Kisah Spiritual, Menjadi Iblis Atau Malaikat, Setipis Rambut Dibelah Tujuh
Saatnya berguru kepada kematian.
Ikan-ikan kecil-kecil mati, dimakan ikan-ikan besar. Ikan-ikan besar besar mati
karena diperjual belikan. Itulah ulah pra spekulan menjual ikan-ikan di
akuarium kehidupan. Jaman berubah tak merubah arah. Wajah berubah perilaku tak
berubah. Manusia berubah-ubah, merubah wajah. Menjadi wajah Dasamuka dalam kesehariannya. Wajah
manakah yang kita suka. Wajah gahar penuh kuasa, wajah nelangsa menghiba, wajah
memelas manipulatif, wajah perkasa, wajah bahagia, dan banyak lagi lainnya.
Dalam diri setiap diri manusia ada makhluk raksasa dalam tampilan wajah itu
semua. Apakah ada bedanya seteleh kita
tahu itu ?. Sama-sama nikmat saja, karena kita kadang suka tampilan dan
aksesorisnya. Mas Thole diam mengamati, satu demi satunya bwajah-wajahnya itu.
Meliputi keadaan seluruh wajah yang dimilikinya. Dia tersadar, menjadi iblis
atau malaikat, sungguh setipis rambut dibelah tujuh lapisan dinding penyekatnya
(hijab). Itulah keadaan dirinya dalam dua hari ini. Sisi wajahnya sebagai Raden
Panji menggugat, hantaran cinta dan kasih sayang yang diterima Mas Thole
beberapa hari lalu, tidaklah sebagaimana keadaanya dahulu, bukankah itu mencemoohnya ?. “Tidak begitu rahsanya!”.
Katanya kesal, menyergah. Dia kemudian
bertiwikrama, menjelma dengan kesaktiannya, menjadi makhluk raksasa dalam diri Mas Thole, dia ingin
menunjukan kepada dunia. Bukan seperti itu rahsa yang dia terima, apakah tidak ada yang mengerti rahsa, kesakitan,
dikhianati dan sakit hati ?. Bilahkah manusia ingin mengerti ?. Maka dibuatlah alam sebagaimana yang dia inginkan. Berikut ini dikisahkan pergolakan jiwanya.
Semenjak dia mampu mengakses
portal informasi alam semesta (11/10). Ribuan kilobite informasi telah membombardir
dirinya, membuat rahsa tahu nya begitu hebat meliputinya. Hampir dia tahu
seluruh informasi di alam semesta. Dia paham, dan memiliki rasa tahu bagaimana
proses bekerjanya kesadaran yang meliputi manusia, pemahaman ini membuat dirinya
terkapar. Kesadarannya menjadi begitu kuat, rahsa tahu yang hebat membuat
dirinya, menganggap remeh sesuatunya. Dia merasa telah menguasai ilmu di atas
ilmu. Pengetahuan alam semesta seperti sudah ditangannya. Maka dengan mudah dia
akan berbuat semaunya, merubah sistem informasi di alam semesta. Membuat gejolak
alam, semisal petir dan badai, cukup hanya dengan memberikan perintah, semisal
kita memberikan perintah kepada komputer. Rahsanya hanya permainan angan dan
keyakinan saja. Dan blang..balng..semua akan terjadi. Karenanya alam semalam
demikian luar biasanya. Petir dan badai melanda tempat yang dikehendakinya. Dan
rahsanya dia menari dengan suka disana. Lautan berbuih , gelombang pasang
begitu dahsyatnya. Hingga Pambayun dan Putri Sriwijaya, mencoba mengingatkan
dirinya (12/10).
Begitu tipisnya hijab itu, rahsa
tahu yang hebat membuat dengan sendiri, tanpa disadarinya telah merubah dirinya
menjadi Iblis itu sendiri. Menjadi raksasa dalam kisah pewayangan, yang akan
mampu melumat apa saja. Rupanya seperti itulah mekanisme manusia yang berubah
menjadi raksasa ( Iblis). Hal yang bisa menimpa siapa saja, yaitu orang-orang
berilmu. Iblis adalah makhluk yang memiliki kecerdasan tinggi dan kesadaran
tinggi luar biasa. Namun rahsa tahu yang luar biasa meliputi dirinya, sehingga
karenanya, dia merasa tahu atas apapun yang akan terjadi dialam semesta ini. Dan
karena sebab rahsa tahunya itu dia berani
menentang perintah Tuhannya. He eh..!. Dalam sholat yang panjang waktu dhuhur
tadi Mas Thole melihat celah yang sangat tipis sekali. Jika tidak atas rahmat
Tuhannya. Mas Thole tidak akan pernah mampu kembali lagi kepada kesadarannya. Dan
bersyukur juga, ada Ki Ageng yang entah
bagaimana tanpa dia mengerti memasukan pemahaman sedikit demi sedikit. Perlahan
menarik kesadarannya keatas tempat yang lebih tinggi.
Apakah kemampuan memberikan
perintah kepada alam, membanggakan. Tidak, nyatanya jiwa tidak merasakan nikmat
apa-apa, rasa pening dikepala, dan rahsa jiwa tak tenang melanda sepanjang
malam dan hari-hari setelahnya itu. Obat sakit kepala tak mampu meredam rahsa
kepala yang mau pecah. Maka kenapakah manusia senang sekali dengan rahsa tahu
?. Mas Thole terus menyergah jiwanya. Mencoba menarik dirinya dari kejumudan
pemikiran. Rahsa tahu akan menyiksa, sebagaimana juga rahsa marah, dan rahsa
benci lainnya. Bahkan rahsa tahu itu akan mampu merubah manusia menjadi Iblis
itu sendiri. Rahsa tahu itu akan meliputi
dirinya, menjadikan dirinya teraliensi, merasa diatas makhluk-makhluk lainnya.
Kemudian rahsa tahu ini akan bekerja paradoks, dengan kesadarannya akan
mengajak manusia untuk berpaling dari pengajaran Tuhannya. Timbulnya rahsanya
senang saja manakala melihat mansuia gampang dibodohi. Dengan pengetahuannya
Iblis akan merubah cahaya menjadi ilham. Menjadi pesaing Tuhan itu sendiri. Iblis
adalah rahsa tahu itu, yang menjelma menjai energi. Pembelajaran yang sangat
dahsyat dan berbahaya sekali. Belajar menjadi Iblis. Itulah yang dialami Mas
Thole dua hari ini. Astagfirulloh.
Mas Thole berharap agar para
kesatria ini tidak mengikuti jalannya. Jika belum siap tauhidnya, dimohon dengan
sangat untuk tidak membuka portal informasi di alam semesta. Sangat berbahaya
sekali, bukankah kita sudah menyaksikan bagaimana kemudian muncul orang-orang
yang mengaku dirinya sebagai nabi. Rupanya seperti inilah mekanisme. Maka Mas Thole
menjadi paham, mengapanya sehingga dunia kemudian bermunculan para -dajal. Rupanya
begini inilah mekanismenya nanti. Manusia mengakses portal informasi. Informasi
alam semsta akan memenuhi kesadarannya, menjadikan rahsa tahu yang hebat. Rahsa
tahu itu akan merubah kesadarannya menjadi Iblis. Kemudian manusia yang berubah
menjadi Iblis akan disebut Dajal. Dengan kata lainnnya, Dajal adalah Iblis yang
sudah reinkarnasi menjadi manusia. Kesadaran manusia yang menginginkan seperti
itu. Karena mengetahui perintah-perintah alam, Dajal dengan seenaknya
membangkitkan makhluk-makhluk bumi yang ada. Maka kemudian akan bermuncullanlah
makhluk dari dalam bumi. Sebagaimana meknisme perintah pada komputer saja. Jika
kita tahu password nya maka kita dnegan seenaknya akan mampu meluncurkan bom
atom. Meski bom tersebut tersimpan di tempat yang tersembunyi sekalipun. Hal
yang sangat sederhana dan mudah. Hanya satu yang diperlukan, yaitu kita ‘tahu’.
Sekali lagi diulang pemahaman
ini; Manusia yang mengakses alam
informasi di jagad raya menjadi kehilangan kesadarannya. Rahsa tahu yang sangat
kemudian merubah diri meerka menjadi Iblis. Kemudian dengan menggunakan
fasilitas KAMI mereka akan membodohi manusia, mengelabui manusia. Dajal akan sebagaimana ‘heckers’
yang akan menjebol sistem keamanan KAMI. Maka dajal kemudian akan mampu
menggunakan fasilitas portal-portal KAMI. Dari sanalah dajal akan memberikan
periuntah keapada alam. Begitulah seakan alam semesta mendukung tingkah polah
dajal-dajal ini. Mereka akan mampu menguasai angin, badai, petir, menciptakan
dari ketiadaan. Mereka memiliki kemampuan sebagaimana para nabi. Hanya satu
sifat yang tidak mereka miliki yaitu ‘kasih sayang’, oleh karena itu
diturunkanlah “Isa Al Masih’ sebab dialah bapak pengajaran ‘kasih sayang’.
Hanya energy kasih sayang lah yang dapat menaklukan dajal-dajal.
Sungguh bersyukur sekali Mas
Thole masih diselamatkan-Nya, sehingga mampu mengkisahkannya disini. Menjadi
pembelajaran untuk dirinya. Kembalikanlah rahsa tahu itu kepada pemilik-Nya.
Kembalikanlah seluruh rahsa kepada-Nya. Buang sleuruh persepsi yang kita punya.
Berserahlah atas kehendak-Nya. Semua rahsa ternyata sama saja. Rahsa akan mampu
menimbulkan nikmat luar biasa jika pas dan tepat ukurannya, jika berlebih
justru akan menjadi siksa adanya. Sayang hanya Allah saja yang tahu
ukuran-ukuran seberapa yang pas untuk setiap makhluk ciptaan-Nya. Mas Thole
hampir menangis menyadari kebodohannya ini. Nyatanya Iblis adalah salah satu
symbol pembelajaran kepada manusia. Agar mansuia tidak kehilangan kesadarannya.
Agar mansuia tahu batasan-batasan kemampuan dirinya. Agar manusia tetap dalam
jatidirinya sendiri, tidak berusaha menjadi makhluk lainnya. Iblis adalah
pembanding dari sifat mansuia yang ingin tahu. SIfat mansuia yang terus saja
ingin mencipta, sifat manusia yang ingin menjelajah angkasa. Dingatkan bahwa
semua itu ada ukuran-ukurannya masih-masing. Maka berhati-hatilah jika rahsa tahu sudah
mulai menguasai diri kita. Kembalikan saja kepada pemiliki rahsa tahu itu.
Dialah Allah. Subhanalloh.
Mas Thole hanya ingin
mengingatkan, sungguh jika bukan karena pertolongan dan rahmat Allah. Akan dengan sanagt sangat mudahnya kita menjadi Iblis itu sendiri.
Hijab itu sangat tipis setipis rambut dibelah tujuh. Manakal kita tahu segala
sesuatu, maka disitulah ujian terberatnya. Lintasan sakit hati semisal
dikhianati kekasih hati, atau lintasan yang semisal dengan itu. Akan menjadikan
diri kita dengan mudahnya membuka portal dimensi memeirntahkan alam seenak
dirinya sendiri. Dan dia melakukan itu dengan tertawa, senang rahsanya membuat
alam menjadi begitu adanya. Namun apakah itu nikmat ?. Ternyata tidak,
kesudahannya kesakitan lebih hebat akan menerjang. Hukum alam akan berlaku bagi
siapa saja yang mencoba mengakses perintah alam tanpa iji-Nya. Deraan hebat
pada jiwa dan raganya. Dan Mas Thole sudah belajar bagaimana sakitnya. Pergulatan di jiwa begitu hebatnya, sehingga
jika tidak ada pendamping yang mampu menyaksikan, akan sulit bagi dirinya lepas
dari himpitan. Maka rangkain perbincangan dengan Ki Ageng dihantarkan untuk
melengkapi bagian kisah ini, sengaja
hanya dituliskan dari satu arah saja ;
“ Mari saya ajak bersama di
dalam namaNya. Dalam dayaNya. Dalam kasih sayangNya. Mari saya ajak bergandeng
tangan melepas diri. Melepas kenangan. Melepas fikiran. Melepas perasaan.
Meniadakan. Menghadapkan semua ini ke sumber daya. Yg akan meniadakan getaran.
Yg meniadakan energy. Yg meliputi
semuanya. Sehingga yg ada hanya yg ada. Dan kita berasal darisana. Dan kita
berada di sana. Dan kita kembali ke sana. Naik berada di sana dalam tarikan
nafas. Itulah rahmatNya. Dan tahan terasa nikmat. Lalu terdorong lagi dalam
nafas untuk keluar. Lalu terasa energy. Energy yg entah berasal dari mana.
Mendadak ada di raga. Bisa digunakan sesukanya.. Lalu ada getaran. Detak
jantung.. semua otomatis dlm gerak.. entah berasal dr mana.. semua otomatis..
dan semua ada.. dan lalu kesadaran ... mendadak ada. Semua mendadak muncul. Ada
yg masih bisa diingatvdan banyak yg hilang... entah dari mana kesadaran...Kadang
mendadak ada bagian tubuh yg tdk bekerja.. badan mogok. Lalu muncul sakit dan
siksaan.. entah berasal dari mana... Dan aku tetap sama... tdk berubah.. tetap
yg itu juga... baik saat sehat maupun sakit... baik masih muda maupun gembira..
baik senang maupun sedih.
Kelembutan spt sang ibu penuh kasih sayang... penuh cinta..penuh
kerelaan... penuh kehangatan. Hanya memberi tak harap kembali... bagai sang
surya menerangi dunia... Sadari bahwa seluruh kasih sayang ibu di seluruh dunia
bersumber dari sang maha pengasih dan maha penyayang yg mewujudkan kasih sayang
di dalam rahim sang ibu. Baik suka rela maupun terpaksa... karena demikianlah sifatNya...
Kasih sayang inilah yg menghidupkan seluruh makhluk.. inilah energy hidup..
inilah sumber hidup..inilah energy kesadaran. Energy kehidupan...energy kasih
sayang. Gerak kasih sayang inilah gerak
sholat.. santun...lembut ..... penuh perasaan..lentur kokoh... penuh kasih
sayang..Perhatikan lembutnya sang ibu... dan kokohnya pelukan... perhatikan
keteguhan...kekuatan dan perhatikan semakin dalam. Elusan. Sentuhan kasih
sayang sang ibu... dan demikianlah sholat. Membiarkan diri menjadi bayi untuk
digendong...dipeluk dan disayang bunda.. dalam pelukan penuh kasih sayang. Pelukan
paling aman... pelukan penuh perlindungan... pelukan penuh kelembutan...
pelukan tak menyakitkan dan hanya nikmat penuh pertolongan. Menjadi bayi adalah
tidak berfikir... tidak mereka-reka... hanya menyerah untuk disayangi.
Dan begini saat sholat..dIam
menunggu ... diam menunggu kasih sayang Allah.. diam untuk
dipeluk...disayangi.. dikasihi.. Hanya mau ngga disayang... mau ngga
dikasihi...mau ngga menerima kasih sayang Allah.. Menerima sebagai energy kasih
sayang Allah. Tidak meng aku... tidak
ada ego... Benar-benar menerima sebagai daya dan kasih sayang Allah...Sang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang...Sumber semua kasih sayang. Bayangkan semua kasih
sayang seluruh ibu di dunia. Dikumpulkan dalam satu sumber . Bayangkan seluruh
kasih sayang induk kpd anaknya. Terkumpul..Maka..Apa yg sudah kita bayangkan
itu..belum apa-apa dari kasih sayangNya...Lihat semesta tercipta untuk makhluk
yg disayangi..Lihat semua binatang dan tumbuhan disediakan untuk makhluk yg
dikasihi..Semua untuk hamba-hambaNya
Buka hati dan telinga
Rasakan desir angin
Rasakan udara
Rasakan tubuh
Rasakan semua rasa
Semua adalah kasih sayangNya
Luruhkan dan jangan berfikir
Hanya buka kesadaran
Dan kita hadapkan kesadaran
Semua yg ada dan tercipta untuk
diri kita
..
Sesungguhnya ibadah dan sholat
dari kita hanyalah mungkin terjadi karena kasih sayangNya semata. Maka
janganlah meng-aku diri yg melakukan. Nikmati sebagai hadiah.. hadiah terindah
dari Tuhanmu... hadiah terbaik dari Tuhanmu... hadiah ternikmat dari Tuhanmu...Sholat
sebagai inti pengajaran ruhani... adalah hadiah terindah dari Tuhan. Makanan
terlezat bagi ruh. Pemandangan terindah bagi mata ruhani. Rasa terbahagia bagi
ruh. Dan puncak segala rasa dari ruh. Kelembutan... kedekatan.. kemesraan.
Pengertian.. pemahaman... kasih sayang dsb.. dsb.. dirikan sholat dengan niat.
Bangun kondisi keadaan sholat dg akal... bayangkan seolah telah sholat di
kepala... beberapa cm di atas akal kita. Sempurnakan satu ruku keadaan sholat
yg paling sempurna menurut akal. Kondisikan keadaan yg terbaik posisi sholat...
gerakan sholat dan keadaan sholat..rasa sholat dan semua bayangan terbaik
sholat menurut pengetahuan kita... lalu yakinkan hati.. bahwa kita telah mampu
untuk itu.. yakin akan mampu untuk itu... yakini kondisi itu telah
terwujud...telah tercipta... telah ada dalam kesadaran akal dan telah diterima
dan diyakini oleh hati. Dan mulailah niat untuk sholat.
Lalu tunggu dan rasakan tarikan ruh dari dalam.. semua bayangan yg
telah ada. Bangunan sholat yg dibangun seolah mewujud. Tubuh seolah bergerak
mengikuti program. Tarikan dan dorongan dari dalam sngt kuat. Insting atau reflek.
Atau seolah diri dibopong oleh ruh.. seolah ruh yg melakukan sholat itu dan aku
hanya mengamati ruh yg membawa ragaku sholat. Dan aku hanya merasakan indahnya
sholat..merasakan nikmatnya sholat...merasakan sholat adalah hadiah
terindah...terbaik..ternikmat dari Allah... Demikian keadaan sholat bisa
dirasakan dlm hal lain dlm hidup sehari-hari. Daya kasih sayang itulah yg
digunakan untuk saling membagi. Saling mengingatkan... saling nasehat
menasehati dalam kebenaran. Semoga Allah akan segera memberikan takdir baik
(menurut harapan kita). Karena setiap ketetapannya adalah yg terbaik bagi kita
yaitu bagi yg yakin atas Allah. Yakin akan pertemuan denganNya. Sesungguhnya
sang aku selalu ada bersamaNya setiap saat. Sedangkan sang ragaku tengah
mengikuti scenarioNya. Mari kita coba amati dan telusuri dan perhatikan hal-hal
yg terakhir untuk kira-kira membaca scenario Allah. Atau apa yg ingin Allah
lakukan pada diri kita. Insya Allah tiada yg kebetulan. Semua dalam liputanNya.
Tiada seorangpun mampu sehat bila Allah menghendaki sakit. Dan tiada yg
mampu membuat sakit bila telah tiba ketetapanNya sembuh. Maka tidak perlu
khawatir. Sang aku selalu ada bersamaNya. Yg sakit adalah ragaku. Sedang jiwa
(sang aku) selalu hidup sejahtera dekat dalam kasih sayangNya. SesungguhNya
hambaNya tiada rasa khawatir. Shabar dan penuh cinta mengharap perjumpaan
denganNya. Setiap kejadian yg terjadi kod raga kita adalah pengajaranNya.
Adalah proses bg kita untuk belajar mengenal Tuhan. Atau cara Tuhan memberi
tahu. Atau cara Tuhan membuka hijab. Cara Tuhan kita membuka sedikit
rahasiaNya. Sehingga kita tahu. Sehingga kita yakin. Meningkatkan bashiroh itu sebuah proses.
Proses bertambah kesadaran. Proses meningkatnya level kesadaran. Bukan konstan.
Bukan statis. Tetapi sebuah gerak. Sebuah gaya. Sebuah energy. Energy
kesadaran. Energy potensial yg menjadi gerak. Semua itu berawal di niat. Kesatuan akal hati
dan alam semesta. Tujuan harus tercipta
beberapa centi di depan kepala. Membentuk ciptaan. Lalu letakkan di hati.
Membentuk sebuah keyakinan atas semua itu telah ada dalam diri. Harmonikan dg
alam. Sehingga mewujud. Lalu biarkan
kaki melangkah lebih jauh.. tangan lbh banyak berbuat..biarkan mata lbh banyak
melihat.. biarkan hati semakin teguh..biarkan alam mengatur dan kita action
menjalaninya.
====
(Saatnya telah tiba - pen)
...laut badai menghantam...
Menghantarkan gelombang tsunami...
Msnusia beterbangan bagai
laron-laron..
Memasuki jaman tiada pertolongan
Selain Allah..
Bersiap memasuki energy badai
ini..
Mencari atau berpegang kepada
apa
Realitas Allah di bumi?...Yaitu
kasih sayangNya
Kalabendu.. jaman... tiada pertolongan..
awut-awutan.. badai.. amburadul.. energynya semakin terasa.
Hari ini mulai mengalir kembali. Kondisi ini sama dg kondisi dahulu saat
meninggalkan spiritual dan berujung ke kehilangan kesadaran. Kondisi yg sangat
berbahaya. Karena tdk bisa kembali tanpa bantuan dari luar . Tanpa pertolongan.
Saya memasuki suatu garis pembatas. Garis itu yg membedakan dg tegas antara
spiritual dan tidak. Kisah mula buka hancurnya Atlantis yg merupakan leluhur
kesadaran kita. Mereka makhluk yg menguasai merkaba yaitu kasih sayang. Dan
kedatangan marsian yaitu makhluk yg tdk memiliki kasih sayang. Marsian inilah
yg menciptakan segala sesuatu tanpa kasih sehingga membongkar portal alam
dimensi yg menghancurkan atlantis. Mereka memiliki kekuatan dan ilmu dan bahkan
mencipta sumber merkaba buatan. Sehingga akan banyak yg tertipu. Tertipu oleh
merkaba tiruan. Kita adalah keturunan
(reinkarnasi) gabungan marsian dan atlantian. Memasuki kesadaran maka
hakekatnya menemui atau menemukan marsian dan atlantian. (Mungkin bisa
disesuaikan dg pemahaman iblis dan malaikat sebagaimana kisah penciptaan Adam
dlm Al Quran).
Dalam kesadaran kl kita explore ada satu garis pembatas. Mengeksplore
dan akhirnya berada di garis itu. Sering tdk disadari. Dan akhirnya mengikuti
arah kesadaran marsian menghancurkan dunia tanpa kasih sayang hanya ada ego dan
kesenangan diri. Kalau sudah masuk ke
dalamnya lagi akan sangat sulit lepas dan sulit kembali mengikuti jalan kasih
sayang. Kasih sayang Tuhan (merkaba). Karena marsian juga menjiplak merkaba dan
membuat kasih sayang dunia yaitu kesenangan duniawi. Kondisi saya kemarin berada di atas garis
kesadaran ini. Beruntung sudah lbh siap. Yaitu saya sadar dan
menyadari keadaan ini. Lalu saya merasakan dan tahu membedakannya. Lalu ada yang yg membantu menahan lajunya. (Keadaannya sama dg proses dahulu naik
kereta gaib. Ketika melaju dalam arah yg salah dan melewati suatu daerah maka
teramat sangat sulit kembali). Banyak
manusia tersesat di jalan ini. Sebuah jalan yg tdk disadarinya. Karena marsian
selanjutnya akan menunjukkan merkaba imitasi. Yaitu rasa kasih sayang duniawi.
Sangat mirip dengan kasih sayang ruhani. Karena mereka memang menirunya. Mereka
meneliti.mengamati. membuatnya namun mereka sendiri belum pernah merasakan
merkaba. Selanjutnya setelah agak menjauh dari garis ini. Namun belum bisa
permanen. Yaitu agar tdk memasuki garis ini.
Karena sekali masuk tdk main-main. Sangat sulit untuk menariknya kembali. Ada daya tarik dari dalam yg sulit dilawan. Apalagi bila memasukinya perlahan dan tidak disadarinya. Memasuki daerah ini. Badan langsung bereaksi. Terasa memiliki kekuatan penuh. Namun rasa juga hilang... tak ada perasaan lagi. Akal justru semakin kuat. Beruntung sekarang lebih siap ( bayangkan keadaan mereka yg tidak sadar memasuki daerah ini. Mereka semua menganggap tengah membangun kebaikan walaupun sesungguhnya mereka sedang membuat kerusakan di muka bumi). Efeknya masih terasa walaupun saya sudah berada di luar garis itu. Hawanya masih tersisa. Perlu di buang. Di ingatkan untuk berdoa dalam meditasi (sholat maksudnya). Agar diperbanyak.. atau ditambah dr yg biasa atau wajib (sunnah). Dan terus dilatih dan dilatih untuk memperkokoh dinding pembatas. Memahami realitasnya?..
Karena sekali masuk tdk main-main. Sangat sulit untuk menariknya kembali. Ada daya tarik dari dalam yg sulit dilawan. Apalagi bila memasukinya perlahan dan tidak disadarinya. Memasuki daerah ini. Badan langsung bereaksi. Terasa memiliki kekuatan penuh. Namun rasa juga hilang... tak ada perasaan lagi. Akal justru semakin kuat. Beruntung sekarang lebih siap ( bayangkan keadaan mereka yg tidak sadar memasuki daerah ini. Mereka semua menganggap tengah membangun kebaikan walaupun sesungguhnya mereka sedang membuat kerusakan di muka bumi). Efeknya masih terasa walaupun saya sudah berada di luar garis itu. Hawanya masih tersisa. Perlu di buang. Di ingatkan untuk berdoa dalam meditasi (sholat maksudnya). Agar diperbanyak.. atau ditambah dr yg biasa atau wajib (sunnah). Dan terus dilatih dan dilatih untuk memperkokoh dinding pembatas. Memahami realitasnya?..
Secara realitas kemarin telah
menjadi manusia yg beda ketika memasuki daerah kesadaran ini. Yg ada hanya aku
atau ego.. yg penting aku senang..aku menang.. di dunia ini hanya ada aku dan
tak ada yg lain. Egois. Tdk perduli dg orang lain bahkan keluarga sendiri.
Cinta adalah kesenangan bagi diri sendiri. Semua yg di rumah langsung merasakan
efeknya. Suasana rumah mendadak spt kancah atau medan perang. Saling curiga.
Tiada kepercayaan dan tidak perduli. Keributan. Perpecahan. Pertengkaran. Dan
sudah mulai saling mengancam. Anehnya semuanya tanpa masalah yg berarti.
Terjadi begitu saja. Mengalami langsung
ini secara cepat seperti sebuah kelahiran ulang.. menjadi makhluk yg beda. Diri
yg lain. Adakah yg percaya bila diceritakan. Entahlah. Seumpama naik kereta
gaib. Adakah yg mempercayainya?. Kareba mereka semua hanya melihat bentuk
luarnya saja. Wallahu alam.
Saran si kecil. Masuk ke rasa tak ada rasa. Yg ada rasa tawar. Sang aku
yg air tak berasa. Biarkan rasa yg lain lewat siklusnya. Perputaran rasa. Rasa
ini akan bersiklus dan berputar. Nikmat memang berada di rasa ini. Namun sulit
untuk kembali ke rasa tak berasa. Rasa air tawar yg segar. Siapkan rasa positif
untuk melewati negatif. Siapkan rasa manis yg cukup saat melewati pahit. Dan
cara termudah adalah masuk ke rasa tawar (ikhlas).”
====
Sungguh perjuangan maha berat,
mengapakah manusia kemudian berbangga dengan ibadahnya yang sudah katam al qur
an puluhan kali. Sholat malam ribuan kali. Sungguh karena sebab hanya kasih
sayang-Nya semata, mereka mampu melakukan semua itu. Apakah kita menjadi Iblis
ataukah malaikat, sungguh bukan atas upaya kita. Kita hanya diminta menyadari, tengah berada dikoordinat manakah sekarang kita ini berpijak. Berada di zona Iblis ataukah di zona malaikat. Semua butuh penyadaran diawal. Pemahaman ini akan menjadi
kajian yang bersambung. Menjadi kisah tersendiri. Memaknai keadaan, menjadi
manusia yang biasa mengapakah justru menjadi lebih sulit dibandingkan menjadi 'luar biasa' ?. Betapa sulitnya menjadi biasa saja, jika saja manusia tahu itu. Manusia akan terus selalu diuji agar dirinya mampu menjadi manusia 'biasa' dan bersikap 'biasa-biasa' saja.
Begitulah pengajaran kepada Raden Panji manakala dirinya menggugat alam bertanya, mengapakah dirinya tidak menerima bagian cinta yang penuh romansa suargaloka ?. Pertanyaan yang telah membawa dirinya masuk ke dalam tubulensi portal antar dimensi, dibatas surga dan neraka, yang hampir saja menjebak dirinya. Dan kemudian selesainya pemahamannya, alam kemudian berkata kepadanya, “Untuk karena inilah kamu dilahirkan kembali, mengulang kembali pelajaran yang tidak mampu engkau selesaikan dikehidupanmu yang lalu. Saatnya engkau belajar di raga mu yang baru sekarang ini. Dan kekasihmupun sudah menerima bagian yang adil. Tidak usahlah engkau resah karena itu. Semoga rahmat Allah atasmu”.
Begitulah pengajaran kepada Raden Panji manakala dirinya menggugat alam bertanya, mengapakah dirinya tidak menerima bagian cinta yang penuh romansa suargaloka ?. Pertanyaan yang telah membawa dirinya masuk ke dalam tubulensi portal antar dimensi, dibatas surga dan neraka, yang hampir saja menjebak dirinya. Dan kemudian selesainya pemahamannya, alam kemudian berkata kepadanya, “Untuk karena inilah kamu dilahirkan kembali, mengulang kembali pelajaran yang tidak mampu engkau selesaikan dikehidupanmu yang lalu. Saatnya engkau belajar di raga mu yang baru sekarang ini. Dan kekasihmupun sudah menerima bagian yang adil. Tidak usahlah engkau resah karena itu. Semoga rahmat Allah atasmu”.
Sayangnya perintah atas alam
telah diberikan, keadaan alam akan berguncang, badai dan petir, serta hujan,
akan melanda. Semoga ini menjadi pelajaran untuk manusia, yang ingin tahu, dan
memiliki rahsa tahu itu. Bahwa siksaan Allah amat pedih bagi mereka itu.Begitulah keadaan jiwa Raden Panji kesudahannya.
wolohualam
Aah...
BalasHapusSekali lagi dalam desah...
Aah...
Dan sekali lagi...
Memasuki berbagai macam alam
Dalam setiap alam (dimensi)
Ada hukum-hukum yg meliputinya
Yang menguasainya
Kita bisa saja seolah menutup dan membendung sebuah aliran
Namun pasti ada badai di bagian lainnya
Demikianlah alam akan selalu menjaga keseimbangannya..
Berada di alam materi berlakukah hukum partikel..newton dan hukum lainnya
Di alam gelombang berlakulah hukum Huygen dsb..
Di alam energy berlaku Hukum kekekalan energy...
Dan meningkat di alam informasi berlakulah hukumnya disitu
Meningkat lagi di alam kesadaran
Yaitu alam kehidupan.. sesuatu yg hidup
Yg meliputi alam materi
Yaitu alam kehendak .. alam kun
Telah ada kehendak yg mendahului
Hakekatnya apapun telah ada dalam liputan sang maha kehendak
Maka akses inipun atas ijinNya
Namun ketika kehendak awal belum bekerja
Itulah kerusakan alam
Maka alam akan memproses berkali lipat
Dan mempercepat untuk menjaga keseimbangan dirinya
Akibatnya.. amati saja
Biarlah alam yg bekerja...
Semoga kita semua mampu membaca
Membaca kehendak alam..
Harmoni dg alam
Semoga...
Aah..
Dan hanya berdesah ... aah
Dan kembali berdesah aaah
Kidung Alam saudaraQ...
BalasHapusKnp q membaca kisah ruang & waktu sampai kekisah ini...
KepalaQ terasa berat(sakit sekali)...
Q ulangi membaca hasilnya sm...kosong( hampa )...
Ada apkh gerangan yg terjadi pd diriQ...
Slm kasih & sejahtera
Sekedar mencuplik "prakata" sebuah tulisan lama: Kajian Seputar simboliasasi
BalasHapusMemasuki pemahaman yang semakin memberat, bukan saja raga yang terpontang-panting mencoba menacari makna, namun akal dan kesadaran senantiasa tertatih-tatih. Maka dapat penulis rasakan bagaimana para pendahulu kita kaum arif, bagaimana keadaan mereka ketika itu, saat dalam keadaan ‘hal’ suasana yang berkaitan dengan itu.
Pengorbanan mereka semoga mereka semua mendapatkan imbalan sebagaimana pengorbanan mereka dan semoga rahmat Allah senantiasa terlimpah atas mereka. Mereka telah meletakan pondasi dasar-dasar keimanan kepada kita. Bagaimana perjuangan mereka, sangat terasa sekali, ketika penulis mencoba mengikuti jejak mereka. Menjadikan referensi bagi kita kaum sesudahnya dalam menapaki jalan spiritual ini.
Begitu luar biasanya keadaan mereka. Bagaimana ‘kesakitan’ yang mendera Imam Ghozal. Kesakitan yang membawa ‘kelumpuhan’ atas system ketubuhannya. Kesadarannya telah lumpuh di hadapkan kepada ‘ketidak mengertiannya’. Tidak ada lagi sinkronisasiantara kesadaran, hati dan akalnya. Tiada satupun ilmu yang mampu menolongnya, tiada satupun tabib yang mampu mengobatinya.
Kedaannya yang sadar namun kesadarannya tidak mampu untuk mengoperasikan system ketubuhannya sendiri. Hilang ‘kuasa’ atas seluruh system ketubuhannya sendiri. Tidak hanya terhadap raganya, terhadap jiwa, terhadap akal, semua instrument ketubuhannya seperti tidak mau dikendalikannya sendiri. Dan Beliau tahu keadaannya yang begitu. Bagaimana keadaan ini tidak menyiksanya.
Sungguh bila ‘merasakan’ itu, keadaan itu, semisal kita berada di dalam drum, yang di pasanaskan di bawah sinar matahari yang semakin lama semakin meninggi. Dan udara semakin lama semakin menipis, kita mampu melihat tubuh kita, kita sadar ada sesutu yang memaksa kita, untuk melepaskan saja nafas kita, kita sadar sekali atas ‘kabut’ yang semakin lama semakin menutupi kesadaran kita. Kita mencari celah-celah dimana ada oksigen. Menyembulkan kepala kesana kemari dalam kebingungan.
Seperti rasa mau tenggelam. Seperti rahsa yang ditarik, dikuliti, dari ujung kaki hingga sebatas kerongkongan. Diantara sadar dan tidak sadar, isi sel seperti keluar semua, menimbulkan perih yag menempel di dalam jiwa, tidak lagi di dalam raga. Semakin lama semakin mendekat, menuju kearah atas, kearah kepala, dan tersekat lama di kerongkongan.
Itulah suasana hal, ketika kita dalam keadaan itu. Sungguh kita tidak pernah mau lagi berada dalam suasana ‘hal’ seperti itu. Tidak sekalipun !.
Maka bagaimana kita mau ‘bermain-main’ dengan ayat Allah. Tidak, sungguh tidak berani, jika kita ‘pernah’ merasakan dan mengetahui bagaimana ‘rahsa’ kesakitan itu.
(akhir cuplikan)...
Kidung alam
salam
BalasHapus