Kisah Spiritual, Sang Pandhito Ratu



Rembulan menangis

di serambi malam.
Intan buah hatimu dicabik tangan-tangan serigala
Bintang-bintang muram,
beku dalam luka
Untukmu saudaraku kami semua turut berduka
Lolong burung malam di rimba
melengking menyayat jiwa

Tangis kami pecah di batu

duka kami remuk di dada
Doa kami bersama-sama untukmu, untukmu
Angin pun menjerit
badai bergemuruh
Semuanya marah
hanya iblis terbahak, bersorak

Lolong burung malam di rimba 

melengking menyayat jiwa
Tangis kami pecah di batu
duka kami remuk di dada
Doa kami bersama-sama untukmu
Lolong burung malam di rimba
melengking menyayat jiwa

Tangis kami pecah di batu

duka kami remuk di dada
Doa kami bersama-sama untukmu
untukmu, untukmu, untukmu, untukmu

(Rembulan Menangis by Ebiet G Ade)

Malam dirimba gemuruh bergelora, intan buah hati dicabik tangan-tangan srigala. Semua menangis, semua luka hanya iblis terbahak-bahak. Rahsa tahu itu telah menelan rahsa kemanusiaan, merubah semua yang disentuhnya menjadi penderitaan. Iblis terpingkal-pingkal, menatap dengan bungahnya. Satu demi satu orang-orang  berilmu akan bertekuk lutut kepadanya. Dibuai kepongahan diri atas segala pengetahuan yang dipunyainya. Manusia dikalahkan oleh rahsa keingin tahunya sendiri. Begitulah ironi anak manusia. Mengapakah begitu sulitnya menjadi manusia ?. Di depan dan belakang kutub dualitas, diatas dan bawahnya gemuruh ego kecerdasan dan kesadaran. Merasa tahu, merasa berillmu, merasa bisa, merasa kuasa, merasa digdaya, dan lain-lainnya. Diatas semua itu adalah pengetahuan luar biasa, yang juga akan kembali menjebak, menjadi rahsa ‘Iblis’. Yaitu keinginan dipuja oleh manusia. Menjadi sosok yang dikultuskan. Menjadi rahsa bangga atas kepandaiannya memutar balikan kaidah-kaidah keilmuan manusia.

Oleh karena itu sekarang ini kita dapati. Seorang ahli akunting dengan ilmunya dia akan memanipulasi data-data sehingga mampu menjebol bank, dan mengelabui masyarakat.  Seorang ahli hukum akan merasa bangga manakala dia disebut ahli hukum sebab mampu membebaskan para terdakwa dari jerat hukuman, padahal dia tahu orang yang dibelanya jelas bersalah. Seorang ahli agama dengan pengetahuan agamanya ingin dipuja-puja sebagai wakil Tuhan dimuka bumi. Seluruh Jemaah di takut-takutinya dengan dosa segala rupa. Padahal sejatinya agar dirinya tetap dikultuskan dimata para jemaahnya. Lihatlah fenomena yangkasat mata ini. Berpa banyak umat yang kemudian memeuja-muja pemimpinnya. Ada kyai, ada ulama, ada Soekarno, ada Soeharto, ada artis, dan masih banyak lagi yang lainnya. Manusia mengkultuskan manusia.

Tahukah siapakah sesungguhnya yang kita puja atas diri mereka itu ?. Adakah yang berbeda dari satu manusia dan manusia lainnya ?. Mereka makhluk yang sama dan biasa saja seperti kita ini. Mereka bisa menangis, mereka bisa bersedih, mereka dengan mudahnya terbolak-balik hatinya. Detik sekarang ini beriman, detik berikutnya kafir. Semudah itu jika Allah menghendaki, DIA akan membalikkan hati setiap hamba-hamba-Nya. Maishkah kita abai terhadap diri kita sendiri ?. Tuhan sudah memberikan kelebihan kepada setiap diri manusia. Setiap diri unik, dan sangat penting dimata Tuhan. Sayang kita sering mengabaikannya sendiri. Kita sering terpukau dengan kelebihan orang lain. Bukannya  dengan itu kita seharusnya memuji Allah yang sudah menjadikan manusia tersebut memeiliki kelebihan. Kita sering lupa hal itu. Sebab yang kita lihat adalah pesona orang tersebut.

Mas Thole menerawang jauh sekali. Teringat akan ayahnya sendiri. Dengan kesaktiannya di mampu terbang dari ujung daun ke ujung daun lainnya. Dengan kesaktiannya dia mampu menerobos alam-alam ghaib. Begitu juga pamannya, yang mampu menaklukan ular naga raksasa sungai serayu, dan membawanya menjadi tontonan di desanya. Tidak ada satupun tempat yang ditakutinya. Jin, wewe gombel , siluman dan bekakak lainnya, bertekuk lutut terhadapnya. Dia digjaya dengan ilmu kebalnya. Saat dia dikepung pasukan satu kompi, diberondong peluru, nyatanya di masih sanggup berdiri. Dia seorang disersi dari angkatan. Seorang yang disersi pada masa itu akan diburu dan dianggap sebagai pengkhianat. Jika tidak menyerah akan ditembak ditempat. Seorang diri bagai Rambo dia menghadapi para pengejarnya. Itulah pamannya. Belum lagi neneknya yang juga tak kalah luar biasanya. Mampu menyebuhkan orang lumpuh, mampu berbicara dengan arwah penasaran. Apakah itu membuat tenang jiwa mereka semua ?.

Mas Thole agak getun mengingat semua itu. Ayahnya meninggal dalam nestapa. Jiwanya tidaklah tenang, secara perlahan ilmu-ilmunya harus dibuang, Dan tentu saja itu membawa efek dibadan. Setelah itu, jiwanya sering dibawa ketempat alam-alam ghaib. Kesadarannya hilang dialam nyata. Sebagian orang sering menyebutnya ‘gila’. Untuk mengembalikan kesadarannya harus dibantu oleh rumah sakit.  Bagaimana dengan Mas Thole kecil ?. Dia hanya mampu menatap tak mengerti, nelangsa saja saat orang-orang menatap kasihan padanya. Pandangan mata kasihan itulah yang menjadikan Mas Thole memberontak akan keadaan. Kesaktian, ilmu dan apa saja sebutannya, tidak akan mampu membuat manusia tenang jiwanya. Itulah kepastian dan keyakinannya. Semakin orang berilmu maka akan semakin besar tanggung jawabnya. Itu terbukti dengan penelusurannya, begitulah yang juga dialami sang paman. Kemampuan dan kesaktiannya, tetap tak mampu melawan takdir-takdir Allah. Mereka akan dikalahkan oleh takdir mereka sendiri. Kalau begitu bagaimana keadaan jiwa mereka ?.

Rembulan menangis

di serambi malam.
Intan buah hatimu dicabik tangan-tangan serigala
Bintang-bintang muram,
beku dalam luka


Mas Thole merasa harus merangkaikan kisah ini. Betapa nelangsa jiwanya saat mana orang memperlakukan dirinya tidak sebagaimana manusia biasa. Menganggap lebih atas kemampuan dirinya itu. Sungguh jika Allah menghendaki dengan sangat mudah sekali Allah menjadikan Mas Thole makhluk paling nista dimuka bumi ini. Hanya keranea kasih sayang dan kuasa Allah saja, mengapa Mas Thole sekarang begini. Allah telah menutupi aib-aibnya itu. Bukankah selayaknya Allah yang patut kita puji. Mata Mas Thole berkaca-kaca mengkisahkan ini. Selalu diulangnya dalam kisah-kisahnya. Bahwa dimata Allah setiap manusia sama, tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurangnya. Belum tentu hasil akhirnya nanti akan sama baiknya. Maka belum tentu Mas Thole lebih baik dari Pambayun, Ratu Shima, Putri Sriwijaya, ataupun juga kesatria lain-lainnya. Semua menjadi rahasia Allah semata. Semua adalah teman dalam seperjalanan spiritual. Tidak ada bedanya, satu sama lainnya. Mas Thole tidak merasa lebih dari lainnya.

Saat ini mungkin Mas Thole lebih dahulu menerima pengajaran sehingga menjadi paham dan mengerti. Saat yang lainnya mungkin giliran rekan-rekannya. DSiapakah yang tahu. Saat sekarang Mas Thole bisa menasehati, bukankah esok mungkin saja Mas Thole harus dinasehati akan ulah-ulahnya ?. Apakah yang tdiak mungkin bagi Allah ?. Masing-masing dalam pengajaran Allah yang berbeda peruntukannya. Tidak ada yang lebih baik dari seorang tukang becak dibandingkan dengan Presiden misalnya. Ketakwaan mereka kepada Allah itulah yang akan menjadikan mereka berbeda derajatnya nanti. Kemampuan dan kedudukan di dunia karena semata-mata pemberian Allah jadi apa anehnya ?. Apakah layak Mas Thole bersikap dan bertindak sebagai Pandhito Ratu ?.  Bilakah Mas Thole bersikap begitu ?.

Tangis kami pecah di batu

duka kami remuk di dada
Doa kami bersama-sama untukmu, untukmu
Angin pun menjerit
badai bergemuruh
Semuanya marah
hanya iblis terbahak, bersorak
   
Terisak Mas Thole, menahan pedihnya sendiri. Betapa mirisnya dirinya seandainya memang benar bahwa dia sudah mengambil sikap sebagaimana orang-orang yang ingin dikultuskan, dianggap dewa, atau dianggap pemimpin, atau dianggap sebagai orang bisa. Dia sungguh tak yakin, jika ujian tersebut datang padanya. Sejak dari kecil dia selalu berdoa agar dirinya dijauhkan dari hal seperti itu. Sehingga dia pernah berkali-kali berdoa agar dihjauhkan dari harta sebab harta akan mampu merubah manusia menjadi sombong. Doa itu dikabulkan Tuhan, manakala Mas Thole sudah dipuncak kekuasaan sebuah organisasi, entah mengapa dia pasti akan jatuh. Manakala dia dipuncak kejayaan, pasti tidak lama kemudian akan jatuh. Rupanya Tuhan tahu siapakah dirinya, dan bagaimana kemampuannya nanti apabila diberikan semua itu. Mungkin saja Mas Thole akan lupa. Kareannya sebekum dipuncak sudah dijatuhkan-Nya lagi.

Kesombongan dan ujub akan membuat manusia berbuat sebagaimana Iblis. Itulah yang menakutinya. Mas Thole teringat bagaimana Rosululloh seorang manusia yang lebih patut mendapat penghormatan dari seluruh makhluk di alam semesta, senantiasa mengingatkan janganlah menyembahnya sebagaimana manusia menyembah Isa putra Maryam. Dan jangan pulu mengkultuskannya, sembahlah Allah yang Maha Perkasa. Begitu juga paraa sahabata, saat pedihnya kematian Beliau, Umar yang tidak yakin sempat murka. Namun Abu Bakar tampil di depan dan berkata sbb :

Setelah mengucapkan puji syukur kepada Allahn Abu Bakr berkata:

"Saudara-saudara! Barangsiapa mau menyembah Muhammad, Muhammad sudah meninggal. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati."

Kemudian ia membacakan firman Allah:

"Muhammad hanyalah seorang rasul. Sebelum dia pun telah banyak rasul-rasul yang sudah lampau. Apabila dia mati atau terbunuh, apakah kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berbalik ke belakang, ia tidak akan merugikan Tuhan sedikit pun. Dan Tuhan akan  memberikan  balasan  kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. 3 ; 144)

Rosululloh sosok yang selayaknya patut kita teladani, yang lebih patut kita kultuskan, sosok yang berbudhi pekerti luhur, tetap bagi Islam tidak boleh beliau  dikultuskan. Sayangnya pengikut beliau yang kemudian justru malah lebih suka jika mereka-mereka yang dikultuskan, maka bermunculanlah sekte dan golongan lengkap dengan raja-raja mereka. Lantas benarkah Mas Thole ingin seperti mereka itu ?. Astagfirulloh..!.  Bagaimana ini..?!.  Mas Thole yang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa ?. Sungguh Mas Thole sangat takut jikalau Allah murka atas dirinya. Begitu mudahnya Allah membolak-balik hatinya. Sebagaiman yang dialaminya beberapa hari ini. Bayangkan, begitu sangat mudahnya dirinya menjadi kafir. Bahkan tanpa perlu ada alasan yang berarti sama sekali. Apakah tidak ada yang tahu hal ini ?. Begitu juga halnya atas pemimpin-pemimpin kita yang sudah kita kultuskan. Mereka sama saja keadaannya dengan ini. Betapa pilu hati Mas Thole mengingat keadaannya. Dia tak mampu apa-apa, bahkan menolong dirinya saat kemarin ini saja tidak bisa. Lantas mau seperti itu ?. Ugh..ke laut sajalah !.

Dan luar biasa, hari ini dipagi ini Allah dengan sangat mudahnya mengangkat semua beban-bebannya itu. Membuang semua yang menggelisahkan hatinya. Itupun tanpa dirinya berbuat apa-apa. Begitu halusnya Allah bekerja, sehingga nyaris membuat kita lupa. Kita merasa yang melakukan upaya semua itu. Layakkah manusia seperti Mas Thole itu menjadi Pandhito Ratu ?. Seharusnya Mas Thole kembali instropeksi kembali, adakah dia melakuan penisbatan atas dirinya begitu ?.

Bersama gema takbir di pagi hari ini. Bersama keyakinan nabi Ibrahim, Mas Thole harus terus berkaca kepada dirinya sendiri. Semua yang dialaminya di 4 hari terakhir ini, sungguh telah memberi pelajaran yang sangat banyak kepada dirinya. Menjadi manusia biasa yang biasa-biasa saja, menetapi takdir dirinya dengan sukacita, sungguh berat sekali cobaannya. Ditengah gempuran pemahaman dan ilusi masa lalu. Didera himpitan jiwa yang semakin halus. Didera kepedihan yang tidak pernah dimengerti. Dia kembali menampakkan kaki, menyongsong kehidupan kini dan nanti. Sambil terus berusaha memahami, hakekat pengajaran demi pengajaran yang terus saja dialami. Agar dirinya semakin terus meyakini bahwa manusia hanyalah hamba sahaya-Nya. Bahwa manusia tidak pernah memiliki daya upaya apa-apa. Bahwa manusiadi dunia ini sedang dalam fase perekrutan untuk menjadi pemimpin alam semesta, yang akan ditugaskan ke dimensi-dimensi lainnya. Menjadi wakil-wakil Allah diseluruh penjuru alam semesta. Dengan pengajaran-Nya Allah sedang memuliakan manusia, agar terciptalah generasi makhluk utama. Sayang hanya sedikit yang memahami maksud penciptaan ini. Maka bersykurlah Mas Thole mendapat informasi kemarin ini. Meski harus ditembus dengan mahal sekali.

Semoga Allah mengampuni dirinya, yang sudah berusaha mencuri rahasia ini. Semoga khabar ini tidaklah sia-sia.  Sungguh jika saja mereka tahu bagaimana beratnya perjuangan untuk mendapatkan informasi ini. Mereka dengan sendirinya  akan memperlakukan khabar ini dengan patut.

Teriring permohonan maaf, kepada sidang pembaca jika dalam setiap kajian, Mas Thole terkesan seperti itu. Maksud Mas Thole hanyalah berbagi pengalaman, tidak lebih. Jika ada salah kata mohon dibukakan pintu maaf. Sebab kesalahan hanya ada pada dirinya saja. Kelemahan manusia, yang sering alpa dan lupa. Mohon diingatkan kepada dirinya. Semoga kita menjadi keluarga muslim, yang saling menasehati dalam kebaikan.

Lantas, kalau begitu, Siapakah Sang Pandhito Ratu..?. Dialah Allah, hanya dia yang patut kita sembah, dengan persembahan yang totalitas (kafaf).
Salam

wolohualam

Komentar

  1. Slmt Idul Adha 1434 H...
    mohon maaf lahir&bathin

    Slm kasih & Sejahtera Kidung Alam SaudaraQ...

    BalasHapus
  2. Kidung alamOktober 15, 2013

    Terdiam
    tertunduk,
    tersenyum dalam bahagia
    dalam ketentraman
    kedamaian
    kepasrahan
    ridho
    karena yakin,
    percaya dengan segenap keyakinan
    ketika menyerahkan segala urusan kepada Allah
    yang mengatur
    maka apapun hasilnya adalah kehendak-NYA
    maka akan menerima dengan senyum bahagia
    entah itu 'duka" menurut versi manusia
    ataupun 'bahagia" menurut anggapan orang
    karena jiwa kita telah pasrah
    jiwa telah berserah diri
    jiwa telah tenang
    jiwa telah ridho
    dengan apapun keputusan yang dibuat-NYA

    TAKDIR-NYA

    berusaha sungguh-sungguh,
    berbuat sekuat tenaga
    seluruh kekuatan,
    kemampuan,
    daya dan usaha
    untuk melaksanakan kehendak-Nya
    apapun hasilnya
    menyambut dengan tersenyum,
    ikhlas dalam takdir
    pilihan-Nya

    KETENTUAN-NYA

    Dunia akan nampak sangat indah dan selalu tersenyum
    Karena kita hanyalah disuruh menyaksikan hasil ciptaanNYA Yang Maha indah.
    menjadi saksi bagi Sang Pencipta, menjadi saksi atas segala kreasi dan hasil karyaNya
    Sang Pemilik hidup ini. Sang Pencipta Alam Semesta. Sang Maha Creator.
    Sang Maha Cerdas. Sang Maha segala Maha.
    Yang hanya Dia sendiri yang tahu sebutan yang pantas bagiNya.

    benarkah kita sudah yakin kepada Allah?.
    benarkah sudah meyakini firman Allah?
    benarkah sudah meyakini takdir Allah?
    benarkah sudah tuinduk dan menerima hukum dan aturan Allah?
    benarkah sudah menerima Allah?
    .......
    benarkah?

    (Mari kita renungkan)


    Selamat Iedhul Adha.

    Salam sejahtera untuk semua

    BalasHapus
  3. Kidung alamOktober 15, 2013

    Rasa memiliki dan rasa tahu... rasa memiliki pengetahuan
    dan rasa-rasa yang lain, dan ada satu rasa yang luar biasa

    satu rasa yang hebat, karena rasa ini mampu berubah-ubah, sangat mudah ber-metamorfosa, sangat mampu berubah rasa, sangat lembut namun sangat kuat, sangat tipis, namun sangat lentur. Tidak terasa namun tiba-tiba sudah sangat kuat mencengkeram. Rasa ini mampu berada diatas segala rasa. Rasa apapun mampu ditumpanginya, bagai benalu, lalu mengubah rasa itu menjadi dirinya. Rasa ini mampu mengubah hati yang dengan susah payah telah terbangun.

    Apakah rasa yang sangat hebat dan sangat dahsyat ini?
    Yaitu: Rasa Sombong atau Kesombongan.

    Rasa sombong ini mampu berada dalam keadaan yang bagaimanapun, saat sedih, saat senang, saat bahagia, saat kecewa, saat marah, apapun kondisi rasa yang ada akan mampu ditumpanginya. Saat sedang menderita kemiskinan dan penderitaanpun akan mampu mengubah rasa derita itu menjadi sebuah kesombongan bahwa dirinya "mampu" dan tidak banyak yang mampu mengalami seperti dirinya. Saat mencapai kesucian bathinpun sama saja, rasa sombong yang lembut akan mampu memanipulasi rasa suci, patuh dan pasrah ini menjadi sebuah rasa bahwa dirinya telah suci, dirinya, akunya. Rasa ini mampu menyulap rasa iman menjadi rasa sombong dalam tempo singkat. Menguasai dan memiliki rasa ini seutuhnya dan merubah total semuanya menjadi rasa sombong. mengubah rahsa-rahsa yang lain yang sering tidak disadari oleh diri sendiri.
    Rasa sombong ini begitu lembut, begitu mesra, begitu penuh pengertian, begitu pandai bermuka-muka dan berganti kulit dan memakai hiasan indah. Sehingga tanpa disadari dengan sangat mudah akan terjebak dan tunduk mengikuti rasa ini.

    Rasa sombong ini semu, namun sebuah realitas, semua rasa akan mampu diubah dan disulap menjadi milik rasa sombong ini, kecuali satu saja yaitu rasa ikhlas. Inilah satu-satunya rasa yang tidak mampu ditembus dan diubah oleh rasa ini. rasa ikhlas ini sangat murni dan tembus pandang, sehingga apapun yang menempel akan nampak dengan jelas, sehingga tidak ada satupun yang mampu menempelinya dan kesombongan ini tidak akan mampu meniru karena kemurnian rasa ikhlas ini
    pemahaman ikhlas ini secara sederhana digambarkan dalam bacaan sholat,
    yang biasanya kita artikan
    Sesungguhnya sholatku
    Ibdahku
    Hidupku dan matiku
    Hanya untuk Tuhan Pencipta alam

    Seolah terjemahan itu betul, tapi mungkin tidak tepat.
    Mungkin Seharusnya adalah Milik (Kepunyaan) Tuhan Pencipta Alam


    Perbedaan kecil tapi mendasar dan sangat besar artinya.

    Yang pertama seolah kita melakukan “penyembahan atau pengorbanan”.
    Artinya seolah kita melakukan “upacara” seperti kepada Dewa-dewa, untuk Tuhan, mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan.



    Yang kedua: Milik Tuhan atau kepunyaan Tuhan Sang Penguasa alam semesta

    Artinya hidup dan mati kita adalah milikNya
    Kita hanya diberi pinjaman
    Kita sekedar melakukan
    Kita hanya diberi jatah waktu pakai

    Sholat dan ibadah kitapun juga kepunyaan-Nya
    kita hanya diberi pinjaman daya untuk beribadah
    kita hanya diberi pinjaman daya untuk sholat
    Pemahaman ini akan sangat menggurat di jantung.
    Dalam pemikiran dan dalam jiwa.

    Kita tidak memiliki apapun.
    Bahkan sholat dan ibadah sekalipun hanyalah milik Tuhan.
    Kita pun hanya dipinjami daya untuk sholat dan ibadah.


    Semoga kita mampu terus berada di rasa ikhlas ini.

    Semoga

    BalasHapus
  4. Amiiinnn yaa allah Allahumma Amiin

    Slm ksh & sejahtera SaufaraQ

    BalasHapus
  5. Kidung alamOktober 16, 2013

    Saudaraku Sabranglor....
    Mari kita ucapkan terima kasih juga kepada saudara kita mas Thole
    yang telah dengan suka rela membolehkan kita
    numpang menuliskan kata dan kalimat di blog pondo cinde ini

    saya hanyalah sekedar tamu di blog ini
    dan telah diberikan kesempatan
    menuliskan disini

    mari bersama-sama
    kita sampaikan terima kasih
    atas kesempatan ini


    salam untuk mas Thole

    BalasHapus
  6. Syukur akhiré sadar & eling... salam-salim para sedulur kabeh....

    BalasHapus
  7. Bissmillahirrohmanirrohim
    Dngan kejernihan hati derta ketulusan jiwa...
    terimskshQ haturkan kpd SaudaraQ pemilik/pengasuh blok ini...
    Slm ksh & sejahtera

    BalasHapus
  8. Amiiinnn yaa allah... yaa robbal alamin... Allahumma Amiin

    Salam kasih & sejahtera Kidung Alam Saudaraq

    BalasHapus
  9. Barakallahhh fiihi . jazakallah khoirr... allahuma firli warhamna warjukna wahdana.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali