Kisah Spiritual Mawangi, Perhelatan Akbar (1)
Menuai
kata
Fatamorgana
menepi
Menepis
kenyataan
Ketika
dua hati dalam pertanyaan
***
“Wangsa Sanjaya, Syailendra, ada banyak
cerita yang menjadi tabir pada perjalananmu sekarang. Sesungguhnya itu ada pada
laksamana yang sudah hadir dengan segala daya untuk membangun jembatan di
seluruh penjuru Nusantara. Titah sang raja mahadewa pada perjalanannya menjadi
beban pada kehidupannya yang sekarang. Lihat dengan jelas pada laksamana yang
memegang kendali pada setiap dasawarsa. Laksamana yang mengantarkanmu pada
singgasana dengan segala yang sudah ada, pada setiap titik dengan segala yang
hadir pada setiap cerita.”
***
Mawangi...adakah
engkau masih disana? Perhatikan dan lihatlah. Puncak dari puncaknya kejadian. Lihatlah
dari sisi muka dan belakang. Kemudian berbaliklah ke timur dan barat, hadapkan
mukamu ke utara dan selatan. Geriapnya ghaib diseantero jagad bersiap menyambut
perhelatan akbar. Makhluk lintas dimensi
dalam hitungan hari memasuki Nusantara ini. Jika ingin menangis maka
menangislah, sebab kali berikutnya tiada akan ada kesempatan lagi untuk dirimu
walau hanya sekedra menangis. Sekarang ini engkaulah yang akan mewarisi apa
yang telah di mulai oleh para kesatria.
Duhai
mata
Seperti
apa pertemuan
Jatuh
nya bintang
Hanya
pandangan
Perhatikan
dan rasakan apa yang terijadi pada ragamu. Tubuhmu sekarang akan sulit
dikendalikan olehmu. Penderitaan demi penderitaan akan engkau alami. Rasa sakit
demikian hebatnya menjadi teman dalam setiap perjalananmu. Apa yang dialami
oleh Mas Thole kini akan engkau alami. Kini saatnya engkau akan menjadi saksi
bahwa perjalanan spiritual ini tidaklah main-main. Para ghaib tidak akan
melepaskanmu. Sepanjang hari kesakitan demi kesakitan akan menyambangi. Mulai
dari kepala, menjalar ke otak dan syaraf, memasuki ke iga, dan terus menjalar
diseluruh permukaan kulitmu. Disanalah engkau akan diuji keimananmu terhadap
Allah. Benarkah hanya Allah yang akan menjadi tempat pelindungmu?
Tak
berharap
Sembunyi
dari rahsa ini
Seperti
dua hati
Yang
tak bertanya lagi
Wahai
Mawangi apakah yang ingin kau tanyakan lagi. Janganlah terlalu naif dengan
mengatakan bahwa dirimu tidak tahu apa-apa. Alam telah memilihmu untuk
meneruskan perjalanan menancapkan paku-paku kesadaran. Setiap kesatria akan
menancapkan paku-pakunya masing-masing. Usai sudah tugas Mas Thole. Kini engkau
yang akan membawa amanah itu. Apakah yang ingin engkau katakan Mawangi?
Keraguanmu hanya akan menambah ketidak mengertianmu. Sebagaimana dengan para
kesatria yang lainnya, keadaanmu akan sama dengan mereka. Engkau akan diuji dengan kehilangan,
ketakutan dan juga kesakitan yang tiada berujung. Hingga engkau berharap mati
mungkin lebih baik bagimu.
***
Ufuk
timur telah memberi tanda. Banyak Wide dalam kegelisahan. Apakah waktu masih
mau menunggu. Kedatangan para sultan dan raja dalam rangka perhelatan akbar
tinggal menghitung hari. Persiapan masih jauh dari memuaskan. Kendala realitas,
terutama adalah pendanaan menjadi pokok utama. Disamping kendala di ranah
ghaib. Tidak sedikit yang bermaksud menggagalkan perhelatan itu. Para ghaib tak
segan-segan menunjukan eksistensi dir mereka dengan membuat ulah.Gelas
berjalan, suara-suara aneh semisal orang membuat minuman, dan suara
langkah-langkah naik turn tangga sudah menjadi keseharian. Semua dianggap biasa
dan menjadi bagian kehidupan yang saling berdampingan. Yah, acara perhelatan
kabar memang tidka hanya ditujukan untuk manusia saja. Alam ghaib banyak sekali
yang diundang.
Berita
yang menggembirakan adalah bahwa para sultan dan raja se nusantara sudah
mengkonfirmasikan kehadiaran mereka. Begitu juga para ulama-ulama yang sudah
mengkonfirmasikan kedatangan mereka. Tokoh yang datang tidak tanggung-tanggung
mereka keturunan terpilih dari trah masing-masih, Salah satu utuisan dari trah
Syeh Abdul Kadir Jaelani juga sudah menyatakan kesediaannya untuk datang ke
Nusantara. Pantas saja alam ghaib sedemikian hebohnya. Bagi yang menyukai film
Harry Porter tentu saja akan paham bagaimana keadaan lam ghaib. Ya semisal
keadaan di film tersebut suasana alam kesadaran. Sinerginya kekuatan Ratu-Resi-Rama akan menggiriskan sekali.
Kekuatan inilah yang akan menjadi satu sosok yang sering disebut sebagai ‘Kesatria Piningit’
***
Tokoh
demi tokoh yang membawa perubahan peradaban telah ditemui. Sebagaimana kisah
dunia persilatan yang menuju keppada klimaksnya. Semua teramu di jiwa. Membuat
pelakunya mengalami sensasi luar biasa. Bagaimana tidak? Mereka manusia biasa
yang berjlana-jalan di pasar, kini mereka dipertemukan dnegan tokoh-tokoh sakti
baik lokal mapun nasional bahkan juga tokoh internasional. Sebagaimana janji
Kami bahwa para kesatria akan diperjalankan menemui satu tokoh ke tokoh
lainnya. Sering kemampun sang tokoh sakti memukau mereka. Jika Kami tidak
kembali mengingatkan siapa hakekat ‘Aku dan aku’ mereka akan terjebak dalam
kultus kepada sang tokoh yang memang luar biasa kharismanya.
“Hyang diri wikram jati
Hyang Agung Maha Luhur
Sejatinya hidup itu pasti, adapun
ketidakpastian berada pada wujud kepastian. Sesungguhnya seringkali merujuk
pada berbagai hal kehidupan, membayang dan melihat banyak hal, tetapi jadikah
itu sebuah hikmah dan penetapan hati untuk istiqamah?
Sesungguhnya diri bukan untuk berhenti,
atau menyekutukan hal yang tidak dimengerti, tetapi menjadi bagian dari sebuah
perjalanan yang membentuk semua pada setiap sisi kehidupan
Aku ada dengan segala hal yang menjadi
fana dan baqa, dua hal yang berbeda, tetapi sesungguhnya hal itu nyata dan
fakta.
Dalam perjalanannya, siapa pun bisa
menjadi apa dan siapa yang diinginkannya, tetapi Aku tidak melihat dalam bentuk
penamaan atau panggilan, tetapi melihat dengan hati dan tingkahnya. Lihatlah
itu sebagai pelajaran, maka kamu akan mengetahuinya
Sejatining diri bukan pada iri atau
dengki, tetapi pada isi hati yang menjadi petisi pada setiap hal yang menjadi
rujukan pada semua sisi. Adakalanya semua seperti fana, sesungguhnya tidak, itu
ada pada setiap gerak yang melihat jiwa dengan segala yang terlihat jelas tanpa
jeda dan sia-sia.
Aku ada sebagai pembenar, tetapi aku
bukan untuk menjadi hal yang seperti dalam bayangan menjadi dua hal yang
berbeda pada wujud manusia yang fana.
Jauh dalam pandangan dengan segala hal
yang melihat dengan dua sisi yang berbeda, seumpamanya itu sebagai suatu hal
yang ada dengan penetapan yang menjadi hal yang berbeda. Akan menjadi dua hal
yang akan kamu saksikan, yaitu menjadi saksi atas suatu wujud dari seorang
insan yang mengenal Aku tetapi tidak kenal aku. Seyogyanya itu ada dan dirimu
menjadi saksinya. Kedua, ada beberapa berita yang akan menyesatkanmu, maka
untuk menghindarinya kamu harus tetap berpegang kepada Allah SWT, itu yang akan
menyelamatkan-Mu.
Dari sana kamu akan menyadari akan makna
wal'ashri, sesungguhnya hidup memang sendiri, tetapi Aku dalam titah untuk
saling menyayangi.”
[
***
Kesadaran
akan jitidiri bangsa perlahan namun pasti terus bergerak mengilhami. Semakin banyak
yang peduli atas nasib bangsa ini. Bukankah ini menggemberikan sekali. Mulai dari
perseorangan sampai kelompok kecil dan skala
nasional semua sudah mulai mengkerucut. Tinggal memberikan arah kesadaran saja yang
harus dilakukan. Maka kemenangan itu hanya masalah waktu saja. Jayalah negriku..damailah
bangsaku.
Salam.
Komentar
Posting Komentar