Kisah Spiritual, Gugurnya Kesatria Bumi (Ki Wiroguno)
"Dan pohon kemuning akan segera aku tanam
Agar suatu saat kelak dapat menjadi penyejuk
Meski hanya jasad bersemayam disini
Ijinkan aku tafakur,
...
Meski hanya kenangan diam disini
Ijinkan aku besyukur..
telah kau torehkan keyakinan atas nusantara
kesadaran..
...
Meski hanya doa yang dapat aku panjatkan
Sesungguhnya aku sangat kehilangan
sebagian semangatku ada bersamamu
namun kuyakin engkau akan tetap disini..
menandai,.. telah gugur satu kesatria bumi..!!!"
menandai,.. telah gugur satu kesatria bumi..!!!"
+++
Mas Thole berdiri, terdiam
dihadapan jasad membeku. Doa tulus dan air mata hati. Ki Wiroguno telah berpulang untuk selamanya.
Hancur luluh rasa, jiwa dan raga. Tak percaya tapi ini nyata. “Tiada, tiada Ki Wiroguno lagi.” Mas
Thole berusaha menahan jatuhnya air mata yang sudah mengembang di kelopak
matanya. Dia tidak ingin menangis, sebab tangisan tidak layak untuk
menghantarkan kesatria. Meski sakit teramat sakit, namun dia harus
mempertahankan kesadarannya ini. Rupanya beginilah rahsanya, saat mana Rosul
juga kehilangan para sahabat-sahabatnya. Bahkan yakin, ribuan kali lipat dari
apa yang dirasakan Mas Thole. Jikalau satu sahabat saja begini, apalagi puluhan sahabatnya
yang gugur di medan perang Badar dan juga perang-perang lainnya. Pastilah perih teramat perih. Tanpa sadar meluncurlah sholawat atas nabi.
Mas Thole berkaca pada keadaannya
sekarang ini. Apakah dengan gugurnya satu sahabatnya dia akan berpaling ?. Tentu saja tidak !. Namun berapa nyawa lagikah
yang akan berkorban untuk sebuah keyakinan nusantara baru ?. Ingin rahsanya
menjerit sekarang ini. Meski Mas Thole tahu persis bagaimanakah resikonya,
namun tetap saja hati ini sulit sekali menerima keadaannya. Hari ini, hari Selasa, (26/11), Ki Wiroguno
telah gugur di medan perang kesadaran. Setelah pertarungan puncak kemarin ini,
yang menyebabkan listrik di ruang ICU mati sebanyak 2 kali. Listrik mati
menjadi pertanda yang luar biasa bagi rumah sakit sebesar itu. Belum lagi
Pambayun yang berada disana sudah mengalami panas dingin, dia bertarung
sendirian disana. Hp sempat putus kontak disana, sehingga membuat panik Pambayun
dan istri Ki Wiro.
Putri Sriwijaya, yang datang dari Pekan
Baru nyaris membatalkan rencananya ke rumah sakit, sebab kedua orang tersebut
tidak bisa di hubungi. Sepanjang malam keadaan benar-benar luar biasa seram.
Seluruh tubuh Pambayun serasa dirambati ribuan kelabang. Mas Thole jauh di
tempat lainnya, seperti tiba-tiba mengambil gerakan yang tak mampu ditahannya. Badannya
benar-benar seperti berkutat dengan kekuatan ghaib. Badannya merenggang hebat,
dia sempat bertanya ada apakah ini. Maka segera dia duduk di trotoar jalan.
Sejenak hening memasuki jauh ke dalam kesadarannya. Tiba-tiba saja tangannya
bergerak ke angkasa. Kebetulan menjelang maghrib sehingga orang-orang yang lalu
lalang tidak memperhatikan. Hanya tukang ojek seberang jalan memandang
keheranan atas ulah Mas Thole.
Dalam kesadaran Mas Thole tengah
memegang petir. Petir seperti berkelebatan diantara jari-jarinya. “Apakah Eyang Sabdo Palon, yang sekarang
mengambil alih raganya.” Mas Thole sempat bertanya, sebab dia belum pernah
menggunakan petir dalam peperangan manapun. Anehnya petir-petir itu seperti
bermain-main dijari-jari tangan kanannya. Dampaknya bagi raga Mas Thole luar
biasa sekali. Badannya meliuk-liuk tak mampu menahan energi yang begitu dahsyat.
Petir-petir itu seperti di serapnya, dan kemudian dihempaskan lagi ke angkasa. Sasarannya
adalah kesadaran rendah yang tengah bertubi-tubi menyerang. Seiring berhentinya
petir-petir yang kembali masuk ke dalam jari-jari tangan kananya. Terbersit
suara KAMI agar jangan berperang biarlah KAMI yang akan membereskan. Inilah
awalnya.
Maka setelah sampai di rumah Mas
Thole mengkhabari semua kesatria, kecuali Ratu Shima, Mas Thole takut mengganggu
sebab beliau baru saja terkena musibah, mertuanya meninggal disana. Setelah semua
selesai diberitahukan, dalam sholat yang
lama, Mas Thole meluaskan kesadarannya, menyapa KAMI. Seketika itu tangan Mas
Thole bergerak-gerak, gerak tanpa jurus, dalam angannya Mas Thole tengah
memobilisasi pasukan KAMI. Itulah kejadiannya, mengapa kemudian esok harinya
cuaca Jakarta menjadi aneh begitu.
+++
Memperjuangkan keyakinan bukan
suatu hal yang gampang, butuh pengorbanan, harta dan nyawa. Dan sejak mula
dirinya memantapkan perjuangan ini Mas Thole mengerti itu, namun mengapa jiwa tetap tak henti mempertanyakan musibah ini ?.
Bertanya kepada KAMI, bahkan saking menyesalnya Mas Thole cenderung menggunakana
nada yang sedikit mempersalahkan, mengapa
bisa terjadi ?, sehingga satu kesatria bumi gugur dalam medan perang kesadaran
ini ?. Bukankah mereka kemarin yang meminta agar segala urusan diserahkan
kepada KAMI ?. Dan para kesatria juga sudah menyerahkan urusan peperangan
kepada KAMI atas Ki Wiroguno. Bukankah KAMI juga sudah mengkhabarkan kepada Mas
Thole sewaktu sholat subuh tadi pagi bahwa Ki Wiroguno sudah melalui masa
kritisnya dan sekarang sudah dalam perlindungan KAMI. Tidak saja kepada Mas Thole,
KAMI juga sudah memberitahukan hal sama kepada Sang Prabu. Apakah diri yang
lemah ini yang salah memaknai pesan-pesan KAMI ?. Rasanya tidaklah begitu..!.
+++
+++
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/ 11/26/43/197028/Status-Gunung-Anak-Krakatau-Meningkat |
Langit Jakarta pagi ini
(26/11) dalam suasana mistisnya. Mas
Thole tahu dan paham bahwa kekuatan KAMI tengah dimobilisasi. Kekuatan tersebut
sejak maghrib kemarin sudah mengisolasi RSPAD. Dan puncaknya di hari ini. Cuaca
mendung, angin dingin, awan putih yang misteri, dan suasana yang mistis luar
biasa akan mampu mendirikan bulu roma. Beberapa kali Mas Thole memberitahukan
keadaan ini kepada para kesatria lainnya. Keyakinan bahwa KAMI sudah mengambil alih
keadaan sangat nyata sekali. Angin yang berhembus adalah utusan-utusan KAMI.
Hujan yang turun adalah pertanda adanya KAMI. Awan putih bersaput gelap adalah
barisan KAMI. Pasukan-pasukan KAMI sedang bergerak mengamankan situasi Jakarta
dari serbuan kesadaran rendah. Mas Thole mengenali itu. Dan keadaan di pagi ini
tentu saja menenangkan Mas Thole. Keyakinannya semakin bertambah bahwa Ki
Wiroguno akan selamat. Namun bagaimana kenyataannya ?.
Mas Thole menggigit bibirnya saat
mendengar khabar dari istri Ki Wiroguno pagi tadi. Baru saja dirinya
berkomunikasi kepada rekan-rekan lain atas kemungkinan harapan hidup bagi Ki
Wiroguno. Telah sampai khabar pada dirinya bahwa Ki Wiroguno telah meninggal. Dia
tengah berdiri di bawah awan gelap menggantung. Rencananya siang nanti memang
dia akan ke rumah sakit membezuk lagi. Maka seketika itu juga dia langsung
berangkat ke RSPAD, dengan sejuta pertanyaan menggayut di dadanya. Hingga
sampai Hp nya kecopetan pun dia tidak berasa. Alam kesadarannya tengah
mengelana mencari detail kejadiannya. Apakah ada yang luput dari pengamatannya,
mengapakah dia bisa kecolongan begini. Mengapakah dia tetap dalam keyakinan
bahwa Ki Wiroguno akan terus hidup. Apakah yang terjadi sesungguhnya ?. Apakah
KAMI telah berdusta kepadanya ?. Ugh…!. Tidaklah mungkin KAMI melakukan itu.
Lantas apa..!. Hampir saja Mas Thole berteriak ditengah jalan raya, manakala
dia tidak mendapati apa-apa di dalam memorinya itu.
Teringatlah sekali lagi, memory yang terus diulang-ulang, saat tadi malam, dia
mendapat perintah dari KAMI agar memberitahukan kepada para kesatria lainnya
agar para kesatria jangan gegabah dengan bertindak sendiri-sendiri, melawan
musuh-musuh. Sebab kejadiannya saat mereka berusaha mengirim doa kepada Ki
Wiroguno pasti akan sakit setelahnya. Semua kesatria sudah dikirimkan khabar
ini, agar mereka menyatukan kekuatan kepada KAMI (angin, gunung, laut, awan,
bumi, hujan, dll), biar KAMI yang akan mengurus manusia-manusia biadab yang
telah mempergunakan ayat-ayat Allah untuk membunuh saudara seiman. Begitulah pesan KAMI, yang tentu saja
dilaksanakan oleh Mas Thole dan kawan-kawan. Malam itu juga Mas Thole meditasi
menyatukan kekuatan kepada alam semesta. Nampak dalam kesadarannya panggilannya
di terima oleh angin, awan, dan juga gunung. Mereka menjawab serentak akan
melaksanakan tugas. Memang kejadian esoknya sangat dahsyat, langit Jakarta mistis
keadaannya. Gunung Krakatau memberikan tanda dengan menyemburkan lava ke angkasa, mewakili gunung-gunung
lainnya.
Mas Thole mengkhabarkan hal itu kepada sang Prabu dan juga Pambayun.
Keduanya bersyukur sekali, hati mereka lega, amanlah jikalau KAMI sudah bertindak. Memang angin
yang bertiup sangat dikenali Mas Thole, sebab angin tersebut menyembuhkan
pegal dan sakit-sakit di badan Mas Thole akibat peperangan kesadaran beberapa
hari ini. Pambayun juga mengalami kejadian yang sama. Maka dia pun membiarkan
bahkan berusaha menyerap energi yang diberikan KAMI untuk membantu mempercepat
pemulihan badan. Maka sungguh mengherankan sekali jikalau kejadiannya begini.
Ki Wiroguno MATI !. Bukankah kata KAMI Ki Wiroguno akan HIDUP. Sungguh Mas Thole tidak habis pikir. Adakah yang
salah dalam memahami makna hakekat MATI dan HIDUP itu sendiri. Mas Thole
mencoba sedikit mengambil nafas. Selama perjalanannya ke rumah sakit dan juga
perjalannya menuju rumah Ki Wiroguno untuk menghadiri pemakamannya, pikirannya
terus saja berkecamuk. Mempertanyakan parameter HIDUP dan MATI itu sendiri.
+++
Sepanjang perjalanan itulah Mas
Thole terus berusaha berhubungan dengan KAMI, mencari jawaban atas makna HIDUP
dan MATI. Ketika nada Mas Thole seperti menyalahkan, tiba-tiba dada Mas Thole
seperti digedor. Munculah pemahaman bahwa KAMI memang telah menyelamatkan HIDUP Ki
Wiroguno, bagi KAMI sekarang ini Ki Wiroguno telah hidup. “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah, itu
mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (QS. 3: 169). Mereka dalam keadaan gembira
disebabkan karunia Allah yang diberikan Nya kepada mereka, dan mereka bergirang
hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul
mereka bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. (QS. 3: 170).
Subhanalloh, Ki Wiroguno
diselamatkan oleh KAMI, dan dia hidup dalam dimensi lainnya, dia berada disisi
KAMI. Jadi pemaknaan MATI yang sekarang dipahami manusia ternyata keliru. MATI
bagi KAMI hampir sama pemaknaannya dengan Syeh Siti Jenar. Bagi KAMI alam dimensi
yang ditinggali manusia adalah alam kematian. HIDUP itu sendiri adalah manakala
berada di dalam dimensi yang sama dengan KAMI. Maka ketika KAMI berkata akan menyelamatkan
Ki Wiroguno mungkin inilah maksudnya. Ki Wiroguno diselamatkan dan akan HIDUP
dalam dimensi KAMI. Jadi persepsi Mas Thole yang salah, dalam memaknai
pesan-pesan KAMI. Tidak ada yang salah kejadiannya memang begitu. Mas Thole akan mengikhlaskan keadaannya. "Benar..benar sekali." Mas Thole seperti bicara kepada dirinya sendiri, setelah mendapat pemahaman itu. "Ya, Ki Wiro masih HIDUP dalam dimensi alam KAMI. " Mungkin nanti dialah yang akan menjadi pasukan Allah berikutnya membantu urusan KAMI. " Semoga memang demikian adanya. Mas Thole berusaha untuk mencari pijakan selanjutnya, menenangkan dirinya.
Jiwa Ki Wiro kemarin ini telah diikat dan disandera oleh kesadaran rendah, maka jika tidak di tolong KAMI, jiwa Ki Wiro akan dijadikan alas kaki mereka, dijadikan tumbal jembatan. Bukankah lebih parah dari MATI itu sendiri. Karena itulah KAMI kemudian menyelamatkannya. Sekali lagi, Mas Thole harus dibenturkan dengan pemahaman makrifat. Apakah hakekat HIDUP dan MATI. Siapakah yang HIDUP dan siapakah yang MATI. Maka Ki Wiroguno sesungguhnya TIDAK MATI, dia HIDUP disisi KAMI. Begitulah keyakinan Mas Thole. Semangatnya kembali membuncah, dirinya kembali bertekad, untuk terus memperjuangkan kesadaran nusantara, kesadaran manusia yang berbudhi luhur. Jayalah nusantara jaya, dimana manusia hidup di dalamnya saling tolong menolong, saling memberi, saling mengasihi. Semoga akan selalu ada pengganti dan penerus Ki Wiroguno di negri ini. Semoga ya robb.
Jiwa Ki Wiro kemarin ini telah diikat dan disandera oleh kesadaran rendah, maka jika tidak di tolong KAMI, jiwa Ki Wiro akan dijadikan alas kaki mereka, dijadikan tumbal jembatan. Bukankah lebih parah dari MATI itu sendiri. Karena itulah KAMI kemudian menyelamatkannya. Sekali lagi, Mas Thole harus dibenturkan dengan pemahaman makrifat. Apakah hakekat HIDUP dan MATI. Siapakah yang HIDUP dan siapakah yang MATI. Maka Ki Wiroguno sesungguhnya TIDAK MATI, dia HIDUP disisi KAMI. Begitulah keyakinan Mas Thole. Semangatnya kembali membuncah, dirinya kembali bertekad, untuk terus memperjuangkan kesadaran nusantara, kesadaran manusia yang berbudhi luhur. Jayalah nusantara jaya, dimana manusia hidup di dalamnya saling tolong menolong, saling memberi, saling mengasihi. Semoga akan selalu ada pengganti dan penerus Ki Wiroguno di negri ini. Semoga ya robb.
+++
Teringat akan suatu nasehat. Imam
Ali Bin Abi Thalib berkata kepada Kumail An Nakha’i: “Bumi ini tidak akan kosong dari hamba-hamba Allah yang menegakkan
agama Allah dengan penuh keberanian dan keikhlasan, sehingga agama Allah tidak
akan punah dari peredarannya. Akan tetapi, berapakah jumlah mereka dan
dimanakah mereka berada? Kiranya hanya Allah yang mengetahui tentang mereka.
Demi Allah, jumlah mereka tidak banyak, tetapi nilai mereka di sisi Allah
sangat mulia. Dengan mereka, Allah menjaga agamaNya dan syariatNya, sampai
dapat diterima oleh orang-orang seperti mereka. Mereka menyebarkan ilmu dan ruh
keyakinan. Mereka tidak suka kemewahan, mereka senang dengan kesederhanaan.
Meskipun tubuh mereka berada di dunia, tetapi rohaninya membumbung ke alam
malakut. Mereka adalah khalifah-khalifah Allah di muka bumi dan para da’i
kepada agamaNya yang lurus. Sungguh, betapa rindunya aku kepada mereka.”
Semoga Ki Wiro termasuk diantara
orang yang sedikit itu. Sebagaimana juga dalam kisah para Sufi. “Ruhani tidak pernah sakit karena dia
berasal dari Yang Maha Sehat dan akan terus mengalirkan syafaat serta terus
menerus menyalurkan rahmat dan karunia Allah lewat dadanya, akan tetapi fisik akan tunduk kepada Firman Afaqi sesuai dengan
hukum-hukum alam yang telah ditetapkan Tuhan. Salah satu sifat dari Nabi adalah
HARUS dia seperti manusia biasa. Kalau Nabi terkena api harus dirasakan panas
seperti layaknya manusia begitu juga kalau nabi berjalan di tengah malam akan
merasakan dingin. Begitu juga berlaku kepada wali-Nya, akan tunduk kepada hukum
alam ini. Sifat HARUS seperti manusia itu juga salah satu cara Tuhan
menyembunyikan Kekasih-Nya dari pandangan dunia ini. Junjungan kita Nabi
Muhammad SAW berani dilempari kotoran unta dikarenakan orang kafir terhijab
oleh hijab Insani”.
Badan wadag Ki Wiro akan mati
sebagaimana para nabi juga mati, namun ruhani akan terus hidup di sisi KAMI,
berjuang bersama KAMI. Semoga Ki Wiro adalah sang Khalifah itu, semoga dia
adalah Wali Allah yang akan menjadi teladan kita semua. “Ada tiga sifat yang jika dimiliki oleh seorang, maka ia akan menjadi
wali Allah, iaitu: pandai mengendalikan perasaannya di saat marah, wara’ dan
berbudi luhur kepada orang lain.” Semoga benar, Ki Wiro akan menjadi wali Allah,
dia HIDUP di sisi KAMI. Itulah doa Mas Thole, sebagaimana pemahaman yang
dihantarkan oleh KAMI. Menjadi penyemangat bagi para kesatria. Bahwa Allah akan
senantiasa memenuhi janjinya. Sebagaimana pesan Ki Ageng sebelum kejadian ini ;
8:37 24 Nov - Ki Ageng: Insya
Allah. Tuhan tidak tuli. Tidak buta. Tidak lumpuh. Dia melihat. Dia mendengar.
Dia dekat. Dia tahu yg ada di hati. Dia mengerti yg melintas di jiwa. Dia tahu
niat kita.
8:38 24 Nov - Ki Ageng: Dia yang
maha menepati janji. Tepatilah janjimu kepada Tuhanmu. Dan Dia akan menepati
janjiNya kepadamu. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.
8:52 24 Nov - Ki Ageng: … Akan banyak yg mencoba menghancurkan itu
sebelum pesan diterima. Bermohon kpd Allah. Agar mampu menangkap isi pesan.
Semoga dimudahkan. Benar tdknya ada dalam keyakinan diri. Kembalikan saja pd
diri. Sang dirilah yg menentukan. Apakah menerima dan mengingkarinya. Sungguh
adzab Tuhanmu sangat berat. "Berhati-hatilah wahai sang sadar. Sungguh. Ini tidak
main-main. Bersujudlah atas nama Tuhanmu. Agungkan namaNya. Sucikan namaNya.
Sujudlah dua rokaat dalam diri yg suci. Saat pesan dari langit diterima. Siksa
itu demikian pedih bagimu yg menganggap ayat-ayat Tuhan ini main-main.
Menganggap murah dan ringan ayat yg mampu menghancur luluhkan gunung saat
menerimanya. Janganlah bermain-main. Janganlah main-main.. jangan...sungguh aku
takut.. sungguh aku takut... sungguh aku takut... sungguh gemetar seluruh tubuh
saat menerima pesan ini."
+++
“Ingatlah, sesungguhnya Wali-Wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang
beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam
kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi
kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang
besar.” (QS Yunus : 62-64)
+++
Mas Thole, hanya lirih berdoa,
semua seperti yang ada dalam lintasannya saat tadi pagi dirinya menerima pesan
langit itu. KAMI akan segera melaksanakan urusannya kepada manusia-manusia yang
telah dengan sadar menjual ayat-ayat Allah dan menukarkannya dengan sihir.
Mereka semua akan dihancurkan sehancur-hancurnya. Bumi akan mengeluarkan isi-nya,
gunung-gunung akan berguncang, banjir dimana-mana. Hh ..hh, Sungguh gemetaran dan ketakutan jiwa
Mas Thole mendapatkan pesan KAMI itu.
Gemetaran jiwanya, maka seketika itu dia mengirimkan khabar kepada Sang Prabu,
betapa takut jiwanya. Allah teramat keras azab Nya, sungguh sangat sedikit manusia
yang tahu. Semoga engkau tenang di alam sana wahai Ki Wiroguno, biarlah KAMI yang akan membalaskan untukmu, kepada manusia-manusia durjana yang tidak
memiliki nurani lagi. Tenangkanlah dirimu. Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu. Allah
hu akbar 3x
wolohulam
Saya sharing sebagian pemikiran Ki Wiroguno yg diutarakannya kpd Ksatria lain, semoga dapat diambil hikmah dan selalu mengingatkan kita akan beliau dan terus melanjutkan perjuangan ini.
BalasHapus'Pro - kontra, fitnah - tidak, baik - buruk adalah hasil penilaian dr kesadaran masing-2, bukan dari lintasan tulisan yg akan di tulis. Selagi masih berkutat pada nilai dualistik bukan kesatuan nilai, perdebatan panjang dalam segala hal akan terus berlanjut. Terlebih bila terkait dengan nilai-2 yg akan ditanamkan pada penataan Nusantara Baru.
Seperti ramalan Prabu Jayabaya, yg menurut sy adalah bangkitnya kesadaran kolektif dr seluruh para penata Nusantara, termasuk para Satria yg merupakan bagiannya. Multiplier effect atau butterfly effect yg diharapkan berimbas pada kesadaran semesta. Karena kesadaran sejatinya tidaklah pernah terputus, melintasi ruang & waktu.
Karena itulah sy mulai mengerti kenapa para leluhur ber-andil besar dlm pembentukan Nusantara Baru, guna menjaga kebenaran sejati agar tidak hilang ditelan jaman.
Jadi lintasan perlu senantiasa di kabarkan, agar lebih menggugah kesadaran bagi yg memang telah dapat memahaminya. Salam'
Berikut ini juga dari Ki Wiroguno, semoga bermanfaat utk pembaca blog ini yang mungkin masih mencari referensi mengenai fenomena yg terjadi pd para 'ksatria' yg diceritakan di blog ini. Semoga bermanfaat.
BalasHapus'Sampurasun sedulurku semua.
Salam unt semua semoga senantiasa dalam selamat, rahayu, dan widada.
Ijinkan sy untuk berbagi pengetahuan kepada para sedulur sehubungan dengan tulisan mas Thole pada blog terbaru Jejak Leluhur Atlantis pada Manusia Jawa yang telah dibuktikan secara science mengenai mistery sebuah DNA yang berkaitan dengan peradaban dunia khususnya tanah jawa.
Menurut referensi penelitian dari beberapa buku yang saya baca tentang DNA sebagai pembawa genetik blue print peradaban manusia, salah satu referensi berjudul DNA Phantom Effect, DNA Activation, Human DNA mystery, dll.
Secara singkat dijelaskan bahwa DNA bersifat Totipoten dan Holistik.
Totipoten kesamaan genetik sel/DNA dengan sekarang membawa sifat identikasal dengan sel/DNA asal..
Holistik secara keseluruhan secara genetik dan fenotipe membawa sifat yang inheren secara keseluruhan. Bila DNA dibelah dua, bukannya terbelah dua melainkan akan menjadi 2 DNA yang sama persis.
Menurut penelitian satu DNA sekarang akan sama persis dengan DNA leluhurnya tanpa melihat waktu & ruang.
Misalnya DNA pd rambut atau kulit yang diteliti, memiliki kesamaan dengan leluhurnya yang sudah berusia ribuan tahun. Bila suatu kaum bermigrasi kedaerah lain, maka jejak inheren DNA tersebut akan terbawa selalu dan tidak akan pernah berhenti .
Contoh diambil DNA penduduk pada satu daerah setelah diteliti ternyata memiliki kesamaam DNA dengan leluhur di dareah tsb atau daerah lainnya yang sudah berusia ribuan tahun.
Jadi secara empiris, tidaklah aneh bila satu daerah penduduknya memiliki kemiripan dengan penduduk daerah lainnya, sehingga menciptakan suata mata rantai genetika yang tidak akan pernah terputus..
Jadi apa yang terjadi dengan ----------, secara sciense sudah terbukti kebenarannya, yaitu manusia jawa yang telah bangkit kesadarannya dan sesuai tingkat kesadarannya, akan mengaktifkan DNA leluhur yang mungkin ada pada dirinya sehingga semua peristiwa, rahsa, pikiran secara otomatis akan tersingkap. Mohon maaf dan keikhlasan sedulur semua, bila tulisan sy kurang berkenan dan mohon feedbacknya bila ada. Rahayu.'
Semua perjuangan beliau Insya Allah tidak akan sia-sia. Pembelajaran-pembelajaran dan hikmah sangat banyak sekali diperoleh oleh para Ksatria lain dengan kepergian beliau yang Insya Allah sejatinya HIDUP di sisi Allah.
BalasHapusBanyak terjadi hal-hal yang seperti kebetulan, terkait keterlibatan KAMI dalam skenario kemarin, Subhanallah!
Banyak muncul pemahaman dan internalisasi terkait bagaimana seharusnya maksimalnya ikhtiar kita dan disaat bersamaan maksimalnya pasrah kita kepada Allah.
Subhanallah...
Rahayu, rahayu, rahayu... Jaya jaya wijayanti!
BalasHapus