Benturan Peradaban Akal dan Hati

Hasil gambar untuk bidadri kahyangan
Manusia adalah umat yang satu.
Pikiran manusia yang menyebabkan terjadinya golongan golongan.

Mungkin sudah saatnya mempelajari paradigma berfikir  manusia dengan hati (intuisi). Disamping logika berfikir akal yang mendasari konsepsi berfikir rasionalitas dewasa ini.

Salah satu peninggalan peradaban islam dalam ilmu pengetahuan adalah ilmu Mantiq yang berasal dari silogisme aristoteles.Logika (logic) menurut beberapa kamus yang saya temui (Oxford, FreeDictionary, Answer.Com, dan Wiki) diartikan dalam berbagai definisi.

Sebenarnya semuanya hampir sama tapi menggunakan “bahasa"yang berbeda saja. Menurut saya sendiri logika adalah ilmu pengetahuan (science) tentang penalaran (reasoning), pembuktian (proof), proses berpikir (thinking) dan pengambilan kesimpulan (inference).

Dalam logika sendiri ada beberapa elemen yang terlibat seperti argumen (argument), premis-premis (premises), proposisi (propositions), inference, dan conclusion. Saya tidak akan membahasnya secara detail disini. Implikasi lain dari elemen-elemen dalam logika itu adalah kita dapat mulai dari premis yang salah, memprosesnya melalui inference yang valid dan menuju pada kesimpulan yang benar.


Contohnya seperti ini : premis : Semua ikan hidup di lautan
premis : Hiu adalah ikan
conclusion : Oleh karena itu hiu hidup di lautan.


Mantiq adalah ilmu yang mempelajari tentang logika. Para ulama ini membolehkan mempelajari ilmu ini agar umat islam tdk terjerumus dalam kesesatan berlogika ( fallacy ) Yang membedakan manusia dgn hewan ada pada kepemilikan akal. Meski manusia dan hewan sama2 memiliki indra. Baik itu indra penglihat, pendengar, perasa atau indra2 lainnya, namun yang membedakan keduanya yaitu hewan tidak diberi akal sebagaimana layaknya manusia.

Namun disisi lain Allah juga menciptakan kekuatan2 internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi keberadaan akal, sehingga seringkali manusia melakukan kesalahan dalam proses berfikirnya. Peran ilmu Mantiq  memberikan batas2 tertentu dalam berfikir. Sehingga manusia terjaga dari kesalahan tsb. 

Menurut para ulama, kecendrungan pengaruh, kebiasaan, taqlid dan kepentingan pribadi seringkali mempengaruhi akal dalam berfikir.

Seandainya manusia hanya dibekali akal saja tanpa adanya pengaruh pengaruh diatas, maka ilmu Mantiq tdk perlu diterapkan. Sayang ilmu ini adalah basic bagi setiap keyakinan di setiap bangsa dan juga agama agama. 

Maka pengajaran kebatinan sekalipun selalu menggunakan filosofi ilmu mantiq ini. Keyakinan di bangun oleh eksoteris manusia. Inilah dasar mantiq.

Ilmu Matiq sebagai dasar logika

Mohon ijin mengulas dasar ilmu mantiq ini. Ilmu yang mendasari manusia dalam mencari kebenaran. Kebenaran yang terserak dalam kesadaran suatu bangsa. Kesadaran yang kemudian mengawali sebuh keyakinan. 

Keyakinan yang kemudiann berderivatif menjadi kebenaran kebenaran setiap golongan. Kemudian kita dapati banyak sekali aliran keyakinan2 di seantero negri ini.

Bangsa kita kemudian tertatih tatih manakala kesadaran mereka berbenturan dengan kesadaran bangsa2 lainnya. Lihatlah bagaimana Hindu, Budha, Kristen, Yahudi, Islam, dan lainnya. Masuk ke tanah jawa. Bagaimana leluhur kita kemudian tersisih.

Apakah leluhur kita kalah dalam ber adu argumentasi?

Apakah leluhur bangsa ini terlambat menyadari betapa pentingnya logika dalam pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan untuk menentukan benar dan salah suatu pemahaman?

Bagaimanaah kejadiannya, jika kemudian leluhur kita tersisihkan. Teraliensi dalam peradaban. Mereka kemudian mengadopsi pemikiran dan keyakinan bangsa bangsa lainnya. Marilah kita bedah saja disini.

Ilmu Logika

Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya  filsafat di yunani. Logika dalam bentuk ini digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang  tidak. Secara tradisional, logika di pelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang ilmu matematika. Logika tidak bisa dihindaarkan dalam proses hidup mencari kebenaran.

a)    Membuat daya fikir akal tidak saja menjadi lebih tajam  tetapi juga lebih menjadi berkembang  melalui latihan-latihan berfikir dan menganalisis serta mengungkap permasalahan secara ilmiah.
b)   Membuat seseorang  menjadi mampu meletakkan seseatu pada tempat nya dan mengerjakan sesuatu pada waktunya.
c)    Membuat seseorang mampu membedakan  antara pikir yang benar dan oleh karena nya akan menghasil kan yang benar dan urut  pikir yang salah dengan sendirinya akan menampilkan.


Kegunaan Dari Logika

a)    Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional,  kritis, lurus, tetap, tertib, metodis, dan koheren.
b)   meningkatkan  kemampuan berpikir abstrak,cermat,dan objektif.
c)    Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
d)   Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
e)    Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan, kekeliruan, serta kesesatan.
f)    Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.


Era Ilmu Mantiq

Berkembangnya ilmu mantiq ini menjadi salah satu penyebab matinya  dewa dewa Yunani kuno. Konsep berfikor logis yang sesuai dengan realitas menjadikan cara berfikir ini menemukan tempatnya dalam kesadaran Yunani saat itu. Argumentasi yang disusun ini berdasarkan fakta dan kenyataan yang dialami oleh manusia pada umumnya. Maka penarikan kesimpulan sebagai dasar keputusan kebenaran menjadi lebih mudah masuk ke dalam kesadaran.

Tidak semua manusia pada saat itu mampu berdialog dan bertemu dengan para dewa. Sebagian besar pendeta pendeta Yunani sajalah yang mengkhabarkan adanya dewa dewa ini. Merekalah yang mengklaim dirinya menjadi perantara para dewa dewa. Sehingga kedudukan mereka menjadi sangat absolut.

Tentu saja keadaan ini menimbulkan ketidakpuasan kaum yang di posisi lainnya. Yaitu mereka yang menggunakan penalaran akal sebagai dasar argumentasi untuk mengambil kesimpulan atas kebenaran atau identitas suatu objek kebenaran.

Hingga aristoteles mampu menyusun dasar dasar berfikir logis. Metode inilah yang menjadikan konsep berfikir mantiq menemukan muaranya. Hingga pada jaman keemasannya mampu menenggelamkan para dewa jauh ke dasar kesadaran manusia. Mulai saat itulah era para dewa berakhir.

Para pencari Kebenaran

Dimulailah era pengetahuan yang kemudian perkembangan ini menuju kutub akal yang begitu ekstrem. Manusia kemudian menuhankan akalnya. Hingga mereka dengan semena mena menciptakan Tuhan tuhan baru yang sesuai dengan penalaran logis mereka. Peradaban akal ini demikian luar biasa sehingga Allah akhirnya perlu menurunkan para nabiNya agar manusia tidak berlebih lebihan dalam penggunaan akal mereka itu.

Satu demi satu turun membawa pesan yang sama. Pesan akan pentingnya penggunaan hati sebagai penyeimbang dari akal. Para utusan ini memberikan khabar bahwa penggunaan akal atau logika itu sangat penting. Terus gunakalah akal untuk mencari kebenaran. Namun penggunaan ini perlu diberikan batasan batasan. 

Penggunaan akal yang jauh dari peruntukannya justru akan menghancurkan ras manusia itu sendiri. Akal itu mampu menciptakan Tuhan di alam materi.

Itulah bahayanya akal manusia. Sesuatu yang berlebihan justru akan menghancurkan. Itulah pesan para nabi.

Pada jaman keemasan akal yang dimulai era Nabi Daud yang menguasai tekhnologi besi manusia sangat intens menggunakan akal ini. Dan kaum yahudi inilah kaum yang sangat unggul dalam pengolahan akalnya. Pernah ilmuwan terkenal jaman nabi Musa menciptakan Sapi dari materi logam yang belum ada saat itu dan patung tersebut dapat dibuatnya bicara seperti manusia.

Sapi yang mampu bicara ini demikian menggoyahkan logika pada saat itu. Dengan penarikan argumentasi logika yang sangat menyakinkan tokoh ini mampu membelokan keyakinan umat nabi Musa. Mereka kemudian menyembah Sapi tersebut sebagai Tuhan.

Lihatlah penarikan kebenaran disana. Persepsi Tuhan dan fakta yang terpampang. Sapi bisa bicara. Sesuatu yang luar biasa. Maka wajar saja jika Sapi ciptaan sang tokoh kemudian di sembah sembah oleh umat Yahudi.

Pada masa jaman kaum Nabi Musa

Semua menyoal bagaimana mekanisme penalaran bekerja
Begitu kuatnya perkembangan mantiq pada saat itu. Maka nabi Musa juga di kisahkan sebagai nabi yang sangat rasional. Saking rasionalnya beliau meminta bertemu Allah langsung. Sedemikian kuatnya akal sehingga dikabulkan oleh Allah. Nabi Musa dipersilahkan melihat diriNya.

Dan apa akibatnya sang akal tidak sanggup melihatNya

Era para nabi menjadi penyeimbang. Era penyaksian bagaimana manusia menggunakan instrumen ketubuhannya dalam mencari kebenaran2.

Metode pencarian kebenaran kemudian terpecah menjadi dua kutub. Kebenaran yang dicari dengan kecerdasan akal dan kebenaran yang dicari dengan kecerdasan hati. Dua kutub ini bersaing ketat sekali. Mereka bergiliran berkuasa di dalam kesadaran manusia. Kutub yang luar biasa dari kecerdasan akal dikarenakan sebab tidak mampu menemukan Tuhan mereka mereka reka wujud Tuhan. 

Maka lahirlah Tuhan yang dikisahkan dengan sebutan *Dajal*. Sosok Tuhan yang diciptakan akal manusia ini ternyata menjadi realitas. Memiliki kemampuan layaknya Tuhan. Tokoh ini mampu menghidupkan orang mati. 

Kemampuan Dajal inilah yang menjebak manusia sehingga mereka yakin bahwa Tuhan yang mereka ciptakan tersebut adalah hakekat Tuhan yang Haq. Mereka memuja dan melakukan persembahan kepada sang Dajal ini sebagaimana mereka menuhankan Allah.

Kisah ini pernah terjadi pada kisah Nabi Musa. Samiri mampu menciptakan Sapi ajaib yang mampu bicara. Sebagian umat nabi Musa kemudian  menyembah sapi yang diciptakan oleh golongan manusia. Demikianlah alur kesadaran bekerja.

Pola Kesadaran

Pola yang akan selalu sama di setiap peradaban. Manusia selalu dibenturkan atas fakta kejadian. Fakta yang kemudian menjadi landasan dan argumentasi kebenaran. Kebenaran yang melandasi suatu keyakinan. Keyakinan yang menjadikan IMAN.

Hati dan pikiran akan selalu dibenturkan. Dua instrumen manusia yang dijadikan procesing dalam pencarian kebenaran. Dua instrumen yang selalu memberikan output yang tidak sama dalam penarikan kesimpulan sebagai rujukan kebenaran. Dua instrumen yang selalu saja bertentangan. Manakah yang harus kita utamakan.

Rasulullah saw. bersabda, “….Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari)


Betapa pentingnya hati...
Bagaimana hati mampu digunakan dalam penarikan kesimpulan atas kebenaran?

Apakah yang kita rasakan akan selalu benar?

Akankah jika kita tidak memberikan sodakoh kepada pengemis di jalan sebab karena akal kita tahu bahwa uang sodakoh tsb untuk berjudi adalah ketidakbenaran?

Betapa peliknya manusia menyusun argumentasi kebenaran...

Suatu kaum yang hanya mengolah rahsa saja pasti akan berhadapan dengan logika. Jika mereka dibenturkan maka jelas bahwa argumentasi rahsa akan mudah dipatahkan oleh ilmu mantiq

Subyektifitas rahsa yang kualitatif sangat sulit di jadikan kesimpulan kebenaran...

Contoh..
Bagaimana meyakinkan kebenaran bahwa patah hati itu menyakitkan sekali kepada orang yang belum pernah patah hati bahkan belum pernah jatuh cinta..

Orang yang akan kita yakinkan akan menggunakan logika berfikirnya. Dia akan mencari referensi kepada sekelilingnya. Jika orang2 disekelilingnya kebetulan orang yang 'senang' saat di putuskan. Sebab dua sudah pengin ganti pacar. Maka info yang didapatkan sebagai referensinya adalah patah hati biasa saja.

Kebalikannya jika dirinya bertemu dengan kelompok lebay yang mencoba bunuh diri sebab patah hati. Dirinya akan mendapatkan referensi menakutkan sekali kalau patah hati.

Di alam nyata dua kutub ini memisah dan tidak saling bertemu. Masing masing dengan kebenarannya sendiri sendiri. Yang satu tidak mengakui yang satunya lagi. Mereka merasa bahwa apa apa yang dirasakan adalah kebenaran itu sendiri. Logika mereka akhirnya terbejak dalam ketidakrasionalan itu sendiri. Akalnya telah berhasil mengakal akali dirinya sendiri.

Kebenaran yang dibangun sebagai argumentasi dua kelompok ini telah menafikan satu sama lainnya. Meskipun kedua duanya berangkat dari kebenaran. Logika dan perasaan ...dua double helix yang berpilin dalam kesadaran manusia.

Begitulah keyakinan dalam beragama dan keyakinan atas keghaiban di bangun manusia. Sakit hati adalah sebuah kebenaran bagi yang mengalami putus cinta. Hancur lebur rahsanya dikhianati. Luar biasa sekali. Sayang kebenaran ini tidaklah absolut. Kebenaran ini adalah tentatif sekali. Sesuai dengan ruang dan waktunya. Sesuai dengan Ba yang digunakan orang tersebut.

Intuisi dan konsepsi Paradoksal

Islam mengajak umatnya untuk menggunakan paradigma berfikir model ini. Sebuah kebenaran teori akan menjadi kebenaran absolut selama belum muncul teori baru yang menggugurkan ke absolutannya. Sebuah kebenaran yang kita yakini harus kita yakini dengan keyakinan yang utuh sampai datang pemahaman baru yang menggugurkan absolut nya. Islam datang dengan metodology ini. 

Islam mengajarkan agar kita selalu siap dengan perubahan siap menerima pemahaman baru yang akan diajarkan Allah kepada kita. Inilah konsepsi Islam. Umat Islam disarankan untuk tidak ngegehi keyakinannya sendiri. Islam selalu terbuka untuk perubahan. Itulah ruh atau spirit yang dikabarkan.

Maka perhatikanlah pengajar Islam pertama kali kepada rosul. Iqro mengkhabarkan mekanisme yang menjadi pola pengajaran. Konsepsi berfikir paradoksal menjadi awal mula bangun kesadaran.

Paradigma berfikir manusia mengikuti konsepsi paradoksal. Maka kepada nabi diminta memikirkan persoalan yang paradoks. Kebenaran logika melawan kebenaran keyakinan (hati)

Mari kita lihat ayatnya
bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,


عَبْدًا Ø¥ِØ°َا صَÙ„َّÙ‰ ١٠

10. seorang hamba ketika mengerjakan shalat,

Ø£َرَØ£َÙŠْتَ Ø¥ِÙ†ْ Ùƒَانَ عَÙ„َÙ‰ الْÙ‡ُدَÙ‰ ١١

11. bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,

(QS; Al Alaq; 10-11)


Melarang sholat dan yang melarang itu dalam kebenaran...???

Aneh sekali? Seorang yang melarang sholat berdasarkan logika berfikir kita pastilah orang yang sesat. Orang yangmenghalangi seseorang untuk melakukan kebaikan adalah orang yang wajib kita perangi. Itu bekerjanya akal. Proses berfikir linear. Namun dalam ayat berikutnya telah di sanggahkan, diberikan pernyataan penyerta bahwa orang yang melakukan pelarangan sholat itu berada dalam kebenaran? 

Apakah yang harus kita lakukan merespon keadaan tersebut? 

Inilah dialektika yang pertama diterima rosul (Iqro),  sebagai pola bentuk pengajaran yang seharusnya disuguhkan pada kali pertama mmanusia berspiritual. Pengajaran yang wajib hukumnya  disuguhkan kepada manusia yang mulai membuka kesadaranya. Sebuah pertanyaan paradoks.

Mereka harus memenukan jawaban pada diri mreka sendiri. Bagaimana logikanya. Orang melarang sholat pasti orang yang tidak benar! Bukankah demikian?

Perhatikanlah ,manakala logika  kita dipaksa memasuki keadaan untuk meyakini bahwa orang yang melarang itu dalam kebenaran. 

Pengajaran nabi Ibrahim juga sama... Nabi Ibrahim adalah orang yang benar. Orang yang lurus (Hanif). Ini argumentasi premis keyakinan. 

namun percobaan pembunuhan adalah perbuatan yang salah. Tidak rasional seorang ayah berniat untuk menyembelih anaknya sendiri. Dimanakah logikanya?

Kita perhatikan. Orang yang benar dipaksa untuk melakukan ketidakbenaran.

Kisah ini sama saja dengan kisah Mahabarata, dimana Ajuna dipaksa oleh Kresna untuk pergi berperang membunuhi saudara-saudaranya sendiri.

Bagaimana kita menyikapi ini?

Kita lihat berikutnya premisnya; Iblis dan Setan adalah makhluk yang diyakini dalam ketidakbenaran.

Namun pada saat nabi Ibrahim berangkat untuk menyembelih anaknya. Iblis menasehati nabi. Menasehati dengan kebenaran. Mengingatkan bahwa membunuh itu dosa besar. Iblis dan setan berbicara perihal kebenaran. 

Bagaimana kita melihat ketidakbenaran berkata perihal kebenaran.

Apakah kebenaran yang dibawa Iblis yang dikhabarkan kepada nabi adalah kebenaran?

Logika kita dipaksa untuk berfikir ulang konteks kebenaran yang ada dalam keyakinan kita.
Kita dipaksa untuk menguji kembali bangun kebenaran yang menjadi pondasi keyakinan kita apakah benar itu adalah kebenaran?

Kebenaran yang disampaikan Iblis dan Setan dalam kisah Ibrahim secara logika adalah kebenaran. Logika  manusia akan melihat bahwa apa yang diucapkannya adalah kebenaran. Kita lupa bahwa sumber kebenarannya adalah sosok yang tidak dalam kebenaran Tuhan.  

Artinya kita telah mengakui kebenaran yang dibawa Iblis dan Setan. Sementara dua entitas ini sudah diberitahukan sebagai sosok antagonis dalam kesadaran manuuia. Sehingga apapun yang dikatakan oleh entitas tersebut pastilah bukan kebaikan walaupun mungkin sebuah kebenaran. 

Kontruksi bangun kesadaran yang menyusun kebenaran sebagai dasar keyakinan IMAN kita telah di bangun seperti rumah laba laba. Kontruksi yang lemah sebab kontruksi laba-laba menggunakan banyak tiang penyangga bagi rumahnya. 

Islam mengajarkan cukup menggunakan satu tiang saja yaitu Allah.

Inilah logika berfikir Islam. Manusia diminta menguji kontruksi kebenaran yang disusunnya.

Kebenaran itu milik siapa? 

Kebenaran yang harus menjadi pondasi keyakinan adalah kebenaran yang disusupkan Allah langsung kepada kita. Itulah khabar surat al alaq.

Kebenaran itu milik Allah!

Itulah pengajaran Islam, melalui konsepsi paradoksal dan diharapkan intuisi manusia mampu menangkap esesnsi kebenaran tersebut. 

Bukan kebenaran yang berasal dari proses berfikir logis manusia. 

Demikian methodologi Islam..

Sehingga apapun referensi yang kita dapatkan dari kesadaran yang berbenturan kepada kita harus kita hadapkan kepada Allah. Artinya kita tidak diperkenankan mengandalkan referensi orang lain saja. Semisal guru, ulama, kelompok, dll. 

Kebenaran adalah milik Allah. Kebenaran ini akan langsung diajarkan kepada hamba2 Nya yang selalu mencari jalan kepadaNya. Karenanya pondok ini senantiasa mengingatkan. Bahwa kebenaran sebagai pondasi keyakinan kita sangatlah privacy hanya kita dan Allah saja yang mengetahui.

Kebenaran dr sisi Allah bisa jadi akan menabrak akal dan logila manusia. Maka terimalah kebenaran ini apa adanya. Meskipun nanti kita dikatakan gila.

Sudah banyak dr para nabi yang dikatakan gila. Carilah referensi dari mana saja. Sebanyal banyaknya. Referensi ini akan menjadi pembanding keyakinan kita.

Teruslah hadapkan hasil pembelajaran kita. Janganlah berhenti kepada makhluk semisal ulama atau kelompok, atau paguyuban, atau apa saja yang datang. Semisal makhluk tak kasat mata.

Datangilah Allah siang dan malam. Sehingga Allah berkenan memberikan keyakinan atas kebenaran haqiqi. Kemudian teruslah Istikomah disitu. Walau kebenaran yang kita yakini mungkin akan menabrak logika logika yang di bangun ilmu Mantiq.

Demikian kajian saya akhiri, terkait fenomena ilmu mantiq yang sedang populer. Kita diharap tidak gumunan tetap dalam kesadaran. Mengamati, menyaksikan, dan mengkhabarkan dengan rahsa syukur telah diberikan nikmat ini.

Ijinkan melanjutkan bagaimana  implementasi dan implikasi konsepsi pemahaman ini bagi kesadaran yang ditunjukan oleh seperti apa respon yaitu perilaku akhlak kita

Misal; kata 'anjing'  maaf hanya contoh.

Bagaimana bekerjanya kesadaran kita merespon kata _anjing_ ini.

Sebuah kebenaran disampaikan bahwa _anjing najis_.

Kemudian kita liat pemaknaan _najis_ bagaimana kita menyikapi _najis_ sesuatu yang membatalkan kebaikan dan kebenaran. Dimana najis melekat maka disitu ada sesuatu yang membuat ibadah kita batal. Maka najis kemudian meluas ke semua bidang masuk ke kesadaran kita. Najis harus ditolak. Respon tubuh memahami ini.

Tubuh tidak mau ada sesuatu yang _'najis'_.

Maka kebenaran ini menemukan muaranya disitu.

Namun kita lihat bagaimana respon tubuh saat kita dikatakan _anjing_. Jika kita dijalan dikatakan _anjing_ maka itu adalah hinaan atas harga dirinya.

Kesadaran kita tidak pernah mau menerima kebenaran lainnya. Kebaikan sang _anjing_ seakan akan tiada arti disana.

Apa salah _anjing_?

Anjing yang luar biasa setia..sangat loyal. Memiliki integrity yang tinggi tidak ada artinya lagi. Jangankan menyentuhny.  Sekedar mendengar kata anjing saja kita pasti meradang. Luat hiasa sekali pertahanan diri kita dalam  _nggegehi_ kebenaran. Hingga menafikan kebenaran lainnya yang mungkin 99% persennya.

Anjing menjadi musuh bebuyutan manusia yang hilang kesadarannya.

"Apa salah saya" kata sang anjing bertanya kpd Tuhan.
"Kamu hanyalah ujian bagi manusia" 

Begitu juga dikisahkan pernah setan bertanya hal sama..

"Mengapakah engkau ciptakan aku hanya untuk engkau siksa dengan engkau jadikan aku sebagai kerak neraka?" Tanya Setan

"Bukankah Engkau tahu hakekat bahwa Aku Maha Adil?" Jawab Allah

"Ya.."

"Kalau demikian tenanglah engkau dalam keadilanKu"


Dalam hukum keadilan Allah, semua makhlukNya dimohon tenang, puas dan ridho. 

Diciptakannya makhluk untuk menjadi ujian bagi satu dan lainya. Mampukah manusia meletakkan _mizan_ atas hukum hukum kebenaran. Dan tidak saling menyerang satu sama lainnya.

Demikianlah...kita diajak journey di alam alam kesadaran.

Bertanya kepada diri sendiri;

"Jika aku dilahirkan dari rahim ibu yahudi apakah aku akan menghujat kaumku"

Jika aku menjadi orang cina apakah aku akan memusuhi cina?
Bagaimana jika hanya ragaku yang cina. Memoriku jawa?
Apakah masih akan menghakimi kaumku sendiri...

Demikianlah...fenomena kesadaran
Entahlah..saat ini saya orang jawa dilahirkan di jawa. Dikelilingi orang jawa. Aku belum pernah jadi cina. Aku tidak pernah mampu merasakan bagaimana rasanya jadi minoritas disini.

Aku tidak mengerti keadaannya. Sungguh...tidak tau.

Dan saya tidak tahu bagaimsna sikapku jika Allah menghendaki aku lahir dari rahim Yahudi...entahlah itu...

Woluhualam
Taman Kembali 08092017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali