Kajian Khalifah, Sistem Birokrasi Tuhan


Begitu sulitnya manusia mengakui bahwa Raja mereka adalah ALLAH SWT. Begitu peliknya kesadaran itu, sehingga  dengan angkuhnya manusia  tidak  mengakui bahwa yang menghidupkan dan mematikan mereka adalah Tuhan langit dan bumi. Begitu kuatnya sang ego  mengangkangi kesadaran mereka. Sehingga mereka begitu bangga dan puas  dengan anggapan mereka  sendiri; yang terus mengangkangi  anggapan bahwa kekuasaan yang mereka dapat adalah atas hasil jerih payah dan usaha mereka sendiri. Bukan atas rahmat dan kasih sayang Allah SWT semata.

Mereka enggan jika dikatakan bahwa kekuasan yang mereka dapat adalah atas karunia Allah SWT . Mereka tetap mengikari  bahwa yang mengangkat dan memberhentikan mereka dari jabatan (baca;kekuasaan) adalah Allah SWT. Begitulah nafsu manusia.

 Kesadaran yang terus berpilin melintas generasi. Menyebar diantara dinamika kehidupan anak-anak manusia. Mencari bentuk-bentuk baru. Melahirkan kesadaran terbarukan dalam ber Tuhan. Kesadaran ber Tuhan yang akhirnya menjadi komediti yang dapat di perjual belikan. Sehingga manusia menjadi sibuk dengan persembahan-persembahan yang di ada-adakannya sendiri .  Kepada Tuhan yang dirangkai  dalam angan-angan mereka. Kepada Tuhan-Tuhan yang  dapat mereka atur se enak mereka sendiri, sesuai dengan persepsi mereka. Semisal Latta dan Uzza. Kepada Tuhan yang dianggap mau menuruti keinginan, dan ego mereka. Kepada Tuhan buatan mereka sendiri . Kepada Tuhan produk angan mereka sendiri;  kepada Tuan seperti inilah manusia  memberikan persembahan terbaiknya.  

Mereka telah memberikan persembahan kepada Tuhan selain Allah SWT.

Sementara hukum Allah SWT , atas alam semesta dan segala isinya, adalah tetap sebagaimana adanya, tidak pernah mengalami perubahan, sebagaimana yang telah di tetapkan sebelum alam semesta terbentuk. Allah SWT adalah RAJA manusia, sesembahan  manusia, tempat manusia berlindung, kepada-Nya lah tempat bergantung semua makhluk, tempat meminta segala sesuatu. Kepada-Nya semua makhluk ber tasbih.

Manusia diharapkan menempuh jalan yang lurus.
Setiap diri manusia di harapkan ber Islam. Dalam kesadaran Islam
Bukan ter cover atau Kafir.
Setiap diri manusia di harapkan hanya menyembah Allah SWT.
Bukan menyembah kepada SELAIN ALLAH SWT .
Setiap diri manusia di harapkan ber serah diri (muslim)
Bukannya mendustakan.

Jika tidak begitu maka keseimbangan alam akan terganggu. Manusia tersebut akan di anggap semisal virus dalam komputer yang segera akan di pindai oleh system antivirus, akan di delete atau di hancurkan dari system komputer tersebut. Begitu jelas petunjuk ini, namun mengapa manusia begitu kesulitan untuk memahaminya.  Begitu sulit untuk lurus melakukan persembahan hanya kepada Allah SWT semata..?. Bagaimanakah kesadaran manusia terjebak ke dalam pemahaman yang menjerumuskan diri mereka ini ?. Bagaimana kejadiannya sehingga manusia melakukan persembahan kepada Tuhan selain Allah. Tuhan-Tuhan yang mereka ada-adakan sendiri. ?. Bagaimana menjelaskan hal ini.!

Munculnya Pemahaman dalam Kesadaran Manusia

Kesadaran manusia dalam ber Tuhan akhirnya terpolarisasi. Kesadaran tersebut dapat kita tarik menjadi dua kutub besar (mainstream) yaitu :

1.       Kesadaran ber Tuhan kepada Allah SWT
2.       Kesadaran ber Tuhan kepada selain Allah SWT

Di kisahkan dalam Al qur’an bagaimana Habil danKabil tersebut, berlomba  dengan cara masing-masing melakukan persembahan kepada Allah SWT, Tuhan mereka.    Dalam Surah Al Maa-idah ayat 27  : â€œCeritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa”. (QS. 5:27).

Di mulai dari kisah Habil dan Kabil. Manusia-manusia  pertama di muka bumi. Kesadaran manusia meluncur menyusuri masa demi masa, tirani demi tirani, berabad-abad lalu, hingga menebus batas milinium baru, abad informasi ini. Kesadaran ber Tuhan terus mengalami polarisasi. Beranak pinak tak ber kesudahan melahirkan paham, berbagai  isme dan isme lainnya.

Meskipun Kabil mengenal Allah sebagai Tuhan manusia, namun persembahan Kabil tidak di terima, disebabkan niat persembahan tersebut bukan karena Allah SWT. Kabil memberikan persembahan dengan maksud  â€˜membeli’ keridhoan Allah SWT; yang dimaksudkan agar Allah mau me ridhoi dirinya mengawini saudaranya, yang seharusnya menjadi hak Habil.

Tuhannya Habil ternyata tidak ber pihak padanya. Persembahannya tidak di terima, yang berarti dia tidak ber hak mengawini saudaranya tersebut. Kabil menginginkan Tuhan yang mau ber pihak kepada egonya, yang mau ber pihak kepada nafsunya. Tuhan yang mau di atur sesuai dengan seleranya. Maka saking jengkelnya, di bunuhnya saudaranya Habil, sebagai bentuk kekecewaannya kepada Tuhan. Kali pertama manusia menentang Tuhan. Kali pertama manusia, melakukan persembahan yang ditujukan (di niatkan) kepada selain Allah. Kabil meniatkan agar dia di kawinkan kepada saudaranya yang cantik yang seharusnya menjadi hak Habil. Inilah awal kejadian timbulnya manusia mengambil Tuhan selain Allah, yang telah diceritakan oleh Al qur an.

 Kesombongannya, kemarahannya, atas tidak di terimanya persembahannya, menimbulkan dendam. Jiwanya mengingkari hal ini. Kemarahannya kepada Tuhan, telah menjadi cikal bakal lahirnya Tuhan baru dalam angan-angan manusia.  Menumbuhkan kesadaran ber – Tuhan kepada selain Allah SWT, yang terus berkembang dan ber anak pinak melahirkan isme-isme lainnya. Menurun kepada generasi berikutnya, berabad abad setelahnya. Maka kita dapati dari keturunan Kabil, kaum yang mengingkari dan mendustakan para Rosul.

Sesungguhnya Allah hanya menerima persembahan dari orang-orang yang bertakwa. Kalimat Tuhan inilah yang menjengkelkan Kabil. Ego nya tidak mau mengakui hal ini. Mengapa hanya persembahan Habil yang diterima ?. Lebih baik manakah persembahannya di bandingkan dengan persembahan Habil..?. Bukankah lebih mewah persembahannya..?. Begitulah tanya sang nafsu Kabil.

Kesadaran ber Tuhan kepada selain Allah SWT, kemudian ber kembang demikian luar biasanya. Seiring dengan kebutuhan manusia akan  produk Tuhan-Tuhan baru, yang sesuai dengan kebutuhan manusia, di setiap zamannya. Maka di setiap peradaban akan selalu muncul Tuhan baru dalam bentuk  pemahaman-pemahaman baru.   Tuhan-Tuhan  mereka selalu ber adaptasi, begitu luar biasanya, maka kita kemudian mengenal pemahaman : Animisme, Dinamisme, Atheisme, Politheisme, Komunisme, Liberalisme, Hedonisme, Kapitalisme, Materialisme,Western-isme, Nasional-isme,  Fir’aun-isme, Alexander-isme, Napoleon-isme, Hitler-isme,  Khadafy-isme, Luna-isme, Ariel-isme, Ayu Ting-Ting-isme, dan lain sebagainya.  Dan masih banyak isme-isme lainnya yang berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia akan produk  Tuhan dalam angan mereka.

Maka cerita ini masih terus berlanjut untuk mengkaji

Percaturan Pemahaman dalam Kekuasaan dan Pemerintahan
Maka kemudian, jika kita perhatikan peperangan, politik, kekuasaan dan pemerintah, selalu muncul diantara dua kubu;
 yaitu antara orang-orang yang menyembah dan ber Tuhan  Allah dan orang-orang  yang menyembah dan ber Tuhan selain Allah.

Dari sejak awal populasi manusia, peperangan selalu terjadi diantara dua kubu ini. Perhatikanlah bagaimana bangsa Yunani, bagaimana bangsa Persia, bagaimana bangsa Romawi, bagaimana bangsa Arab, bangsa Cina, bangsa asia dan lain sebaginya.    

Berlanjut…
Salam
arif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali