
Apakah baik ataukah buruk?..
Apakah keberuntungan ataukah musibah?..
Bagi yg saldonya positif maka sebuah anugrah
Karena dia menjadi kaya raya
Bagi yg saldonya negatif maka musibah
Dia mendadak jatuh bangkrut...
Bagi yg saldonya nol tdk berarti apapun
Sungguh seorang yg mengalaminya
Barulah bisa merasakan sebuah hal yg luarbiasa
Wallahu alam
Demikianlah alam informasi
BalasHapusSemua adalah kumpulan atau database
Yg mampu membaca mengolah dan mengakses
Database ini memiliki kekuatan
Dunia dalam genggamannya
Apakah informasi ini baik ataukah buruk?...
Apakah database ini baik atau buruk?...
Apakah angka ini positif negatif baik atau buruk?...
Apakah perubahan database ini baik atau buruk?...
Sebuah pertanyaan saja
Bagaimana bika jumlah nol di rekeningmu
Mendadak berubah... bertambah atau berkurang..
Hanya bertambah sedikit bedanya... hanya bertambah
Dengan sembilan buah angka nol saja
Nol yg tidak berarti apa-apa...
Apakah baik ataukah buruk?..
Apakah keberuntungan ataukah musibah?..
Bagi yg saldonya positif maka sebuah anugrah
Karena dia menjadi kaya raya
Bagi yg saldonya negatif maka musibah
Dia mendadak jatuh bangkrut...
Bagi yg saldonya nol tdk berarti apapun
Sungguh seorang yg mengalaminya
Barulah bisa merasakan sebuah hal yg luarbiasa
Padahal yg berubah hanyalah perputaran angka nol
Angka nol atau kekosongan inilah
Yg sedang digunakan
Dan akan mengisi
Maka siapakah pemilik angka nol ini
Siapa yg mampu mengaksesnya?...
Siapa yg sanggup melekatkannya pd yg lain...
Dialah ksatria alam yg ditunggu
Dia berada di dunia atau alam gaib
Namun akan merubah tampilan realitas
Beradavdi dunia informasi (dimensi empat?...)..
Setiap perubahan di dimensi itu
Akan menjadi realitas di alam ini
Selayaknya contoh tentang dunia maya internet
Sebagaimana contoh di atas di dunia database perbankkan...
Dan berita yg pasti inipun tetap sulit dipercayai bukan?
Tergsntung tingkat kesadaran kita memaknainya...
Wallahu alam
Pesan yg baik
BalasHapus