Kajian Khalifah, Kesadaran dan Peradaban
Namun diseling
diantaranya itu, ada kesadaran ber Tuhan yang lurus, yang hanya
menyembah kepada Tuhan Yang Esa, Tuhan semesta Allam. Kesadaran ber Tuhan yang
tulus, tersimpan diantara hati-hati yang bersih yang senantiasa menganggungkan
Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa ber tasbih ber iringan dengan tasbih alam
semesta, bersama makhluk lainnya. Sebagai penyeimbang atas kesadaran
lain-lainnya. Kesadaran yang tak pernah di ridhoi-Nya. Yaitu; Kesadaran
mungkar. Kesadaran yang menentang Tuhan. Kesadaran yang mendustakan para Rosul.
Yang kian menggejala di setiap jamannya.
Sejarah
peradaban masa lalu telah menceritakan kepada kita; bagaimana penyebaran
kesadaran manusia dalam ber Tuhan. Dari manusia satu ke manusia lainnya. Dari
bangsa satu ke bangsa lainnya. Dari masa lalu ke masa berikutnya, dalam setiap
peradaban umat manusia. Sungguh kita dapati nyatanya, kesadaran manusia
dalam ber Tuhan, menyebar seiring dengan pertumpahan darah antar umat
manusia. Seiring dengan penaklukan manusia atas manusia lainnya. Seiring dengan
kekuasaan, seiring dengan kekuatan, seiring dengan kejayaan suatu kaum. Seiring
dengan pelebaran wilayah, dan perluasan kekuasaan politik dan penaklukan
suatu bangsa oleh bangsa lainnya. Seiring dengan hilangnya jutaan nyawa anak
manusia.
Mulai dari perang
Mahabarata, Perang Yunanani dan Persia, Perang Persia dan Romawi, Perang Romawi
dan Islam, Perang Islam dan Jenghis Khan. Terus peperangan menyusuri jaman
jaman berikutnya. Kita dengar Perang antara Sekutu dan Hitler, Perang
antara Jepang dan Sekutu, Perang antara Israel dan Palestina. Perang
Afhanistan. Kemudian kita dengar, Perang dingin antara Timur dan Barat. Masih
banyak peperangan tersulut antar suku dan golongan yang merambah diantara semua
itu. Peperangan yang mewakili dua kubu besar.
Peperangan yang
mewakili kekuatan politik atas kesadaran manusia. Antara kaum yang ber
kesadaran ber Tuhan Allah SWT dan kaum yang ber kesadaran ber Tuhan kepada selain Allah.
Sekali lagi ; Kita tidak
dapat memungkiri bahwa Kesadaran manusia dalam ber Tuhan nyatanya banyak di
sebarkan melalui peperangan, penguasaan, penindasan, dengan pendudukan
atas satu kaum kepada kaum lainnya. Penaklukan suatu bangsa kepada
bangsa lainnya. Bangsa yang memiliki kekuatan politik dan kekuatan angkatan
perang, akan menaklukan bangsalainnya. Dengan membawa kesadaran baru kepada
bangsa taklukannya. Semakin besar wilayah taklukan semakin uas penyebaran umat
dan jamaah bagi kesadaran ber Tuhan milik bangsa tersebut. Jika suatu bangsa
telah di taklukan maka, Bangsa yang ber kuasa akan melakukan infiltrasi ke
dalam kesadaran bangsa-bangsa taklukannya. Inilah logikanya.
Dengan kekuatan,
kekuasaan, kekayaan dan politik, maka dengan mudah suatu bangsa akan
merubah kesadaran bangsa taklukannya dalam ber Tuhan.
Oleh karenanya, sudah
jamak; jika meluasnya kekuasaan suatu kaum atau suatu bangsa atas bangsa
lainnya, membawa implikasi atas penyebaran kesadaran baru bagi bangsa lainnya.
Suka atau tidak suka kita harus mengakui penyebaran Agama selalu diikuti dengan
peperangan, pertumpahan darah antar manusia. Demi bertahtanya kesadaran
diantara anak manusia. Mereka ber bangga-bangga dan ber megah-megah dengan
banyaknya umat-umat mereka. Demikian fantastiknya kesadaran ber Tuhan yang
diperebutkan diantara kekuasan dan politik manusia.
Pertempuran tak
berkesudahan
Manusia senantiasa
memperebutkan kesadaran dalam ber Tuhan. Sebagai fitrah manusia yang senantiasa
membutuhkan Tuhan. Kebutuhan akan Tuhan dalam setiap peradaban menjadi suatu
yang mutlak.Sebagai legitimasi atas kekuasaan mereka. Setiap manusia yang
berkuasa akan meng klaim dirinya mewakili Tuhan dalam memerintah di dunia.
Maka tak heran jika banyak pemimpin manusia kemudian mereka-reka maunya
Tuhan dengan cara mereka sendiri. Sehingga akhirnya kadang manusia tidak
memperdulikan lagi ber Tuhan kepada siapakah dirinya. Apakah ber Tuhan kepada
Allah atau ber Tuhan kepada selain Allah. Yang penting baginya adalah
kekuasaan, kekayaan dan kejayaan bagi dirinya. Kesadaran manusia telah tercerai
berai, terserak diantara lelah dan capainya realitas kehidupan yang dilaluinya.
Begitulah
percaturan dan pertarungan kesadaran ber Tuhan, senantiasa bertahta
diantara bangsa-bangsa dari masa ke masa ber abad abad lalu dan setelahnya.
Adalah perebutan kesadaran ber Tuhan kepada Alah SWT melawankesadaran
ber Tuhan selain Allah SWT . Sebuah pertempuran yang tak ber kesudahan hingga akhir zaman
nanti. Diantara anak manusia, diantara suatu bangsa dan bangsa lainnya,
dalam setiap waktu, di setiap keadaan. Bahkan pertempuran tersebut sudah
tidak memperduli kan lagi apakah suatu kaum masih beragama sama, ataukah
diantara kaum yang berbeda agama. Semua memperebutkan kesadaran dalam ber
Tuhan. Inilah ironi anak manusia.
Maka dapat kita pahami
jika AS dan sekutu-sekutunya, melakukan invasi ke banyak Negara muslim.
Setelah kaum tidak ber Tuhan (Komunisme) di runtuhkan. Mereka melakukan invasi
dengan pelbagai macam cara. Baik secara halus ataupun terang-terangan. Baik
invasi melalui perang pemikiran ataupun melalui invasi angkatan
perangnya. Sudah demikian keadaannya bangsa-bangsa dari jaman dahulu ber
abad-abad lalu, melakukanpertempuran pemikiran dan kesadaran, hingga kea
bad ini, sekarang ini.
Pertempuran
memperebutkan kesadaran manusia memang selalu saja terjadi di setiap jaman.
Antara kaum yang ber Tuhan dengan kaum yang tidak ber Tuhan. Antara kaum yang
ber Tuhan Allah dengan kaum yang ber Tuhan selain Allah. Antara kaum yang ber Tuhan Allah dan berserah diri (Islam) melawan kaum yang ber Tuhan Allah namun membelakangi-Nya (semisal
Yahudi dan Nasrani). Semua
Memperebutkan umat dan jamaahnya. Karena disitulah dibangun pusat
kekuasaan dan kekuatan. Pusat peradaban manusia. Kadang di suatu
masa kaum yang ber Tuhan selain Allah SWT unggul, dan menguasai peta politik
dunia. Namun masa berikutnya, kaum yang ber Tuhan Allah SWT, yang
memimpin dunia. Begitulah kekuasaan di pergilirkan diantara suatu kaum.
Pergeseran Kesadaran
oleh Penguasa yang ber kuasa
Saat ini dewasa ini,
kaum yang mengenal Allah SWT sebagai Tuhan mereka (namun
membelakangi-Nya), kini tengah mendapat giliran untuk ber kuasa dengan
menguasai peta politik dunia beberapa dekade ini. Tengah dibangunnya
peradaban tekhnology, peradaban informasi, berikut angkatan perangnya, demikian
luar biasanya. Namun seiring kemajuan tersebut, terjadi pergeseran kesadaran,
yang telah mengubah gaya hidup, pandangan hidup masyarakatnya, yang
kesemuanya tengah mengarah kepada matrialisme. Sebuah pergeseran kesadaran yang
tengah mengarah kepada kesadaran ber Tuhan selain Allah SWT. Pergeseran
kesadaran yang semakin mengesampingkan Tuhan. Hal yang senantiasa terjadi,
pada suatu kaum yang ber kuasa. (Lihat Kajian 4).
Nampak sebagai
ikutannya, sebuah kesadaran baru yang kita kenal sebagai Kesadaran Liberalisme
menyeruak membungkam kesadaran lainnya, melibas bangsa-bangsa
taklukannya, dengan mendompleng kekuatan politik penyertanya. Mendompleng
kekuasaan dan angkatan perangnya. Maka dapat kita saksikan, mulai dari
afganistan, Paksitan, Irak, Indonesia, Kuwait, Libya, dan lainnya, semua
tinggal menunggu gilirannya. Menunggu saat sang Adikuasa memainkan perannya.
Saat sang adikuasa merambah apa saja, melibas siapa saja. Melakukan infiltrasi
kepada kesadaran manusia. Tanpa dapat di cegah. Karena memang mereka sedang
mendapatkan gilirannya berkuasa diatas dunia. Mereka sedang diberikan
kekuasaan oleh sang Maha Kuasa. Maka terserah mereka, mau dibawa
mana kesadaran ber Tuhan dari Negara-negara taklukannya itu ?.
Maka saksikanlah
kesudahannya nanti . Apakah mereka tidak berjalan diatas bumi, bagaimana
kejadiannya atas kaum yang bertindak seperti mereka itu. Kaum yang
mendustakan para Rosul..?. Hmm..
Kesadaran ber Tuhan
kepada Allah (Islam)
Di kajian sebelumnya
telah diulas berkali-kali bahwa alam semesta membutuhkan keseimbangan.
Keseimbangan atas kesadaran manusia yang senantiasa menyembah Allah SWT.
Kesadaran manusia yang senantiasa ber tasbih hanya kepada Allah SWT. Kesadaran
manusia yang berserah diri (Islam). Sebagaimana makhluk lainnya di alam semesta
ini. Kesadaran yang terus bersama menjaga agar alam semesta tetap keadaannya,
agar waktu tetap bergetar, agar alam semesta terus terjaga dalam dualitasnya.
Kesadaran manusia yang menjadi rahmat semesta alam. Rahmatan lil ‘alamin.
Jika diantara
jutaan anak manusia tidak satupun yang memiliki kesadaran ber Tuhan kepada
Allah SWT. Jika semua orang, seluruh umat manusia ber Tuhan kepada selain Allah SWT, maka akan musnahlah seluruh umat manusia, di libas oleh
system. Hancurlah peradaban manusia jauh sebelum saatnya . Inilah hukum Allah
SWT. Oleh karenanya, kesadaran ber Tuhan kepada Allah SWT harus tetap
dijaga, demi kelangsungan hidup umat manusia itu sendiri. Inilah pesan
yang ingin disampaikan Teologi Islam. Yaitu kesadaran LA ILA HA
ILALLAH. Agar manusia mengerti kewajibannya di muka bumi ini, agar
senantiasa bahu membahu , saling mengingatkan, saling menasehati, dan bersabar
dalam menjaga kesadaran ini.
Oleh karenanya,
Kesadaran manusia yang senantiasa ber Tuhan kepada Allah SWT, harus
selalu terjaga diantara anak manusia, di dalam hati dan dada manusia.
Bagaimanapun caranya, agar umat manusia tidak musnah. Begitulah system, inilah
sunatulloh. Maka dari itu, Allah SWT, perlu mengirimkan
utusan-utusan-Nya. Untuk mengingatkan dan memberi khabar tentang hal ini.
Melalui manusia pilihan-Nya. Melalui Nabi-Nabi Nya yang Raja, Nabi-Nya yang
Panglima Perang. Melalui Nabi Nya yang rakyat biasa, dan lain-lainnya.
Untuk menyampaikan pesan-pesan ini.
Mengingatkan kepada
seluruh umat manusia. Mengkhabarkan tentang La ila ha ilallah. Tiada Tuhan selain Allah SWT. Inilah khabar
dari para Nabi dan Rosul. Agar manusia selamat dan di selamatkan-Nya. Dan
karena kewajiban menyampaikan hukum inilah, maka para Rosul ber perang.
Memerangi jutaan manusia yang kadung memiliki kesadaran menyimpang.
Memerangi manusia-manusia yang mengangkangi kesadaran ber Tuhan kepada selain Allah SWT.
Sudah barang tentu;
Kesadaran menyimpang ini, harus terus di perangi, sudah berlaku ketentuan
ini dari ber abad lalu hingga memasuki melinium baru. Begitulah tanggung
jawab di bebankan kepada pundak kaum muslimin. Meski pun telah melayang jutaan
nyawa manusia, meski telah luluh lantak harta benda dalam pengorbanannya.
Kesadaran La ila hailallah harus terus di perjuangkan, demi
kelangsungan hidup umat manusia itu sendiri. Kesadaran Islam harus tetap
terjaga hingga akhir jaman nanti. Inilah pesan teology Islam. Inilah pesan para
nabi dan Rosul. Agar manusia selamat dunia dan akhirat. Demikian kalimat
ini kami ulang-ulang. Sebagaimana keadaannya.
Salam
arif
Komentar
Posting Komentar