Akhir Sebuah Kisah Spiritual 'Mas dikonthole'
Dalam kepekatan mimpiku.
wajahmu tersembunyi
Alam semesta, matahari, bintang, rembulan
Semua datang sujud buatmu
Menikam cinta paling dalam
Dari sudut manakah gerangan
aku dapat segera mulai
melukiskan Engkau yang kasat mata namun ada
Bahkan mengalir dalam darah
Hidup t'lah kujanjikan buatmu
Garis-garis aku satukan
menampilkan watak yang beringas
Titik-titik aku kumpulkan
menampilkan rona geriap
Terlalu jauh dari wajahmu
yang agung, teduh, dan kasih
Kini kuyakini sepenuhnya Engkau tak mungkin
kugambar
Tinggal kumohon ampunanmu atas kelancangan
mimpiku
(Bingkai Mimpi by Ebiet G Ade)
Kelepaknya malam, dalam buaian sendiri, bersama disiangi sepi. Sekelabatan
bintang jatuh nampak dalam kesadarannya. Menuangkan pemikiran yang bagai lava
panas membakar. Magma yang tak mungkin mampu ditahannya lagi. “Meskikah kisahnya akan diakhiri disini”.
Dia bertanya memelas kepada bintang yang sudah jauh meninggalkannya sejak tadi.
Malam semakin langut, ditemani lampu-lampu yang sudah dimatikan semenjak sore
tadi. Sisa-sisa suara miliknya sejak kemarin ini telah habis.
“Mengapa aku mesih disini
sementara malam merayapi seluruh sendi”. Sedangkan kisah ini tak mungkin
diselesaikannya sendiri.
Perjalanan pengembaraannya memaksanya harus berhenti sekarang disini
mengambil jeda yang entah kapan akan dimulainya lagi. Benturan kemarin ini
begitu dahsyatnya. Sendiri seringkali sangat diperlukan, meneropong masa silam
yang telah terlewat. Mungkin saja ada apa yang kita cari yang masih tersembunyi
dijembatan waktu yang terdiam. Perasaan bersalah kepada semua kesatria, yang
mungkin tanpa sengaja telah bersinggungan dengan masa lalunya. Memaksanya harus
mengakhiri kisahnya sementara waktu ini. Benturan dengan Putri Sriwijaya,
dengan Pambayun, dan mungkin juga dengan lainnya, terakhir ini dengan Ratu Shima. Mungkin saja
akan melahirkan dendam pada diri mereka semua atas dirinya. “Semua harus diakhiri”. Itulah tekadnya.
Ke tujuh bidadari telah ditemukan, semua bekal sudah dituliskan. Mas Thole
tidak ingin menambah kesalahan yang meski dia tanggung dialam nanti. Dia harus
mengakhirinya sampai disini. Sampai waktu yang tidak ditentukan lagi.
Dia sadari, kadang apa yang diutarakannya terlalu keras buat para
bidadari. Namun sungguh bukan maksud apa-apa. Dia ingin meyakinkan bahwa tidak
akan terjadi kesalahan yang berulang di setiap masa, sehingga mereka harus
terus dilahirkan kembali. Hawa energi yang dibawa mampu terbaca, dari setiap
perkataan dan tulisan mereka, sayangnya
tidak bagi raga terkini. Mereka seakan tidak merasa, inilah kesulitannya. Sehingga
karenanya pasti akan sering terjadi salah paham. Sekian lama Mas Thole mengenali
setiap energi, paham sekali keadaan ini. Manakah energi jin, kodan, kuntilanak,
wewe gombel, setan, bahkan hembusan energi Iblis, Insyaallah sudah pernah
dialami Mas Thole. Begitu juga dengan arah energi yang tidak benar, yaitu arah
energi yang tidak diniatkan karena Allah, Mas Thole bisa merasakan hembusannya.
Dan mengenali keadaannya. Entah bagaimana dia akan merespon dengan kuat jika
ada energy kesatria yang memiliki arah tidak benar. Apakah itu anggapannya saja
?. Entahlah, dia merasa Tuhan memberikan kelebihan kepada dirinya dibidang ini. Ataukah mungkinkah
ini kekurang dirinya, sehingga kadang Mas Thole sering merespon berlebihan
kepada para bidadari. Hal ini mungkin saja, tentu saja keadaan ini tidak mengenakkan
dirinya. Sebab Mas Thole akan disangka berburuk sangka dan mengada-ada saja.
Sketsa wajah goresan pinsil
menyeretku ke gerbang mimpi
melayang jauh ke masa silam
ketika tubuhmu luruh, jiwa pun
terbang
Seiring kepak burung elang
Wangi cintamu membiusku
Aku menggigil kerna terbakar
Deburan ombak memisahkan kita
Kerap kupanggili namamu
lewat helaan nafas dalam
Angin, tolong bawa aku terbang
jauh melewati batas angan
agar aku dapat terus bermimpi
(Sketsa Wajah by Ebiet G Ade)
Teriring permohonan maaf kepada para kesatria, kepada para bidadari,
jika selama ini banyak salah dan alpa. Merasa diri perkasa dan serba bisa.
Tidak..sesekali tidak. Hanya diri ini berusaha bergerak, sebagaimana alam
semesta ini. Maka teruslah kepakan sayapmu wahai kesatria. Teruslah senandung lagu
cintamu wahai bidadari, meski tanpa ada yang mengkisahkan keadaan kalian semua.
Berjalanlah dalam sepi sendiri, penuhi takdirmu sendiri. Mas Thole mohon pamit,
tidak mampu mengkisahkannya lagi. Biarlah dosa-dosa menjadi miliknya. Biarlah
luka ditanggungnya sendirian. Saatnya bidadari mengemban amanat alam. Saatnya
sayap dikepakkan, karena setiap makhluk harus memenuhi takdir-takdirnya sendiri.
Doa KAMI, doa para leluhur, doa Mas Thole senantiasa mengiringi perjalanan
kalian semua. Sebab kisah ini mesti diakhiri. Tidak ada kisah yang tidak ada
akhirnya. Sampai disini tugas MasThole menghantarkan kalian semuanya. Sebab
sudah terlalu banyak dosa Mas Thole kepada para kesatria dan bidadari dengan
arogansinya itu. Semoga Tuhan mengampuni dosa-dosanya. Dan semoga Tuhan
melindungi kalian semuanya, memberikan rahmat-Nya. Disertai harap dan doa
semoga nusantara jaya.
Akhir kata, mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya kepadanya,
sungguh diapun hanya makhluk biasa seperti kita semua.
SEKIAN
salam
Q hnya mengulang sebuah kata...
BalasHapusTak ingin diakhiri bila telah dimulakan...
Tak ingin berlari bila sdh di niatkan...
Mohon maaf lahir&bathin
Dengan kejernihan hati serta ketulusan jiwa...
hanya untaian kata itu yg mampu Q berikan utkmu ms thole...
Salam kasih & sejahtera
walah piye to iki... dadi wiku kok nglokro ngene iki, mosok arep tinggal glangang colong playu to.... nyuwun sewu, sampeyan sing mbuka wacana iki nganthi dadi wacanan... nanging kabeh iki pilihan, ora ana sing meksa... sugeng gayuh kautamaning ngaurip, nyuwun sewu menawi wonten klenta-klentunipun, nuwun, matur nuwun.
BalasHapusPercayalah... Kami masih menyayangi Mas Thole... Alhamdulillah Tiada dendam ataupun perasaan lainnya. Ayoooo.... Tersenyumlah... tatap ke depan. Kami setia menanti terbukanya pintu maaf mu. Pengajaran demi Pengajaran khan membuat kita lebih dewasa.
BalasHapusIkuti sajA kehendakNYA...seperti saat sedang menheningkan cipta....gerak menjadi energi murni kembali....Kembali menjadi potensi...yang akan menjadi bibit gerak berikutnya yang memang diridhoi 4JJI dan Alam...
BalasHapusSemoga kita semua menyadari pengajaranNYA terhadap diri masing-masing....sehingga mengikuti semua aliranNYA dengan sukarela....Amiiin
Terima kasih untuk Mas Thole atas semua ikhtiarnya yang tiada pamrih selama ini, yang mengorbankan berbagai hal kepentingan pribadi untuk membela keyakinan akan kesadaran Nusantara Baru ini...Insya 4JJI semua perjuangan ini tidak sia sia....
Sekarang menunggu...hening...untuk siap mengalir bersama dorongan 4JJI menjadi gerak berikutnya....
Sampai jumpa lagi dalam majelis berikutnya bersama Ksatria yang Insya 4JJI terus bermetamorfosa ke tingkat kesadaran berikutnya....
Amiiin....
Terima kasih pengajarannya yg dalam. Salam sejahtera.
HapusQ mengulang sebuah kutipan...
BalasHapusLebih baik slh dlm melangkah tapi penuh keyakinan...
daripd mencari salah/benar penuh keraguan...
Sebuah film tak akan berjalan tanpa scenario...sutradara serta pemain...
cerita ini blm selesai saudaraQ...renungkanlh kata2 ini dengan Arif&bijaksana...
Tak ada istilah kebetulan dlm hidup ini...semua sdh ada yg mengatur...
Hukum sebab akibat...
Q laksana harimau yg mencari sang penakluk jiwa...terdampar di blog ini...
Apkh itu sebuah kebetulan???
Salam kasih & sejahtera...
Knp mas thole menyudahi kisah ini..ssnghnya kami msh ingin mengetahui kisah ini selanjutnya...tak luput kmi slalu mendoakanya..sedih rasanya jka ceritanya ckup sampai disini...
BalasHapus.
BalasHapusSemua kejadian adalah imajinasi
Dan juga s'buah Realitas
Barang siapa yg benar-benar memahami ini
Ia t'lah mengetahui rahasia rahasia Sang Jalan
~ ibn Arabi ~
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus