Kisah Spiritual, Markaba Yang Hilang (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 3-5)



Mas Thole ingin mengikuti betapapun jauh. Perjalanan yang semakin terasa mengasyikan. Menyusuri laut, menjelajah awan, berjalan diatas bintang-bintang. Menggandeng tangan ghaib-Nya. Menguak misteri dan keberadaan reinkarnasi. Pemahaman yang entah mengapa ber-pilin-pilin dalam kesadaran kolektif manusia. Ada yang menerima, ada yang menolak, bahkan ada pula yang enggan berkomentar atas keadaan ini. Meski sebagian diantara mereka sebenarnya mengakui adanya reinkarnasi. Namun mereka memilihi bersembunyi dibalik kulitnya sendiri. Karenanya Mas Thole sering mendapati, orang-orang masa lalu terus berada dalam bayang-bayang keraguannya. Mereka menjadi kaum yang ter-marginalisasi dalam kesadaran kolektif bangsa ini.

Betapa jauh perjalanan yang ditempuhinya, menuruni lembah, mendaki belantaran kesadaran,  berhadapan dengan Iblis dan Siluman, menembus lapis demi lapis kesadaran, dimana tidak ada satupun petunjuk jalan disana. Sungguh hanya kenekadan semata, berebekal hanya keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,  dirinya menetapi lakunya itu. Entah untuk apa, dia tidak tahu,  dia sendiri juga sering bertanya kepada dirinya sendiri. Hanya ada sebuah keyakinan yang kuat sekali ada sebuah misi yang harus dia jalani dengan keadaannya sekarang ini. Karena itulah semangatnya terus dipompa dan dipacunya, meski kadang realitas kehidupannya tidak seperti yang diingininya sendiri. Kehidupan dunia materi menjadi benturan tersendiri. Sehingga keadaan dirinya tidak lebih baik dari manusia-manusia lainnya, yang tertatih tatih memaknai takdirnya sendiri.

Sebagaimana lapisan atsmofer bumi yang berlapis-lapis, dimana setiap lapisannya memiliki kerapatan udara dan tekanan udara yang berbeda, semakin tinggi menjadi semakin dingin keadaannya. Maka begitu juga keadaan lapisan setiap dimensi kesadaran, setiap lapis kesadaran ternyata memiliki kehidupan dan dunianya sendiri, lengkap sebagaimana keadaan alam nyata ini. Penuh romansa dan dinamika kehidupan manusia, bagaimana menceritakannya disini. Ugh..!. Mulai dari kehidupan para candala, perewangan, para danyang, golongan kuntilanak dan sebangsanya. Lapis demi lapisan di tembusinya, kemudian masuk di lapisan berikutnya, golongan jin, kodam. Masih jauh ke dalam lapisan lagi,  golongan kesatria, terus lebih dalam lagi, menuju lapisan berikutnya golongan para bidadari,  golongan para dewa, subhanalloh. Ada golongan aulia, ada golongan orang sholeh, para nabi, dan masih banyak lagi disana, dalam setiap lapisan dimensi kesadaran ada saja kehidupan sebagaimana di bumi saja. Allah hu akbar.

Keberadaan mereka menjadi support system atas kehidupan di bumi ini. Begitu dahsyatnya dimensi alam ghaib. Bila diperumpamakan , adalah semisal apa yang tersaji dilayar monitor. Apa yang terlihat di layar monitor sejatinya  buka apa-apa, sebab yang sibuk adalah sistem yang berkerja di dalam komputer itu sendiri. Mulai dari saat kita nyalakan komputer, aliran listrik yang menghidupkan poressor, hingga seluruh instrumen yang 'built in' di dalam komputer semua bekerja secara harmoni sekali. Tidak ada satupun celah kelemahan disana. Sistem bekerja dengan patuh menuruti apa perintah Tuhannya itu. Keseluruhan sistem yang di bangun itu untuk mampu bekerja,  karenanya membutuhkan intelejensia yang sangat luar biasa sekali. Siapakah yang merancang dan membuat 'grand design' kehidupan yang terhampar di layar monitor, sehingga seraya hidup dan entitas disana mampu merasakan kenikmatan yang nyata, seluruh entitas menjadi hidup dan memiliki jatidiri. Sungguh luar biasa sekali. Tak terbayangkan.

Jika saja kita mampu hidup sebagaimana 'The Matrix' hidup di dalam program komputer , akan menjadi jelas keadaannya. Kita akan tahu betapa sibuknya sistem operasional tersebut mendukung tampilan layar di monitor dari yang kita baca. Kita manusia tinggal hanya menggunakannya saja. Begitulah alam ghaib memberikan support-nya atas kehidupan di muka bumi ini. Mereka kemudian secara bersama-sama menyebut dirinya sebagai 'KAMI'. Maka perhatikanlah pembahasaan penyebutan ini di dalam Al qur an. Al qur an sering menggunakan kata ganti 'KAMI'. Mereka itulah suppor system alam ghaib. Mereka semua memiliki entitas (jatidiri) yang mudah dikenali keberadaan mereka itu. Bersama merekalah seharusnya manusia ber-serah kepada Tuhan yang menciptakan keseluruhan alam lengkap dengan 'support system' sebagai pendukungnya. Karena sebab merekalah manusia keberadaannya menjadi eksis di alam nyata ini. Mereka menyebut dirinya dengan 'KAMI'.

Pemahaman itulah yang terus diajarkan kepada Mas Thole, seiring dengan kisah spiritualnya, menyibak satu demi satu misteri reinkarnasi. Misteri mitos dan legenda tanah Jawa ini. Mitos yang ternyata menyimpan kearifan bangsa ini. Legenda yang nyatanya adalah sebuah filosofi 'science' yang sangat luar biasa sekali. Rupanya melalui simpul-simpul itulah Leluhur Jawa ingin mengajarkan kepada anak cucunya itu. (Yaitu) anak cucu yang bersedia berjalan di permukaan bumi ini, mencari tanda-tanda kekuasaan Allah di balik mitos dan legenda dalam sejarah peradaban mereka sendiri. Dalam filosofi ini terjawab sudah pertanyaan Mas Thole , mengapakah dalam budaya orang Jawa ada kemelekatan kuat dengan leluhur mereka. Orang-orang Jawa menyukai tempat-tempat yang dikeramatkan. Ternyata kebiasaan tersebut adalah signal kerinduan untuk pulang kampung. Kekuatan kesadaran yang memanggil mereka untuk 'pulang' ke dimensi dimana mereka berasal. Yaitu suatu fitrah manusia yang melekat dan diturunkan melalui DNA mereka.

Seiring dengan itu, disisi lainnya, pemahaman yang dihantarkan oleh anak Ki Ageng menyoal dunia yang dibalikkan kutub medan magnetnya saja (Baca Kisah Sesepuh Atlantis), masih menyisakan tanda-tanya besar bagi Mas Thole. Dunia ilmu pengetahuan ternyata sudah menemukan bahwa pada suatu masa medan kutub magnet bumi beberapa kali terjadi perpindahan kutub. Utara menjadi Selatan, dan kutub Selatan menjadi kutub Utara. (Ki Wiroguno yang mengkhabarkan hal ini). Menjadi pertanyaan, mengapakah anak umur 11 tahun mampu mengajarkan sesuatu pemahaman yang luar biasa tentang  ini ?. Dari manakah pemahamannya ?. Jika pengetahuan tersebut tidak tersimpan di alam raya maka ini  tidak mungkin, dirinya mampu berbicarasejalan dengan penemuan para doktoral.  Apa yang disampaikan adalah fakta yang sama sebagaimana penemuan dunia modern. Luar biasanya lagi, pengetahuan tersebut ternyata tersimpan di kuil-kuil tua bangsa Aztec. Dunia yang terpolarisasi sudah dibukukan ribuan tahun yang lalu, sementara tekhnologi sekarang ini belum ada yang mampu untuk menyingkap misteri ini. Inilah rupanya suatu keadaan dimana bumi pernah mngalami kejadian ini, sebagaimana  yang diberitakan Al qur an, yaitu suatu keadaan dimana Timur dan Barat menjadi dua. "Dialah Tuhan dua Timur dan dua  Barat" (QS. Ar rohman, 27)

Pertanyaannya adalah entitas apakah yang begitu cerdas, menjadi perantara Tuhan yang Maha Kuasa untuk mengajarkan kepada manusia ?. Sehingga banyak kejadian pada diri manusia seperti tahu sesuatu diluar peradaban mereka sendiri. Dan kejadiannya, saat mana mereka mengajarkan manusia  inilah, kemudian banyak istilah yang digunakan manusia untuk menjelaskan keadaan itu, ada yang bilang reinkarnasi, ada yang mengatakan ilham, dan banyak lagi lainnya. Namun hakekatnya ada perantara , adanya entitas yang menjadi pembawa berita-berita ini. Siapakah entitas tersebut, banyak orang Jawa kemudian mengenal adanya Ratu Kidul, adanya tokoh-tokoh jaman dahulu kala yang menitis kepada anak keturunannya, apakah mereka itu bagian dari kesadaran yang turut serta mengambil andil pengajaran ini ?. Di luar Jibril sebagai pembawa wahyu untuk para nabi. Untuk itulah kisah ini kemudian dihantarkan, beberapa kisah akan disandingkan, menjadi sebuah rangkaian hikmah, untuk menjelaskan suatu keadaan. Keadaan yang terus melingkupi sebagai mitos dan legenda kekuatan para raja-raja. Satu kejadian yang sama namun dijelaskan dengan banyak versi dan banyak persepsi disana.  

Siapakah Anarawati, tokoh yang masih menjadi sentral dalam episode kali ini. banyak sekali yang tidak memahami dan tidak mengetahui hakekat tokoh ini. Mengapakah dirinya membawa pesan 'luar biasa' sebuah pesan atas peralihan peradaban dan peralihan dari satu kesadaran kepada kesadaran yang lainnya. Mengapakah pada saat itu dirinya berani menerima tanggung jawab dan resiko akan dimusuhi lawan-lawannya. Banyak sekali tokoh yang pro dan kontra menyoal masuk Islamnya Brawijaya V. Banyak yang meyayangkan dan banyak lagi yang juga mensyukurinya. Namun fakta sejarah sudah tidak bisa diubah, atas keputusan Anarawati yang memberikan keyakinan kepada Brawijaya V, peralihan dari peradaban Majapahit yang bercorak Hindu-Budha, beralih kepada kesadaran Demak yang bercorak Islam padang pasir. Adakah yang menyesalkannya ?. 

Cokro Manggilingan sudah diputar oleh Anarawati, tanpa dirinya sendiri mengetahui apakah yang bakalan terjadi nanti di kemudian hari, dia hanya mengikuti kata hati. Ilham yang dari hatinya yang kemudian diikuti. Bukannya tanpa resiko dia melakukan ini. Banyak dari kubu lawan-lawan politiknya menginginkan kematiannya. Keadaan itu sudah disadari oleh alam itu sendiri. Maka tokoh kesadaran yang melindunginya juga bukan tokoh main-main, dia dilahirkan bersama kesadaran Sangkuriang. Tokoh yang secara tersamar melindungi dirinya adalah tokoh yang melegenda di tanah Pasundan. Dialah SANGKURIANG SAKTI. Alam senantiasa memiliki 'support system'nya sendiri. Itulah yang ingin disampaikan, pada saat prosesi di Grojogan Sewu, dia dikawal oleh suaminya sendiri dalam raga terkininya, namun dalam hakekatnya yang melindungi Anarawati adalah Sangkuriang itu sendiri adanya. (Kisah lahirnya Sangkuriang dapat diikuti di episode akhir kisah ini).

Mas Thole terperangah sendiri, menyadari ada suatu rangkaian simpul yang saling kait mengkait disana. Ternyata selain raga terkini Anarawati, didalamnya terdapat orang masa lalu sosok seorang Bidadari, hal ini diketahui dalam sebuah prosesi, memasuki entitas Anarawati nyatanya didapat entitas yang jauh lebih tua peradabannya disana yang eksis, yaitu  Dewi Nawangsih. Hiks. Putri Anarawati adalah Dewi Nawangsih, dalam periode kehidupan sebelumnya. Dalam lapisan dimensi kesadaran yang lebih tinggi. Makanya saja saat di eksplorasi dia seperti dalam keadaan sedang menari di atas gumpalan awan. Dan Mas Thole juga melihat kedatangan para bidadari di seputar rumahnya. Sungguh takjub, dan terpesona dirinya melihat kecantikan dan riomansa rahsa berada dalam liputan para bidadari. Perasaan yang sangat nyaman, tenang, damai, suka ciat, sebagaimana diceritakan di di Al qur an perihal kisah para bidadari, meliputi jiwa Mas Thole.

Dewi Nawangsih, dan Dewi Nawangwulan adalah sosok yang lekat dalam kesadaran orang  Dewi Nawangwulan sering mandi di telaga bersama 7 bidadari lainnya, selendangnya di curi oleh Jaka Tarub. Akhirnya mereka kemudian menikah, lahirlah anak mereka yang kemudian diberi nama Dewi Nawangsih. Inilah sosok-sosok entitas kesadaran yang lahir bersama mitos dan legenda, yang ternyata entitasnya ada di muka bumi ini. Mas Thole tercengang, dan diam terpekur sendiri,  banyak simpul yang terurai sudah. Kaitan mitos dan legenda, dan juga kaitan dengan keyakinan orang-orang Jawa atas keberadaan mereka, kemudian dihubungan dengan peradaban atlantis. semua mengkerucut menjadi satu kesatuan pemahaman. 

Legenda 7 bidadari, mitos keberadaan Ratu Kidul dan bagaimana peran serta mereka dalam kancah peradaban bangsa Jawa, menjadi kunci terpecahnya misteri reinkarnasi bagi Mas Thole. Keterlibatan mereka semua, kepentingan mereka atas keterjagaannya kesadaran kolektif bangsa Jawa adalah jawabannya. Merekalah yang rupanya menurunkan kesadaran-kesadaran Jawa. Ratu Kidul adalah Ibu dari semua Ibu kesadaran bangsa Jawa. Maka sering dikatakan banwa Ratu Kidul terlibat intens dengan para Raja Jawa. Sekarang menjadi sangat jelas sebab Ratu Kidul bertanggung jawab atas keberadaan kesadaran atlantis disana. Ratu Kidul adalah sisa-sisa kesadaran tinggi atlantis. Inilah rangkaian yang dipahami Mas Thole. 

Ratu Kidul dan kakak-nya sang Sabdo Palon adalah 'entitas kesadaran tinggi' yang menerima mandat untuk mewariskan kesadaran atlantis kepada bangsa Jawa ini. Kesadaran yang suatu saat akan muncul kembali keatas kancah peradaban dunia. Maka tidaklah salah jika seluruh pemimpin bangsa ini , akan selalu dikaitkan dengan Ratu Kidul. Hampir seluruh Raja Jawa yang menduduki tampuk kekuasaan memliki keterlibatan dengan Ratu Kidul. Tidak luput juga era setelah kemerdekaan, para pemimpin banyak yang memeiliki keterhubungan dnegan Ratu Kidul ini. Sebab banyak dari mereka ternyata adalah anak-anak dari Ratu Kidul itu sendiri. Para pemimpin orang-orang Jawa, adalah anak-anak kesadaran.

Hal ini sejalan dengan pengalaman Mas Thole itu sendiri, dalam upayanya menyingkap misteri reinkarnasi ini, dan dalam upaya menyelusuri kesadaran peradaban bangsa Jawa, dirinya selalu akan bertemu dan dibenturkan dengan sosok Ratu Kidul disana. dalam setiap episode kisahnya, baik yang tersembunyi ataupun yang secara terang-teranganan menyelusup ke dalam kesadaran Mas Thole. Termasuk saat kemarin di Grojogan Sewu. Sang Ratu selalu akan mendampingi anak-anak kesadaran yang berada dalam asuhannya itu. Subhanalloh. Hampir semua kisahnya akan selalu terhubung dengan Ratu Pantai selatan ini. 

Mas Thole merasa ada sedikit kelegaan luar biasa sekali, sebab dirinya sudah berhasil menghantarkan pemahaman yang rumit ini. Bahwa ternyata dua orang kakak beradik yang memiliki level kesadaran luar biasa dari atlantis memilih bumi tanah Jawa ini untuk diwarisi kembali kesadaran tinggi yang sempat di capai bangsa mereka kala itu. Satunya yang sang adik,  orang mengenalnya dengan nama Ratu Kidul yang mengambil tempat di lautan dan satu lagi sang kakak  yang mengambil tempat di gunung dan daratan, orang mengenalnya dengan nama Sabdo Palon. Mereka harus menebus kembali kesalahan mereka di masa lalu. Kegagalan mereka menjaga kesadaran atlantis harus ditebusnya, dengan mengajarkan kepada manusia anak keturunannya. 

Ratu Kidul dnegan 7 orang anaknya yang berhasil menyelamatkan diri, harus bahu membahu mengajarkan kesadarannya kepada anak manusia. Itulah takdir mereka. Takdir yang harus dimainkan dan dilakoni oleh mereka. Meski mereka kadang tidak menghendaki. Namun kisah sudah dituliskan-Nya, salah satu anaknya tidak bisa kembali kepada dimensinya, harus kawin dengan anak manusia. Itulah awal keterlibatan mereka dengan anak-anak manusia, yang kemudian melahirkan orang-orang Jawa yang sekarang ini. Diantara mereka adalah anak keturunan Ratu Kidul. sang Sabdo Palon yang tidak memeiliki anak, harus mengangkat anak asuhannya, termasuk Banyak Wide adalah anak asuhan sang Sabdo Palon sewaktu masih seorang anak 'Cindelaras'.

Dua tokoh inilah yang saling bahu membahu untuk terus mewujudkan kesadaran tinggi bagi anak-anak mereka. Namun mereka semua tetap memilliki batasan, batasan mereka adalah takdir yang telah dituliskan-Nya atas diri mereka itu. Sementara itu, beberapa orang diantara saudara-saudara mereka, orang-orang atlantis memilih daerah lainnya. Mereka orang-orang yang sangat luar biasa dari segi akalnya. Merekalah kemudian yang menjadi cikal bakal kesadaran Yahudi. Yaitu sekelompok orang dengan pemahaman kesadaran yang sedikit berbeda. Maka sesungguhnya Yahudi adalah masih saudara bagi orang-orang Jawa dari atlantis juga. Begitu pemahaman yang diyakini Mas Thole, menyoal keberadaan mereka yang memiliki kemampuan yang hampir sama dengan kemampuan yang dimiliki orang-orang Jawa. Maka jika saja nanti peradaban Jawa sudah mencapai titik tertingginya maka mereka akan kembali berhadapan dengan kesadaran Yahudi, kesadaran tandingan mereka itu. Sebagaimana kisah Habil dan Kabil. Dua saudara ini akan mengulang kemabli sejarah perseteruan antar bangsa. bangsa Jawa akan melawan bangsa Jawa. Mereka perang sebagai entitas kesadaran.

Dikisahkan, pada saat itu kesadaran Yahudi telah mencapai puncak peradaban di kerajaan atlantis, semua teknology dan seluruh sistem sudah mampu menjangkau luar angkasa. Mereka mengembangkan teknology spiiritual. Teknology yang mengakses Energy Kesadaran manusia. Mereka memanfaatkan Energy Kesadaran yang berada di alam semesta untuk merubah alat canggih mereka memasuki luar angkasa dan dimensi-dimensi lainnya. Mereka bangga dengan ciptaannya itu, mereka mengaggul-anggulkan peradaban mereka, sehingga mereka lupa bahwasanya mereka hanyalah makhluk semata. Mereka telah kehilangan Energy kehidupan itu sendiri. Energy kasih sayang telah hilang dari peradaban mereka. Energi ini dlaam istilah mereka dinamakan Energy Markaba.

Sungguh mereka lupa bahwa sumber Energy pendukung alam semesta adalah Energy Merkaba itu sendiri. Alam semesta diciptakan dengan kasih-sayang-Nya. Inilah pusat dari seluruh alam semesta. Energy ini terpusat di Arsh'i. Semua makhluk-Nya harus mengakses Energy ini. Seluruh alam semesta harus terhubung, terkoneksi dengan pusat Energy ini. Inilah hukumnya. Maka seleuruh alam semesta akan selalu ber putar, mengeliling Arsh'i, agar mendapatkan daya dukung Energy Kehidupan dari sini. Maka bisa dibayangkan saat mana Energy ini terputus, bumi menjadi goyang. Kutub magnet kehilangan daya magnetnya. Sedikit demi sedikit mereka kehilangan kontrol atas diri mereka. Mengapa bisa demikian ?.

Seperti sudah sering disampaikan bahwa seluruh alam semesta dan seluruh support sistem adalah daya dukung bagi perkembangan kesadaran manusia (Miim). Manusialah adalah khalifah di alam semesta ini. Khalifah dalam kontens kesadaran (Miim) nya. Alam semesta menjadi eksis keberadaannya karena sebab adanya Miim (kesadaran) manusia ini. Kesadaran alam semesta (Haa) ada saat mana kesadaran (Miim) manusia melakukan penyadaran atas keberadaan Haa (Universal), perlu sekali dipahami konsepsi keterkaitan dan kemelekatan pada konsepsi Haa Miim yang dihantarkan Al qur an untuk memahami ini. Dan begitu juga sebaliknya Miim memeiliki kemelekatan pada Haa. Jika tidak ada Haa maka Miim juga tidak akan ada dan menjadi eksis di alam nyata ini. Begitulah eksistensi Haa Miim terus diusung dalam pemahaman ini. 

Karenanya menjadi jelas, saat orang-orang atlantis menafikan kesadaran kasih-sayang, maka sama saja dengan mereka telah menghancurkan daya dukung sistem alam semesta itu sendiri.  Awal dan akhir ada dalam kesadaran itu sendiri. Maka Al qur an sering mengkhabarkan bahwasanya, manusialah yang menghancurkan diri mereka sendiri. Sesungguhnya Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang sudah mengkhabarkan semua pemahaman ini. Agar manusia menjaga harmonisasi. Ingat konsepsi awal dan akhir ada pada kesadaran manusia itu sendiri. Dia yang mengawali dan dia juga yang mengkhairinya. Allah tidak akan merugikan hamba-hamba-Nya.

Sebagai pembelajaran untuk kita manusia yang lahir dalam peradaban setelah mereka, apalagi setelah petunjuk Al qur an diberikan. Jika kita kuak lebih dalam tidak ada pertentangan disana. Manusia atlantis mengenalnya sebagai sistem  Markaba. Islam mengenalnya sebagai Ar rohman-Ar rohiem. Peradaban di sungai Nil yang sudah berumur puluhan ribu tahun yang lalu mengenalnya sebagai Dewa Kasih-Sayang. Semua menjelaskan kepada suatu sistem yang sama. Disinilah kunci peradaban itu sendiri, begitu yang terjadi pada setiap masa, manusia akan selalu menghancurkan sistem Markaba ini. Akibat hilangnya Markaba inilah, ibaratnya manusia yang menyengaja menekan tombol akhir kehidupan, manusia melepaskan keterikatan dirinya kepada 'arsh'i'. Manusia menghilangkan kemelekatan dirinya dengan sistem yang merangkaikannya dengan kosmos.  Inilah akhir kesadaran manusia pada peradaban saat itu. Maka kemudian manusia akan mengulang kembali, belajar lagi dari awal. Melakoni peradaban purba, bahkan menyalakan api saja dia harus diajari oleh kesadaran di alam ini.

Bumi kemudian melakukan recovery, bumi akan memindai dan memberlakukan kesadaran manusia-manusia ini sebagai virus yang harus dihancurkan. Maka sesungguhnya manusialah yang mencelakakan dirinya sendiri. Mereka membuat dirinya menjadi semisal virus bagi sistem alam semesta yang memang harus di ''scanning. Begitulah nyatanya, walau manusia telah mencapai peradaban tertingginya, mereka akan tetap tunduk kepada sitem alam semesta yang ceritanya sudah selesai dituliskan-Nya. Konsepsi awal daMn akhir ada disini. Akan menjadi muara bagi kesadaran manusia itu sendiri, akankah meerka terus eksis ataukah mereka akan menjadi hancur sebagaimana kesadaran at lantis. Begitu manusia menghilangkan kesadaran kasih-sayang maka manusia telah menetapkan akhir bagi kehidupan diri mereka sendiri. Begitulah hukum alam semesta yang bisa disampaikan dari hasil pemahaman Mas Thole.

Maka untuk melengkapi kisah ini, hasil pembicaraan via SMS dengan Ki Ageng di Australia akan disajikan, sebagai bagian dari kisah spiritual Mas Thole. Mengapa menjadi penting, sebab sepertinya kisah ini saling melengkapi. Terbukti pada saat di Gunung Lawu , Ki Ageng seperti terkoneksi dan terpanggil untuk ikut menjelaskan pemahaman kepada Sangkuriang, sebagai pembekalan dirinya, untuk memasuki 'kawah candradimuka'. bagi penggembelangan jiwa dan raganya, saat mana nantinya dia akan mengeban tugas bangsa yang lebih besar lagi, menjadi lebih siap dan tahan uji. Keadaan yang seperti kebetulan saja. tanpa direncanakan, mengalir saja pa adanya. Berikut petikannya ;

"Hari ini saya bercakap dg sang pendamping anak saya. Dia mengungkap sedikit tentang "kami" dr yg lalu. Dia selalu menyebut kami. Dia menyebut kl saya jarang berhubungan dg "kami". Dan dia mengajari bagaimana berhubungan dg "kami".  Seperti saat ada panggilan pulang dan hanya mengikuti panggilan pulang. Pasti akan sampai.

Dia cerita tentang masa lalu. Tentang sejarah dahulu dan sy disuruh untuk berkomunikasi untuk tahu itu. Dia bercerita tentang peradaban dan kondisi saat ini. Dia menjelaskan saat ini adalah proses perbaikan "dunia". Akan terlihat dalam kurun sepuluh tahun ini. Alam akan merevisi dirinya sendiri. Dan perbaikan itu akan mencapai puncak kejayaan dlm masa ratusan tahun atau seribu tahun. Mungkin demikian yg mampu dibaca dr alam. 

Anak saya sangat berwibawa dan tdk berani sy mengangkat muka. Bicaranya berat. Isi pembicaraannya luar biasa. Benar-benar berat teorinya. Inti yg terpenting saat ini ttg markaba. Kehilangan markaba yg membuat kerusakan dunia. Markaba adalah perisai diri dalam setiap diri manusia. Ada di dlm diri. Yaitu kekuatan kasih sayang. Demikian katanya. Markaba ada dlm inti ruh. Berbentuk 3d bintang. Yang melindungi manusia dr luar.

Ketika dahulu atlantis dilenyapkan karena markaba lenyap. Kekuatan kasih sayang pelindung lenyap. Ketika kekuatan ini lenyap maka lenyaplah semua memory. Sehingga untuk membuat api saja harus belajar. Ruh kesadaran tinggi yg masih memiliki sisa markaba. Menembus seluruh dimensi alam. Disisi lain ada makhluk lain (mungkin semacam jin atau sebangsanya). Yg memiliki kesadaran tinggi tapi tdk memiliki markaba mencoba meniru membuat markaba tiruan. Dan inilah segitiga bermuda.

Saya diminta bertanya kpd pendamping tentang semua ini. Tentang markaba. Tentang sejarah dahulu. Tentang semuanya. Yaitu portal antar dimensi. Dimana makhluk kelas rendah menyebar ke mayapada dan sebagian besar memasuki raga manusia. Ratusan ribu makhluk rendah ini menyerbu dan tinggal di raga manusia. Saya tanya untuk apa semua ini terjadi kepada kita. Apa gunanya. Bagaimana nantinya dsb....

Sy tanya apa dia sadar. Jawabnya iya. Hanya  dia membolehkan sesuatu itu menggunakan bibirnya. Kl dia tidak mau ya tdk bisa sesuatu itu menggerakkan bibirnya. Demikian awalnya sy memulai bicara langsung dg sesuatu yg ada di anak saya.

Anak saya menjawab. Ini semua adalah untuk mngetest. Ya untuk test. Yg terpilih. Yg dipilih. Sy tanya kok tahu. Jawabnya ; Dia menjawab. Dia hanya menggerakkan bibir. Bukan dia yg menjawab. Kalau mau tanya ya tanya langsung saja. Dia minta untuk menguatkan (mencari) markaba itu. Yaitu kekuatan kasih sayang.


Kekuatan harmoni dg alam. Respek. Kekuatan belajar. Kekuatan mengetahui. Memahami. 

Ketika seorang menggunakan markaba ini dia menguasai alam. Apa yg difikirlkan akan diturut alam. Dia belajar langsung dr alam. Markaba ini bisa seperti pelindung diri. Bukan spt cahaya. Bukan juga materi atau gaya. Jawaban tentang markaba ada dalam diri. Mungkin hanya beda istilah. Beda bahasa. Namun akan difahami nanti dengan sendirinya.

Saya coba google ttg apa itu markaba ternyata benar. Yaitu semacam medan energy elektronagnetis yg menyelimuti tubuh manusia. Dan bahkan sudah ada yg mengajarkan ini. Menurut anak saya hati-hati. Banyak makhluk yg mereka-reka markaba ini. Dan seolah bisa. Namun kenyataannya hanya membuka portal dimensi gaib bagi makhluk kelas rendah saja. Kalaupun energy yg masuk dan didapat maka dr kelas rendah. 

Markaba ini hanya diri sendiri yg tahu kuncinya. Setiap diri beda. Jngn terpengaruh siapapun ttg markaba. Saya coba google ternyata manfaat meditasi merkaba ini sesuai dg apa yg dijelaskan-nya. Dan ini seandainya benar energynya aktif. Tetapi ada berapa banyak yg telah sampai disini?. Kebanyakan justru hanya membuka portal gaib mengundang makhluk kelas rendah.

Maka hanya orang yg mau pulang kampung akan kembali mengingat semua masa lalu. Semua yg berasal sama (kami) akan mengajak pulang. Belum dijelaskan detail. Hanya diibaratkan seumpama panggilan mudik. Atau pulang kampung. Dimanapun berada setiap orang lampau pasti merindukan kampung halaman. Dia akan terus menerus memanggil. Tanpa putus dan tak kenal jemu.

Semua yg terjadi di alam sudah selesai ditulis. Hanya dlm dimensi manusia pelakunya bisa beda. Maka inilah test bagi ksatria. Apakah dia layak dan berharga untuk dinaikkan level spiritualnya. Yaitu untuk menjadi pemeran atas kisah yg harus terjadi. Test ini untuk membuktikan apakah dia berharga untuk dinaikkan. Ketika aku mau dipanggil pulang... pasti tidak tersesat. Seolah pulang kampung. Mengenali sanak saudaranya. Demikian sepintas tentang kami. Jadi tugas ksatria hanyalah memerankan saja. Menuntaskan tugas sebagai test diri. Menentukan harga spiritual diri.

Tadi malam mendapat petunjuk. Semua yg kita bicarakan ttg merkaba dll. Itu adalah membicarakan hal yg sama dg tulisanmu ttg ultimate bashiroh. Kesadaran pamungkas (baca lagi). Sudah diberi petunjuk tentang metode dan cara memasukinya. Petunjuk itu telah diberikan oleh leluhur kita. Sesepuh orang jawa untuk digunakan bg para ksatria sebelum perang besar terjadi. Yaitu dalam simbol dan lambang kisah Dewa ruci. Sang dewa ruci. Harus mendengarkan Sang Dewa ruci. Sang kesadaran diri. Sang kesadaran pamungkas. Memasuki alam pendengarannya.

Mendengarkan dengan cara memasuki dunia (alam) pendengaran gaibnya untuk masuk alam dan dunia seluas semesta. Melihat merasakan mengalami alam pendengaran kesadaran alam. Membaca simbol dan lambang yg telah diketahui sebelumnya. Memasuki kesadaran pendengaran sang aku sejati. Sang kesadaran alam. Sang dewa ruvi. Sang nurani. Sang atman. Hati kecil. Melalui perjuangan mengalahkan samudra nafas. Simbolnya hanya dimengerti orang yg mau kembali ke jati diri menjadi jawa kembali pulang ke rumahnya yg lama.

Ya coba masuki lagi membaca tentang apa yg dibaca ultimate conciousnes. Kesadaran pamungkas. Supra sadar. Apapun istilahnya. Kisah dewa ruci disandingkan dg kisah merkaba dan disandingkan dengan kesadaran pamungkas. Tengah membaca lambang alam yg sama. Hanya manusialah yg mencoba menceritakan ulang dlm referensi kesadaran kolektifnya. Namun apa yg coba dijelaskan adalah "hal" yg sama. Sehingga seolah kita akan dibingungkan dg banyak istilah dan teori.

Semua hal yg "satu" coba dijelaskan dan diulang dlm banyak sisi. Banyak sudut. Banyak versi. Sehingga tak ada ruang lagi bagi keraguan. Sehingga mampu memasuki "referensi" kolektif kesadaran yg lebih luas. Mampu menjelaskan lbh umum. Memasukinya hanya dg "niat". Memasuki kekuatan (energy) hati. Disebut juga memasuki medan energy elektromagnetis merkaba. Energy pelindung ruh dan raga. Cahaya yg melindungi ruh dan raga.

Markaba tdk bisa diajarkan. Nanti seperti membuat markaba. Membuka portal gaib.

Saya coba google ttg apa itu markaba ternyata benar. Yaitu semacam medan energy elektronagnetis yg menyelimuti tubuh manusia. Dan bahkan sudah ada yg mengajarkan ini. Menurut anak saya hati-hati. Banyak makhluk yg mereka-reka markaba ini. Dan seolah bisa. Namun kenyataannya hanya membuka portal dimensi gaib bagi makhluk kelas rendah saja. Kalaupun energy yg masuk dan didapat maka dr kelas rendah. Markaba ini hanya diri sendiri yg tahu kuncinya. Setiap diri beda. Jngn terpengaruh siapapun ttg markaba.

Saya coba google ternyata manfaat meditasi merkaba ini sesuai dg apa yg dijelaskan anak saya. Dan ini seandainya benar energynya aktif. Tetapi ada berapa banyak yg telah sampai disini?. Kebanyakan justru hanya membuka portal gaib mengundang makhluk kelas rendah. Maka hanya orang yg mau pulang kampung akan kembali mengingat semua masa lalu. Semua yg berasal sama (kami) akan mengajak pulang.

Belum dijelaskan detail. Hanya diibaratkan seumpama panggilan mudik. Atau pulang kampung. Dimanapun berada setiap orang lampau pasti merindukan kampung halaman. Dia akan terus menerus memanggil. Tanpa putus dan tak kenal jemu. Semua yg terjadi di alam sudah selesai ditulis. Hanya dlm dimensi manusia pelakunya bisa beda. Maka inilah test bagi ksatria. Apakah dia layak dan berharga untuk dinaikkan level spiritualnya.

Yaitu untuk menjadi pemeran atas kisah yg harus terjadi. Test ini untuk membuktikan apakah dia berharga untuk dinaikkan. Ketika aku mau dipanggil pulang... pasti tidak tersesat. Seolah pulang kampung. Mengenali sanak saudaranya. Demikian sepintas tentang kami. Jadi tugas ksatria hanyalah memerankan saja. Menuntaskan tugas sebagai test diri. Menentukan harga spiritual diri.

Markaba. Mar: cahaya yg menyelimuti. Ka: ruh. Ba: jasmani. Cahaya yg meliputi gaib dan realitas diri.


Tadi malam mendapat petunjuk. Semua yg kita bicarakan ttg merkaba dll. Itu adalah membicarakan hal yg sama dg tulisanmu ttg ultimate bashiroh. Kesadaran pamungkas (baca lagi). Sudah diberi petunjuk tentang metode dan cara memasukinya. Petunjuk itu telah diberikan oleh leluhur kita. Sesepuh orang jawa untuk digunakan bg para ksatria sebelum perang besar terjadi.

Yaitu dalam simbol dan lambang kisah Dewa ruci. Sang dewa ruci. Harus mendengarkan Sang Dewa ruci. Sang kesadaran diri. Sang kesadaran pamungkas. Memasuki alam pendengarannya. Mendengarkan dengan cara memasuki dunia (alam) pendengaran gaibnya untuk masuk alam dan dunia seluas semesta. Melihat merasakan mengalami alam pendengaran kesadaran alam. Membaca simbol dan lambang yg telah diketahui sebelumnya.

Memasuki kesadaran pendengaran sang aku sejati. Sang kesadaran alam. Sang dewa ruci. Sang nurani. Sang atman. Hati kecil. Melalui perjuangan mengalahkan samudra nafas. Simbolnya hanya dimengerti orang yg mau kembali ke jati diri menjadi jawa kembali pulang ke rumahnya yg lama.

Ya coba masuki lagi membaca tentang apa yg dibaca ultimate conciousnes. Kesadaran pamungkas. Supra sadar. Apapun istilahnya. Kisah dewa ruci disandingkan dg kisah merkaba dan disandingkan dengan kesadaran pamungkas. Tengah membaca lambang alam yg sama.

Hanya manusialah yg mencoba menceritakan ulang dlm referensi kesadaran kolektifnya. Namun apa yg coba dijelaskan adalah "hal" yg sama. Sehingga seolah kita akan dibingungkan dg banyak istilah dan teori.

Semua hal yg "satu" coba dijelaskanbdan diulang dlm banyak sisi. Banyak sudut. Banyak versi. Sehingga tak ada ruang lagi bagi keraguan. Sehingga mampu memasuki "referensi" kolektif kesadaran yg lebih luas. Mampu menjelaskan lbh umum.


Memasukinya hanya dg "niat". Memasuki kekuatan (energy) hati. Disebut juga memasuki medan energy elektromagnetis merkaba. Energy pelindung ruh dan raga. Cahaya yg melindungi ruh dan raga. Niat dan selanjutnya memasuki kesadaran diri. Lalu...ya sudah .... selesai. Diri sendiri yg faham. Sebagai refreshing baca ulang lagi diskusi tasawuf kita. Dan biarkan membaca dg kesadaran terkininya."

Begitulah yang disampaikan anak Ki Ageng Tirtayasa, semua seperti tali temali, menjelaskan keadaan saat mana dan dimana kesadaran sedang diajarkan. Semua tanpa diminta Mas Thole, seperti semua saling terhubung saja, terkoneksi secara kebetulan. Kisah yang satu menjelaskan kisah lainnya. Semua menjadi simpul, dan puzle-puzle yang jika kemudian kita tata akan menjadi sebuah 'grand design' yang mha sempuran, mengkerucut kepada satu dzat. Dialah yang menciptakan alam semesta ini, dengan kebesaran-Nya. Menjelaskan problematika anak manusia dengan peradaban pada setiap dimensi dan perjalanan sang waktu. Bagaimana setiap makhluk-Nya pasti akan mengambil peranan dalam kancah kehidupan anak manusia di alam nyata. 

Entitas kesadaran, semua saling terhubung dengan harmoni, mereka memiliki kepentingan yang sama atas alam semesta untuk menjaga eksistensi mereka. Mereka memiliki  kemelekatan yang sama dengan alam semesta. Oleh karenanya mereka meski mengajarkan kepada kesadaran (Miim) manusia agar tetap menjaga keberadaannya tetap begitu. Mim (kesadaran) manusia dan dengan diri mereka Haa adalah kesatuan kesadaran yang di simbolkan Haa Miim. Maka kesemuanya harus saling menjaga dalam keberaturan alam semesta ini. Alam ghaib dan realitas adalah satu keadaan, maka sungguh celaka jika manusia tidak mampu menjaganya. Maka runtuhnya peradaban adalah suatu keniscayaan saja, saat mana Energy Markaba sudah hancur di tangan manusianya sendiri. 

Wolohualam






Komentar

  1. Semoga peningkatan kesadaran signifikan terjadi di bulan Ramadan ini bagi para Ksatria.

    Menyelesaikan dengan Allah dan diri sendiri sehingga nanti sudah dapat berjalan bersama Alam memenuhi skenario Nusantara Baru

    BalasHapus
  2. kidung alamJuli 14, 2013

    Amin. Ya Tuhanku. Tuhan penguasa seluruh dimensi. The absolute power (penguasa mutlak) seluruh alam semesta. Amin. Allah Tuhan (rab) Amin ya Allah rajaku. Amin ya Allah sesembahanku.

    BalasHapus
  3. connect, ya rahman ya rahim.

    BalasHapus
  4. jek bingung durung tekan ilmune xixixixi..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali