Kisah Perjalanan Paku Bumi (9), Menguak Misteri Kebangkitan Pajajaran 4
“Pesannya, situasi saat ini berada dalam
kalayuga, dengan satu dari berbagai hal yang sudah tertera. Ketika perjalanan
sudah melaju, maka akan melihatnya pada dua sisi yg berbeda dgn keadaan pada
hal-hal yg tertera dgn keadaan pd diri badru sakti neda.
Pesannya, langit akan terang, namun
beberapa saat kemudian akan gelap. Terang dan gelap berada pada satu eksistensi
kehidupan.
Jangan pernah melihat dengan keadaan yg
menjadi bagian tak terbayangkan, tetapi lihat dengan keadaan batin yg tenang”
“Sesungguhnya, ada hal-hal yang menarik
pada setiap peristiwa, maka itu akan menjadi upaya dalam penghapusan yang
menjadi bagian peristiwa itu sendiri. Secara tak terduga, maka akan menjadi
bencana. Secara hal yang terduga, itu akan menjadi peristiwa.”
…
Dulu
dan sekarang hanyalah bilangan waktu. Hilang tak berdebu saat kita tak merindu.
Itu hanyalah permainan ruang. Ruang adalah jarak dikalikan kecepatan. Kecepatan
adalah gerak sebuah benda dibanding lamanya. Pertanyaannya siapakah yang mengamati gerak
benda tersebut? Siapakah yang merasakan lamanya? Semua bermain dalam tataran
kesadaran kita. Manusia mengamati, manusia kemudian mendeskrepsikan apa apa
yang di amatinya. Manusia menjelaskan antara satu dan lannya. Saling mengkhabarkan.
Tentu saja deskripsi in berdasarkan refernsi yang telah dimilikinya. Maka disin
kita akan melihat perbedaan hasil pengamatan dari setiap ahlinya. Ahli fisika,
kimia, biologi, dan displin ilmu lainnya. Layakkah ahli biologi berantem dengan ahli fiska?
Tentu tidak? Objek mereka berbeda, walaupun mengamati benda yang sama.
Begitullah
kesadaran kita bukan? Maka bagi kesadaran tidaklah menjadi persoalan. Jika kita
hilangkan sekat ruang, maka waktu akan menjadi padu. Dulu dan sekarang akan
berimpitan. Dia dan aku akan menjadi satu sebutan apalagi kamu. Maka apakah
akan menjadi persoalan jika aku itu
orang masa lalu atau bukan? Maka apakah Mas Thole reinkarnasi Banyak Wide atau
bukan, selayaknya tidak jadi persoalan. Sebab dimasa lalu dirinya itu bisa
siapa saja. Dan jika dia meyakini dahulu kala dia adalah Banyak Wide itu adalah
urusan keyakinannya. Jika keyakinannya itu menambah keimanan dirinya kepada
Tuhan, rasanya tidaklah sia-sia.
Jika
kita meyakini bahwa orang yang mati dijalan Allah hakekatnya tetap hidup maka
kita akan selesai dengan persoalan tersebut. Maka jika Mas Thole mampu
membuktikan bahwa Banyak Wide selalu menyertai langkahnya, maka persoalannya pun
selesai. Ketika melalui pengamatn dan ekslorasi dirinya, Mas
Thole mampu menemukan jawaban atas fenomena yang terjadi pada ketubuhannya. Dan
ketika fenomena tersebut dikenal dengan nama ‘reinkarnasi’. Kemudian
dikisahkannya pengalamannya ini. Apakah salah? Kegundahan Mas Thole ini ingin
menjawab banyak pertanyaan lainya.
Sebenarnya
persoalannya bukan benar dan salah. Pertanyaan yang patut kembali digulirkan, adalah
apakah penting kita tahu siapa masa
lalu kita? Inilah yang ingin diusung disini. Ketika kita dapati keadaan diri
kita bukan dari titisan tokoh yang kita harapkan, kita akan berbalik kebelakang
dan mendustakan. Disinilah kemudhoratan, hal yang akan menjad musibah bagi
diirnya. Akan terjadi penafikan dalam kesadarannya. Kemudian dirinya akan selalu
mempertanyakan dan mendebat siapa saja yang tidak sepaham dengan dirinya. Dirinya
selalu meinginkan sebagai titisan para Dewa, atau para Raja, padahal
kenyataannya adalah manusia baru.
Fenomena
itulah yang menjadi sebab orang ini akan menyerang pemahaman reinkarnasi. Padahal
bagi Allah yang penting adalah ketakwaannya.
Bagi Allah tidak penting dirinya orang masa lalu atau bukan. Titisan ataukah
bukan tidak ada kelebihan atas satu dan lannya di mata Tuhan. Buktikan dengan
ketakwaannya kepadaNya. Hanya parameter ini yang diminta. Seharusnya siapapun
orangnya akan tenang dengan kepastian Tuhan ini. Maka apakah masih harus terus diperdebatkan? Sementara
masa lalu pun hanyalah masa lalu. Setiap leluhur yang hadir di kehidupan anak
cucunya (reinkarnas) adalah untuk memperbaiki kesalahan masa lalu yang dibuatnya
dahulu.
Nenek
moyang kita telah menanamkan ‘chip’ ataupun ‘software’ ke dalam DNA mereka sendiri.
Sehingga menurun kepada anak cucu mereka. Persoalanya adalah apakah ‘software’
yang mereka tanamkan tersebut ‘compatible’ di jaman sekarang? Kalau tidak,
bukankah akan menjad musibah bagi anak cucu mereka sendiri. Mereka melihat
perilaku anak keturunan mereka yang semakin jauh dari maksud awal di tanamkan ‘chip’
atau ‘software’. Dan mereka atas ke hendak Allah kemudian diturunkan kembali
untuk melihat bagaimana software mereka bekerja. Lihatlah apa yang mereka
wariskan di DNA anak cucu mereka. Lihatlah peradaban nusantara sekarang ini. Maka
reinkarnasi bukanlah hal yang harus dibanggakan.
Begitu
halnya Mas Thole tidak terlintas sedikitpun kebanggaan dalam dirinya, manakala
disadari olehnya Banyak Wide adalah bagian dari masa lalunya. Justru timbul
kepedihannya. Mas Thole sadar apa saja kesalahan yang dilakukan di masa lalunya.
Karena sebab itulah sekarang dia berusaha ingin memperbaiki kesalahan masa lalunya. Terutama
adalah salah dalam nat, dalam kesadaran dirinya. Kesadaran yang tidak darahkan
kepada Allah, akan membawa dampak luar biasa dikemudian harinya.
…
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa
tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy,
dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang
ditentukan. Allah mengatur urusan
(makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini
pertemuan(mu) dengan Tuhanmu. (QS. Guruh (Ar-Ra`d):2)
Langit
sepi, kesadaran mengamati pergantian tahun ini. Para kesatria alam akan
mengalami keadaan yang sulit dipahami. Kemunculan Kalagemet semakin menguat,
membuat remuk dan sakit di badan. Jayanegara sudah saatnya tampil di depan
membereskan apa apa yang telah dilakukannya semasa kepemimpinannya. Sejarah
telah mencatat, Majapahit dalam kekelaman di masa pemerintahan Jayanegara.
Banyak sekali pemberontakan. Penyakit merajalela. Kematian dmana-mana. Jayanegara
di kenal dengan mistisnya. Maka pada saat itu Majapahit berada dalam kekelaman
spiritual. Kegelapan adanya.
“Pesannya, bismillahirrahmanirrahim
Jayapata putra nama yang akan menjadi
sebuah patokan Untuk menentukan cinta dari mahaputra dewa dari Putri laksmi
Nata Asih, maka setiap yang menjadi titah dan perintah berada pada setiap jejak
yang memang sudah ada. Aku mangga putra Arya patra, memang sudah menitis pada
Sang Putri yang ada pada pusaran Jayapatra putra. Oleh karena itu, Untuk
menemukannya harus melalui hal-hal yang tersebut dengan keadaan yang beredar.
Sesungguhnya, ada hal-hal yang menarik
pada setiap peristiwa, maka itu akan menjadi upaya dalam penghapusan yang
menjadi bagian peristiwa itu sendiri. Secara tak terduga, maka akan menjadi
bencana. Secara hal yang terduga, itu akan menjadi peristiwa. Seumpama ada yang
mengalihkannya pada hal-hal yang tidak tertera, maka itu ada pada setiap
keadaan
Sesungguhnya, Untuk menghadapi semua,
lihat dengan keadaan yang berbeda, bukan dalam satu anumerta. Kehilangan bukan
hal yang mesti disesalkan, tetapi bisa menjadi hal yang menyeluruh dengan
keadaan yang menjadi hal tersebut tertera pada wilayah yang ada. Ada
peristiwa besar tahun ini yang akan menjadi titik dari semua, ini berkenaan
dengan Jayapatra putra. Dia akan
datang melebur dan mencari hal-hal yang ada.
Sedangkan Putri Kreta dengan Jayapatra
berada pada satu panduan dalam menjalin cinta dengan titik yang berbeda, maka
semua berkaitan dengan sanggu Aji baru di batas kota Kerawang. Semuanya menjadi
hal yg berbeda dan nyata dengan urutan yg berbeda, maka melihat pada setiap
paduannga dalam keadaan yang berbeda. Sesungguhnya semua berada dengan titik
yang ada pada hari asih di mangkunegara dengan bertolak pada satu ikatan di
kaki gunung Halmahera.
Jayapatra Putra adalah satu rangkaian
dengan Sri badra putra dan Sri Rama putra , mereka berada dalam siklus yang
sama dengan pencahayaan pada titik yg berbeda. Jayapatra (Kalagemet-pen) menjadi
bagian dari Jayanegara, tetapi berbeda dng Jayanegara. Pemenang singgasana pada
masa majapahit yang telah tiada berada pada Pakubuana.”
….
Yah,
rangkaian siklus Majapahit harus diselesaikan, sebelum memasuki portal pajajaran. Mas Thole harus selesai dengan
dirinya sendiri. Masa lalunya terkoneksi dengan Jayanegara dalam satu lintasan. Kini dia diminta
memperbaki kesalahan yang telah dilakukan Jayanegara. Dikisahkan Nagarakretagama
menyebutkan Jayanagara diangkat sebagai yuwaraja atau raja muda di Kadiri atau
Daha pada tahun 1295. Nama Jayanagara juga muncul dalam prasasti Penanggungan
tahun 1296 sebagai putra mahkota.
Dari
prasasti tersebut dapat diketahui pula bahwa Jayanagara adalah nama asli sejak
kecil atau garbhopati, bukan nama gelar atau abhiseka. Sementara nama Kalagemet
yang diperkenalkan Pararaton jelas bernada ejekan, karena nama tersebut
bermakna "jahat" dan "lemah", hal itu dikarenakan
kepribadian Jayanagara yang dipenuhi prilaku amoral namun lemah sebagai
penguasa sehingga banyak pemberontakan yang timbul dalam masa pemerintahannya.
Sebab
usianya yang masih sangat belia, Jayanegara tidak paham bahwa dalam dirinya ikut
terlahir sang Kalagemet yang memliki sifat haus akan darah perawan. Kini
Kalagemet telah lepas dari dimensinya. Ikut meramaikan alam kesadaran nusantara.
Kemunculannya ini telah menyebabkan energy para kesatria tersedot, termasuk K Ageng
yang telah mengkhabarkan, hanya saja penyebab apa yang membat lemas mash dalam
perdebatan. Mas Thole paham, akibatnya lemas dan menimbulkan perasaan yang tidak
karuan. Sayang kebenaran ini sulit d khabarkan, biarlah menjadi rangkain kisah
yang disajikan disini.
Mas
Thole paham bahwa rangkaian ini yang akan menjelaskan mengapa energy Majapahit
dan Pajajarn selalu saja berbenturan. Sebagamana pesan;
"Pesannya,
sejak dalam puspa di antara dua keadaan, maka sang hyang brata berada dengan
sang hyang guru mewujud dalam satu entititas dalam berbagai keadaan. Disadari ataupun tidak, maka rangkaian keadaan
berada dalam kehendak Yang Maha Kuasa. Sesungguhnya, dalam menapuk keadaan, ada
dalam titis sang pencipta. Dewi Sekartaji dalam keadaan bahaya, maka segeralah
membuat anumerta yg terbuat dari bambu dan bata. Dewi Sekartaji akan terus
menangis sepanjang makan dengan keadaan putranya yg sdh meninggal dalam petunjuk
Sang Maha Kuasa. Satu keadaan yang menjadi hal, sesunvguhnya semua berada pada
satu keadaan yang mengusahakan dengan hal tersebut. Mangga Putra Arya Patra itu
adalah bagian yang menguji pada setiap hari dengan keadaan yang berada di
sebelah selatan."
…
“Atlantis dan Sanggruni berada dalam wilayah
Kami, sehingga untuk mengetahuinya, kalian harus siap. Pertengahan bulan ini
baru akan dimulai perjalanan tersebut.”
Mas Thole
terus berusaha menangkap pesan-pesan, diantara kesibukan kesehariannya dalam
bekerja. Mencari jawaban dimanakah letak Giriloka, dan kapankah saatnya dia
akan diperjalankanNYA. Apakah hubungan Pajajaran dengan atlantis. Mengapa
seperti tidak bsa dipisahkan. Benarkah atlantis di balik rencana kebangkitan Pajajaran?
“Hmm…
misteri yang selayaknya disingkapkan”. Diam mengamati gerak sang alam dan kehidupan,
mencoba menguraikan pesan-pesan. Sebagaimana pesan dibawah ini;
“Pesannya, langit akan terang, namun
beberapa saat kemudian akan gelap. Terang dan gelap berada pada satu eksistensi
kehidupan. Jangan pernah melihat dengan keadaan yg menjadi bagian tak
terbayangkan, tetapi lihat dengan keadaan batin yg tenang. Seumpama hal-hal tersebut adalah sebagai
bagian yang menjadi beberapa hal seperti mayapada yang hilang. Itu bukan bagian
dari kisah atau Kami sampaikan saat ini.
Atlantis dan Sanggruni berada dalam wilayah
Kami, sehingga untuk mengetahuinya, kalian harus siap. Pertengahan bulan ini
baru akan dimulai perjalanan tersebut. Sekarang, buka setiap bagian yang ada di
sebelah selatan, utara, tenggara, dan barat daya akan titik yang munuju
singgasana pada satu tahap di bawah pimpinan arjuna, atas petunjuk Kresna. Sesungguhnya
semua berada pd titik yang berbeda dg sebagian yang menuju pada hal-hal yang
sudah ditentukan.
Semua menjadi satu pada kesatuan utuh
untuk menuju sebuah eksistensi pacu yang menuju sang prabu. Dia ada, bukan
fatamorgana, raja yang akan memimpin mayapada. Sebuah startifikasi dengan
membuka setiap diri dengan setiap hal yang ada pada jiwa, itulah yang akan
membawa pada Sang Maha Kuasa.”
…
Realitas
dan ghaib akan saling bersinggungan pada titik yang sudah ada. Maka tidak pada
tempatnya lagi Mas Thle meragukan rejeki dari Tuhannya. Menerma takdir sebagai pewarta
alam, adalah bagian yang dipilihnya.
Wolohualam…
sebenarnya bukan KALAGEMET..... tetapi KALAGAMET..... yang artinya penjahat kelamin...... dan saya JAYANARA PUSPANEGARA BIN NARARYA SANGGRAMAWIJAYA BIN JAYADARMA BIN DARMASIKSA TELAH KEMBALI..... salam jumpa untukmu paman BANYAK WIDE...... 082329033631
BalasHapus