Kisah Perjalanan Paku Bumi (11), Rahasia Pesan Langit 1
Dialah yang terbuang kawan
Dari galau kehidupan,
Kini membawa luka,
disaput dendam kesumat
Tapi dia tegar berjuang kawan,
Di tengah kemunafikan
Tanpa memperdulikan
Bibir-bibir tercibir
Oh, Sungguh dia perkasa
Bagaikan kuda liar
Meringkik memecah malam
Buat menoreh hari esok
Disepanjang lorong yang kelam
Peduli hari kemarin
Dialah yang terbuang kawan
Senantiasa berkawan malam
Cuma satu harapannya memetik matahari
(Song
Rita Rubby Hartland, Dia Yang Terluka)
Dialah
yang terbuang kawan, senantiasa berkawan malam, Cuma satu harapannya memetik matahari
untuk nusantara. Biar matahari terbit disana, menjadi fajar yang menerangi
hati. Tanpa memperdulikan bibir-bibir tercibir. Bagaikan kuda liar dia
meringkik di tengah malam. Dia tegar berjuang kawan, ditengah kemunafikan.
Dialah yang terbuang kawan, dari galau kehidupan. Maka dikisahkannya disini. Sekedar
mengobati rahsa gundah hati. Sebuah kisah yang tak berarti. Kisah anak manusia
yang menerobos kekelamam pikiran dan kekalutan pemikiran. Memberikan khabar
gembira kepada mereka yang terus berjalan di jalan Tuhannya. Memberikan
peringatan kepada orang-orang yang menyekutukanNya. Bersama angin yang lewat,
bersama senandung yang senyap. Jayalah nusantara jaya.
+++
Pesan
yang masuk ke inbox blog ini dan mengkhabarkan bahwa kelompok-kelompok
penentang Pajajaran telah menetralisir Paku Bumi. Mendapat sorotan yang cukup serius
dari Banyak Wide. Apalagi kelompok ini menganggap bahwa Banyak Wide adalah ruh
setan kuburan. Menganggap bahwa Mas Thole tengah menipu kelompoknya sendiri,
mengajak sesat manusia lainnya. Begitu tajam uraian kata-katanya, lugas dan nampak
terstruktur bahasanya. Apakah yang bisa dipetik hikmah dari kebencian mereka
ini? Jelas sekali permusuhan yang ingin disampaikn bahwa kelompok mereka akan
terus menghalangi maksud dan tujuan kebangkitan Pajajaran Baru. Mereka menentang bangkitnya Nusantara
Baru. Sebuah keinginan yang memang sangat realistis sekali di jaman terkini.
Di
tengah orang-orang sunda yang kehilangan sundanya. Di tengah-tengah euphoria
sebuah bangsa dengan kemajuan pembangunannya. Lantas, apakah yang bisa
diharapkan dari orang-orang sunda? Lihat saja sendiri sekarang ini, apa yang
tengah terjadi di tanah mereka? Lihatlah sekali lagi dan saksikanlah sendiri,
apakah ada yang peduli saat tanah mereka dikonversi menjadi bangunan,
bendungan, dan pabrik-pabrik serta jalan raya. Lihatlah apakah mereka peduli
jika saudara-saudara mereka terusir dari tanah-tanah kelahiran mereka bagai
pengungsi di negri sendiri. Lihatlah dengan hati, apakah mereka yang terusir
mendapat ganti rugi? Kemudian lihatlah sesekali dan sekali lagi disana, dikantong-kantong
pengungsian. Mereka mengungsi di negri sendiri. Menjadijembel di negri sendiri.
Lihatlah keadaannya, apakah ada yang peduli. Kemudian adakah orang-orang sunda
yang tergerak menyelamatkan kabuyutan-kabuyutan dan peninggalan sejarah nenek
moyang mereka yang luar biasa itu.
Tidak,
tidak ada yang peduli. Semua sibuk dengan perut mereka sendiri. Maka sangat
wajar sekali jika para penentang Pajajaran Baru berani bersuara lantang. Menatakan
keadaan yang sebenarnya. Mengusurs diri sendiri saja tidak mampu. Mengurus tanah
sendiri saja belum bisa. Bagaimana mengurusi Nusantara Baru! Benarkah orang-orang sunda belum bisa
diharapkan akan mampu mengawal lahirnya Nusantara Baru? Pertanyaan yang diulang
oleh Mas Thole, dalam nelangsa. Inilah kenyataan disaat terkini. Nah, sudahkah
itu kita berfikir lagi, atas dasar apa Kami memilih Pajajaran? Perhatikan dan
perhatikan! Memang inilah fakta dan kenyataannya. Orang sunda sudah tidak ingat
lagi siapa nenak moyang mereka sendiri. Tanyakan kepada mereka, seperti apakah
kearifan bangsa mereka? Seperti apakah ajaran leluhur-leluhur mereka?
Di
tengah orang jawa yang telah kehilangan ‘rohso’ jawa nya ini, maka keinginan
kelompok penentang, memang hanyalah menyampaikan fakta kebenaran realita
kondisi sekarang ini. Benar, untuk apa Mas Thole bermimpi sendiri, untuk apa
berlari kesana-kemari. Toh orang sunda itu sendiri tidak peduli dengan keadaan
saudara mereka sendiri. Mengapa Mas Thole yang dari Majapahit harus peduli?
Maka jika kelompok mereka tertawa dan mencemooh apa-apa yang dilakukan Mas
Thaole dan kawan-kawannya, rahsanya pantas sekali. Dan Mas Thole tidak
menyesali atas apa-apa yangmereka ucapkan itu. “Tolol, bodoh, dan hanya menipu publik saja
dnegan segala tingkah konyol.” Begitulah perkataan pesan. Maka Mas Thole hanya
diam, mengakaui kebenaran mereka itu. Yah, dirinya tolol, dan bodoh. Bukankah
sama saja panggang jauh dari api? Harapan bangkitnya semangat dan spirit Pajajaran
hanyalah bualan saja, fatamorgana yang menipu.
Ugh,
apa yang harus Mas Thole jawab kepada para penentang itu. Sakit dan teramat
sakit rahsanya. Mendapati fakta dan kenyataan yang ada. Boleh semangat dan
cita-cita setinggi angkasa, namun lihat dan bangunlah, coba berdirilah diatas bumi ini. Bahkan bangsa ini
juga tidak menyadari keadaan diri mereka sendiri. Semua terhasut alam
fatamorgana, alam angan-angan yang menipu. Banyak diantara kita tidak mau
mengerti arti kehidupan. Kemajuan
pembangunan menjadi alasan untuk menghancurkan kesadaran dan kearifan nenek
moyang. Mereka lupa tanpa pondasi kesadaran leluhur, kini bangsa ini bukan
apa-apa dan bukan siapa-siapa. Berapa ribu tahun manusia mampu membangun
kesadaran seperti sekarang ini? Ini semua atas jasa para leluhur sehingga orang
sunda, orang jawa, dan bangsa Indonesia ini memiliki kesadaran. Kesadaran dan
kearifan yang akan terus menjaga nusantara. Batu-batu cadas kini merintih
kesakitan.
+++
Biarlah
keadaannya begitu, menjadi tugas anak keturunan bangsa ini nanti. Membangun dan
membangkitkan semangat anak negri ini. Membangun kesadaran orang-orang sunda
dan juga kesadaran orang jawa, batak, menado, dari aceh hingga papau,
keseluruh pelosok negri ini. Banyak Wide lebih berkonsentrai kepada apa-apa
yang tersirat dari pesan-pesannya. Khabar yang membuat Banyak Wide meradang
adalah pernyataan mereka bahwa mereka telah menetralisir Paku Bumi. Pernyataan
inilah yang ingin diselidiki. Semua harus jelas, apa maksud dan kepentingannya
mematikan signal Paku Bumi. Apalagi sampai dirinya berani mengambil sumpah atas
nama Allah. Jika dia salah dia rela menanggung akibatnya. “Hmm..benarkah dirinya bersedia dihimpit bumi dan dimakan api..?”
Banyak Wide tersenyum kecut. Memaafkan makhluk yang tidak mengerti ini. Penentang itu, dia
meminta disegerakan azab padahal Allah Maha besar ampunanNya. Hhh...sesungguhnya manusia sendirilah yang mendzolimi dirinya sendiri.
Kebocoran
pesan telah terjadi. Begitulah insting Banyak Wide bekerja. Apakah yang dilakukannya akan sia-sia. Bertahun-tahun dirinya berkelana menancapkan Paku Bumi ke seantero nusantara. \demi sebuah keyakinan diri, menancapkan tonggak-tonggak kesadaran. Kesadaran ingat Allah yang harus terus di gaungkan, diperkuat dan disebar luaskan. Oleh karena sebab itu pesan-pesan inbox tersebut tidak bisa didiamkan, apalagi pesan tersebut berteapatan dengan keadaan para kesatria. Keadaan yang cukup berbahaya. “Benarkah mereka mampu mencuri pesan?” Banyak
Wide tidak berani mengambil spekulasi. Sudah banyak kesatria yang jatuh sakit.
Bahkan telah merambah kepada keluarga mereka. Istri, anak, atau pembantunya.
Tidak saja kesatria sendiri yang terkena. Semua dalam satu rentetan yang sama.
Banyak Wide memang harus waspada. Seluruh instrument ketubuhannya, baik yang ghaib dan juga realitas di aktifkannya. Berapa kali sempat gagal melakukan koneksi ke alam semesta. Ke pusat galaksi Bima Sakti. Galaksi Panca Buana. Ingin berdiskusi kepada Kami atas keadaan ini. Cuaca dan suasana alam tidak sebagaimana biasa. Menggiriskan, angin tornado menghantam, hujan tidak mau lagi berteman, semakin banyak manusia yang ketakutan. BUkankah layak jika ini dianggap situasi darirat perang. Syukurlah tidak begitu lama Banyak Wide menunggu koneksi dengan Kami. Berikut perbincangan, dituliskan disini sebagai pembelajaran.
Banyak Wide memang harus waspada. Seluruh instrument ketubuhannya, baik yang ghaib dan juga realitas di aktifkannya. Berapa kali sempat gagal melakukan koneksi ke alam semesta. Ke pusat galaksi Bima Sakti. Galaksi Panca Buana. Ingin berdiskusi kepada Kami atas keadaan ini. Cuaca dan suasana alam tidak sebagaimana biasa. Menggiriskan, angin tornado menghantam, hujan tidak mau lagi berteman, semakin banyak manusia yang ketakutan. BUkankah layak jika ini dianggap situasi darirat perang. Syukurlah tidak begitu lama Banyak Wide menunggu koneksi dengan Kami. Berikut perbincangan, dituliskan disini sebagai pembelajaran.
+++
Bismillahirrahmanirrahim
Ingsun Darma kati soka. Keadaan yang
membuat hal-hal berkaitan dgn keadaan pesan, itu memang berdasarkan pada setiap
keutuhan dr pesan tersebut.
Kebocoran ataupun hal-hal yang membuat
pesan berpendar, itu bukan masalah, karena memang selalu saja ada makhluk yang
menginginkannya
Ketika semua bertabuh, maka jangan melihat
riuhnya, tapi kenali setiap tabuhan dari bunyian tersebut.
Begitu pula dg pesan-pesan, pada dasarnya
tidak ada yang bocor.
Sekalipun mengetahui dan Bapak pesannya,
tetapi satu dari titik poinnya keimanan.
Paku bumi masih berfungsi, jangan terlalu
berpikiran itu sia-sia, karena yg mengabari hanya sebuah gerakan Untuk
menurunkan nyali dan memutuskan hubungan kesadaran dg ilahi rabbi
Jangan pernah ragu pada Kami, terutama pada Sang
Hyang Widhie
Dia
menjadi perwakilan bumi dan Buana panca tengah, atau kalian sebut bimasakti
Ingatlah, yang menguntungkan kalian dg
Kami adalah Allah swt.
Begitu pula dalam pesan.
Teraplikasikannya sebuah pesan dengan
mengikat kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka akan menjadi sebuah bagian dari
keimanan kepada Allah Swt
Pesan-pesan
yang berbicara mengenai Paku Bumi, itu sebenarnya dalam kadar Untuk menggertak
kesadaran
Seutuhnya, yang menjadi pembatas pesan-pesan itu ada dalam hati.
Kekuatan hati utk membinasakan bisa saja
terjadi, tetapi tetap atas kehendak Tuhan.
Jangan pernah menjadi semua sejajar dengan
mereka yang tahu pesan dan memahaminya, dengan mengaplikasikannya
Seutuhnya dalam suatu pesan yg tersebar, ada
yg diam dan berjalan
Ada yang bergerak karena Allah, ada yg
bergerak karena selain Allah
Semua berada dalam setiap koridor yang
sudah ditetapkan.
Bentangan Langit sudah ditambal oleh para
Batari dg bantuan para Sang Hyang, jejak pesan di bumi akan dihapus oleh Sang
Hyang Widhi pada setiap garis lurus sinyal dan tetes embun yang menggenang.
Jangan melihatnya sebagai sebuah musibah,
tata Surya yang berpolah atas kehendak Yang Maha Kuasa
Itu berada pada porosnya yang sudah
beredar sesuai kondisi bumi yang ada
Titik nyata pada setiap paku bumi akan
memancarkan aura, tanpa mesti ada yg menetrasilir atau menghalanginya
Karena itu bukan untuk menjadi hal yang
sia-sia.
Sesuatu yang dianggap Untuk menjadi satu
keadaan, maka itu yang akan terpancar.
Jejaknya menjadi bagian perjalanan,
sehingga dapat mengabarkan atau mengetahui keakuan dan pengakuan.
Namun yg jelas, apakah itu kehendak Tuhan?
Guruh (Ar-Ra`d):2 - Allah-lah Yang meninggikan
langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di
atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga
waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.
Guruh (Ar-Ra`d):3 - Dan Dialah Tuhan yang
membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan
menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam
kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Guruh (Ar-Ra`d):4 - Dan di bumi ini
terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang,
disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu
atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
Guruh (Ar-Ra`d):7 - Orang-orang yang kafir
berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda
(kebesaran) dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi
peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.
Guruh (Ar-Ra`d):5 - Dan jika (ada sesuatu)
yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka:
"Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan
(dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?" Orang-orang itulah yang kafir
kepada Tuhannya; dan orang-orang itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya;
mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Guruh (Ar-Ra`d):6 - Mereka meminta
kepadamu supaya disegerakan (datangnya) siksa, sebelum (mereka meminta)
kebaikan, padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum mereka.
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia
sekalipun mereka zalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras
siksanya.
Demikianlah, jangan pernah merasa sia-sia.
Karena apa pun yang terjadi atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa
Semua penghuni Buana dan alam semesta
sudah memutuskan, untuk menahan pesan sampai waktu Sang Fajar. Maka, perhatikanlah,
apa yang terjadi dengan mereka saat semua informasi tertutup utk waktu yg
sangat panjang.
Sesungguhnya, pesan-pesan Kami berada
dalam garis yang tidak dapat didengar oleh makhluk apa pun.
Kecuali bila dalam rentang waktu terdapat
kebocoran ketika pesan sudah disampaikan
Setiap hal yang hadir ke bumi menjadi
abdi, hamba dalam menelusuri jejak ilahi rabbi.
+++
Tercenung
Banyak Wide, kekhawatirannya berlebihan. Keadaan tidak sebagaimana yang
ditakutkan. Ucapan mereka hanyalah ‘gertak sambal’, hanya untuk menakut-nakuti
saja. Memang tidak dapat disalahkan sebab kondisi dan keadaan para kesatria
yang satu demi satu bertumbangan. Berjatuhan bagai daun-daun kering. Bagai daun
yang di makan ulat.
Dialah yang terbuang kawan
Senantiasa berkawan malam
Cuma satu harapannya memetik matahari
Bersambung…
Komentar
Posting Komentar