Babak Baru Kisah Spiritual Mas Thole : Perjalanan Ke Barat Buku 2

           
Tangan Mas Thole tiba-tiba berkelabat cepat, tangan kanannya keatas seperti gerakan menahan udara. Bersamaan dengan itu, kesadarannya berkecepatan cahaya, meluas meliputi angkasa, berada diatas awan. Kesadarannya berada diluar langit, melihat seluruh permukaan bumi dibawahnya. Kilatan gerakan energi kesadarannya jika digambarkan menyerupai efek dentuman, bagai gelombang getaran yang merambat dengan cepatnya. Meliputi seluruh keadaan disana. Kesadarannya terus mencari pijakan ruang dan waktu. Bertanya kepada KAMI yang telah mengirimkannya ke pulau ini. Disebuah pulau terluar nusantara, ‘Pulau Sebatik’ namanya. Kini dia sedang berdiri di sebuah bukit tempat pos penjagaan Indonesia, bernama ‘Bukit Keramat’. Bukit yang konon kata warga sekitar, banyak diliputi misteri keberadaannya. Entah mengapa Mas Thole berhenti dan berdiri disini.

Rrr..rt…blas..blas..!. Kecepatannya tak terkata, rambatannya bersama cahaya. Pertanyaannya telah membuncah mencari jawaban, menggetarkan rongga-rongga udara, menyeruak diantara angin dan awan yang sedang terdiam disana. “Apakah disini tempatnya, jika memang harus disini, tunjukanlah kepada hamba yang lemah ini. Berikanlah tanda-tanda agar hamba mengerti.”  Seiring doa yang terus didengungkan menerobos alam-alam dimensi. Nampak dilangit sana gumpalan awan hitam seperti dikomando bergerak menaungi Pulau Sebatik. Pulau yang tidak terlalu luas ini seketika gelap sekali keadaannya. Peristiwa yang hanya berlangsung beberapa menit ini nampaknya tidak menarik perhatian para penjaga pos perbatasan yang tengah berada di gardu penjagaan di Bukit Keramat ini.
Dari balik gumpalan awan itu tiba-tiba selarik cahaya menerobos memasuki tangan kanan Mas Thole yang masih dalam posisi seperti menahan udara. Cahaya itu seperti membawa informasi yang sanggup dimengerti oleh Mas Thole. Itulah jawaban KAMI. “Benar disinilah tempatnya”. Tempat dimana akan ditancapkan ‘Tonggak Kesadaran’ sebagai awal berdirinya nusantara baru. Tonggak yang akan menjadi penanda bahwa telah lahir kesadaran baru di bumi nusantara ini. Kesadaran yang akan segera meliputi kesadaran-kesadaran lainnya. Kesadaran yang akan terus menjaga keharmonisan alam semesta bumi nusantara ini. Berada dibawah panji-panji kesadaran nusantara baru.  “Yah, benar di tempat ini.” Seperti ada yang berbisik kuat sekali di dalam hatinya. Mas Thole seakan-akan mendapat keyakinan utuh atas pencariannya itu. Maklum sejak dari keberangkatannya, dia sendiri tidak mengerti tugas apa yang disandangnya itu. Baru setelah menginjakkan kaki di pulau baru dia diberitahukan tugasnya. Tugas kali ini benar-benar misteri sekali.

Segera saja Mas Thole bergegas memberitahukan kepada dua rekannya. Untuk segera beranjak dari tempat dimana sekarang mereka berdiri. Akan ada badai dan hujan sebentar lagi menandai di tancapkan tonggak kesadaran nusantara baru ini.  Mereka harus bersegera, berkejaran dengan waktu. Titik tempat penancapan tidaklah disitu, mereka harus terus berjalan hingga sampai ke patok 3, tempat perbatasan Indonesia dan Malaysia, dari sana nanti akan diberikan petunjuk lagi.

Maka bergegaslah mereka berangkat. Kembali menyusuri Pulau Sebatik. Pulau yang nampaknya hampir sama dengan pulau lainnya di Indonesia. Namun jika dicermati dari  hawanya akan terasa sangat beda sekali. Banyak kesadaran-kesadaran disana yang tumpang tindih. Mestinya kita harus lebih memperhatikan keadaan pulau-pulau terluar nusantara, agar kesadaran mereka tidak merasa terabaikan atau disingkirkan. Kesadaran mereka bagai anak yang kehilangan ibunya. Ibu yang sudah tidak mengenal anaknya lagi. Walau Ibu sendiri tahu bahwa mereka adalah anak-anaknya juga. Anak yang terabaikan.

Dalam perjalanan kembali menyusuri lokasi yang diinginkan KAMI, Mas Thole menerawang kembali kisah perjalanannya kali ini. Kisah yang semestinya tidak dikisahkan lagi, entah mengapa beberapa kejadian, telah membuat dirinya berfikir ulang kembali atas keputusannya itu. Timbul pertanyaan dalam dirinya, “Mengapakah tidak disampaikan khabar-khabar ini .” Maka disinilah awal mulanya kisah ‘Babak Baru Kisah Spiritual Mas Thole dalam Kisah Perjalanan Ke Barat Buku 2’.

****

Batu gunung tetap tegap tegar
Meski angin badai menerjang
Batu karang tak hendak terhempas
Meski ombak terjang menerjang
Mas Thole dalam perjalanan kapal menuju Nunukan
Mengamati ombak yang berkejaran dari buritan kapalnya
Memandang karang disana, dan batu di perbukitan
Sejauh jauh mata memandang

+++

Dermaga kecil kota Nunukan, riuh suasananya. Cakrawala menampakan pesona. Langit lazuardi,  biru menaungi, melingkupi suasana dan awan yang putih diatasnya. Bergumpalan bagai gula-gula kapas membentuk sebuah  formasi,  menggantung tanpa tali. Sungguh keindahan yang menakjubkan. Siang hari waku itu, pukul Sabtu, 11.00 WIT ( 16/13). Pandangan Mas Thole menerawang jauh ke hamparan lautan luas tak berujung. Pesona indah alam semesta bumi nusantara dibagian ujung terluarnya.

Tampak dari sisi sebelah kiri dermaga, sebuah pulau kecil entah apa namanya. Keadaannya tidaklah menyerupai pulau, namun lebih menyerupai gundukan hutan bakau yang  luas memanjang. Nampak menghiasi sudut pandangan.  Terlihat kedua rekannya asyik berfoto lari kesana kemari mengambil posisi.  Mereka baru saja menjejakkan kaki dikota ini, setelah menempuh 2,5 jam perjalanan menggunakan speedboat dari kota Tarakan. Rahsa penat, sudah dari kemarin ini, tepatnya Jumat (15/13) dia berangkat jam 2.00 WIB pagi dini hari dari rumahnya.   Tugasnya yang sangat mendadak sekali, nyaris tanpa persiapan sama sekali. Episode kisah perjalanan spiritual entah mengapa harus dikisahkan lagi.

Jaman kalabendu sudah dimulai dan gongnya sudah ditambuh dari utara. Sebagaimana sudah diberitakan oleh KAMI. Badai topan Haiyan, yang menelan ribuan nyawa manusia, menjadi kisah pembuka, bukankah rentetan berikutnya lebih dahsyat ?. Mas Thole menggigit bibirnya sendiri. Keengganan dirinya memulai kisah-kisahnya lagi, menyebabkan semua kontrakdiksi ini. Bukan apa-apa, menjadi pertanyaannya, akankah apa yang disampaikannya ini tidak menjadi fitnah lainnya ?. Fitnah yang kemudian akan menjadikan dirinya teraliensi, sebab berapa banyak manusia yang menganggap mengada-ada. Itulah keadaan yang akan menimpanya nanti. Dan kisah inipun, hasil perjuangan yang panjang, hasil diskusinya dengan Pambayun dan juga dengan Ki Ageng, menyoal patutkah rangkaian kisah spiritual ini dikisahkan kembali diruangan ini. “Berita atas alam , siapakah yang peduli !. He eh..!.” Kadang kesalnya menyeruak, jika menyoal itu.

Keyakinan Mas Thole untuk mengkisahkan kembali didapat setelah diskusi dengan Ki Ageng. Semua terjadi secara kebetulan, saat dirinya sedang di bandara Tarakan. Beberapa SMS Ki Ageng tiba-tiba menyergah dengan pesan-pesan. Seakan-akan mengetahui apa yang terjadi dengan Mas Thole. Secara realitas memang tidak terjadi apa-apa, namun sesungguhnya di alam kesadaran (ghaib) Mas Thole sedang berdiskusi dengan para ghaib dari Kasultanan Cirebon dari trah menyamping. Mereka adalah trah Ki Sapu Jagad, yang mendatangi Mas Thole. Sebelumnya memang telah terjadi prosesi anak keturunan mereka, saat mereka menginap di Tarakan kemarin malam ini. Dan sekarang ini mereka berdatangan, usai salah satunya. Sesungguhnya mereka salah mengerti saja. Mereka merasa terusik dengan campur tangan Mas Thole atas anak keturunan mereka itu. Terjadilah diskusi makrifat dan tasawuf tingkat tinggi.

Mas Thole berusaha untuk tetap dalam kesadarannya, jangan sampai kesadarannya melemah dan kemudian dikuasai mereka. Mereka berebutan berbicara melalui anak keturunan mereka itu, yang duduk berhadapan dengan Mas Thole. Anehnya  dia merasa seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Satu hal, mereka tidak mau disebut sebagai orang Sunda. Mereka lebih suka disebut sebagai orang Cirebon. Kesadaran mereka dengan Prabu Siliwangi rahsanya memang ada sedikit ganjalan disana. Itu yang dirasakan Mas Thole. Entah seperti apa, belum ada waktu bagi Mas Thole menyelidikinya. Bagaimana Mas Thole tidak kewalahan berdebat dengan mereka itu. Diskusi yang menguras energinya menyebabkan sakit kepala sebelah kiri. Sehingga Mas Thole harus sholat di masjid bandara itu untuk menetralisirnya. Selesai sholat itulah beberapa SMS dan WA Ki Ageng terus saja berdatangan, dan inilah cuplikannya.

16:43 17 Nov - Ki Ageng: Mendadak ada pesan.. Be yourself.
16:43 17 Nov - Ki Ageng: You are the master of your body.
16:44 17 Nov - Ki Ageng: You are the one control your body.
16:44 17 Nov - Ki Ageng: You are the teacher.
16:44 17 Nov - Ki Ageng: Be your self.
16:44 17 Nov - Ki Ageng: You the one know of your self.
16:46 17 Nov - Ki Ageng: Explore.. journey.. amati.. the purpose is just the test.
16:46 17 Nov - Ki Ageng: It is a batleground. Be survive. To be the winner.
16:46 17 Nov - Ki Ageng: Be your self.
16:46 17 Nov - Ki Ageng: If you win. You deserve to be the best.
16:47 17 Nov - Ki Ageng: It is test. It just test for you. If you deserve or not. To be winning the battle.
17:57 17 Nov - Mas Thole: ok..dipahami
16:52 17 Nov - Ki Ageng: Be yourself.. dalam diri ada tiga supir.. ada driver... ada tiga driver utama.. kanan kiri dan tengah.. dan ada banyak sekali penumpang.
16:53 17 Nov - Ki Ageng: Yg di tengah ... supir utama nyalah kamu.. aku... Sang diri.. jadilah diri.
16:53 17 Nov - Ki Ageng: dia yg tahu.. Islam menyebut bashiroh
18:14 17 Nov - Mas Thole: ya ya, insyaallah

Rangkaian WA tersebut terus bersambung, di hari berikutnya ;

18:30 17 Nov - Mas Thole: bs tau ga knp dia kok tiba2 sj menyampaikan..
19:12 17 Nov - Ki Ageng: Saya ngga nanya dia.
19:12 17 Nov - Ki Ageng:  hanya bilang dipaksa untuk bicara. Bukan dia yg ingin bicara.
19:13 17 Nov - Ki Ageng: Makanya dia bicara panjang lebar. Menjelaskan banyak sekali.
19:51 18 Nov - Mas Thole: Ada khabar dr nya lg gak mas?
18:53 18 Nov - Ki Ageng: Banyak. Cuma prinsipnya masih sama. Yaitu untuk menjadi diri sendiri.
20:00 18 Nov - Mas Thole: nah itu yg aneh
18:54 18 Nov - Ki Ageng: Mengamati konstruksi alam. Bagaimana cara kerja kerajaan binatang. Kerajaan semut.
20:01 18 Nov - Mas Thole: mengapa pesan diulang2
20:01 18 Nov - Mas Thole: ada sesuatu yg ingin disampaikan
18:55 18 Nov - Ki Ageng: Organisasi binatang dan struktur kesadaran mereka.
18:56 18 Nov - Ki Ageng: Intinya untuk membedakan level kesadaran.
20:03 18 Nov - Mas Thole: ya di martabat 7 tasawuh mengajarkan itu
18:57 18 Nov - Ki Ageng: Contohnya disebutkan tentang satu kesadaran di semut pekerja. Yg beda kesadaran dg semut ratu.
20:03 18 Nov - Mas Thole: be yourself
18:57 18 Nov - Ki Ageng: Iya. Saya masih belum tahu benang penghubungnya.
20:04 18 Nov - Mas Thole: Ada sy merasa tapi tdk tau apa
18:58 18 Nov - Ki Ageng: Masih ngambang.
18:58 18 Nov - Ki Ageng: Seperti tahu tapi juga tidak.
20:05 18 Nov - Mas Thole: yg kt kaji adalah tentang itu terus mengamati diri
19:00 18 Nov - Ki Ageng: Ya betul. Menjadi joki dari kuda perang.
20:06 18 Nov - Mas Thole: tapi mengapa Kami berkata be yourself?
19:01 18 Nov - Ki Ageng: Kemarin dibicarakan. Yg tahu tugasnya adalah diri.
20:07 18 Nov - Mas Thole: diulang2 bknkah ada yg aneh
19:01 18 Nov - Ki Ageng: Apa kita masih belum menjadi diri?
20:08 18 Nov - Mas Thole: Ada pesan agar diri mampu membaca
20:08 18 Nov - Mas Thole: menjadi diri baru bs baca pesan langit itu
19:03 18 Nov - Ki Ageng: Betul... ya betul... betul.
20:09 18 Nov - Mas Thole: apa kt di minta kontemplasi
20:10 18 Nov - Mas Thole: meditasi
19:03 18 Nov - Ki Ageng: Itu yg dia katakan. Nya menjadi dirinya
19:04 18 Nov - Ki Ageng: Betul. Itu yg diminta nya
19:04 18 Nov - Ki Ageng: Dia minta untuk semakin meditasi
19:05 18 Nov - Ki Ageng: Berulang kali. Dia minta dan menyuruh untuk semakin kuat meditasi
20:11 18 Nov - Mas Thole: syukurlah sy paham kalau gt
20:12 18 Nov - Mas Thole: Kita disuruh bersiap
20:13 18 Nov - Mas Thole: meditasi di goa hiro
20:13 18 Nov - Mas Thole: sampai datang pesan2 jibril
20:14 18 Nov - Mas Thole: membaca pesan2 langit
20:14 18 Nov - Mas Thole: waduh
19:08 18 Nov - Ki Ageng:  baru saja menjelaskan.
19:09 18 Nov - Ki Ageng: The body have a lot of secret
20:15 18 Nov - Mas Thole: apa itu
19:09 18 Nov - Ki Ageng: The Creator create a lot of secret. Our duty to unlock the secret.
19:10 18 Nov - Ki Ageng: Tugas kita membuka kunci.
19:10 18 Nov - Ki Ageng: Decode the password
19:10 18 Nov - Ki Ageng: Mencari password dari raga kita.
19:11 18 Nov - Ki Ageng: You must understand yourself before understand others.
19:11 18 Nov - Ki Ageng: Kita harus membuka rahasia diri sebelum mencoba mengerti yg lain. Itu pesannya barusan.
19:12 18 Nov - Ki Ageng: Decode the password.
19:12 18 Nov - Ki Ageng: Be yourself. You the one can do. Bukan Kami. Kami hanya memandu.
19:13 18 Nov - Ki Ageng: Be yourself. Open the doors. Know yourself then know others.
20:19 18 Nov - Mas Thole: Ya ya...masalahnya kt ga tau sampai dmn diri kt
19:14 18 Nov - Ki Ageng: Kita tahu dan akan diberi tahu pd saatnya.
19:15 18 Nov - Ki Ageng: Pesan itu akan dimasukkan ke jiwa..ke diri.. ke aku.. ke hati.. apapun sebutannya itu.
20:21 18 Nov - Mas Thole: oke..coba nanti akan dijalani
19:17 18 Nov - Ki Ageng: Caranya...
19:18 18 Nov - Ki Ageng: Begin the path of rediscover
19:18 18 Nov - Ki Ageng: Itu katanya.. finding the solution
19:19 18 Nov - Ki Ageng: Path that only known by ourself. The unix.. only know by us
19:22 18 Nov - Ki Ageng: Mulai membuka yg terselubung
19:23 18 Nov - Ki Ageng: Buka selubung yg menutupi rahasia diri
19:23 18 Nov - Ki Ageng: Re discover the truth of self
19:23 18 Nov - Ki Ageng: Menemukan kembali aku sejati
19:24 18 Nov - Ki Ageng: Aku yg terselubung awan fikiran dan pengetahuan atau ilmu
19:24 18 Nov - Ki Ageng: Itu semua yg dijelaskan nya baru saja
19:25 18 Nov - Ki Ageng: Kalau ada yg ingin ditanyakan ke dia lagi
19:25 18 Nov - Ki Ageng: Find the true nature
19:26 18 Nov - Ki Ageng: Rediscover the path of real you
19:26 18 Nov - Ki Ageng: True nature of self
19:26 18 Nov - Ki Ageng: The truth of you.
19:27 18 Nov - Ki Ageng: Caranya.. Follow the heart.
19:27 18 Nov - Ki Ageng: Ikuti nurani.
19:27 18 Nov - Ki Ageng: Ikuti kata hati.
19:27 18 Nov - Ki Ageng: Itu pesannya.
20:39 18 Nov - Mas Thole: Ya ya,
19:33 18 Nov - Ki Ageng: Kalau masih ada yg mau ditanyakan ke dia
20:40 18 Nov - Mas Thole: bgmn posisi kt skrg ini khususnya sy he he
20:41 18 Nov - Mas Thole: kaitannya jg dg tanda2 alam
20:41 18 Nov - Mas Thole: yg akan segera mulai
20:41 18 Nov - Mas Thole: badai haiyan dll
19:35 18 Nov - Ki Ageng: Posisi dan tugasmu.. adalah guru..
19:36 18 Nov - Ki Ageng: Guru untuk next generasi.
19:36 18 Nov - Ki Ageng: Spread the word of God.
19:36 18 Nov - Ki Ageng: Kabarkan saja.
19:36 18 Nov - Ki Ageng: Itu kata nya.
19:37 18 Nov - Ki Ageng: Beritakan apa adanya.. kabarkan berita itu. Itu saja saat ini.
20:44 18 Nov - Mas Thole: oke..oke.
19:38 18 Nov - Ki Ageng: Katanya semua berubah
20:44 18 Nov - Mas Thole: maksudnya
19:38 18 Nov - Ki Ageng: Bumi adalah hidup
19:39 18 Nov - Ki Ageng: Selama ini bumi juga tidur... dan sekarang bangun.
19:40 18 Nov - Ki Ageng: Bumi adalah kristal.. air adalah kristal.. udara adalah kristal.. ketika bumi bangun. Maka semua kristal energy bergerak.
19:40 18 Nov - Ki Ageng: Bumi berubah.. alam berubah.. manusia juga berubah
19:41 18 Nov - Ki Ageng: Spiritual manusia perlahan berubah. Level up.
20:47 18 Nov - Mas Thole: subhanalloh
19:41 18 Nov - Ki Ageng: Meningkatkan level kesadaran.
19:43 18 Nov - Ki Ageng: Meningkatkan level perlu ribuan tahun. Puluhan ribu tahun. Generasi panjang. Dan sekarang lompatan level kesadaran. Bayangkan akibatnya.
19:43 18 Nov - Ki Ageng: Coba perkirakan perubahannya.
19:43 18 Nov - Ki Ageng: Apa yg terjadi.
20:51 18 Nov - Mas Thole: Ya sprt kita saja babak belur
19:46 18 Nov - Ki Ageng: Padahal juga tdk ada apa-apa. Tdk melakukan apa-apa yg aneh
20:53 18 Nov - Mas Thole: Iya ya. apa alam jg akan babak belur?
20:57 18 Nov - Mas Thole: baik akan mulai di kisahkan lg babak baru ini.
19:51 18 Nov - Ki Ageng: Alam melakukan harmoni. Keseimbangan baru.
19:52 18 Nov - Ki Ageng: Mencari harmoni. Posisi keseimbangan alam.
19:53 18 Nov - Ki Ageng: Keseimbangan jiwa manusia. Termasuk itu.
19:54 18 Nov - Ki Ageng: Kita termasuk dlm tugas itu. Maka kisah baru itu mungkin adalah proses harmonisasi alam.
19:54 18 Nov - Ki Ageng: Atau apapun yg terkait dg alam.
21:01 18 Nov - Mas Thole: amin2
19:55 18 Nov - Ki Ageng: Semoga. Insya Allah.

+++

Begitulah muasalnya, mengapa kemudian kisah spiritual Mas Thole dihadirkan kembali. Semua menyoal pembawa berita. Jika pembawa berita (wartawan) sudah tidak mau lagi menyampaikan berita, maka alam semesta tidak akan diketahui bagaimana keadaannya. Oleh karenanya realitas akan hilang dari kesadaran manusia itu. Kesadaran membutuhkan informasi penyeimbang. Karena itulah Mas Thole menetapkan lagi langkahnya, mengkisahkan kepada sidang pembaca. Walau mungkin hujatan, dan cemoohan akan menjadi kesehariannya lagi. Banyak orang yang tidak sejalan dengan cara pandang Mas Thole. Banyak orang yang tidak menyukai kisah-kisahnya itu. Dan keadaan Mas Thole akan berada dalam kesunyian dirinya lagi. Namun KAMI kembali meyakinkan bahwa setiap manusia ada bagiannya masing-masing. “Tetaplah disini, dalam takdirmu sendiri.”  Begitulah pesan Kami menguatkan hati.

****
Angin mulai berdatangan, terasa sekali oleh Mas Thole dingin yang tak biasa, di perbatasan patok 3. Perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Pada saat itu kaki Mas Thole masih berada di Malaysia. Ada sungai kecil disana yang airnya sangat keruh sekali. Gumpalan awan hitam sudah tidak maampu bertahan menahan bebannya lagi. Maka bergegas Mas Thole mengambil bambu kuning disana. Rasanya ada bisikan yang memerintahkan dirinya untuk mengambil bambu kuning itu. Bambu itulah nanti yang akan digunakan untuk menancapkan tonggak kesadaran. Begitu selesai, tiba-tiba air tercurah dari langit, angin membawa hujan yang sangat lebat sekali.  Gelombang di laut sambung menyambung, begitu menggiriskan sekali. Hingga perahu-perahu tidak ada yang berani melintasinya. Disanalah Mas Thole akan memulai kisahnya lagi.  Bersambung…
Wolohualam


Komentar

  1. alhamdulillah, senang sekali kisah spiritual ada lagi. Semoga terus amanah dan istiqomah menapaki perjalanan-perjalanan Mas Thole. Salam

    BalasHapus
  2. assalamualaikum...

    saya harap cerita / perjalanan mas thole akan terus ditulis disini....
    insya allah akan bermanfaat bagi diri saya sendiri dan orang disekitar saya...

    terimakasih... semoga allah swt memberikan anda kesehatan selalu ...

    salam rahayu... wassalam...

    BalasHapus
  3. Sebuah kejadian menjadi tidak ada bila tidak ada yg memberitakan. Menjadi tidak bermakna dalam kesadaran. Sebagaimana masih banyak makhluk di kedalaman samudra yg tdk kita ketahui. Kita menganggapnya tidak ada dan tidak bermakna. Semoga kisah ini akan membangun kesadaran kita semua. Salam sejahtera.

    BalasHapus
  4. seorang satria adalah org yg percaya dan slalu menjunjung gusti/Tuhan,dgn cara olah rasa melalui rasa sejati. rasa sejati itu bsa dicapai melalui proses samadi. oleh krn itu melakukan meditasi ditengah mlm,diluar rmh untuk beberapa menit berdiri dibawah langit sangatlah bermanfaat untuk mencapai rasa sejati dan ini adalah cara efektif untuk menarik empat elemen hidup yaitu angin,air,api dan tanah.(ngutip dibuku)

    BalasHapus
  5. kemarin2 aku merasa seperti anak ayam kehilangan induknya...
    alhamdulillah akhirnya kisah spiritual ini muncul lagi, semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya masyarakat Nusantara.
    Dan Semoga mas Thole serta Timnya diberi keselamatan, kesehatan dan petunjuk atas segala usahanya, amiin...

    BalasHapus
  6. Mencuplik tulisan awal di blog ini, sebuah lingkaran pelajaran

    Selasa, 16 November 2010
    KEPASTIAN YANG TERLUPA
    Dosa siapa dan salah siapa ?

    Musibah apapun terasa akan megoyak sisi kemanusiaan kita. Banyak sekali manusia kemudian menghujat Tuhannya, Mengapa Tuhan menghukum hamba-hamba-NYA ?. Mengapa musibah ini menimpa saya, mengapa bukan menimpa dia atau mereka saja ?. Mengapa jika musibah datang tidak padang bulu, tidak peduli akan datang kepada siapa, apakah kafir atau beriman. Mengapa musibah kemudian selalu disandingkan dengan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah?. Lantas apa yang telah kami dustakan. Bukankah kami percaya adanya Allah. Bukankah kami telah ber syahadat. Bukankah kami muslim, apakah layak kami mendapat musibah ini?. Bukankah kami, sebagaimana janji Allah, adalah kaum terbaik. Sebagaimana janji Allah kaum muslimin adalah rahmat bagi semesta alam. Mengapa begini ?, Ada apa dengan kami ini ya Allah ?. Manusia memang selalu banyak bertanya dengan tak habis habisnya. Dan layaknya kita ber doa agar di jauhkan dari sifat-sifat seperti ini.

    ”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri Beriman dan Bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf, 7: 96).

    Ayat-ayat Allah adalah sebuah kepastian, maka jika suatu kaum mendustakan atau siapapun yang mendustakan ayat-ayat Allah. Berlakulah atasnya kepastian tersebut. Marilah kita melihat dari cara-cara yang paling sederhana cara bekerjanya ayat-ayat Allah.
    Ayat-ayat Allah dalam pemahaman saya adalah ‘kehendak-kehendak’ Allah, atas alam semesta ini. Atas mikro kosmos dan makro kosmos. Atas manusia dan seluruh makhluk di muka bumi ini. Baik yang telah masuk dalam kesadaran kita ataupun belum sempat kita ketahui dalam kesadaran manusia.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali