Kisah Perjalanan Paku Bumi (10), Petunjuk Wuga Pajajaran


Hasil gambar untuk dewa yunani dewa bumi

Wuga Silihwangi atau lebih dikenal dengan Uga Silihwangi, menjadi sebuah peta perjalanan nusantara dan sekaligus juga doa anak-anak manusia. Mereka semua berharap-harap cemas, dalam hati mereka bertanya, benarkah Uga Wangsit SIlihwangi akan terjadi?. Keyakinan yang mendasari terjadinya Uga Wangsit SIlihwangi adalah sebuah doa anak-anak manusia. Doa inilah yang diterima oleh alam semesta. Maka suka atau tidak, Uga ini akan terjadi sebagaimana yang sudah dimintakan oleh manusia. Tuhan akan mengabulkan doa-doa anak manusia, begitulah hukumnya. Apakah itu doa baik untuk dirinya ataupun tidak. Tuhan telah menetapkan hukum atas diriNya sendiri bahwa Dia akan mengabulkan segala doa. 

Begitulah keadaan Uga, demikian juga keadaan misteri keberadaan Pajajaran. Semua tersimpan dlaam misteri Uga ini. Mas Thole bersyukur telah mendapatkan koordinatnya. Melalui serangkaian perjalanan ke seluruh pelosok nusantara. Pesan perihal koordinat Pajajaarn telah ditemukan. Semua terangkai dalam sebuah Uga yang akan di sandingkan disini. Menjadi penjelas adanya rangkaian perjalanan yang dilakukan Mas Thole dan kawan-kawan, dalam mengungkap misteri keberadaan Pajajaran yang ngahyang.  Semoga melalui serangkaian pendalaman Wuga ini perjalnan paku bumi berikutnya akan segera dapat dilaksanakan. Inilah pesan Wuga sbb;

Bismillahirramanirrahiim

Sungguh berada pada setiap pijakan yang berada pada titik yang menentukan dengan segenap keadaan atau hal yang menjadi pedoman. Ada banyak hal yang menjadi bagian dari yang tidak terbagi. Pada bagian tersebut menjadi salah satu hal yang berbeda dengan keadaan pada sisi kalian.

Keadaan yang akan mengubah kalian dengan segala hal yang berbentuk pekerjaan, janganlah melenakan akan tugas dan perjalanan. Karena hal tersebut akan terjadi, ketika tugas datang, kalian menjadi berada pada perbedaan dengan segala aktivitas.

Sejak berada pada suatu keadaan dengan hal yang ada akan menjadi sebuah hal dengan perbuatan yang menuju pada keadaan yang membuat semuanya menjadi satu. Tidak ada yang dapat menjdi berbeda dengan hal-hal yang sudah ada.

Setiap keadaan pada sesuatu yang menjadi sebab keadaan tersebut. Ada banyak hal yang akan terjadi, maka dalam menuju mencari sebuah perjalanan dengan keadaan yang menjadi keadaan tersebut ada yang berbeda. Ingatlah, setiap tugas dan pembagian dengan keadaan yang menuju sudah pada keadaan tertentu.

Di sini ada yang menjadi beban tanpa beban, maka mulailah denga tujuah buana dalam baris garis titik kordinat yang ada di astana gede di daerah Jatigede. Dari sana bisa menarik pada garis di Khatulistiwa Kapahiyang yang ada di lima sungai Kahiyangan dengan 7 parahiyang.

Setiap keadaan di sana akan mewujud pada satu altar yang membentuknya dengan sesuatu yang berbeda. Pada istilah yang kalian pahami, maka segeralah menjalankan pada tahapan yang kalian butuhkan.

Ada 19 hal yang menjadi waktu yang pada sudut dengan berbeda perjalanannya.
1. Wagu sangga buana ing naspa jaya Katmandu. Hal ini menjadi sebuah keadaan dengan menyebutkan bahwa mayapada dengan keadaannya akan menjadi bagianmu.
2. Waga kata aji pata sakti ula. Semua yang ada pada setiap kekuatan akan menjadi hal-hal yang memperbaiki dengan tujuan yang sama.
3. Wuga jati kaji pati. Sesungguhnya semua menjadi bagian yang menyebutkan bahwa yang membuat semua tu terjadi berada pada kehidupan.
4. Wugu aki da sarta. Hal-hal yang menyetujui pada sesuatu yang jelas dengan keadaan yang berbeda. Bisa dengan hal-hal yang tak mengerti.
5. Wuga kirta aji bada. Dengan keadaan yang menyetujui pada sesuatu dengan beberapa yang mengerti pada keadaan data karsa jaya anumerta sati jiga pati kuta.
6.  Wuga adi ghika suta. Hanya ada beberapa yang menjadi petunjuk pada keadaan yang berbeda dengan perputaran yang menuju pada satu titik.
7. Wugu satu ghatu bidu. Ada banyak hal yang memang ada dengan keadaan yang menunjukkan akan keadaan yang menjadi bagian di anatara setiap fakta.
8. Wuga adi karta yu gha nu sati. Sesungguhnya semua menjadi bagian yang menyebutkan bahwa hal yang berbeda pada kenyataannya menuju satu entititas di antara dua bagian yang nampak oleh panca indera.
9.  Wuga karti pati aji sula. Semua berada dengan keadaan yang sama tetapi berbeda tak meninggal kan yang sudah ada. Setiap keadaan menuju hal-hal yang beda dengan hal serupa.
10.  Wuga hida si hyu ga. Ada yang menyebut sebagai ratu pada pandita semua yang ada, tetapi semua berada pada keyakinan diri dalam menjalani keadaan raga.
11. Wugu sati ing dura kia dita. Sesungguhnya semua yang menjadi hal tertentu, maka semua menjadi bagian yang ada pada titik pusat bumi dan alam semesta.
12. Wuga saki jati kirta yuga. Keadaan yang menunjukkan keadaan yang berbeda bisa menjadi suatu peradaban dengan setiap keadaannya yang berbeda.
13. Wugu Aji mukti pati ing kersa ura. Hal-hal yang ada dan keadaan menjadi suatu peradaban yang berbeda dengan sebelumnya untuk menentukannya dengan berbagai keadaan.
14. Wuga ing kersa ditu warsa. Bila melihat sesuatu dengan hal yang berbeda pada keadaan tersebut menyangkut dengan poros bumi dan alam semesta di titik yang berbeda dengan melihat pada sebelah selatan khatulistiwa, dan sebelah barat daya dengan keadaan yang menunjukkan ke arah laut.
15. Wuga ing darma yuta bidu kati. Setiap keadaan akan menjadi hal-hal yang lebih baik atauapun buruk tergantung dari diri yang melihatnya tanpa keadaan yang memnedakannya.
16. Wuga sut atu da pati. Ketika semua menjadi bagian yang menunjukkan keadaan diri, banyak yang berpaling dan memilih dengan diri yang kerkerubung pada duri yang beda dengan jingga sebelah barat daya khatulistiwa.
17.   Wuga patu kri hyu dat gu. Semua menjadi bagian yang berbeda dengan keadaan yang sama untuk semua keadaaan dengan keadaan yang menunjukkan dengan hal-hal yang berbeda dan ada pada setiap sesuatu yang menunjukkan arti yang berbeda.
18.  Wuga atu dita kati jhu. Sesungguhnya semua berada pada satu titik yang menunjukkan dengan keadaan pada tempat yang menuju hal-hal yang berbeda.
19. Wuga hyu ing kersa anu kerta data satu. Semua berada pada titik yang berbeda, maka lihatlah pada jari kelingking dengan sebuah sudut yang menunjukan waktu dan tempat di suatu wujud dengan berbagai bentuk yang menyatu tetapi berbeda.

Salam
Ingsun dumadi ingsun anumerta di jitu kati pati da ryu ha tur ing pati dati.    

...

Serangkaian wuga ini harus diterjemahkan. Mencari simpul dalam bahasa simbol. Menguak keberadaan lintang koordinat sang Budak Angon yang sempat muncul beberapa saat lalu.  Pintu portal koordinat Pajajran berada dalam misteri 19 wuga ini. Siapakah yang mampu memecahkannya?     Benar, pada hakekatnya perjalanan ini baru saja dimulai.    Misteri Pajajaran Baru, yang akan mengawal lahirnya Nusantara Baru, semoga tersingkap. Menjadi keyakinan dan doa bagi seluruh anak bangsa ini. 


wolohualam bisawab


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali