Kisah Spiritual, Gugurnya Kesatria Bumi (Ki Wiroguno)



"Dan pohon kemuning akan segera aku tanam
Agar suatu saat kelak dapat menjadi penyejuk
Meski hanya jasad bersemayam disini
Ijinkan aku tafakur, 
...
Meski hanya kenangan diam disini
Ijinkan aku besyukur..
telah kau torehkan keyakinan atas nusantara 
kesadaran..
...
Meski hanya doa yang dapat aku panjatkan
Sesungguhnya aku sangat kehilangan
sebagian semangatku ada bersamamu 
namun kuyakin engkau akan tetap disini..
menandai,.. telah gugur satu kesatria bumi..!!!"

+++
Mas Thole berdiri, terdiam dihadapan jasad membeku. Doa tulus dan air mata hati.  Ki Wiroguno telah berpulang untuk selamanya. Hancur luluh rasa, jiwa dan raga. Tak percaya tapi ini nyata. “Tiada, tiada Ki Wiroguno lagi.” Mas Thole berusaha menahan jatuhnya air mata yang sudah mengembang di kelopak matanya. Dia tidak ingin menangis, sebab tangisan tidak layak untuk menghantarkan kesatria. Meski sakit teramat sakit, namun dia harus mempertahankan kesadarannya ini. Rupanya beginilah rahsanya, saat mana Rosul juga kehilangan para sahabat-sahabatnya. Bahkan yakin, ribuan kali lipat dari apa yang dirasakan Mas Thole. Jikalau satu sahabat saja begini, apalagi puluhan sahabatnya yang gugur di medan perang Badar dan juga perang-perang lainnya. Pastilah perih teramat perih. Tanpa sadar meluncurlah sholawat atas nabi.

Mas Thole berkaca pada keadaannya sekarang ini. Apakah dengan gugurnya satu sahabatnya dia akan berpaling ?.  Tentu saja tidak !. Namun berapa nyawa lagikah yang akan berkorban untuk sebuah keyakinan nusantara baru ?. Ingin rahsanya menjerit sekarang ini. Meski Mas Thole tahu persis bagaimanakah resikonya, namun tetap saja hati ini sulit sekali menerima keadaannya.  Hari ini, hari Selasa, (26/11), Ki Wiroguno telah gugur di medan perang kesadaran. Setelah pertarungan puncak kemarin ini, yang menyebabkan listrik di ruang ICU mati sebanyak 2 kali. Listrik mati menjadi pertanda yang luar biasa bagi rumah sakit sebesar itu. Belum lagi Pambayun yang berada disana sudah mengalami panas dingin, dia bertarung sendirian disana. Hp sempat putus kontak disana, sehingga membuat panik Pambayun dan istri Ki Wiro.

Putri Sriwijaya, yang datang dari Pekan Baru nyaris membatalkan rencananya ke rumah sakit, sebab kedua orang tersebut tidak bisa di hubungi. Sepanjang malam keadaan benar-benar luar biasa seram. Seluruh tubuh Pambayun serasa dirambati ribuan kelabang. Mas Thole jauh di tempat lainnya, seperti tiba-tiba mengambil gerakan yang tak mampu ditahannya. Badannya benar-benar seperti berkutat dengan kekuatan ghaib. Badannya merenggang hebat, dia sempat bertanya ada apakah ini. Maka segera dia duduk di trotoar jalan. Sejenak hening memasuki jauh ke dalam kesadarannya. Tiba-tiba saja tangannya bergerak ke angkasa. Kebetulan menjelang maghrib sehingga orang-orang yang lalu lalang tidak memperhatikan. Hanya tukang ojek seberang jalan memandang keheranan atas ulah Mas Thole.

Dalam kesadaran Mas Thole tengah memegang petir. Petir seperti berkelebatan diantara jari-jarinya. “Apakah Eyang Sabdo Palon, yang sekarang mengambil alih raganya.” Mas Thole sempat bertanya, sebab dia belum pernah menggunakan petir dalam peperangan manapun. Anehnya petir-petir itu seperti bermain-main dijari-jari tangan kanannya. Dampaknya bagi raga Mas Thole luar biasa sekali. Badannya meliuk-liuk tak mampu menahan energi yang begitu dahsyat. Petir-petir itu seperti di serapnya, dan kemudian dihempaskan lagi ke angkasa. Sasarannya adalah kesadaran rendah yang tengah bertubi-tubi menyerang. Seiring berhentinya petir-petir yang kembali masuk ke dalam jari-jari tangan kananya. Terbersit suara KAMI agar jangan berperang biarlah KAMI yang akan membereskan. Inilah awalnya.

Maka setelah sampai di rumah Mas Thole mengkhabari semua kesatria, kecuali Ratu Shima, Mas Thole takut mengganggu sebab beliau baru saja terkena musibah, mertuanya meninggal disana. Setelah semua selesai diberitahukan,  dalam sholat yang lama, Mas Thole meluaskan kesadarannya, menyapa KAMI. Seketika itu tangan Mas Thole bergerak-gerak, gerak tanpa jurus, dalam angannya Mas Thole tengah memobilisasi pasukan KAMI. Itulah kejadiannya, mengapa kemudian esok harinya cuaca Jakarta menjadi aneh begitu.

+++

Memperjuangkan keyakinan bukan suatu hal yang gampang, butuh pengorbanan, harta dan nyawa. Dan sejak mula dirinya memantapkan perjuangan ini Mas Thole mengerti itu, namun mengapa jiwa  tetap tak henti mempertanyakan musibah ini ?. Bertanya kepada KAMI, bahkan saking menyesalnya Mas Thole cenderung menggunakana nada yang  sedikit mempersalahkan, mengapa bisa terjadi ?, sehingga satu kesatria bumi gugur dalam medan perang kesadaran ini ?. Bukankah mereka kemarin yang meminta agar segala urusan diserahkan kepada KAMI ?. Dan para kesatria juga sudah menyerahkan urusan peperangan kepada KAMI atas Ki Wiroguno. Bukankah KAMI juga sudah mengkhabarkan kepada Mas Thole sewaktu sholat subuh tadi pagi bahwa Ki Wiroguno sudah melalui masa kritisnya dan sekarang sudah dalam perlindungan KAMI. Tidak saja kepada Mas Thole, KAMI juga sudah memberitahukan hal sama kepada Sang Prabu. Apakah diri yang lemah ini yang salah memaknai pesan-pesan KAMI ?. Rasanya tidaklah begitu..!.

+++
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/
11/26/43/197028/Status-Gunung-Anak-Krakatau-Meningkat


Langit Jakarta pagi ini (26/11)  dalam suasana mistisnya. Mas Thole tahu dan paham bahwa kekuatan KAMI tengah dimobilisasi. Kekuatan tersebut sejak maghrib kemarin sudah mengisolasi RSPAD. Dan puncaknya di hari ini. Cuaca mendung, angin dingin, awan putih yang misteri, dan suasana yang mistis luar biasa akan mampu mendirikan bulu roma. Beberapa kali Mas Thole memberitahukan keadaan ini kepada para kesatria lainnya. Keyakinan bahwa KAMI sudah mengambil alih keadaan sangat nyata sekali. Angin yang berhembus adalah utusan-utusan KAMI. Hujan yang turun adalah pertanda adanya KAMI. Awan putih bersaput gelap adalah barisan KAMI. Pasukan-pasukan KAMI sedang bergerak mengamankan situasi Jakarta dari serbuan kesadaran rendah. Mas Thole mengenali itu. Dan keadaan di pagi ini tentu saja menenangkan Mas Thole. Keyakinannya semakin bertambah bahwa Ki Wiroguno akan selamat. Namun bagaimana kenyataannya ?.

Mas Thole menggigit bibirnya saat mendengar khabar dari istri Ki Wiroguno pagi tadi. Baru saja dirinya berkomunikasi kepada rekan-rekan lain atas kemungkinan harapan hidup bagi Ki Wiroguno. Telah sampai khabar pada dirinya bahwa Ki Wiroguno telah meninggal. Dia tengah berdiri di bawah awan gelap menggantung. Rencananya siang nanti memang dia akan ke rumah sakit membezuk lagi. Maka seketika itu juga dia langsung berangkat ke RSPAD, dengan sejuta pertanyaan menggayut di dadanya. Hingga sampai Hp nya kecopetan pun dia tidak berasa. Alam kesadarannya tengah mengelana mencari detail kejadiannya. Apakah ada yang luput dari pengamatannya, mengapakah dia bisa kecolongan begini. Mengapakah dia tetap dalam keyakinan bahwa Ki Wiroguno akan terus hidup. Apakah yang terjadi sesungguhnya ?. Apakah KAMI telah berdusta kepadanya ?. Ugh…!. Tidaklah mungkin KAMI melakukan itu. Lantas apa..!. Hampir saja Mas Thole berteriak ditengah jalan raya, manakala dia tidak mendapati apa-apa di dalam memorinya itu.

Teringatlah sekali lagi, memory yang terus diulang-ulang, saat tadi malam, dia mendapat perintah dari KAMI agar memberitahukan kepada para kesatria lainnya agar para kesatria jangan gegabah dengan bertindak sendiri-sendiri, melawan musuh-musuh. Sebab kejadiannya saat mereka berusaha mengirim doa kepada Ki Wiroguno pasti akan sakit setelahnya. Semua kesatria sudah dikirimkan khabar ini, agar mereka menyatukan kekuatan kepada KAMI (angin, gunung, laut, awan, bumi, hujan, dll), biar KAMI yang akan mengurus manusia-manusia biadab yang telah mempergunakan ayat-ayat Allah untuk membunuh saudara seiman.  Begitulah pesan KAMI, yang tentu saja dilaksanakan oleh Mas Thole dan kawan-kawan. Malam itu juga Mas Thole meditasi menyatukan kekuatan kepada alam semesta. Nampak dalam kesadarannya panggilannya di terima oleh angin, awan, dan juga gunung. Mereka menjawab serentak akan melaksanakan tugas. Memang kejadian esoknya sangat dahsyat, langit Jakarta mistis keadaannya. Gunung Krakatau memberikan tanda dengan menyemburkan  lava ke angkasa, mewakili gunung-gunung lainnya.

Mas Thole mengkhabarkan hal  itu kepada sang Prabu dan juga Pambayun. Keduanya bersyukur sekali, hati mereka lega, amanlah  jikalau KAMI sudah bertindak. Memang angin yang bertiup sangat dikenali Mas Thole, sebab angin tersebut menyembuhkan pegal dan sakit-sakit di badan Mas Thole akibat peperangan kesadaran beberapa hari ini. Pambayun juga mengalami kejadian yang sama. Maka dia pun membiarkan bahkan berusaha menyerap energi yang diberikan KAMI untuk membantu mempercepat pemulihan badan. Maka sungguh mengherankan sekali jikalau kejadiannya begini. Ki Wiroguno MATI !. Bukankah kata KAMI Ki Wiroguno akan HIDUP.  Sungguh Mas Thole tidak habis pikir. Adakah yang salah dalam memahami makna hakekat MATI dan HIDUP itu sendiri. Mas Thole mencoba sedikit mengambil nafas. Selama perjalanannya ke rumah sakit dan juga perjalannya menuju rumah Ki Wiroguno untuk menghadiri pemakamannya, pikirannya terus saja berkecamuk. Mempertanyakan parameter HIDUP dan MATI itu sendiri.

+++

Sepanjang perjalanan itulah Mas Thole terus berusaha berhubungan dengan KAMI, mencari jawaban atas makna HIDUP dan MATI. Ketika nada Mas Thole seperti menyalahkan, tiba-tiba dada Mas Thole seperti digedor. Munculah pemahaman bahwa  KAMI memang telah menyelamatkan HIDUP Ki Wiroguno, bagi KAMI sekarang ini Ki Wiroguno telah hidup. “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah, itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.  (QS. 3: 169). Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.  (QS. 3: 170).

Subhanalloh, Ki Wiroguno diselamatkan oleh KAMI, dan dia hidup dalam dimensi lainnya, dia berada disisi KAMI. Jadi pemaknaan MATI yang sekarang dipahami manusia ternyata keliru. MATI bagi KAMI hampir sama pemaknaannya dengan Syeh Siti Jenar. Bagi KAMI alam dimensi yang ditinggali manusia adalah alam kematian. HIDUP itu sendiri adalah manakala berada di dalam dimensi yang sama dengan KAMI. Maka ketika KAMI berkata akan menyelamatkan Ki Wiroguno mungkin inilah maksudnya. Ki Wiroguno diselamatkan dan akan HIDUP dalam dimensi KAMI. Jadi persepsi Mas Thole yang salah, dalam memaknai pesan-pesan KAMI. Tidak ada yang salah kejadiannya memang begitu. Mas Thole akan mengikhlaskan keadaannya. "Benar..benar sekali." Mas Thole seperti bicara kepada dirinya sendiri, setelah mendapat pemahaman itu. "Ya, Ki Wiro masih HIDUP dalam dimensi alam KAMI. " Mungkin nanti dialah yang akan menjadi pasukan Allah berikutnya membantu urusan KAMI. " Semoga memang demikian adanya. Mas Thole berusaha untuk mencari pijakan selanjutnya, menenangkan dirinya.

Jiwa Ki Wiro kemarin ini telah diikat dan disandera oleh kesadaran rendah, maka jika tidak di tolong KAMI, jiwa Ki Wiro akan dijadikan alas kaki mereka, dijadikan tumbal jembatan. Bukankah lebih parah dari MATI itu sendiri. Karena itulah KAMI kemudian menyelamatkannya. Sekali lagi, Mas Thole harus dibenturkan dengan pemahaman makrifat. Apakah hakekat HIDUP dan MATI. Siapakah yang HIDUP dan siapakah yang MATI. Maka Ki Wiroguno sesungguhnya TIDAK MATI, dia HIDUP disisi KAMI. Begitulah keyakinan Mas Thole. Semangatnya kembali membuncah, dirinya kembali bertekad, untuk terus memperjuangkan kesadaran nusantara, kesadaran manusia yang berbudhi luhur. Jayalah nusantara jaya, dimana manusia hidup di dalamnya saling tolong menolong, saling memberi, saling mengasihi. Semoga akan selalu ada pengganti dan penerus Ki Wiroguno di negri ini. Semoga ya robb.

+++ 

Teringat akan suatu nasehat. Imam Ali Bin Abi Thalib berkata kepada Kumail An Nakha’i: “Bumi ini tidak akan kosong dari hamba-hamba Allah yang menegakkan agama Allah dengan penuh keberanian dan keikhlasan, sehingga agama Allah tidak akan punah dari peredarannya. Akan tetapi, berapakah jumlah mereka dan dimanakah mereka berada? Kiranya hanya Allah yang mengetahui tentang mereka. Demi Allah, jumlah mereka tidak banyak, tetapi nilai mereka di sisi Allah sangat mulia. Dengan mereka, Allah menjaga agamaNya dan syariatNya, sampai dapat diterima oleh orang-orang seperti mereka. Mereka menyebarkan ilmu dan ruh keyakinan. Mereka tidak suka kemewahan, mereka senang dengan kesederhanaan. Meskipun tubuh mereka berada di dunia, tetapi rohaninya membumbung ke alam malakut. Mereka adalah khalifah-khalifah Allah di muka bumi dan para da’i kepada agamaNya yang lurus. Sungguh, betapa rindunya aku kepada mereka.”

Semoga Ki Wiro termasuk diantara orang yang sedikit itu. Sebagaimana juga dalam kisah para Sufi. “Ruhani tidak pernah sakit karena dia berasal dari Yang Maha Sehat dan akan terus mengalirkan syafaat serta terus menerus menyalurkan rahmat dan karunia Allah lewat dadanya, akan tetapi fisik  akan tunduk kepada Firman Afaqi sesuai dengan hukum-hukum alam yang telah ditetapkan Tuhan. Salah satu sifat dari Nabi adalah HARUS dia seperti manusia biasa. Kalau Nabi terkena api harus dirasakan panas seperti layaknya manusia begitu juga kalau nabi berjalan di tengah malam akan merasakan dingin. Begitu juga berlaku kepada wali-Nya, akan tunduk kepada hukum alam ini. Sifat HARUS seperti manusia itu juga salah satu cara Tuhan menyembunyikan Kekasih-Nya dari pandangan dunia ini. Junjungan kita Nabi Muhammad SAW berani dilempari kotoran unta dikarenakan orang kafir terhijab oleh hijab Insani”.

Badan wadag Ki Wiro akan mati sebagaimana para nabi juga mati, namun ruhani akan terus hidup di sisi KAMI, berjuang bersama KAMI. Semoga Ki Wiro adalah sang Khalifah itu, semoga dia adalah Wali Allah yang akan menjadi teladan kita semua. “Ada tiga sifat yang jika dimiliki oleh seorang, maka ia akan menjadi wali Allah, iaitu: pandai mengendalikan perasaannya di saat marah, wara’ dan berbudi luhur kepada orang lain.”  Semoga benar, Ki Wiro akan menjadi wali Allah, dia HIDUP di sisi KAMI. Itulah doa Mas Thole, sebagaimana pemahaman yang dihantarkan oleh KAMI. Menjadi penyemangat bagi para kesatria. Bahwa Allah akan senantiasa memenuhi janjinya. Sebagaimana pesan Ki Ageng sebelum kejadian ini ;

8:37 24 Nov - Ki Ageng: Insya Allah. Tuhan tidak tuli. Tidak buta. Tidak lumpuh. Dia melihat. Dia mendengar. Dia dekat. Dia tahu yg ada di hati. Dia mengerti yg melintas di jiwa. Dia tahu niat kita.

8:38 24 Nov - Ki Ageng: Dia yang maha menepati janji. Tepatilah janjimu kepada Tuhanmu. Dan Dia akan menepati janjiNya kepadamu. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.

8:52 24 Nov - Ki Ageng: … Akan banyak yg mencoba menghancurkan itu sebelum pesan diterima. Bermohon kpd Allah. Agar mampu menangkap isi pesan. Semoga dimudahkan. Benar tdknya ada dalam keyakinan diri. Kembalikan saja pd diri. Sang dirilah yg menentukan. Apakah menerima dan mengingkarinya. Sungguh adzab Tuhanmu sangat berat. "Berhati-hatilah wahai sang sadar. Sungguh. Ini tidak main-main. Bersujudlah atas nama Tuhanmu. Agungkan namaNya. Sucikan namaNya. Sujudlah dua rokaat dalam diri yg suci. Saat pesan dari langit diterima. Siksa itu demikian pedih bagimu yg menganggap ayat-ayat Tuhan ini main-main. Menganggap murah dan ringan ayat yg mampu menghancur luluhkan gunung saat menerimanya. Janganlah bermain-main. Janganlah main-main.. jangan...sungguh aku takut.. sungguh aku takut... sungguh aku takut... sungguh gemetar seluruh tubuh saat menerima pesan ini."

+++

“Ingatlah, sesungguhnya Wali-Wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (QS Yunus : 62-64)

+++
Mas Thole, hanya lirih berdoa, semua seperti yang ada dalam lintasannya saat tadi pagi dirinya menerima pesan langit itu. KAMI akan segera melaksanakan urusannya kepada manusia-manusia yang telah dengan sadar menjual ayat-ayat Allah dan menukarkannya dengan sihir. Mereka semua akan dihancurkan sehancur-hancurnya. Bumi akan mengeluarkan isi-nya, gunung-gunung akan berguncang, banjir dimana-mana.  Hh ..hh, Sungguh gemetaran dan ketakutan jiwa Mas Thole  mendapatkan pesan KAMI itu. Gemetaran jiwanya, maka seketika itu dia mengirimkan khabar kepada Sang Prabu, betapa takut jiwanya. Allah teramat keras azab Nya, sungguh sangat sedikit manusia yang tahu. Semoga engkau tenang di alam sana wahai Ki Wiroguno, biarlah KAMI yang akan membalaskan untukmu, kepada manusia-manusia durjana yang tidak memiliki nurani lagi. Tenangkanlah dirimu. Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu. Allah hu akbar 3x


wolohulam

Komentar

  1. Saya sharing sebagian pemikiran Ki Wiroguno yg diutarakannya kpd Ksatria lain, semoga dapat diambil hikmah dan selalu mengingatkan kita akan beliau dan terus melanjutkan perjuangan ini.

    'Pro - kontra, fitnah - tidak, baik - buruk adalah hasil penilaian dr kesadaran masing-2, bukan dari lintasan tulisan yg akan di tulis. Selagi masih berkutat pada nilai dualistik bukan kesatuan nilai, perdebatan panjang dalam segala hal akan terus berlanjut. Terlebih bila terkait dengan nilai-2 yg akan ditanamkan pada penataan Nusantara Baru.

    Seperti ramalan Prabu Jayabaya, yg menurut sy adalah bangkitnya kesadaran kolektif dr seluruh para penata Nusantara, termasuk para Satria yg merupakan bagiannya. Multiplier effect atau butterfly effect yg diharapkan berimbas pada kesadaran semesta. Karena kesadaran sejatinya tidaklah pernah terputus, melintasi ruang & waktu.

    Karena itulah sy mulai mengerti kenapa para leluhur ber-andil besar dlm pembentukan Nusantara Baru, guna menjaga kebenaran sejati agar tidak hilang ditelan jaman.

    Jadi lintasan perlu senantiasa di kabarkan, agar lebih menggugah kesadaran bagi yg memang telah dapat memahaminya. Salam'

    BalasHapus
  2. Berikut ini juga dari Ki Wiroguno, semoga bermanfaat utk pembaca blog ini yang mungkin masih mencari referensi mengenai fenomena yg terjadi pd para 'ksatria' yg diceritakan di blog ini. Semoga bermanfaat.

    'Sampurasun sedulurku semua.
    Salam unt semua semoga senantiasa dalam selamat, rahayu, dan widada.

    Ijinkan sy untuk berbagi pengetahuan kepada para sedulur sehubungan dengan tulisan mas Thole pada blog terbaru Jejak Leluhur Atlantis pada Manusia Jawa yang telah dibuktikan secara science mengenai mistery sebuah DNA yang berkaitan dengan peradaban dunia khususnya tanah jawa.

    Menurut referensi penelitian dari beberapa buku yang saya baca tentang DNA sebagai pembawa genetik blue print peradaban manusia, salah satu referensi berjudul DNA Phantom Effect, DNA Activation, Human DNA mystery, dll.

    Secara singkat dijelaskan bahwa DNA bersifat Totipoten dan Holistik.
    Totipoten kesamaan genetik sel/DNA dengan sekarang membawa sifat identikasal dengan sel/DNA asal..
    Holistik secara keseluruhan secara genetik dan fenotipe membawa sifat yang inheren secara keseluruhan. Bila DNA dibelah dua, bukannya terbelah dua melainkan akan menjadi 2 DNA yang sama persis.

    Menurut penelitian satu DNA sekarang akan sama persis dengan DNA leluhurnya tanpa melihat waktu & ruang.
    Misalnya DNA pd rambut atau kulit yang diteliti, memiliki kesamaan dengan leluhurnya yang sudah berusia ribuan tahun. Bila suatu kaum bermigrasi kedaerah lain, maka jejak inheren DNA tersebut akan terbawa selalu dan tidak akan pernah berhenti .

    Contoh diambil DNA penduduk pada satu daerah setelah diteliti ternyata memiliki kesamaam DNA dengan leluhur di dareah tsb atau daerah lainnya yang sudah berusia ribuan tahun.

    Jadi secara empiris, tidaklah aneh bila satu daerah penduduknya memiliki kemiripan dengan penduduk daerah lainnya, sehingga menciptakan suata mata rantai genetika yang tidak akan pernah terputus..

    Jadi apa yang terjadi dengan ----------, secara sciense sudah terbukti kebenarannya, yaitu manusia jawa yang telah bangkit kesadarannya dan sesuai tingkat kesadarannya, akan mengaktifkan DNA leluhur yang mungkin ada pada dirinya sehingga semua peristiwa, rahsa, pikiran secara otomatis akan tersingkap. Mohon maaf dan keikhlasan sedulur semua, bila tulisan sy kurang berkenan dan mohon feedbacknya bila ada. Rahayu.'

    BalasHapus
  3. Semua perjuangan beliau Insya Allah tidak akan sia-sia. Pembelajaran-pembelajaran dan hikmah sangat banyak sekali diperoleh oleh para Ksatria lain dengan kepergian beliau yang Insya Allah sejatinya HIDUP di sisi Allah.

    Banyak terjadi hal-hal yang seperti kebetulan, terkait keterlibatan KAMI dalam skenario kemarin, Subhanallah!

    Banyak muncul pemahaman dan internalisasi terkait bagaimana seharusnya maksimalnya ikhtiar kita dan disaat bersamaan maksimalnya pasrah kita kepada Allah.

    Subhanallah...

    BalasHapus
  4. Rahayu, rahayu, rahayu... Jaya jaya wijayanti!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali