Kisah Spiritual, Terungkapnya Misteri Kesatria Piningit (2)



Kapankah kita 'kan merapat
di pantai yang kita impikan
untuk menangis sepuas hati,
untuk melepaskan derita ini?

Kapankah kita 'kan rasakan
harumnya kembang setaman
Sekian lama kita hanya berlayar
hanya kenal lautan dan lautan

Bahtera ini kecil,
gampang terbawa angin
Sekelompok batu karang siap meremukkan
Kapankah kita 'kan berlabuh?

(Petikan Syair Kapankah lagi kita kan berlabuh by Ebiet G Ade)

Pertanyaan itu menggurat kepala, saat kisah ini akan digulirkan kembali. “Kapankah kita kan berlabuh, dipantai yang kita inginkan. Sekian lama kita berlayar hanya kenal lautan dan lautan. Lihatlah, sekelompok batu karang siap meremukan.”  Yah, mereka bertanya pada angin dan lautan. Lirih hati bertanya, betapa tidak, berhadapan dengan lautan luas kesadaran. Kemudian berhadapan dan dibenturkan dengan realitas keadaan. Masih lagi kapal mereka, berdiri diantara badai pemikiran. Didepannya karang logika rasionalitas pemahaman. Dimanakah layar akan dikembangkan, kemankah jangkar keyakinan akan berpijak. Ruang dan waktu menjadi nisbi adanya. Dimana semua akan  menjejakan keraguan. 

Teronggoklah nafas kehausan, tiadakah angin berhembus bicara tentang  belaian kasih sayang ?.   "Kapankah kita merasakan harum kembang setaman." Mereka sering bertanya pada malam, dan juga kepada hujan bintang meteror SION yang terlihat pada gerhana kemarin. Begitulah mimpi panjang kesatria. Beban itu semua dinafikkannya. Lelah memang tak terkata, itulah lelahnya perjalanan dan beban pemikiran. Semua dilakukan hanya agar kita sadar, hanya demi agar kita bangun dari impian atas realitas keadaan senyatanya bahwa DIA lah yang realitas. Agar senantiasa paham adalah DIA diatas segalanya. Tuhan ada disini di dalam jiwa ini. Itulah realitas keadaan manusia yang sejati.

+++

Kisah demi kisah peradaban, masih terus dalam ingatan, slide demi slide menghantarkan pemahaman. Terus saja berjalan dalam menghantarkan pemikiran. Mengapakah Al qu ran menyandingkan kisah Firaun. Disandingkan atas diri kita yang tidak pernah melihat fakta keadaan disana. Lihatlah bagaimana kita memkanainya. Disandingkan kepada kita mansuia sekarang.  Kisah keserakahan dan ketakutan manusia akan datangnya satria. Tidakkah kita ingat kisahnya ?. Bagaimana Firaun khawatir akan kekuasaannya. Kemudian dia memerintahkan agar semua anak lelaki yang terlahir pada saat itu dibunuhi. Hal yang sama di jaman sekarang ini tidak kurang 5 juta kelahiran bayi per tahunnya, telah di aborsi sebelum mereka mampu menghirup nafas kehidupan ini.


Bukankah ini sebuah simbolisasi yang  realitas ketakutan Firaun sama saja keadaannya hingga sekarang ?. Manusia takut sekali akan kehilangan kekuasaan, kehilangan harga diri, kehilangan apa saja. Mereka menyebutnyaa aib. Maka semua kisah itu haruskita maknai. Meski realitasnya memang terjadi kejaidan itu  namun akan lebih bermakna jika kita kaji  lebih kembali. bagaimana Al qur an menghantarkan kisah-kisah terbaik atas pergolakan jiwa mansuia, yang tidak pernah kita tahu keadaan sebenarnya. Al qur an mempotret jiwa-jiwa mansuia, dan menyandingkan kisahnya, agar manusia mampu mengambil teladan disana. Maka kisah Fir aun, dalam kesadaran,  menjadi sebuah teladan yang patut kita cermati. Betapa kisah tersebut  akan selalu  terus up to date. 

+++

Betapa ketakutannya kesadaran-kesadaran rendah yang saat sekarang ini menguasai jiwa manusia. Mereka takut jikalau kekuasaan mereka atas manusia digulingkan. Sekali lagi kisah ini akan menjadi kisah pembanding yang harus kita telusuri jejaknya dalam kesadaran kolektif bangsa kita ini. Adakah terbersit dalam otak kita bahwa kelahiran Kesatria Piningit  kejadiannya akan sama saja ?. Nanti kita akan buktikan, bahwa akan muncul juga disana, Fir aun-fir aun yang akan menjelma dan berganti rupa badan wadagnya. Namun sejatinya sifat dan karakternya akan sama saja. Perhatikan dan lihat saja nanti.  Maka siapapun yangmengusung nusantara baru, kelahiran kesadaran baru nusantara akan segera dibunuhi oleh kesadaran yang anti terhadap pembaharuan. Sebab hakekatnya mereka dalam kecemasan,  kemunculan Satria Piningit meski ditunggu namun juga akan menjadi ketakutan tersendiri bagi kelompok kemapanan. Mereka semua harap-harap cemas keadaannya. Siapakah tokoh yang satu ini ?. Jikalau kemunculannya nanti tidak terlahir dari golongan mereka, apakah mereka akan siap menerima keadaan ?. Rasanya sulit sekali.

Oleh karena itu kemunculan Satria Piningit akan sama saja jalan ceritanya dengan kisah-kisah para nabi yang dikisahkan dalam Al qur an. Misalnya saja kisah kelahiran nabi Muhammad. Beliau sudah diramalkan, para ahli astronomi, ahli agama, ahli spiritual telah menduga akan lahirnya Kesatria ini. Para kaum berilmu berusaha melakukan analisa, melakukan apa saja yang mereka bisa, mereka saling berdebat dengan keyakinan mereka atas  wujudnya. Namun bagaimana kejadiannya, pada awal kemunculannya Nabi Muhammad dimusuhi  dan idianggap gila oleh kaumnya sendiri. Permusuhan terhadap Rosul bahkan meluas kemana-mana. Begitulah keadaannya, semacam itu juga nantikejadiannya manakala Kesatria Piningit datang. Lihatlah Nabi Isa, dan juga Nabi Musa, perhatikan jalan ceritanya nabi-nabi lainnya. 

Para utusan KAMI kedatangannya akan selalu dinantikan. Anehnya,  keadaan mereka setelah lahir justru akan dimusuhi. Paradoks yang sangat membingungkan. Berikutnya seandainya utusan KAMI mampu bertahan. Biasanya kebenarannya akan menjadi konsumsi para politikus terlebih dahulu, atau akan menjadi komediti para cendikiawan mereka, selanjutnya kemudian kebenaran yang dibawa para utusan mereka kontruksi berdasarkan pemahaman mereka. Dari sinilah kebenaran tersebut diajarkan kepada kaum mereka. Mereka seakan-akan dan seolah-olah mengusung kebenaran para utusan ini. Padahal sesungguhnya mereka sudah memasukan pemahaman yang berasal dari nafsu mereka sendiri. Sesungguhnya mereka hanya menduga-duga saja. Perhatikanlah bagaimana  ayat Al qur an banyak menyitir atas ulah mereka-mereka  itu. Ironisnya itu tidak saja terjadi pada peradaban sebelum Islam, bahkan setelah Islam lahir, masih banyak kita temukan kesadaran model mereka itu. sama saja keadaannya. Peradaban mansuia berada di tangan para ahli kitab dan kaum cendiki.

Kaum cendikia dan para ahli agama yang meneterjemahkan dan mengajarakan pemahaman mereka sendiri. Berkedok dibalik pemahaman para utusan KAMI.  Oleh karena itu alam pasti akan selalu mengirimkan kembali para kesatrianya. Dan akan selalu begitu,  namun sejak jaman era para nabi telah berakhir, alam mengutus kesatria-kesatria lainnya. Sebab pengajaran atas mansuia telah selesai pada Rosululloh yang langsung bertemu. Utusan kami inilah yang selanjutnya menjadi mitos dan legenda tanah Jawa yang disebut Kesatria Piningit.  Hakekatnya Kesatria ini ada pada setiap generasi. Hanya Kesatria Utama saja yang akan muncul dalam waktu-waktu tertentu.

+++

Ketika Kesatria yang lahir ternyata bukan dari golongan mereka. Ketika Kesatria yang lahir tidak sebagaimana anggapan mereka. Ketika Kesatria yang lahir tidak seperti harapan mereka. Seketika itu juga mereka berpaling dan mendustakan, bahkan kemudian membunuhi para kesatria tersebut. Sebagaimana  yang terjadi pada para nabi dan wali Allah. Mengapa ?. Sebab mereka membawa berita-berita alam. Mereka membawa hukum-hukum alam. Hukum-hukum yang tidak mereka sukai. Begitulah kejadiannya, dan kita akan selalu mendapati keadaan seperti ini pada setiap jaman. Biasanya penentangan paling keras datang dari golongan yang mengaku berilmu tinggi. Begitulah nasib para utusan-utusan KAMI. Mereka mati ditangan orang-orang yang semula mengharapkan kedatangan dirinya. 

Dan seperti itu juga nanti keadaannya, atas kelahiran Kesatria Piningit yang sudah diramalkan oleh jayabaya, Ronggowarsito, dan juga oleh pinisepuh Jawa lainnya. Keadaannya akan sama saja, jalan ceritanya akan itu-itu juga. Demikianlah kekhawatiran Mas Thole. Meski Sang Kesatria itu akan terlahir dari trah Pajajaran namun justru dia akan banyak dimusuhi oleh kaum cerdik pandai dari golongan mereka sendiri. Heh,,inilah ironinya. Dan begitulah skenario alam semesta. Sungguh Mas Thole harus mengelus dada menyoal ini. Membayangkan betapa akan sulitnya keadaannya nanti. Betapa keras permusuhan yang ditimbulkan oleh kaum mereka sendiri. Sebab mengapa ?.

Karena keadaan Para Satria Piningit tidak sebagaimana gambaran angan-angan mereka. Inilah yang menjadi hijab mereka untuk mengakui kebenaran yang dibawa Kesatria-kesatria ini. 

Permusuhan mereka sangat ketara sekali. Sangat terasa oleh Mas Thole sendiri. Namun alam akan memiliki cara tersendiri untuk menyelamatkan kesatrianya. Sebagaimana yang dilakukan pada kisah Nabi Musa. Nabi Musa  disusupkan ke dlaam golongan mereka dan dia justru hidup aman diantara dan dibesarkan oleh raja mereka yang menjadi penentang utama. 

+++

Kesatria akan selalu dipingit dan disamarkan. Begitulah kisahnya nanti.Kesatria itu akan ada diantara mereka menjadi orang-orang biasa saja. Bahkan banyak diantara mereka dianggap berkecerdasan rendah. Mereka dianggap abnormal oleh lingkungannya. Hingga sampai saatnya nanti alam akan menunjukan hakekat sebenarnya keadaan diri mereka itu.  Dan inilah yang mengagetkan kaum cendikiawan sebab mereka tidak menduga sama sekali. Diagnosanya ternyata keliru semua. Analisanya nyatanya tidak sebagaimana pemikiran mereka. Jelas ini membuat jengah mereka. Hal inilah yang membuat kaum ini akan mendustakan. Kesatria itu tidak turun dari langit bagai kisah-kisah superhero lainnya. Inilah yang memebuat mereka kecewa. Sebagaimana prasangka mereka. Keadaan ini akan menyebabkan mereka menjadi musuh-musuh para kesatria.

+++

Berkuasanya kesadaran harta, tahta, dan wanita dalam kesadaran manusia. Adalah sebagaimana symbol kekuasaan Firaun atas jiwa manusia. Firaun-firaun kecil atas orang-orang yang memiliki pangkat, kekuasaan, kekayaan, dan juga kesenangan syahwat. Merekalah golongan orang-orang yang dianggap berderajat tinggi dalam giolongan manusia. Orang ini akan selalu ketakutan jika mereka disingkirkan dari kesadaran manusia. Oleh karena itu kesadaran ini akan akan selalu membunuhi kelahiran kesadaran baru. Dalam realitasnya maka akan nampak sekali dalam debat-debat mereka ini.  Sekali lagi, permusuhan hebat justru akan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman atas Kesatria Piningit. Sayangnya pengetahuan mereka tidaklah sebagaimana yang dimaksudkan alam itu sendiri. Ketika kenyataan tidak sebagaimana pengetahuan mereka, jadilah mereka mereka kecewa dan kemudian  menjadi musuh yang nyata.

+++

Betapa berat, fase yang akan dilalui Mas Thole dan kawan-kawannya. Bagaimana meyakinkan dan menjadi saksi atas diri para kesatria ini, dalam situasi dan kondisi masyarakat yang sekarang ini ?. Belum lama tonggak kesadaran nusantara baru di tancapkan di Pulau Sebatik. Belum lagi kering keringat. Kejadian demi kejadian telah menghantam, membuat goyah keyakinan. Sebab nyawa nantinya hanyalah sebuah mainan, bagi kaum yang berkuasa. Yaitu kesadaran yang menguasai saat sekarang ini. Kesadaran kolektif yang bagai kekuasaan Firaun adanya. Mereka akan segera membunuh bayi-bayi kesadaran yang baru lahir.  Kesadaran yang tidak sama dengan mereka akan mereka matikan. Sedih rahsanya, benih yang seharusnya tumbuh dan  bertunas akan mati sebelum sempat berbuah. He – eh..

Semua golongan berharap bahwa Kesatria Piningit akan terlahir dari golongan mereka sendiri. Inilah masalahnya. Lihatlah, bagaimana setiap kelompok kemudian melakukan klaim atas ciri Kesatria Piningit ini. Semua kelompok akan berharap dan beranggapan, dengan angan-angan yang telah menutup logika mereka sendiri. Apa jadinya jika nanti Kesatria Piningit ternyata tidak memenuhi harapan mereka itu ?. Bukankah nantinya akan terjadi bunuh-bunuhan sesama mereka sendiri ?.  Sungguh lelah Mas Thole dengan keadaan ini. Bagaimanakah menyampaikan sebuah pesan, bahwa apa yang mereka pikirkan sejatinya tidaklah sebagaimana anggapan mereka ini. Apakah mereka telah siap dengan pemikiran lainnya perihal Kesatria ini ?. Entahlah yang penting Mas Thole mencoba menyandingkan pemahaman lain perihal Kesatria Piningit ini.

+++

Kembali di masa sulit ini Ki Ageng di Australia campur tangan. Sungguh dia saudara dalam seperjalanan spiritual. Meski raganya tidak diperjalankan sebagaimana Mas Thole, namun ruh dan jiwanya diperjalankannya, membantu Mas Thole semampunya. Dia selalu datang di saat-saat Mas Thole mengalami masa sulit dan kritis. Masa dimana tinggal selangkah lagi Mas Thole terjerumus di wilayah kekafiran. Kejumudan pemikiran dan tarik menarik kepentingan menyoal Kesatria Piningit menjadi sebab semua itu terjadi. Kaum berilmu disibukkan dengan ini.  Berikut diskusi dengan Ki Ageng menyoal diri Pra Kesatria Piningit ini, inilah petikannya ;

 “14:15 22 Nov - Ki Ageng: Sebenarnya pagi tadi Dia sudah menjelaskan panjang lebar. Spt yg dituliskan ini kok. Kata Dia diminta menunggu. Tunggu saatnya tiba. Saat She sudah siap. Tunggu She sudah menaruh minat. Saat ini tdk bisa apa-apa. Itu yg Dia katakan. Sabar dan amati saja.

17:23 21 Nov - Mas Thole: Iya mas, emang energi sms tadi gmn?
17:33 22 Nov - Ki Ageng: Kaya palu godam
17:27 21 Nov - Mas Thole: maksudnya?
17:37 22 Nov - Ki Ageng: Seperti hawa marah yg memalu...der.
17:37 21 Nov - Mas Thole: wah, bs gt yah...
17:37 21 Nov - Mas Thole: knp marah yaa..?
17:59 22 Nov - Ki Ageng: Ya.. hrsnya saya sdh tahu. Dia sdh memberitahu banyak.
17:55 21 Nov - Mas Thole: Oh,..ya ya. Kayaknya energinya sy jg br kenal. Mungkin yg bicara via dia jg. wolohu
17:56 21 Nov - Mas Thole: masalahnya, sy jg kaya lg dipahamkan jg ttg yg dipesan dia,
17:57 21 Nov - Mas Thole: kebetulan kalie..wolohu
17:57 21 Nov - Mas Thole: apakah beliau juga ...?
18:21 22 Nov - Ki Ageng: Ya.. seperti itu. Itu keyakinan saya. Spt guru yg sdg memarahi muridnya
18:22 22 Nov - Ki Ageng: Energynya terasa sangat dikenali.

+++

5:09 23 Nov - Ki Ageng: Sudah nampak sekali keributan. Sangat mudah bentrok aparat. Polisi dan tentara perang krn masalah sepele. Hati-hati dlm kondisi yg semakin rawan. Kesadaran mereka telah hilang. Mereka berperang di kalangan bawah.

5:15 23 Nov - Ki Ageng: Bentengi diri. Buat perisai diri untuk bertahan dalam perang kesadaran ini.

5:20 23 Nov - Ki Ageng: Metode perisai diri (sheield) telah dijelaskan Dia. Dia membuat perisai diri untuk dirinya. Perisai otomatis. Saya sendiri belum mampu. Kata dia. Energy saya belum mampu membangun perisai alam ini. Energy belum murni. Energy atau perisai ini semacam medan magnet. Atau medan magnet bumi. Juga medan listrik. Jadi mungkin yg dimaksudkan adalah medan elektromagnet. Atau tepatnya cahaya yg melindungi diri. Cahaya yg tak nampak oleh mata telanjang. Tetapi nampak redup dlm mata batin. Semisal aura yg meliputi badan kita.

5:23 23 Nov - Ki Ageng: Membentuk perisai ini berpusat dari energy dalam diri. Energy diri ini yg menjadi pusat energy. Sedangkan ujungnya adalah pusat bumi dan ujung satunya adalah kekuatan langit atau alam semesta. Perbedaan inilah yg membuat energy diri membentuk benteng. Dia menjelaskan berulang kali cara membangun benteng otomatis ini. Sayang saya tdk faham. Yg saya lakukan masih sangat lemah dan akan lenyap bersama waktu. Yaitu dg keyakinan menciptakan semisal itu. Namun harus terus berulang-ulang. Dan tingkat keyakinan yg sering naik turun.  Intinya saja perisai itu terhubung atau terbarukan dari alam. Dari energy bumi dan energy langit. Dan energy diri sebagai pengikat atau pemersatu atau pembangkit atau semacam itu.

6:24 23 Nov - Mas Thole: Ya mas, mshe dimasuki, sdh mendpt petunjuk arahnya
6:26 23 Nov - Ki Ageng: Semoga berhasil. Sy belum bisa. Dia tdk mau membantu. Katanya hrs dari diri sendiri.  Sayang sdh dijelaskan panjang lebar. Ngga bisa ngeh.. kosong terus..
6:47 23 Nov - Mas Thole: Sy jg hanya sepenggal2 mas, yg penting diikuti he he
6:57 23 Nov - Ki Ageng: Pelindung itu menurut Dia harus menimbulkan rasa nyaman pd diri sendiri. Juga pada orang lain dlm lingkaran dayanya. Menimbulkan rasa nyaman. Percaya. Dan kasih sayang. Atau tepatnya membuat tenang berada di dekatnya. Menenangkan.
7:06 23 Nov - Mas Thole: Baik nanti diamati mas. Sy hanya tahu pintu masuk yg pesan2 dr dia kmrn, dan jg tujuannya sj. Selbhnya ga tahu juga. Yakin dimasuki dl, sambil diamati. He he

10:50 23 Nov - Ki Ageng: Lg di rumah?
10:29 23 Nov - Mas Thole: Lg nengok ki wiroguno di rs
15:56 23 Nov - Mas Thole: waduh melawan sihir dr hijib, bener babak belur
16:30 23 Nov - Ki Ageng: Kok begitu?. Apa mereka demikian hebat?
16:12 23 Nov - Mas Thole: Ya, semua sdh membantu, tapi tepar malah..
16:13 23 Nov - Mas Thole: masuk rumah sakit aja keleyengan
16:41 23 Nov - Ki Ageng: Ya ... seperti yg Dia bilang... kekuatan kita masih minim
16:42 23 Nov - Ki Ageng: Perlu pemurnian hati. Dan itu tdk mudah. Terus bagaimana?
16:15 23 Nov - Mas Thole: mengalir aja, ikhtiar aja semampunya
16:44 23 Nov - Ki Ageng: Mereka itu sihir sdh menjadi realitas. Sedang kita Tuhan belum benar-benar realitas.
16:17 23 Nov - Mas Thole: ya betul, jadi berat sekali
16:45 23 Nov - Ki Ageng: Ketika berhadapan dg sihir akan terasa kita berTuhan masing di angan dan fikiran belum ke sel tubuh. Kalau energy merkaba sudah di sel ketubuhan maka akan ringan.
16:19 23 Nov - Mas Thole: begitulah, jadinya lbh gampang belajar sihir, mrk lbh suka instan

16:48 23 Nov - Ki Ageng: Terus bgmn kondisi ki wiroguno?

???????

+++


Rangkaian diskusi panjang melelahkan, bagaimana perbincangan Mas Thole dengan Ki Ageng, dimana sewaktu-waktu KAMI akan turut menyeruak menyampaikan beritanya. Berita yang disampaiakan melalui raga Ki Ageng. Bagaiumanakah mengkisahkan kepada sidang pembaca, atas fenomena ini. Entahlah, Mas Thole hanya pewarta saja. Tidak berni mengambil spekulasi. Hanya menjadi pembawa khabar, dengan menghantarkan apa saja yang patut disajikan. Maka diskusi ini berssambung di hari berikutnya.


Wolohualam

Bersambung; Terungkapnya Misteri Kesatria Piningit (3)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali