Kisah Spiritual, Ketika Air dan Tanah Bisa 'Bicara'
Pagi ini, kala matahari beranjak bangkit. Mas Thole menahan gempuran rahsa yang tak biasa.
Seluruh elemen alam mencoba bicara padanya. Air ingin bicara bagaimana
keadaannya, begitu sedihnya, nelangsa. Bergulat raga Mas Thole, jiwanya seperti
baju basah yang dipilin diperas airnya,
melintir kemana-mana. Mengapa selalu ada rahsa sedih yang lainnya.
Kesedihan air begini rahsanya. Sungguh air mengabarkan bahwa sesungguhnya dia
tidak rela saat dirinya digunakan untuk kemaksiatan. Sungguh dia sebenarnya
tidak suka jika dia harus berjalan diantara aliran darah orang-orang yang berbuat aniaya. Dia ingin menjerit, ingin
berteriak. Apakah manusia tidak mengerti bahwasanya air juga memiliki ‘jiwa’ !.
Mengapakah mereka tidak mendengar apa yang dikeluhkannya. Sakit..sakit sekali
rahsanya, saat mana dirinya memasuki syara-syaraf dan aliran darah orang-orang yang
membuat kemungkaran di muka bumi.
Belum selesai air mata kepedihan. Air mata yang tanpa mampu
ditahannya, Air mata yang berhamburan begitu
saja. Sang tanah datang menyelusup melalui atom-atom tanah yang berada di raga
Mas Thole. Dia juga mengadukan nasibnya.
Mereka seperti berkata. Bukan saja air yang kesakitan namun, “ kami tanahpun
kesakitan juga,” begitu kata mereka, sambil menerobos, menyergah rahsa sakit yang timbul akibat
kepedihan sang air, yang terekam di raga Mas Thole. “ Sakit..sakit sekali jika atom-atom kami digunakan untuk
berbuat kemaksiatan melawan Tuhan yang menciptakan alam ini.” Kata mereka mengeluhkan.
Masih dengan rasa masgulnya, mereka terus berkata, “Apakah manusia tidak merasa, bahwa atom-atom yang digunakan oleh
raganya adalah milik kami (bumi). Apakah mereka anggap bahwa kami (bumi) tidak
ber-jiwa, “. Mas Thole menggeleng tak mengerti, persoalan itu, seolah menjawab pertanyaan
sang tanah. “Ketahuilah sungguh manusia dalam
keraguannya sendiri menyoal ini. Apakah mereka memang tidak tahu, atau pura-pura tidak
tahu !”. Suara mereka semakin mengeras, membuat pinggang Mas Thole menjadi
kaku, dan susah di gerakkan. Sakit rahsanya untuk bergerak. Akhirnya mereka
berkata lihir sendiri, “Apakah
manusia juga tidak mengerti ini ?, Bahwa kami, bumi dan air juga
ber’jiwa’, perhatikanlah bukankah gunung-gunung berjalan. Apakah mereka menutup
mata, dan air yang digerakan bersama awan-awan. Apakah manusia tidak tahu keadaan ini, sehingga mereka sewenang-wenang memperlakukan atom-atom yang hanya sementara saja, ditukar pakaikan pada bagian tubuh mereka.”
Bukankah bumi sudah memberikan yang manusia pinta,
bukankah bumi sudah memberikan keberlimpahan kepada manusia. Tidakkah manusia
merasa bahwa semua itu harus dikebalikan kepada bumi, pemilik atom tanah ?. Mas
Thole akhirnya terpancing, sekarang Banyak Wide yang mengambil alih situasi. Sebab yakin raga Mas Thole tidak sanggup menahan gempuran energy dahsyat sang
alam mana kala sedang dalam kesedihannya.
Sambil menangis tertahan, Banyak Wide berkata kepada mereka. “Silahkan..jika Allah sudah berkehendak,
ambillah milik kalian. Jika manusia-manusia tetap merajelela membuat kerusakan
bumi kalian ini. Ambilah..ambilah nyawa-nyawa mereka itu. Akupun tak mampu berkata apa-apa. Itu hak
kalian air, tanah, udara, dan seluruh alam ini. Bukankah Allah berikan berikan amanah-Nya
kepada kalian untuk melakukan itu semua ?. Bukankah sebelum langit dan bumi berbetuk, sudah diberikan
urusan-urusan itu, atas kalian semua ?.” Hampir saja Banyak Wide melontarkan lengkingan ke langit menahan pedih yang menyayat hatinya ini. Dia adalah manusia, yang ikut serta menyakiti sang alam. "Ampuni kami, Ya Allah." Da pun terisak lagi, tak mampu melanjutkan kata-katanya lagi.
Sambil menahan kesedihannya yang tak tertahan Banyak Wide
menangis , mengguguk bagai anak kecil. Dia dalam kesakitan dan kesedihan yang
tak mampu ditahannya sekali ini. Bukan karena cinta biasa, namun ini adalah kecintaan kepada sang alam. Saat itu, matahari belum ada sepenggalah naik, air matanya
sudah terkuras tanpa pernah dimengerti, mengapa dirinya ikut menangis bersama
elemen alam ini. Kesakitan air, tanah
dan udara, membawa dampak kesakitan seluruh raga Mas Thole, dari pinggang terus
menjalar keseluruh badan. Teringatlah pesan Ki Ageng yang sudah
mengirimkan SMS perihal ini, beberapa hari lalu. Makna air dan tanah, yang
disimbolkan dengan Ratu Kidul dan Sabdo Palon. Merekalah dua entitas yang
dijadikan simbol pemaknaan, agar orang jawa dengan mudah memahami. bagaimana
alam itu sesungguhnya memiliki ‘jiwa’. Mereka bisa bersedih, mereka bisa murka, jika mereka di sia-sia, dirusak dengan semena-mena. Mereka juga bisa turut bahagia jika semua miliknya dipergunakan untuk kebaikan
manusia. Mas Thole sekarang mengerti hakekat ini. Manusia harus bijak menyikapi
bahasa simbol.
Allah menciptakan alam ini dengan ‘kasih sayang’ maka
seluruh elemen alam ini begitu kasih terhadap manusia. Mereka begitu patuh
kepada sang khalifah. Tidak ada air yang memberontak atau demo saat mana
manusia membutuhkan dirinya. Air dengan suka membersihkan kotoran-kotoran
manusia. Air merelakan dirinya untuk melarutkan najis manusia. Menjadi pelarut
apa-apa yang terbuang dari tubuh manusia. Air rela menjadi najis itu sendiri,
air rela menjadi pelarut ‘lendir-lendir’ manusia yang menjijikan, yang manusia
sendiripun tidak mau melihat kotorannya sendiri. Air menerima keadaan dirinya
itu, dengan berserah kepada Tuhan yang sudah menjadikan dirinya begitu.
Bumi mengeluarkan air dari lubang-lubangnya, di setiap
pelosok bumi yang dihuni manusia, ada mata air,
mereka mencari dan mendekati manusia yang membutuhkan. Lihatlah awan
selalu beriring, mereka bergerak ke daerah-daerah yang membutuhkan air. Tidak
ada satu proses yang terlewat mereka begitu sempurna, sistem yang luar biasa.
Mereka patuh, mereka ikhlas dengan keadaan diri mereka, meski kadang mereka
sering dicaci maki, dan disumpah serapah. Bukankah manusia, beraneka rupa
hatinya, ada yang merasa terganggu dengan datangnya hujan. mereka menggerutu
bahkan memaki air hujan, sebab telah membasahi bajunya. Apakah mereka pikir air
tidak mendengar perkataan mereka itu ?. Sungguh manusia salah dengan anggapan
itu. Air akan menyimpan energy yang dilontarkan kepadanya. Air akan mencatat
perbuatan manusia itu. Air mendengar semua perkataan manusia !.
Namun bagaimana Mas Thole kemudian mampu menerima khabar sang
air ini, rupanya semua tidak terlepas dari pengajaran Ki Ageng Tirtayasa kepada
dirinya, melalui SMS dan telepon beberapa hari ini. Inilah petikan SMS nya, menjadi bagian tak terpisah dari kisah spiritual ini, sebagai khabar kepada para kesatria lainnya ;
“Alhamdulillah.
Segala puji hanya kpd Allah. Tuhan seluruh alam semesta. Seluruh dimensi alam.
Seluruh semesta alam. Di setiap penjuru alam. Segenap alam. Sudah sy baca tulisan
di blog. Terasa kekuatan. Terasa gelombang energynya. Allahu akbar. Dialah
pemilik keagungan di alam ini. Telah difahami apa yg tersirat dlm tulisan itu.
Dan demikianlah pesan itu. Yg akan terbaca oleh mereka yg berada dlm DNA. Para
ksatria. Mereka yg mau meningkatkan kesadaran. Sungguh
berat untuk sebagian besar "kesadaran" manusia untuk memahami hakekat
yg ingin disampaikan. Dan lbh berat lg untuk melaksanakan. Maka setiap diri
berada pd ukuran (ketentuan) atas dirinya. Tiada yg dirugikan. Semua menjalani
atas keterbatasan ini. Sungguh sedemikian jelas "hakekat kasih
sayang" ini. Sejelas "cahaya" ketika membuka mata. Seperti apa
cahaya itu. Namun bagaimana memaknai cahaya itu. Energy kasih
sayang ini ada dimana-mana. Tinggal diambil dan digunakan. Tanpa ini maka semua
gelap. Lumpuh. Mati. Karena inilah segala mula buka semesta. Cahaya alam.
Cahaya di atas cahaya. Yg meliputi cahaya. Cahaya yg meliputi semua materi.
Cahaya yg
diserap tumbuhan menjadi energy pertumbuhan. Yg menghidupkan tumbuhan. Yg akan
berputar dlm siklus rantai makanan. Yg berputar dlm siklus kehidupan. Yg
meliputi materi. Yg meliputi kesadaran yg mengamati. Yg menjaga keberadaan
materi. Cahaya yg diserap tumbuhan menjadi energy pertumbuhan. Yg
menghidupkan tumbuhan. Yg akan berputar dlm siklus rantai makanan. Yg berputar
dlm siklus kehidupan. Yg meliputi materi. Yg meliputi kesadaran yg mengamati.
Yg menjaga keberadaan materi. Tanpanya maka materi akan menghancurkan dirinya
untuk daur ulang energy membentuk materi baru. Demikian seterusnya. Kekuatan
potensinya meliputi keberadaan alam. Karena dialah wujud alam itu sendiri.
Dimanapun kau hadapkan wajahmu. Akan kau dapati wujud kasih sayang itu. Dia
meliputi setiap makhluk hidup dan menjaga hidupnya.
Energy yg menghidupkan kupu-kupu. Yg menghidupkan serangga. Yg menghidupkan
seluruh binatang. Energy yg menggerakkan alam. Menggerakkan angin. Menurunkan
hujan. Seluruh gerak alam.”
Energy
yang menggerakan semua itu, semua (yaitu) daya-Nya, daya kasih sayang. daya
yang kemudian menjadi materi, materi yang kemudian setiap diirnya memiliki
entitas jatidiri. Jaitidiri yang kemudian mewujud menjadi ‘jiwa’ mereka. Mereka
ada , mereka bisa dikenali, mereka mau menyapa jikalau kita membuka hati kita.
Ada yang kemudian disebut air, tanah, logam, api, dan apa saja sebuatan
manusia. Dengan kasih-sayang-Nya semua entitas jatidiri diberikan kuasa-Nya,
kuasa itu disimbulkan sebagai Shaad dalam Al quraan (Baca ; Kajian Simbol
Shaad). Mereka disebut gunung, pohon, sungai , laut, udara. Merekalah yang
diberikan diberikan urusan oleh Allah, perintah urusan itu di bawa oleh para
malaikat. Mereka akan memperkenalkan diri
kepada manusia yang membuka kesadaranya, mereka lebih suka dipanggil dengan
sebutan ‘KAMI’.
Maka
janganlah aneh, jika batu akik memiliki kekuatan, jika keris kemudian bisa
bergerak, jika angin kemudian bisa mengamuk, jika air kemudian bisa
menenggelamkan, jika api bisa panas, jika tanah kemudian bisa membelah dan
mengubukan apa saja ke dalamnya. Dan masih banyak lagi contoh lainnya. Apakah
semua itu manusia yang menciptakan, ataukah ‘KAMI’ ?.
Pinggang
semakin sakit, cengkeramannya membuat Mas Thole tak sanggup mengetikkan
kata-kata dengan sempurna. Lehernya
tegang seperti menahan beban. Maka
pembelajaran dari Ki Ageng akan di kopas saja disini sebagai bagan dari sebuah
kisah spiritual. Meski air matanya kini telah kering, guratan tajam yang
menggores hatinya, telah menimbulkan luka. Sebagaimana penanda bahwa air telah
datang padanya mengkhabarkan keadaanya di bumi tanah jawa ini.
Maka
lirih sujud jiwa ini, tak mampu berkata, sebab dirinya juga tak mampu berbuat
apa-apa. manusia berkuasa, manusia bertahta, manusia berharta, manusia umawa
dengan ilmunya, akan selalu begitu keadaannya sepanjang peradaban manusia.
Meski ratusan para nabi telah diturunkan, meski pawa wali Allah telah
berperang. Sungguh, manusia akan selalu dalam kerugian, kecuali mansuia yang
ber akhlak, ber amal sholeh, saling nasehat menasehati. Maka perhatikan inilah
alur cerita, mengapakah keadaan Mas Thole semakin larut dalam kesedihan,
menangisi bumi nusantara ini, yang tak kunjung lepas dari nafsu angkara
manusia.
Begitulah rangkain SMS sesama saudara yang saling menasehati, saling mengkhabarkan
keadaan, saling berbagi kebaikan, masih terus berlanjut beberapa hari, semoga
dari sini ada himah yang bisa kita petik,
“Alhamdulillah. Segala
puji hanya kpd Allah. Tuhan seluruh alam semesta. Seluruh dimensi alam. Seluruh
semesta alam. Di setiap penjuru alam. Segenap alam. Sudah sy baca tulisan di
blog. erasa kekuatan. Terasa gelombang energynya. Allahu akbar. Dialah pemilik
keagungan di alam ini.Dan kita tdk perlu melakukan apa-apa ketika mampu berada
dlm kesadaran Haa. Berada dlm energy kasih sayang. Yg sebenarnya. Bukan hanya
dlm persepsi. Dan bukan dlm persangkaan belaka. Dan inilah kesulitannya. Karena
kita belum mengenal kasih sayang ini. Jadi yg ada persepsinya semata.
Kasih sayang yg sebenarnya tdk akan mampu kita kenal sampai Dia
yg mengenalkanNya. Dia sedemikian dekat. Dia sedemikian jelas namun kita tdk
mampu secara langsung melihatnya. Sedemikian jelasnya seumpama melihat
matahari secara langsung. Yg kita kenal hanyalah skala
kecil kasih sayang. Sedemikian kecilnya. Sehingga tdk ada referensi sama
sekali.
Bersyukurlah yg telah ditingkatkan level kesadaran (energy) kasih sayang. Karena merasakan nikmat energy yg luar biasa. Dan semua potensi kekuatan ada disini. Karena akan menjadi pusat kesadaran. Yg akan melintas waktu.
Energy kesadaran inilah yg akan diturunkan generasi ke generasi.
Kesalahan memaknainya bg yg memiliki level kesadaran ini akan berimbas pd alam.
Karena keterikatan dg alam. Telah difahami apa yg tersirat
dlm tulisan itu. Dan demikianlah pesan itu. Yg akan terbaca oleh mereka yg
berada dlm DNA. Para ksatria. Mereka yg mau meningkatkan kesadaran. Sungguh berat untuk
sebagian besar "kesadaran" manusia untuk memahami hakekat yg ingin
disampaikan. Dan lbh berat lg untuk melaksanakan. Maka setiap diri berada pd
ukuran (ketentuan) atas dirinya. Tiada yg dirugikan. Semua menjalani atas
keterbatasan ini. Sungguh berat untuk sebagian
besar "kesadaran" manusia untuk memahami hakekat yg ingin
disampaikan. Dan lbh berat lg untuk melaksanakan. Maka setiap diri berada pd
ukuran (ketentuan) atas dirinya. Tiada yg dirugikan. Semua menjalani atas
keterbatasan ini.
Sungguh sedemikian jelas "hakekat kasih sayang" ini.
Sejelas "cahaya" ketika membuka mata. Seperti apa cahaya itu. Namun
bagaimana memaknai cahaya itu. Sungguh sedemikian jelas
"hakekat kasih sayang" ini. Sejelas "cahaya" ketika membuka
mata. Seperti apa cahaya itu. Namun bagaimana memaknai cahaya itu. Energy kasih sayang ini
ada dimana-mana. Tinggal diambil dan digunakan. Tanpa ini maka semua gelap.
Lumpuh. Mati. Karena inilah segala mula buka semesta. Cahaya alam. Cahaya di
atas cahaya. Yg meliputi cahaya. Cahaya yg meliputi semua materi. Cahaya yg diserap
tumbuhan menjadi energy pertumbuhan. Yg menghidupkan tumbuhan. Yg akan berputar
dlm siklus rantai makanan. Yg berputar dlm siklus kehidupan. Yg meliputi
materi. Yg meliputi kesadaran yg mengamati. Yg menjaga keberadaan materi.
Tanpanya maka materi akan menghancurkan dirinya untuk daur ulang energy membentuk materi baru. Demikian seterusnya. Kekuatan potensinya meliputi keberadaan alam. Karena dialah wujud alam itu sendiri. Dimanapun kau hadapkan wajahmu. Akan kau dapati wujud kasih sayang itu. Dia meliputi setiap makhluk hidup dan mrnjaga hidupnya. Energy yg menghidupkan kupu-kupu. Yg menghidupkan serangga. Yg menghidupkan seluruh binatang. Energy yg menggerakkan alam. Menggerakkan angin. Menurunkan hujan. Seluruh gerak alam.
Tanpanya maka materi akan menghancurkan dirinya untuk daur ulang energy membentuk materi baru. Demikian seterusnya. Kekuatan potensinya meliputi keberadaan alam. Karena dialah wujud alam itu sendiri. Dimanapun kau hadapkan wajahmu. Akan kau dapati wujud kasih sayang itu. Dia meliputi setiap makhluk hidup dan mrnjaga hidupnya. Energy yg menghidupkan kupu-kupu. Yg menghidupkan serangga. Yg menghidupkan seluruh binatang. Energy yg menggerakkan alam. Menggerakkan angin. Menurunkan hujan. Seluruh gerak alam.
Itulah kasih sayang alam...!
Itulah ruh alam. Itulah cahaya alam. Itulah atman. Itulah para
dewa dlm kesadaran masyarakat kuno. Itulah Haa. Itulah Aku sejati. Apapun
sebutan. Apapun istilah. Dialah sang penjaga kesadaran. Dia berada dlm
kesadaran bg yg sadar. Dia ada dlm diri kita. Ada ada.
Dia nyata. Akan terus memanggil dan terus menerus. Kita hanya perlu datang
berserah diri. Menerima kasih sayangNya. Merasakan energyNya. Lalu merasakan
kasih sayang itu. “
Bertasbihlah wahai raga, wahai jiwa, wahai akal, wahai ruh,
dan juga seluruh sistem ketubuhan ini. Patuhilah keadaan ini, harmonilah
bersama alam ini sebab sesungguhnya seluruh sistem di dalam tubuh ini,
merupakan atom-atom, elemen bumi dan langit, yang bisa kapan diminta balik
pemiliknya. Maka tetapilah tafakurmu, bermeditasilah dalam kadaan ini.
“Saat meditasi. Kesadaran awal meditasi berada di alam materi. Amati tubuh
dari ujung kaki ke ujung ubun-ubun. Hitung mundur mulai seratus. Kesadaran hrs
sudah berpindah ke alam getaran atau gelombang... merasakan jiwa dlm
bentuknya gelombang. Prinsip
dualitas jiwa materi dan gelombang. Ketika mengamati sebagai materi maka tdk
ada gelombang. Ketika mengamati gelombangnya maka wujud materi jiwa
hilang.Hitung yg terakhir yaitu 30. Harus sudah merasakan sebagai ruh (cahaya).
Prinsip cahaya adalah gelombang elektromagnetis. Gelombang listrik dan
gelombang magnet yg silih berganti. Kesadaran
meliputi cahaya tubuh yang dipancarkan. Kesadaran meliputinya. Kesadaran akan
bergerak lbh cepat dr kecepatan gerak cahaya.
Meluas seluas
alam. Kesadaran meliputi cahaya tubuh yang dipancarkan. Kesadaran
meliputinya. Kesadaran akan bergerak lbh cepat dr kecepatan gerak cahaya.
Meluas seluas alam. Kesadaran meliputi cahaya tubuh yang
dipancarkan. Kesadaran meliputinya. Kesadaran akan bergerak lbh cepat dr
kecepatan gerak cahaya. Meluas seluas alam. Akhirnya
kembali ke raga setelah menjelajah alam raya. Apakah ada bedanya?. Rasakan
alunan medan magnet tubuh. Kutub positif dan negatif magnetis. Dan medan
listrik tubuh. Pergerakan antara akal dan hati. Terus berpindah. Otak dan
jantung. Rasakan gelombang elektromagnetisnya. Sampai suatu saat lepas. Ketika
energynya cukup. Maka ruh menuju alam raya.”
Dengarlah tasbih alam ini, kini jiwamu bertasbih bersama
angin, burung, awan, dan gunung-gunung, kini engkau mampu mengembara ke seluruh
alam semesta, menembus langit dan bintang-bintang, menerobos menyelusup diantara dimensi-dimensi para dewa, menembus alam khayangan dan
syurga loka. Tidakkah nikmat yang banyak, terasa betapa Allah Maha besar. Mengapa sangat sedikit
bersyukur ?. Tidakkah cukup bukti-bukti itu bagimu, wahai kesatria ?. Maka tetapkan hatimu, yakinkan dirimu,
Tuhan beserta kita. Semoga. Amin
Wolohualam
Komentar
Posting Komentar