Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Kesadaran Kepiting Vs Pemimpin

Gambar
Negara yang kaya, nuansa panorama indah dimana-mana. Jutaan hewan melata, dan lembah seribu bunga. Begitu harmoni, seindah nyanyian suarga loka, maka layak saja jika negri ini seraya dipuji. Bahkan konon diisyaratkan juga oleh al qur an suasananya. Negri yang indah penuh syahdu,  dimana air mengalir, sungai-sungai dan lembah. Pucuk-pucuk daun tumbuh seribu . Ranting-ranting yang keringpun gugurlah sudah. Namun dendam hati, tak ingin berhenti, rasanya ku ingin remas hati. Hai,  cobalah tanya salah siapa. Kau cobalah lihat bayanganmu, tak mungkin kau dapat bersembunyi. Mungkin kau telah berubah, namun harus kau jawab getar hati. Lihatlah nelangsa bumi, dan bangsa ini. Kau tanam cinta kemudian kau pergi. Mungkin kau telah berpunya, dengan sejuta impian. Namun kau harus jawab panggilan jiwamu.  Angin, hujan, dan badai, telah gundah menanti para kekasih hati, dengan  tersenyum penuh syahdu. Tidakkah kalian dengar panggilan ini. Tiadakah engkau lihat bumi ini duduk bersimpuh untukmu

"Maafkan, Saya yang Salah .."

Gambar
Bukan mereka salah Semua orang tahu perihal syariat, mana yang boleh dilakukan dan manakah yang tidak. Begitu juga menyoal zina, semua agama tidak mengakomodasi perilaku ini. Namun mengapa samapai saat sekarang menjadi disuka. Tidak saja orang tua bahkan anak-anak sekarang suka itu. Semua sekolah mengajarkan bahwa itu tidak boleh. Tapi kenyataannya, baru saja kita dengar khabarnya, mereka melakukannya ditempat di sekolah mereka.  Ibarat mereka mengencingi gelas minumnya sendiri. Kemudian meminumnya sendiri.  Belum juga genap umur mereka,  kenyataannya sudah bisa melakukan itu dengan sukses, itu yang luar biasa. Bagaimana tidak hebat, mungkin saja di rumah mereka kencing masih harus minta tolong ibu mereka sendiri. Namun nyatanya mereka sudah bisa sampai sebegitunya.  Dan ironisnya lagi, itu adalah aib, namun  dengan sengaja aib itu disimpan dengan kamera. Menjadi bahan tertawan lainnya. Tidak ada rasa khawatir disana akan dosa. Seakan pahala dan dosa hanya ada dipelajaran saja,

Ruang Inersia dalam Tasawuf (1)

Gambar
Pengantar ; Sebagaimana penjelasan dimuka, maka tulisan-tulisan berikut nanti akan lebih kepada bentuk kajian-kajian. Semoga tidak mengurangi bobot, makna yang ingin disampaikan. Sebab dalam pemahaman kami, ghaib dan realitas adalah satu keadaannya.  Salam Menyoal Fenomena Paradoks Mengapakah manusia tidak pernah merasa sukses ?. Mengapakah hati manusia sulit sekali merasa bahagia ?.  Mengapakah rumput di halaman tetangga terlihat  lebih hijau dari rumput di halaman kita sendiri ?. Seperti apakah sesungguhnya manusia yang bisa dikatakan sukses ?. Seperti apakah bahagia itu ?. Pertanyaan demi pertanyaan akan mengalir satu demi satu, bagi hantaman meteor yang memasuki atsmofer bumi. Pertanyaan yang tentu saja tidak akan pernah betrhenti, sampai kita tertidur dan mati. Pertanyaan itu menyeruak begitu saja, mempertanyakan kepada siapa saja, kepada rumput yang bergoyang, kepada ranting yang berpatahan, kepada langit yang terluka, kepada buih laut di samudra, dan masih banyak l

Jangankan Dunia, Bahkan Surga pun di Bawah Telapak Kaki Wanita (Revisi)

Gambar
  ‘Dunia diperintah wanita.’ Pernyataan ini mungkin terlalu bombastis. Bagi paham maskulin tentu saja akan tersergah dengan pernyataan ini, dan bagi kaum feminin  akan meradang. Darimanakah pernyataan ‘ngawur’ itu, sepanjang peradaban  realitasnya ‘wanitalah yang  dijajah pria’. Banyak sekali kita dengar wanita diperdagangkan, wanita dijadikan alat kekuasaan, pemuasan nafsu, dan lain sebagainya. Itulah fakta, wanita menjadi bagian tak terpisahkan dari peradaban itu sendiri.  Tahukah kita keadaan sebenarnya ?. Kalau begitu, d imanakah peranan mereka sesungguhnya ?. Sehingga mereka (feminin) terus berjuang menggemakan persamaan hak mereka. Wanita ingin sama dengan lelaki, dalam hal apa saja. Adakah para wanita menyadari,  bahwa dialah sesungguhnya yang menguasai dunia ?. "Jangankan Dunia Bahkan Surga pun di Bawah Telapak Kaki  Wanita".   Entahlah..?!. Mari kita masuki saja kajiannya. 

Mereka Yang Terpilih

Gambar
Mengenal siapakah Pengamat (observer)  dan apakah objek pengamatan yang diamati, menjadi tema utama yang disajikan dalam rangkaian tulisan terbarukan nanti. Kedua objek yang tersembunyi   di dalam tubuh manusia ini, merupakan misteri sepanjang peradaban, menjadi rahasia terbesar manusia itu sendiri. Manusia yang berhasil menggali pemahaman disini, adalah manusia terpilih, sebab hanya sedikit manusia yang mampu mengenali dirinya sendiri dan kemudian menggunakan potensi luar biasa yang tersembunyi tersebut untuk kebaikannya, tidakkah selayaknya kita berlomba-lomba untuk mendapatkan pemahaman   ini ?.

Akhir Sebuah Kisah Spiritual 'Mas dikonthole'

Gambar
Dalam kepekatan mimpiku . wajahmu tersembunyi Alam semesta, matahari, bintang, rembulan Semua datang sujud buatmu Menikam cinta paling dalam Dari sudut manakah gerangan aku dapat segera mulai melukiskan Engkau yang kasat mata namun ada Bahkan mengalir dalam darah Hidup t'lah kujanjikan buatmu Garis-garis aku satukan menampilkan watak yang beringas Titik-titik aku kumpulkan menampilkan rona geriap Terlalu jauh dari wajahmu yang agung, teduh, dan kasih Kini kuyakini sepenuhnya Engkau tak mungkin kugambar Tinggal kumohon ampunanmu atas kelancangan mimpiku (Bingkai Mimpi by Ebiet G Ade) Kelepaknya malam, dalam buaian sendiri, bersama disiangi sepi. Sekelabatan bintang jatuh nampak dalam kesadarannya. Menuangkan pemikiran yang bagai lava panas membakar. Magma yang tak mungkin mampu ditahannya lagi. “Meskikah kisahnya akan diakhiri disini”. Dia bertanya memelas kepada bintang yang sudah jauh meninggalkannya sejak tadi. Malam semakin langut,

Kisah Spiritual, Sang Pandhito Ratu

Gambar
Rembulan menangis di serambi malam. Intan buah hatimu dicabik tangan-tangan serigala Bintang-bintang muram, beku dalam luka Untukmu saudaraku kami semua turut berduka Lolong burung malam di rimba melengking menyayat jiwa Tangis kami pecah di batu duka kami remuk di dada Doa kami bersama-sama untukmu, untukmu Angin pun menjerit badai bergemuruh Semuanya marah hanya iblis terbahak, bersorak Lolong burung malam di rimba   melengking menyayat jiwa Tangis kami pecah di batu duka kami remuk di dada Doa kami bersama-sama untukmu Lolong burung malam di rimba melengking menyayat jiwa Tangis kami pecah di batu duka kami remuk di dada Doa kami bersama-sama untukmu untukmu, untukmu, untukmu, untukmu (Rembulan Menangis by Ebiet G Ade) Malam dirimba gemuruh bergelora, intan buah hati dicabik tangan-tangan srigala. Semua menangis, semua luka hanya iblis terbahak-bahak. Rahsa tahu itu telah menelan rahsa kemanusiaan, merubah semua yang